Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
Karbohidrat
B. Transpor Aktif
Definisi transport aktif, pertama kali dicetuskan oleh Rosenberg sebagai
sebuah proses yang menyebabkan perpindahan suatu substansi dari sebuah area
yang mempunyai potensial elektrokimiawi lebih rendah menuju ke tempat dengan
potensial yang lebih tinggi. Proses tersebut dikatakan, memerlukan asupan energi
dan suatu mekanisme kopling agar asupan energi dapat digunakan demi
menjalankan proses perpindahan substansi.
Transpor aktif merupakan kebalikan dari transpor pasif dan bersifat tidak
spontan. Arah perpindahan dari transpor ini melawan gradien konsentrasi. Transpor
aktif membutuhkan bantuan dari beberapa protein. Contoh protein yang terlibat
dalam transpor aktif ialah channel protein dan carrier protein, serta ionofor. Ionofor
merupakan antibiotik yang menginduksi transpor ion melalui membran sel maupun
membran buatan.
Transpor aktif merupakan transpor partikel-partikel melalui membran
semipermeabel yang bergerak melawan gradien konsentrasi yang memerlukan
energi dalam bentuk ATP. Transpor aktif berjalan dari larutan yang memiliki
konsentrasi rendah ke larutan yang memiliki konsentrasi tinggi, sehingga dapat
tercapai keseimbangan di dalam sel. Adanya muatan listrik di dalam dan luar sel
dapat mempengaruhi proses ini, misalnya ion K+, Na+dan Cl+. Peristiwa transpor
aktif dapat Anda lihat pada peristiwa masuknya glukosa ke dalam sel melewati
membran plasma dengan menggunakan energi yang berasal dari ATP.
Contoh lain terjadi pada darah di dalam tubuh kita, yaitu pengangkutan ion
kalium (K) dan natrium (Na) yang terjadi antara sel darah merah dan cairan
ekstrasel (plasma darah). Kadar ion kalium pada sitoplasma sel darah merah tiga
puluh kali lebih besar daripada cairan plasma darah. Tetapi kadar ion natrium
plasma darah sebelas kali lebih besar daripada di dalam sel darah merah.
Adanya pengangkutan ion bertujuan agar dapat tercapai keseimbangan kadar
ion di dalam sel. Mekanisme transpor ion ini dapat terlihat pada Gambar 2.12
berikut.
Gambar 2.12 Mekanisme Transpor Aktif
Yang termasuk transpor aktif ialah coupled carriers, ATP driven pumps, dan
light driven pumps. Dalam transpor menggunakan coupled carriers dikenal dua
istilah, yaitu simporter dan antiporter. Simporter ialah suatu protein yang
mentransportasikan kedua substrat searah, sedangkan antiporter mentransfer kedua
substrat dengan arah berlawanan. ATP driven pump merupakan suatu siklus transpor
Na+/K+ ATPase. Light driven pump umumnya ditemukan pada sel bakteri.
Mekanisme ini membutuhkan energi cahaya dan contohnya terjadi pada
Bakteriorhodopsin.
1. ATP DRIVEN PUMP
Mekanisme pompa Na-K adalah sebagai berikut:
a. Pengikatan Na+ sitoplasmik dengan protein menstimulasi fosforilasi oleh ATP,
b. Fosforilasi menyebabkan perubahan konformasi protein,
c. Perubahan konformasi mengusir Na+ keluar dan K+ ekstraseluler diikat,
d. Pengikatan K+ memicu pelepasan gugus fosfat,
e. Kehilangan fosfat membentuk kembali konformasi asli,
f. K+ dilepaskan dan tempat Na+ mampu mengikat kembali; siklus berulang
kembali.
a. Endositosis
Endositosis merupakan peristiwa pembentukan kantong membran sel.
Endositosis terjadi karena ada transfer larutan atau partikel ke dalam sel. Peristiwa
endositosis dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
1) Pinositosis
Pinositosis merupakan peristiwa masuknya sejumlah kecil medium kultur
dengan membentuk lekukan-lekukan membran sel. Peristiwa ini dapat terjadi bila
konsentrasi protein dan ion tertentu pada medium sekeliling sel sesuai dengan
konsentrasi di dalam sel. Proses pinositosis dapat diamati dengan mikroskop
elektron.
Sel-sel yang melakukan proses pinositosis ini antara lain sel darah putih,
epitel usus, makrofag hati, dan lain-lain. Tahapan proses pinotosis adalah sebagai
berikut.
2) Fagositosis
Fagositosis merupakan peristiwa yang sama seperti pada pinositosis tetapi
terjadi pada benda padat yang ukurannya lebih besar. Fagositosis dapat diamati
dengan mikroskop misalnya yang terjadi pada Amoeba. Tahap-tahap fagositosis
dapat terlihat pada Gambar 2.17.
b. Eksositosis
Eksositosis adalah proses keluarnya suatu zat ke luar sel. Proses ini dapat
Anda lihat pada proses kimia yang terjadi dalam tubuh kita, misalnya proses
pengeluaran hormon tertentu. Semua proses sekresi dalam tubuh merupakan proses
eksositosis. Sel-sel yang mengeluarkan protein akan berkumpul di dalam badan
golgi. Kantong yang berisi protein akan bergerak ke arah permukaan sel untuk
mengosongkan isinya.
2.3 Aplikasi
Begitu besarnya peranan membran sel terhadap kelangsungan hidup sel
membuat orang tidak pernah puas dan berhenti mempelajarinya. Banyak penemuan
di berbagai bidang yang berhubungan dengan struktur, komposisi, maupun sistem
transpor.
Salah satu penelitian menunjukkan batu-batu sistein di ginjal terbentuk
karena ketidakmampuan seseorang untuk mentranspor asam-asam amino termasuk
sistein dari urin atau darah. Penyakit ini disebut cystuaria. Masih di bidang
kesehatan, kelebihan kadar kolesterol di membranlah yang membuat transpor ke
dalam sel menjadi terganggu.
Semua sistem pemupukan dan irigasi juga harus memperhatikan betul-betul
mengenai sistem transpor agar mendapatkan hasil yang maksimal.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Membran plasma atau membrane sel memiliki struktur seperti lembaran tipis, yang
tersusun atas molekul lipid (lemak) dan protein. Komponen lemaknya berupa
fospolipid rangkap (bilayer fosfolipid), dan komponen proteinnya berupa
glikoprotein.