Anda di halaman 1dari 67

BIOKIMIA

(4 SKS : 3 SKS TEORI + 1 Sks Praktikum)


PRODI : BIOLOGI/KESMAS
SMT GANJIL TA 2008/2009
RABU : 7.30 – 10.00/LAB. BIOLOGI
• A. PRINSIP-PRINSIP BIOKIMIA
• Ilmu biokimia bertujuan untuk :
1. Mempelajari sifat zat kimia yang terdapat dalam jasad hidup dan
senyawa yang diproduksi
2. Mempelajari fungsi dan tranformasi zat kimia tsb, menelaah
transformasi yang berhubungan dengan aktivitas kehidupan
B. MOLEKUL YANG MELANDASI KEHIDUPAN
• Senyawa kimia yg utama terdapat dalam jasad
hidupadalah senyawa organik karbon
Atom karbon (C) berikatan dg: atom C, H, O, dan N secara
kovalen
! ! ! !
- C–H >C = O -C–N< -C–C-
! ! ! !
• Atom karbon dpt mengikat sesama atom karbon dg ikatan tunggal atau
ikatan rangkap, terbuka membentuk struktur tulang tulang karbon
rantai lurus, bercabang, dan berbentuk siklus dg banyak variasi
ı ı ı ı ı ı ı ı ı ı ı
• >C = C< , - C-C-C-C-C-C- - C-C-C-C-C -
ı ı ı ı ı ı ı ı ı ı ı
R. lurus - C- -C-
ı ı
-C-
ı

R. Cabang

Ada 4 macam makro molekul yg terdapat dalam jasad hidup, yaitu:


polisakarida, protein, rakitan lipid, dan asam nukleat
MOLEKUL UNIT PEMBANGUN BIOMOLEKUL
• 1. Polisakarida, senyawa unit pembangunnya adalah Glukosa.
• Senyawa yang dapat dibentuk dari glukosa adalah :
- selulosa, pati (polisakarida)
- Fruktosa (monosakrida)
- maltosa, sukrosa, laktosa (disakarida)
2. Lemak/Lipid, senyawa unit pembangunnya adalah:
asam lemak dan gliserol
lemak terdiri atas : fosfolipid (lemak kompleks)
Lemak/triiasigliseridagliserida
- Lilin/wax (Derivat lemak)
- asam lemak (asam lemak jenuh, tidak memiliki
ikatan rangkap & asam lemak tidak jenuh = memiliki
ikatan rangkap)
3. Protein, senyawa unit pembangunnya adalah asam amino
Peran Asam amino dapat menyusun : protein, hormon peptida,
Neurotransmiter, alkaloidal
4. Asam nukleat
• Asam nukleat dibangun dari
• Adenin -----penyusun
- as.nukleat
adenin ---- - ATP
- Koenzim
- As. urat

Unit Pembangun Asam Nukleat terdiri atas:


1. Urasil, Timin, Sitosin, Adenin, Guanin, (Basa-basa nitrogen)
2. Gula berkarbon 5 (ribosa, Deoksi ribosa)
3. asam fosfat (H3PO4)

KOMPOSISI BENDA HIDUP BIOMOLEKUL


Molekul Unit Pembangun
- Sel dibangun atas 4senyawa biomolekul, yaitu: asam nukleat,
polisakarida, protein, dan lipid.
• . Protein: merupakan bagian terbesar dari benda hidup
• Protein berasal dari bhs Yunani”Proteos” artinya
“pertama/Utama”
Protein adalah produk langsung & efektor oksigen di dl
semua bentuk kehidupan
* Protein mempunyai aktivitas katalitik spesifik: berfungsi
sebagai Enzim, sebagai struktur dl sel & jaringan.
Dalam membran sel & menjalankan transport senyawa
tertentu.
2. Asam Nukleat; yaitu DNA & RNA mempunyai fungsi yg sama
pada semua sel, yaitu:
- berpartisipasi dalam penyimpanan
- Transmisi dan translasi informasi genetik
- DNA berfungsi sebagai informasi genetik
- RNA membantu proses translasi informasi menjadi struktur
protein.
• 3. Polisakarida, mempunyai 2 fungsi utama:
a. Pati ----penyimpanan bahan bakar penghasil energi
b. Selulosa ----berfungsi sebagai unsur struktur pada bagian
luar sel

4. Lipidsenyawa berlemak/minyak, mempunyai 2 peran


utama:
a. Sebagai komponen struktur utama membran sel
b. Penyimpan bahan bakar kaya energi

Ke 4 senyawa biomplekul memiliki sifat-sifat umum dengan struktur


relatif besar, dan bobot molekul besar -----disbt makromolekul.
II. KESETIMBANGAN KIMIA
• REAKSI KESETIMBANGAN
A+BC+D
HUKUM AKSI MASSA:
Kec. Reaksi : VA = KA [A][B]--- reaksi ke kiri
VB = KB [C][D]
VA = VB
Persamaan : KA [A][B] = KB[C][D]
KA/KB = [C][D]/[A][B]
KA/KB = Keq’ = [C][D]/[A][B] …reaksi kesetimbngan.,
Keq’= tetapan kesetimbangan
KONSTANTA KESETIMBANGAN /TETAPAN KESETIMBANGAN:
• Nilainya tetap dan bersifat khas bagi suatu reaksi kimia pd suhu
tertentu
• Konstanta –menentukan komposis campuran kesetimbangan akhir
dari setiap reaksi tanpa bergantung kpd jumlah awal pereaksi &
produk.
• Keq’ dpt dihitung dari suatu reaski tertentu pd suhu tertentu, jika
semua konsentrasi pereaksi diketahui.
DERAJAT KEASAMAN, pH
• Air
• Kira-kira 70 -80% berat tubuh adalah air
• Air berfungsi sebagai pelarut dalam semua reaksi
sel
metabolisme

