Bagi seorang pengguna (user) komputer tidak lebih daripada sebuah blackbox
(kotak hitam) yang menjalankan fungsi-fungsi tertentu sesuai dengan kebutuhan. Seperti
halnya manusia yang terdiri dari jiwa dan raga, komputer dapat bekerja karena adanya
perpaduan antara perangkat keras dan perangkat lunak (hardware dan software) yang
terintegrasi. Sesuai dengan karakteristiknya, perangkat keras diproduksi oleh pabrik-
pabrik manufaktur yang besar, dimana memiliki mekanisme pengecekan kualitas produk
yang harus disepakati dan diaatai. Namun hal yang serupa tidak berlaku bagi perangkat
lunak yang dapat diproduksi oleh siapa saja, mulai dari programmer amatir sampai
dengan yang profesional. Lepas daripada siapa yang bertugas untuk merencanakan dan
mengembangkan suatu aplikasi atau perangkat lunak tertentu, beberapa prinsip dasar
etika harus dipenuhi agar tidak merugikan perusahaan dimana perangkat lunak tersebut
diimplementasikan. etika ini sendiri merupakan pelengkap dari tiga prinsip yang harus
ditegakkan dalam implementasi dunia komputer agar tidak mengganggu tatanan sosial
dan kemasyarakatan, yaitu: etika, moral, dan hukum.
Bukanlah suatu hal yang berlebihan jika dikatakan bahwa komputer merupakan
alat sosial karena kenyataannya bahwa teknologi tersebut dipergunakan secara intensif
pada berbagai komunitas masyarakat seperti institusi, organisasi, perusahaan, dan lain
sebagainya. Seperti halnya pada alat-alat sosial yang lain, pemanfaatan teknologi
komputer dapat secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh terhadap tatanan
kehidupan masyarakan yang menggunakannya. Selain dibutuhkan moral - yang
didefinisikan sebagai suatu prinsip perilaku benar dan salah (Beauchamp et.al., 1983) -
dan hukum, etika memegang peranan yang sangat penting. Kata “ etika” atau “ethics”
dalam bahasa Inggris, berasal dari bahasa Yunani “e thos”, yang berarti karakter. etika
selanjutnya didefinisikan sebagai suatu set kepercayaan, standar, atau pemikiran yang
dimiliki oleh suatu individu, kelompok, atau masyarakat (Nagajaran, 1990).Berbeda
dengan moral, etika dapat sangat berbeda antara satu masyarakat ke masyarakat lain.
Karakteristik etika yang lebih spesifik dalam dunia komputer diperkenalkan oleh seorang
profesor dari Darmouth pada tahun 1985. James H. Moor mendefinisikan etika komputer
sebagai analisis mengenai sifat dan dampak sosial teknologi kompter, serta formulasi dan
justrifikasi kebijakan dalam menggunakan teknologi tersebut secara etis (Slater, 1991 and
Lacayo, 1991). Khusus untuk pembuatan perangkat lunak yang didasari pada teknik-
teknik pemrograman terstruktur dan logika, James Moor memperkenalkan tiga alasan
utama mengapa etika diperlukan: Logical Malleability (Kelenturan Logika),
Transformation Factor (Faktor Transformasi), dan Invisibility Factor (Faktor Tak Kasat
Mata).