• Air memiliki ikatan hidrogen


.. .. ..
O O O
H H H H
IKATAN HIDROGEN
• Ionisasi air : H2O  H+ + OH-
• Pada suhu 250C : K’eq = [H+][OH-/[H2O]
[H2O] pd suhu 250C pd vol 1 L = 1000/18 = 55,5 M
K’eq = [H+][ OH-]/55,5
55,5 K’eq = [H+][OH-]
Harga K’eq air dari hasil pengukuran day hantar listrik pada
suhu 250C = 1,8 x 10-16
Persamaan Konstanta kesetimbangan disubstitusi:
(55,5)(1,8 x 10-16) = [H+][OH-]
99,9 x 10-16 = [H+][OH-]
1,0 x 10-14 = [H+][OH-]
Hasil kali air : 55,5 K’eq = Kw
Hasil kali ion = Kw = 1,0 x 10-14 = [H+][OH-]
Kw = [H+][OH-] = [H]2
Jadi :
[H+] = √Kw = √ 1 x 10-14 M = 10-7 M
[H+] = [OH-] = 10-7 M
• pH air netral yang diperoleh dari:
pH = - log [H+] = - log [10-7] M = 7,0
pOH = - log [OH-] = - log [10-7] M = 7,0
pKwair = pH + pOH = 7 + 7 = 14

ASAM DAN BASA MENCERMINKAN SIFAT-SIFAT AIR


• HCL, H2SO4 & HNO3 adalah asam kuat mengion sempurna
dalam larutan encer
• NaOH & KOH adalah basa kuat mengion sempurna dalam
larutan encer
• Dalam biologi/biokimia yang diperhatikan adalah asam/basa
lemah yang tidak mengion sempurna dlam air
• Contoh asam lemah adalah asam asetat (asam cuka)
CH3COOH  CH3COO- + H+
• Contoh: basa lemah adalah amonia (NH3) yang digunakan
untuk pembersih rumah
• Definisi asam dan basa:
• Asam didefinisikan sebagai donor proton
• Basa didefinisikan sebagai aseptor proton
• Pasangan aseptor proton dan donor proton disebut pasangan asam-basa
konyugasi
• Contoh: asam asetat (CH3COOH) donor proton
ion asetat (CH3COO-) aseptor proton
CH3COOH  H+ + CH3COO-
donor proton proton aseptor proton
asam konyugasi basa konyugasi
• Henderson- Hasselbalch, memberikan persamaan pasangan asam-basa
konyugasi :
• - asam, HA memberikan proton dan membentuk basa konyugat A-
• dan didefinisikan oleh tetapan kesetimbangan, K’
HA  A- + H+

K’ = [A-][H+]/[HA]

[H+] = K’ x [HA]/[A-]

Persamaan dilogaritmakan (dibuat negatif)

-log [H+] = - log K – log [HA]/[A-]


• Persamaan disubstitusi menjadi:
• pH = pK’ – log [HA]/[A-]---- pers. dibalik
• maka diperoleh:
pH = pK + log [A-]/[HA]
Secara umum:
pH = pK’ + log [aseptor proton]/[donor proton]
Contoh soal:
1. Hitunglah pK’ asam laktat jika diketahui konsentrasi asam
laktat bebas 0,010 M dan konsentrasi ion laktat 0,087 M.
pH larutan mencapai 4,80
pH = pK’ + log [ion laktat]/[asam laktat]
pK’ = pH – log [ion laktat]/[as.laktat]
= 4,80 – log 0,087/0,010 = 4,80 – log 8,7
= 4,8 – 0,94 = 3,86
2. Hitung pH campuran 0,1 M asam asetat dan 0,2 M natrium
asetat pK’ asam asetat 4,76.
• pH = pK’ + log [asetat]/[as.asetat]
• 4,76 + log 0,2/0,1
• = 4,76 + 0,301
= 5,00
3. Hitunglah nisbah konsentrasi asetat dan asam asetat yang diperlukan
di dalam sistem buffer dengan pH 5,30
pH = pK’ + log [asetat]/[as.asetat]
log [asetat]/[as.asetat] = pH – pK’
= 5,30 – 4,76 = 0,54
[asetat]/[as.asetat] = antilog 0,54 = 3,47

BUFFER
- Buffer atau larutan penyangga yang bersifat mempertahankan pH
dalam cairan sel.
- Buffer biologi yang penting adalah Fosfat dan Bikarbonat
• Cairan intraseluler dan ekstraseluler semua organisme mempunyai
pH dan konstanta yang khas
• Pertahanan perubahan pH diatur oleh sistem buffer
• Sistem buffer fosfat dalam cairan intraseluler, terdiri dari pasangan
asam konyugat H2PO4 (donor proton), HPO4- (aseptor proton)
• H2PO4-  H+ + HPO42-
donor aseptor
proton proton
• Sistem buffer fosfat berfungsi sama buffer asetat
• Sistem buffer fosfat mempunyai efektivitas maksimum dekat pH
6,86 karena pK” H2PO4- adalah 6,86.
• Pasangan buffer fosfat H2PO4- - HPO42- cendrung menahan
perubahan pH pada kisaran antara 6,1 dan 7,7, sehingga buffer
fosfat efektif dalam cairan intraseluler yang pHnya berada dikisaran
pH 6,9 – 7,4.
• Sistem buffer bikarbonat berperan penting dalam plasma darah
dengan reaksi:
H2CO3  H+ + HCO3-
donor proton aseptor proton
• Tetapan kesetimbangannya:
• K’ = [H+][HCO3-]/[H2CO3]
• Asam bikarbonat dibentuk dari:
• CO2(d) + H2O  H2CO3
• K’ = [H2CO3]/[CO2][H2O]
• CO2 adlah gas pada kondisi normal,
• CO2 terlarut adalah hasil kesetimbngan dengan CO2 dari fase
gas, seperti berikut
• CO2 (g)  CO2(d)
• K’ = [CO2(d)]/[CO2(g)]
• Konsentrasi H2CO3tergantung pada [CO2] terlarut
• Sistem buffer bikarbonat adalah buffer fisiologi yang efektif
didekat pH 7,4 karena H2CO3 sebagai donor proton di dalam
plasma darah & berada dalam kesetimbangan
PENCERNAAN
• Bagian-bagian yang berperan dalam
percernaan:

• Mulut (kelenjar ludah) - Kelenjar parotid


• Tenggorokan (esofagus)
• Hati - perut (lambung)
• Kantung empedu - pankreas
• - duodenum
• - jejenum usus
usushalus
halus
• Kolon (usus besar) - ileum
• anus
• PROSES PENCERNAAN ZAT GIZI (MAKROMOLEKUL)
• Karbohidrat Lipid Protein
•   
• Mulut: 1. pencernaan secara mekanik 2. secara kimia (enzim saliva)
•   
• - polisakarida
• - oligosakarida lipid polipeptida
• - disakarida protein
•   
• Lambung : 1. enzim kelenjar lmbung(pepsin, resin), 2, asam,lambung/HCl
•   
• - polisakarida - oligopeptida
• - oligosakarida - lipid - proteiosa
• - disakarida - trigliserida - pepton
•   
• Usus halus: 1. cairan pankreas(tripsin, kimotripsin, karboksipeptidase,
• amilase, lipase, ribonuklease, deoksi ribonuklease, kolesterol
• esterase)
2. Cairan empedu; 3. enzim kelenjar usus halus (aminopeptidase,
dipeptidase, sukrase, maltase, laktase, fosfatase, glukosidase);
4. bakteri usus halus.
  
- monosakarida
glukosa gliserol
fruktosa asam lemak asam amino
galaktosa asam fosfat
  
•  penyerapan melalui dinding usus halus
•   
• dalam aliran darah dan limpa (monosakarida, asam amino, dan lemak

---------------------------------------------------------
 
dalam hati jaringan otot
metabolisme metabolisme

ekskresi
PENYERAPAN
• Penyerapan atau absorpsi adalah suatu proses masuknya zat
makanan ke dalam darah dan limpa melalui dinding usus halus
• Proses pencernaan diperlukan:
* untuk menghasilkan molekul kecil yang mudah larut dalam
air & dapat diserap melalui dinding usus halus
* untuk menghindari masuknya zat racun ke dalam tubuh

• Protein diserap dalam bentuk asam amino


• Karbohidrat diserap dalam bentuk monosakarida
• Asam lemak dalam penyerapan disintesis menjadi lemak kemudian
masuk ke dalam aliran darah dan limpa

• Usus halus ----- tempat utama penyerapan zat makanan


dengn panjang 8 m & berlipat-lipat.
zat makanan tersimpan 5 – 8 jam
• Molekul-molekul yang terserap di usus halus adalah:
• Kolesterol, klorida, fosfat, heksosa, dan air.
• Molekul-molekul yang tidak terserap di usus halus, yaitu:
• - sulfat, pentosa, dan ergosterol.
• Pada mulut, tenggorokan, dan lambung, hampir tidak terjadi
penyerapan.
• Obat-obatan dan alkohol pennyerapannya di mulut &
lambung
• Air diserap dalam usus halus
• Molekul yang diserap melalui dinding usus halus mengalami
salah satu dari 2 reaksi metabolisme, yaitu:
reaksi katabolisme atau anabolisme
* Reaksi anabolisme membutuhkan energi dan disebut reaksi
endergonik
* Reaksi katabolisme menghasilkan energi dan disebut reaksi
eksergonik
3. Metabolisme energi dan Zat
makanan
• Metabolisme energi secara awam diartikan
sebagai metabolisme total yang ditunjukkan oleh
energi dalam bentuk panas atau kerja yang
dikeluarkan dari seluruh proses kimia yang terjadi
di dalam tubuh hewan dan manusia, yang berasal
dari oksidasi makanan.
• Metabolisme energi meliputi :
• nilai kalori makanan,
• angka bagi pernafasan (respiratory quotion =
RQ),
• kalorimetri langsung dan tak langsung,
• metabolisme dasar dan penentuannya,
• keperluan kalori tubuh, dan daya zat makanan
menghasilkan kalori atau menghasilkan energi.
Lanjutan
• a. Nilai kalori zat makanan
• Energi yang diperlukan dinyatakan dalam
kalori atau kilo kalori (kkal), yaitu jumlah
energi (panas) yang diperlukan oleh 1 kg
air untuk menaikkan suhu dari 150C ke
160C yang diukur dengan kalorimeter bom.
b. Angka bagi Pernafasan