Kelenturan Logika
Yang dimaksud dengan kelenturan logika di sini adalah bahwa perangkat aplikasi
dalam komputer akan melakukan hal-hal yang diinginkan oleh pembuatnya, dalam hal ini
adalah programmer. Programmer sendiri menggunakan analisanya dalam menangkap
kebutuhan pengguna (users) sebagai landasan dalam perancangan dan konstruksi aplikasi
yang dibuatnya. Pertanyaannya adalah: apakah program yang dibuat telah 100% tepat
berfungsi seperti yang diinginkan oleh pemakainya? Contoh yang paling klasik adalah
seorang customer service yang memberikan alasan kepada pelanggan bahwa keluhan
mereka tidak beralasan karena berdasarkan data pada komputer, tidak terdapat hal-hal
yang aneh. Dengan kata lain, customer service dalam konteks ini “berasumsi” atau
“menganggap” bahwa yang dilakukan komputer selalu benar. Dilihat dari sisi pengguna,
customer service ini dapat dibenarkan karena yang bersangkutan telah mengikuti
prosedur yang ditetapkan. Sementara dari sisi manajemen yang membuat prosedur, hal
yang sama juga dibenarkan karena aplikasi yang ada telah diujicobakan sebelum
diimplementasikan dalam aktivitas operasional sehari-hari. Namun apakah perangkat
aplikasi tersebut memang sudah benar-benar “benar” dalam arti kata melakukan persis
hal-hal seperti yang diinginkan perusahaan, seperti:
Dan masih banyak pertanyaan-pertanyaan lain yang harus diajukan karena bagi
pengguna atau users, komputer adalah sebuah kotak hitam yang dibuat oleh praktisi
teknologi informasi seperti programmer. Programmer yang tidak memiliki etika yang
baik tidak akan begitu perduli dengan segala kemungkinan-kemungkinan yang akan
terjadi di perusahaan yang secara prinsip merupakan resiko yang tidak dapat dipandang
kecil.
Faktor Transformasi
Kehadiran komputer dalam dunia bisnis tidak hanya telah berhasil meningkatkan
kinerja perusahaan yang menggunakannya, namun telah secara langsung mengubah cara-
cara orang melakukan kegiatan atau aktivitas bisnis sehari-hari (transformasi). Dapat
dilihat bagaimana electronic mail telah dapat menggantikan komunikasi tradisional surat-
menyurat, internet menggantikan pusat informasi, Electronic Data Interchange (EDI)
menggantikan transaksi manual, sistem basis data (database system) menggantikan lemari
penyimpan arsip, dan lain sebagainya. Transformasi besar-besaran juga terjadi pada level
manajemen puncak dimana peran komputer semakin lama semakin besar dalam proses
pengambilan keputusan. Produk-produk Management Information System, Decision
Support System, dan Executive Information System ditawarkan oleh berbagai perusahaan
software di dunia untuk membantu para manajer dan direktur dalam industri tertentu
dalam aktivitasnya sehari-hari. Konsep mengenai etika berkembang dalam fenomena
transformasi ini karena telah bergesernya paradigma dan mekanisme dalam melakukan
transaksi bisnis sehari-hari, baik antara komponen-komponen internal perusahaan
maupun dengan faktor eksternal lainnya. Isu-isu yang berkembang sehubungan dengan
hal ini adalah sebagai berikut:
Hal-hal tersebut di atas memperlihatkan, bahwa tanpa adanya etika dalam dunia
komputer - khususnya dalam dunia perangkat lunak - pihak-pihak tertentu dapat dengan
mudah memanfaatkan trend dan fenomena transformasi ini. Perusahaan berskala kecil
dan menengah biasanya yang kerap menjadi korban dari institusi atau konsorsium yang
lebih besar.
Sebagai sebuah kotak hitam yang dibuat oleh praktisi teknologi informasi, di mata
pengguna atau user, komputer akan bekerja sesuai dengan aplikasi yang diinstalasi. Ada
tiga operasi dasar internal yang dilakukan oleh para programmer dalam membangun
kotak hitam tersebut:
Faktor tak kasat mata merupakan “kesempatan” yang paling banyak dipergunakan
oleh para “penjahat elektronik” karena seperti halnya hubungan antara pasien dan dokter,
seringkali perusahaan memasrahkan seutuhnya pengembangan aplikasi kepada para
programmer yang ditunjuk.
Pasal 30
1. Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum mengakses
komputer dan/atau Sistem Elektronik milik Orang lain dengan cara apa pun.
2. Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum mengakses
komputer dan/atau Sistem Elektronik dengan cara apa pun dengan tujuan untuk
memperoleh Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik.
3. Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum mengakses
komputer dan/atau Sistem Elektronik dengan cara apa pun dengan melanggar,
menerobos, melampaui, atau menjebol sistem pengamanan.
Pasal 31
1. Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum melakukan
intersepsi atau penyadapan atas Informasi Elektronik dan/atau Dokumen
Elektronik dalam suatu komputer dan/atau Sistem Elektronik tertentu milik Orang
lain.
2. Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum melakukan
intersepsi atas transmisi Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang
tidak bersifat publik dari, ke, dan di dalam suatu komputer dan/atau Sistem
Elektronik tertentu milik Orang lain, baik yang tidak menyebabkan perubahan apa
pun maupun yang menyebabkan adanya perubahan, penghilangan, dan/atau
penghentian Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang sedang
ditransmisikan.
3. Kecuali intersepsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), intersepsi
yang dilakukan dalam rangka penegakan hukum atas permintaan kepolisian,
kejaksaan, dan/atau institusi penegak hukum lainnya yang ditetapkan berdasarkan
undang-undang
4. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara intersepsi sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) diatur dengan Peraturan Pemerintah.
10 ETIKA BERKOMPUTER
Dari waktu kewaktu penggunaan komputer dan internet terus meningkat saat ini
di perkirakan sudah 150 juta orang diseluruh dunia yang menggunakan fasilitas internet
dan diperkirakan pertumbuhan internet mencapai 10 % per bulan. Tujuan dan perilakunya
pun memang berbeda. Umumnya orang dewasa menggunakan internet sebagai bagian
dari pekerjaan dan untuk mendapatkan informasi, sedangkan anak-anak mengakses
internet untuk kebutuhan hiburan seperti game, music, berkenalan dengan orang lain,
mencari gambar, lyrics lagu, menulis email, dan lain-lain.Dengan banyaknya pengguna
internet ini maka dapat dipastikan selalu ada sisi positif dan negatifnya. Cyberbullying
( pelecehan atau perilaku mengganggu didunia cyber ) adalah salah satu dampak negatif
yang sering terjadi dan dari perilaku ini disurvey telah banyak mengganggu mental anak-
anak remaja. Maka dari itu kita harus belajar bagaimana untuk mempunyai etika yang
baik dalam berkomputer . Berikut ini sepuluh etika berkomputer, seandainya diterapkan
oleh remaja dan profesional IT pasti dampak negatif dari penggunaan internet akan
berkurang dan tingkat keamanan dan kenyamanan dalam mengakses dan menggunakan
komputer maupun internet akan menjadi lebih menyenangkan.
10 Etika dalam Berkomputer
Dalam menggunakan komputer kita tidak boleh merugikan orang lain, misalnya
menggunakan komputer untuk membobol sebuah bank, menggunakan komputer untuk
membuat virus,menggunakan komputer untuk merusak sistem keamanan seseorang.
2. Jangan melanggar atau mengganggu hak atau karya komputer orang lain
Ini biasa digunakan oleh perampok-perampok dan pencuri yang biasa menggunakan
komputer untuk membobol sistem keamanan sebuah bank,dan digunakan oleh para
teroris untuk mencari dana dengan membobol identitas pribadi targetnya.
Ini yang biasa dilakukan masyarakat awam yang biasanya dengan tampang tidak berdosa
menduplikasi software atau data seseorang tanpa mencantumkan sumber yang dia ambil
Apabila kita ingin membuka computer orang lain,kita diharapkan meminta izin dari
empunya terlebih dahulu.
Dalam membuat sebuah program hendaknya kita menilai sisi positif dan
negatifnya,apabila program yang kita buat lebih banyak dampak buruknya lebih baik kita
menghentikan membuat program itu.