• Angka bagi pernafasan adalah bilangan yang


menunjukkan perbandingan jumlah volume CO2 yang
dihasilkan oleh suatu reaksi oksidasi dengan jumlah
volume O2 yang dipakai
• Reaksi glukosa yang terjadi dalam tubuh atau
kalorimetrer bom seperti berikutr:
• C6H12O6 + 6 O2 6 CO2 + 6 H2O + 673 Kkal

• 6 CO2
• Nilai RQ = --------------- = 1
• 6 O2
Lanjutan
• Volume 1 mol gas pada keadaan
SPT = 22,4 L ,
• dari reaksi volume CO2 dan O2 masing-
masing adalah 6 x 22,4 L = 134,4 L
• dari reaksi oksidasi sempurna 1 mol
glukosa menghasilkan 673 Kkal dan
menggunakan 134,4 L O2,
• jadi jumlah kalori yang dihasilkan perliter
O2 adalah : 673 Kkal/134,4 L O2 = 5,01 Kkal.
lanjutan
• Berdasarkan dari reaksi ini, maka untuk
trigliserida RQnya dapat dihitung.
• Sedangkan untuk protein sangat sukar karena
reaksinya agak kompleks di dalam tubuh.
• Untuk trigliserida yang terdiri dari dua molekul
stearat dan satu palmitat (C55H106O6), reaksi
sempurna menjadi CO2 + H2O menghasilkan
16353 Kkal
• 2 C55H106O6 + 157O2 110CO2 +106 H2O + 16353 kkal
Lanjutan
• Maka RQ = 110/157 = 0,701 ,
• volume CO2 pada keadaan baku adalah
• 110 x 22,4 L = 264 L dan
• O2 157 x 22,4 L = 3516,8 L .
• sesuai reaksi oksidasi 2 molekul lemak menghasilkan
16353 kkal dan 3516,8 L O2,
• maka jumlah kalori yang dihasilkan per L O2 pada reaksi
oksidasi lemak adalah:
• 16353/3516,8 L O2 = 4,65 kkal..
• Dengan cara yang sama dapat dihitung RQ untuk triolein
(0,71) dan tripalmitin (0,703)
Harga angka bagi pernafasan dan kalori
dari ketiga komponen makanan

Jenis zat gizi RQ Kalori/gram

karbohidrat 1,00 4,1


lemak 0,70 – 0,71 9,4
Protein 0,801 4,1
c. Metabolisme dasar

• Laju metabolisme dasar menjukkan laju metabolisme sel


secara keseluruhan di dalam tubuh pada kondisi dasar.
• Kondisi dasar adalah suatu keadaan seseorang atau
hewan berada dalam keadaan telah selesai proses
penyerapan, relaks, temperatur tubuh tetap (sekitar 700
F atau 210C, dan bebas dari rasa tertekan.
• Laju metabolisme dasar (Basal Metabolisme Rate =
BMR) ditentukan oleh banyaknya panas yang keluar
sebagai hasil samping reaksi metabolisme dalam tubuh,
(jumlah panas tubuh dihitung dengan menentukan
jumlah O2 yang dipakai dalam proses pernafasan, jumlah
O2 dapat dihitung dari harga RQ).
GLIKOLISIS
1. Glikolisis Merupakan Lintas Pusat pada
Hampir Semua Mikroorganisme

Glikolisis, yang merupakan perubahan D-


glukosa menjadi dua molekul piruvat, adalah
lintas utama untuk memperoleh energi kimia
sebagai ATP di dalam hampir semua
organisme hidup.
• 2. Pembentukan ATP Berkaitan dengan Glikolisis
• Selama glikolisis, banyak energi bebas yang diberikan oleh molekul
glukosa yang disimpan dalam bentuk ATP.
• Hal ini dapat diperlihatkan jika kita menuliskan semua persamaan
kesetimbangan glikolisis anaerobik yang terjadi di dalam otot
kerangka yang amat aktif.
• Glukosa + 2Pi + 2ADP 2 laktat + 2H+ +2ATP + 2H2O

• Persamaan glikolisis anaerobik dapat dipisahkan menjadi dua


proses:
• 1). Pengubahan glukosa menjadi laktat, yang mengakibatkan
• pembebasan energi bebas

• Glukosa  2 laktat- + 2 H+ G10 = - 47,0 kkal/mol

• 2). Pembentukan ATP dari ADP dan fosfat, yang memerlukan input
• energi bebas:

• 2Pi + 2ADP  2 ATP + 2 H2O G20 = + 2(7,30) = + 14,6 kkal/mol


• Kedua proses ini tidak dapat berjalan secara
terpisah;
• keduanya harus terjadi secara bersamaan.
• Jika kita menuliskan jumlah persamaan (1) dan
(2), kita dapat menentukan perubahan energi
bebas baku secara keseluruhan bagi glikolisis,
termasuk pembentukan ATP,
• sebagai jumlah aljabar Gs0 dari G10 dan G20.

• Glukosa + 2Pi + 2ADP  2 laktat + 2H+ +2ATP + 2H2O

• Gs0 = G10 + G20. = - 47,0 + 14,6 = - 32,4 kkal/mol


• 3. Glikolisis Memiliki Dua Fase

• Pengubahan glukosa menjadi piruvat dikatalisis oleh enzim


yang bekerja berurutan dan berjalan dua fase:.
• 1). Fase pertama, yang melibatkan lima tahap enzimatik,
• D-glukosa secara enzimatik difosforilasi oleh ATP dan
• diuraikan menjadi 2 molekul D-gliseraldehida 3-fosfat.
• 2). Fase kedua glikolisis, merupakan tahap-tahap fosforilasi
• penyimpanan energi.
• Energi bebas dari molekul glukosa disimpan dalam bentuk
ATP.
• Karena satu molekul glukosa dapat menghasilkan 2
molekul gliseraldehida 3-fosfat.
• Penyimpanan dua molekul gliseraldehida 3-fosfat menjadi 2
molekul piruvat diikuti oleh pembentukan 4 molekul ATP dari
ADP.
• Hasil bersih ATP per molekul glukosa berkurang menjadi
hanya dua, karena terdapat dua molekul ATP yang
dipergunakan pada fase pertama glikolisis untuk melakukan
fosforilasi kedua ujung molekul heksosa.
• Reaksi Glikolisis
• ATP ADP

• Glukosa Glukosa-6P f osfoGluko Isomerase Fruktosa-6 P


• Glukosa Heksosa Kinase ATP

• fofsfofruktokinase
• Dihidroksi Aseton P ADP

• Aldolase
• Triosafosfat isomerase Fruktosa 1,6 diP

• Gliseraldehida 3P
• NAD+Pi

• NADH +H+ ADP ATP


• 1,3 di fosfo gliserat 3-P-Gliserat


fosfogliseratkinase
• COO- COO- COO-

• fosfogliseromutase enolase

• HC---OH HC---OP C—O--P

• H2COP H2COH CH2


• 3-P-Gliserat 2 –P-gliserat fosfoenol piruvat(PEP)

• ADP
• piruvat kinase
• ATP

• COO- COO -

• C=O C—OH

• CH3 CH 2

• Piruvat enol piruvat


• 4. Monosakarida Lain Dapat Memasuki Rangkaian
• Glikolitik

• Pada hewan, monosakarida lain, di samping glukosa dapat


pula dihidrolisis, sehingga dapat masuk ke dalam rangkaian
glikolitik dan memberikan energi selama degradasi.

• Begitu juga dengan karbohidrat lainnya, seperti disakarida.


Disakarida yang masuk melalui makanan pertama-tama
harus dihidrolisis secara enzimatik di dalam sel-sel yang
membatasi usus kecil, dan menghasilkan unit-unit
heksosanya (monosakarida) untuk didegradasi lebih lanjut
untuk masuk kerangkaian glikolisis.

• maltase
• Maltosa + H2O  D-glukosa + D-glukosa

• sukrase
• Sukrosa + H2O  D-fruktosa + D-glukosa
• 5. Fermentasi Alkohol berbeda dari Glikolisis
• Hanya Di dalam Tahap-Tahap Akhir

• Pada ragi dan mikroorganisme lain yang


melakukan fermentasi glukosa menjadi etanol dan
CO2, bukan menjadi laktat.

• Lintas enzimatik degradasi fermentasi glukosa


sama dengan tahapan glikolisis anaerobik, kecuali
pada tahap yang dikatalisis oleh dehidrogenase
laktat.

• Glukosa + 2Pi + 2ADP  2 etanol + 2CO2 + 2 ATP + 2 H2O


SIKLUS ASAM SITRAT

• Oksidasi Glukosa menjadi CO2 dan H2O


Membebaskan Jauh Lebih Besar Energi
Dibandingkan Dengan Glikolisis.
• Pemecahan glukosa menjadi laktat oleh glikolisis
membebaskan hanya sebagian kecil energi kimia yang
tersedia pada struktur glukosa. Jika glukosa dioksidasi
sempurna menjadi CO2 dan H2O akan lebih banyak
membebaskan energi, seperti pada reaksi berikut:
• Glukosa  2 Laktat + 2 H+ G0 = -47,0 kal/mol
• Glukosa + 6 O2  6 CO2 + 6H2O
G0 = -686 kkal/mol
2. Piruvat Dioksidasi Menjadi Asetil-KoA dan CO2

• Karbohidrat, asam lemak, dan hampir semua asam amino, akhirnya


dioksidasi menjadi CO2 dan H2O melalui siklus asam sitrat. Namun
demikian, sebelum zat makanan ini dapat masuk ke siklus tersebut, terlebih
dahulu kerangka karbonnya harus dipecah sehingga menghasilkan gugus
asetil KoA untuk masuk ke dalam siklus asam sitrat.
• Piruvat yang yang dihasilkan oleh glikolisis dari glukosa, mengalami
dehidrogenasi menghasilkan asetil KoA dan CO2 oleh enzim kompleks
piruvat dehidrogenase yang terletak di dalaam mitokondria sel-sel
eukaryotik, dan di dalam sitoplasma prokaryotik. Reaksi keseluruhan yang
dikatalis, seperti berikut:
• Piruvat + NAD+ + KoA-SH  Asetil-KoA + NADH + CO2
G0 = -8,0 kkal/mol
1. Lemak Sebagai Sumber Energi

• Lemak yang berasal dari makanan akan masuk ke dalam
darah sebagai triasil gliserol yang terikat pada lipoprotein,
pada albumin, dan senyawa-senyawa keton.
• Lemak untuk menghasilkan ATP, mengalami metabolisme
yang diawali dengan hidrolisis trigliserida menjadi gliserol
dan 3 asam lemak.
• Gliserol masuk ke jalur glikolisis melalui dehidroksiaseton
fosfat dan konversi dilanjutkan ke siklus Krebs dan siklus
glioksilat.
• Sedangkan asam lemak mengalami oksidasi menghasilkan
asetil-KoA yang selanjutnya masuk ke siklus Krebs dan
siklus glioksilat pada mikroorganisme.
• Pada manusia oksidasi asam lemak merupakan perolehan
energi yang lebih efektif.
ENZIM
• 1. Tatanama Enzim
• Penamaan dan klasifikasi enzim secara
sistematik telah disepakati oleh Commision
on Enzymes of The International Union of
Biochemistry (CEIUB).
• Sistem ini membagi enzim menjadi enam
golongan utama yang kemudian dibagi
menjadi beberapa sub-golongan.
• Penamaan enzim diawali dengan nama
substrat, diikuti oleh macam reaksi yang
dikatalis dan diakhiri kata ase.
Keenam golongan enzim tersebut dan reaksi yang
dikatalisis, seperti pada tabel berikut:

No. Kelas Jenis Reaksi yg dikatalis


1. Oksidoreduktase Pemindahan elektron
Reaksi pemisahan gugus fungsional
2. Transferase Reaksi hidrolisis (pemindahan gugus
3. Hidrolase fungsional ke air)
Pemindahan gugus ke ikatan ganda atau
4. Liase sebaliknya
5. Isomerase Penambahan gugus di dalam molekul
menghasilkan bentuk isomer
Pembentukan ikatan C-C, C-S, C=O, DAN
6 Ligase C-N oleh reaksi kondensasi yang berkaitan
dengan penguraian ATP.
• Tiap-tiap enzim ditetapkan ke dalam
empat tingkat nomor golongan dan
diberikan suatu nama sistematik yang
mengidentifikasi reaksi yang dikatalis.
Nama sistematik ini banyak
digunakan dalam laporan-laporan
ilmiah, sedangkan dalam industri
lebih dikenal nama trivialnya.
• Nama sistematik selalu diawali
dengan sebutan EC (Enzyme
Commision).
• Contohnya adalah EC 3.2.1.1 mempunyai nama
sistematik –1,4-glukan glukanohidrolase dan nama
trivialnya adalah amilase.
• Tiga kelompok pertama menunjukkan enzim yang
kerjanya sejenis, angka keempat merupakan
nomor urut dari kelompok enzim tersebut.
• Angka pertama (3) menunjukkan golongan ketiga
yaitu hidrolase.
• Angka kedua dan ketiga (2.1) menunjukkan
aktifitas spesifik enzim tersebut serta hasil
produknya.
• Pada enzim ini keaktifan spesifik adalah
memotong ikatan glukosidik 1,4 dan menghasilkan
suatu jenis senyawa yaitu glukan
PENGARUH KADAR ENZIM DAN SUBSTRAT
Kecepatan reaksi bergantung pada konsentrasi enzim
yg berperan sebagai katalisator dlm reaksi

PENGARUH [E] TERHADAP KEC. REAKSI

4x

Jumlah 3x Pening
substrat katan
yg konsen
ditransf 2x trasi
ormasi enzim

1x

waktu reaksi
• Pada gambar terlihat :
• Bahwa banyaknya substrat ditransformasikan sesuai dg
tingginya konsentrasi enzim yg digunakan
• Jika konsentrasi enzim yg digunakan tetap, sedangkan
konsentrasi substrat dinaikkan ,maka didpt adalah spt
gambar berikut
• kecepatan maksimum (V)
• Kinetik Zero-order (fase II)

• campuran Kinetik”zero’ dr First-order
• V/2

• Kinetika First-order (Fase I)

• Kec. Rx


• Km
• Konsentrasi Substrat

• Kurva Pengaruh Konsentrasi Substrat terhadap Kec. Reaksi (RX)


•Michaelis dkk menyatakan bahwa reaksi yg dikatalis o/enzim
pd berbagai konsentrasi substrat mengalami 2 fase,
•1). Jika [S] masih rendah, daerah yg pd enzim tdk
semua terikat pd substrat
2). Jika jumlah substrat meningkat, maka daerah
yg aktif akan terikat semua oleh substrat &
pada saat itu enzim telah beraktivitas

Pernyataan Michaelis dkk, dapat dituliskan dl persamaan


matematika
vmaks [S]
V = -------------------
Km + [S]
• V = kec. Reaksi enzim dg kadar
• substrat [S]
• Km = tetapan Michaelis (mol/L)
• Vmaks = kec. Maksimum enzim

• Persamaaan Michaelis Menten adalah dasar bagi


semua aspek kinetika kerja enzim.
• Jika kita mengetahui Km dan Vmaks kita dengan
mudah dapat menghitung kecepatan reaksi suatu
enzim pada setiap konsentrasi substrat
• Nilai Km yang bersifat khas bagi setiap enzim,
secara sederhana dapat diketahui dengan
menggunakan Gambar
• Tetapi dengan gambar yang sama sulit
menentukan Vmaks dengan tepat karena Vmaks
hanya dapat diduga dan tidak dapat diketahui
secara pasti.
• Untuk menentukan nilai Vmaks dan Km lebih
tepat dan mudah, Lineweaver dan Burk
menyederhanakan persamaan Michaelis-Menten
dengan metode pemetaan kebalikan ganda dari
rumus:
• Vmaks [S]
• V0 = -------- -------
• Km + [S]
• Rumus kebalikannya diperoleh seperti
berikut dan dikenal dengan persamaan
Lineweaver-Burk:
• 1 1 Km
• ------ = --------- + -------------
• V Vmaks Vmaks [S]
• Bila 1/V diplotkan sebagai ordinat (sumbu
Y) dan 1/[S] sebagai absis (sumbu X),
• maka diperoleh persamaan Y = a + bX,
• a= 1/Vmaks dan b = Km/Vmaks.
Persamaan dapat dilihat pada Gambar 2.

Kemiringan =
Km/Vmaks
• 1/v
• 1/Vmaks


-1/Km 1/[S]

• Gambar 2. Grafik Lineweaver-Burk dari 1/V versus 1/[S}
• 5. Stabilisasi Enzim
• a. Pengaruh Suhu
• Stabilitas enzim dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor,
diantaranya adalah waktu penyimpanan, suhu, pH dan
senyawa-senyawa yang dapat menginaktifkan enzim,
misalnya protease, dan penyebab denaturasi lainnya.
• Reaksi katalisis enzim, seperti halnya reaksi kimia yang
lain dipengaruhi oleh suhu.
• Jika suhu meningkat, maka laju reaksi juga akan
meningkat,tetapi enzim adalah protein, maka semakin
tinggi suhu mengakibatkan proses inaktivasi enzim juga
semakin meningkat.
• Pada kondisi normal struktur aktif enzim dijaga oleh
keseimbangan kekuatan non-kovalen yang berlainan,
seperti ikatan hidrogen, hidrofobik, ionik dan Van der
Walls, dengan naiknya suhu, semua kekuatan tersebut
menurun dan molekul protein enzim terbuka.
• (b) denaturasi termis

suhu
optimum
(a x b)
• kec.reaksi (a) bertambahnya
• kecepatan

• Suhu
• Pengaruh suhu terhadap kecepatan reaksi yang dikatalis oleh enzim
• a. bertambahnya kecepatan reaksi sebagai fungsi dari suhu
• b. berkurangnya kecepatan reaksi sebagaimana fungsi denaturasi termis enzim protein
• Daerah yang bergaris menunjukkan daerah kombinasi a x b
• b. Pengaruh pH
• Enzim mempunyai aktivitas maksimum
pada kisaran pH yang disebut pH
optimum, yang umumnya antara pH 4,5-
8,0.
• Di sekitar pH optimum enzim mempunyai
stabilitas yang tinggi. Tabel berikut
mempunyai menunjukkan pH optimum
dari beberapa enzim.
• Gambar Pengaruh pH terhadap kecepatan reaksi yang dikatalis
oleh enzim

• pH Optimum

• kec. reaksi

• pH
• Pengaruh pH terhadap kecepatan reaksi.
• Perhatikan adanya titik pH optimum
• Nilai pH optimum beberapa enzim
Enzim pH optimum
pepsin 1,5
tripsin 7,7
katalase 7,6
arginase 9,7
fumarase 7,8
ribonuklease 7,8
• Stabilitas enzim terhadap panas berhubungan erat
dengan stabilitasnya terhadap pH.
• Sering stabilitas terhadap panas tidak pada pH optimum
tetapi pada pH isoelektrik dari enzim.
• Bila pH di bawah atau di atas pH optimum,atau semakin
jauh dari pH optimum, enzim semakin tidak stabil dan
semakin tinggi suhu maka stabilitasnya semakin
menurun.
• Umumnya enzim bersifat amfolitik, yang berarti enzim
mempunyai konstanta disosiasi pada gugus asam
maupun gugus basanya terutama pada gugus residu
terminal karboksil dan gugus terminal aminonya.
• Diperkirakan perubahan keaktifan enzim akibat
perubahan pH lingkungan disebabkan oleh terjadinya
perubahan ionisasi pada gugus ionik enzim, pada sisi
aktifnya atau sisi lain yang secara tidak langsung
mempengaruhi sisi aktif.
• Gugus ionik berperan dalam menjaga
konformasi sisi aktif dalam mengikat substrat
dan dalam mengubah substrat menjadi produk.
• Stabilitas enzim terhadap pH bergantung pada
beberapa faktor, di antaranya suhu, kekuatan
ion, komposisi kimia buffer yang digunakan,
konsentrasi beberapa komponen yang
mempengaruhi
• misalnya sulfuhidril, konsentrasi ion logam
kontaminan, konsentrasi substrat atau kofaktor,
dan konsentrasi enzim.
• c. Penggunaan Aditif
• Cara untuk mempertahankan stabilitas enzim adalah
dengan melakukan penambahan aditif, di samping itu
dapat pula diterapkan teknik imobilisasi, modifikasi kimia
dan rekayasa molekuler.
• Enzim dalam bentuk kering lebih stabil dibanding dalam
bentuk larutan,
• Enzim dalam bentuk cair membutuhkan bahan penstabil
untuk mempertahankan stabilitas aktivitasnya
• Bahan penstabil juga untuk mencegah kerusakan akibat
serangan mikroba.
• Bahan penstabil yang ditambahkan dapat tunggal atau
bentuk campuran.
• Pemilihan pemakaian aditif didasarkan pada pendekatan
empiris, karena belum ada hipotesis yaang mendukung
mekanisme stabilitas enzim oleh aditif.
• Wiseman (1978) menggolongkan aditif menjadi
enam kelompok, yaitu:
• 1). Substrat atau koenzim,
• 2). ion logam,
• 3).garam dan anion,
• 4). polimer,
• 5). gula (sukroas dan laktosa) dan glikol alkohol
polihidrat atau poliol (gliserol, sorbitol), serta
• 6).aditif lainnya.
• Pelarut-pelarut organik sering mempunyai efek
stabilitas pada konsentrasi rendah tetapi pada
konsentrasi tinggi mempunyai efek denaturasi
yang sangat kuat.
• 6. Penghambatan Reaksi Enzim

Terdapat dua jenis penghambatan enzim utama,


• yaitu yang bekerja secara tidak dapat balik dan dapat balik.
1. Penghambatan dapat balik
Pemnghambat dapat balik adalah golongan yang reaksi dengan
atau merusakkan suatu gugus fungsional pada molekul enzim
yang penting bagi aktivitas katalitiknya.

• Sebagai contoh adalah logam-logam berat seperti merkuri dan


reagen pengkompleks logam seperti sianida
• Penghambat dapat balik ada dua jenis, yaitu kompetitif dan non
kompetitif.

• Penghambatan kompetitif berlomba dengan substrat untuk


berikatan dengan sisi aktif enzim.
• Ciri penghambat kompetitif adalah
penghambatan dapat dibalikkan atau diatasi
dengan hanya meningkatkan konsentrasi
substrat.
• Sebagai contoh: jika suatu enzim 50% dihambat
pada konsentrasi tertentu dari substrat dan
penghambat kompetitif, maka kita dapat
mengurangi persen penghambat dengan
meningkatkan konsentrasi substrat.
• Penghambat biasanya menyerupai substrat
normal pada struktur tiga dimensi & dapat
mengecoh enzim untuk berikatan dengannya

• Contoh penghambat menyerupai substrat
• COOH COOH COOH

• CH2 CH2 Suksinat dehidrogenase CH

• COOH CH2 CH
• Asam malonat

• COOH COOH
• asam suksinat asam fumarat
• 2. Penghambat Nonkompetitif
• Penghambatan nonkompetitif, yaitu
• a. penghambat berikatan pada sisi enzim
• tempat terikatnya substrat
• b. penghambat mengubah konformasi molekul enzim,
• sehingga mengakibatkan inaktifasi pada sisi katalitik
• enzim dapat balik.
• Penghambat nonkompetitif berikatan secara dapat balik
pada kedua molekul enzim bebas dan kompleks ES,
membentuk kompleks EI dan ESI yang tidak aktif
• E +I EI
• ES + I ESI
Metabolisme Karbohidrat
(Katabolisme Heksosa)
• Pencernan Karbohidrat
• Pencernaan karbohidrat merupakan persiapan
reaksi-reaksi yang terjadi adalah proses pencernaan
di luar sel,
• dimana senyawa-senyawa kompleks (polimer)
diubah oleh enzim ekstra sel menjadi senyawa-
senyawa yang lebih sederhana sehingga senyawa-
senyawa monomer tersebut dapat masuk ke dalam
sel melalui membran sitoplasma.
• Pada manusia reaksi-reaksi persiapan berlangsung
pada organ-organ pencernaan, yang dimulai dalam
mulut oleh enzim dari air liur (enzim endo -
amilase), memecah polisakarida secara random
pada ikatan -1,4 glikolitik dan menghasilkan
campuran
• dekstrin dan 2 monosakarida.
Polisakarida yang mempunyai ikatan
-1,4 glikosidik (selulosa) tidak dapat
dipecah oleh enzim air liur (enzim
endo -amilase).
• Selanjutnya produk enzim endo -
amilase akan disempurnakan
pemecahannya ketika memasuki
lambung (dengan asam lambung) dan
oleh -amilase dari usus halus
menjadi monomer-monomernya.
• Katabolisme Karbohidrat
• Katabbolisme adalah proses perombakan nutrisi
untuk memperoleh energi.
• Tahap reaksi berlangsung di dalam sel.
• Reaksi-reaksi yang terjadi merupakan reaksi-
reaksi konversi senyawa-senyawa monomer
menjadi senyawa-senyawa antara yang umum
(“common intermediate”) yang selanjutnya
digunakan untuk menjalan jalur-jalur pusat.
Konversi-konversi yang sering terjadi dalam
katabolisme adalah:
• 1. Triosa fosfat  Piruvat
• 2. Piruvat  Asetil-KoA
• 3. Oksaloasetat  Aspartat
• 4. -Ketoglutarat  Glutamat
• 1). Katabolisme Heksosa (Glukosa) Melalui
• Jalur Embden-Meyerhof-Parnas (EMP) (Glikolisis)
• Pada katabolisme karbohidrat jalur EMP, terjadi beberapa
tahap, yaitu:
• 1. Terjadi aktivitas glukosa dengan ATP, isomerisasi dan
• fosforilasi ke 2 dengan menghasilkan fruktosa 1,6-difosfat
• dan 2 ADP
• 2. Pemecahan fruktosa 1,6 difosfat menjadi 2 molekul triosa
• fosfat
• 3. Oksidasi 3-fosfogliseraldehida dengan reduksi NADH, dan
• 1,3-difosfogliserat.
• 4.Transfer gugus fosfat dari 1,3-difosfogliserat menghasilkan
• ATP.
• 5.Isomerase 3-fosfat gliserat, diikuti dengan dehidrasi dan
• pembentukan fosfoenol piruvat.
• 6.Transfer fosfoenol piruvat dengan menghasilkan ATP dan
• membentuk ATP.

Anda mungkin juga menyukai