Anda di halaman 1dari 7

Pragmatisme Pendidikan : gagalnya membangun peradaban

Oleh Rum Rosyid


Pada awal perkembangannya persekolahan di Amerika telah dimulai sejak zaman
penjajahan. Persekolahan ketika itu bersifat elitis dan berorientasi pada agama.
Masyarakat yang berada pada lapisan sosial-ekonomi bawah hanya boleh mengenyam
pendidikan di “sekolah ibu”, yaitu suatu sekolah yang mengajarkan membaca, menulis,
berhitung, dan agama. Sedangkan masyarakat pada lapisan sosial-ekonomi atas
dipersiapkan untuk menjadi pemimpin gereja, pemimpin masyarakat, ataupun pemimpin
negara melalui sekolah latin dan colleges. Pada masa itu anak wanita tidak mempunyai
kebebasan untuk bersekolah suatu bentuk nyata diskriminasi gender yang terjadi di
banyak negara yang sedang terjajah (Dimyati, 1988).

Rakyat Amerika berhasil memperoleh kemerdekaannya dan membentuk negara Amerika


Serikat pada 4 Juli 1776. Iklim kemerdekaan ini berdampak pada perubahan pola
pendidikan di Amerika. Pendidikan yang bersifat elitis diubah. Pada masa ini muncullah
gerakan Public School yang bersifat terbuka untuk semua anak kulit putih baik pria
maupun wanita. Public School dibentuk dan dirancang untuk membentuk kompetensi dan
keterampilan dasar warga negara. Upaya pengembangan Public School telah
menimbulkan pro dan kontra dalam masyarakat. Sebagian masyarakat setuju dengan
campur tangan dan intervensi pemerintah dalam pengembangan Public School, namun
sebagian lagi menolaknya. Kelompok masyarakat yang kontra tersebut berpendapat
bahwa campur tangan pemerintah justru akan menghambat perkembangan Public School
itu sendiri.

Kegiatan pendidikan di Amerika tidak terhenti sampai disini saja. Sejarah panjang
mewarnai kegiatan pendidikan di negeri Paman Sam tersebut. Tiga periode reformasi
pendidikan berikut ini akan mengisi catatan panjang sejarah pendidikan Amerika. Ketiga
periode reformasi pendidikan tersebut adalah gerakan sekolah umum pada tengah abad
19, alam progressive pada awal abad 20, dan gerakan fermentaso generasi terakhir. Setiap
periode selalu mempertanyakan dan mengubah pola-pola pendidikan yang telah ada.
Pada abad 19 Public School tersebar luas di seluruh Amerika, namun ironisnya tenaga
pendidik dan fasilitas-fasilitas penunjang pendidikan ketika itu sangat minim. Dalam
perkembangan selanjutnya, terjadilah reformasi di bidang pendidikan yang berhasil
memunculkan gerakan yang bisa mempersatukan kelompok-kelompok sosial yang
berbeda keinginannya. Keberhasilan gerakan tersebut mendukung perkembangan Public
School. Pada tengah abad 19 ini Public School dirancang untuk memberikan pendidikan
dasar umum sehingga lulusannya diharapkan mampu berpartisipasi dalam kehidupan
politik dan dapat memasuki dunia kerja.

Pada zaman progressive terjadi sentralisasi pengawasan dan elaborasi dalam sistem
pendidikan Common School. Para ahli pendidikan menggunakan kekuatan negara untuk
memperkuat posisi, misalnya untuk memperoleh sertifikasi, dana, standarisasi fasilitas
dan kurikulum. Pada masa ini muncul pemikiran bahwa Common School tidak hanya
membekali siswanya dengan pendidikan dasar di bidang 3 R (reading, writing,
aritmathic) dan pendidikan moral saja, tetapi juga diharapkan mampu menyiapkan siswa
secara langsung agar dapat melakukan peranan dalam hidup bermasyarakat, sehingga
disini sekolah merupakan suatu lembaga yang menjadi pintu gerbang untuk mengarahkan
siswa ke arah dunia kerja.

Gerakan fermentaso generasi terakhir dalam sejarah pendidikan Amerika diawali pada
1958 sampai tengah tahun 1970-an. Pada masa ini terjadi reformasi di bidang pendidikan
yang berciri lebih menekankan fungsi daripada tujuan pendidikan. Sentralisasi kebijakan
pemerintah dalam bidang pendidikan semakin bertambah sebagai akibat dari reformasi
pendidikan tersebut. Dalam perkembangan selanjutnya, organisasi-organisasi guru
tumbuh, makin berpengaruh, dan memperoleh kekuatan politik. Hal itu menyebabkan
guru bersatu untuk menuntut perbaikan ekonomi dan sosial. Pada awal tahun 1980-an
peminat public school merosot. Ketika itu public school menghadapi suatu krisis
kepercayaan umum dan moral profesional yang rendah. Masyarakat menghendaki
terjadinya perubahan-perubahan pada public school, namun para pengambil keputusan
seringkali kurang memahami public education itu sendiri, sehingga mereka tidak dapat
menentukan prioritas untuk memperbaiki lembaga ini (public school). Reformasi datang
dan pergi silih berganti, tetapi pemecahan rasional yang dilakukan tidak menggarap
masalah yang sebenarnya (Dimyati, 1988).

Kegiatan Agama dan Ekonomi


Pada tahun 1950-an masyarakat Amerika dikenal sebagai masyarakat yang religius.
Kondisi tersebut terus berlangsung hingga tahun 1980-an. Kelompok-kelompok agama
dan para pemimpin agama tetap mendukung gaya kapitalisme masyarakat Amerika dan
mengecam humanisme sekuler. Terbukti bahwa agama masih mempunyai pengaruh yang
kuat dalam memberikan dukungan sosial dan mekanisme kontrol sosial (Dimyati,
1988:64).
Kegiatan pendidikan di Amerika Serikat merupakan suatu usaha besar-besaran. Hal
tersebut tercermin pada anggaran belanja pendidikannya yang sangat besar (berbeda
dengan Indonesia yang hanya menganggarkan sedikir saja APBN nya untuk pos
pendidikan). Di Amerika Serikat pembiayaan public school berasal dari pemerintah lokal,
pemerintah negara bagian (sumber utama untuk memperbaiki public education), dan
pemerintah federal, yang ketiganya diperoleh melalui pajak. Mengingat kegiatan
pendidikan dibiayai dari pajak, maka para pembayar pajak akan mempengaruhi
bagaimana dan untuk apa saja uang digunakan dalam kegiatan pendidikan. Pembaharuan
pendidikan pada public education merupakan hal yang disoroti secara tajam oleh para
pembayar pajak dan para peminat pendidikan, disamping pemerintah Amerika Serikat
(Dimyati, 1988:71-73).

Kekacauan Peradaban Masyarakat


Seperti bidang lain, pendidikan juga sangat dipengaruhi dan mempengaruhi aspek-aspek
yang lain. Aspek sosial, ekonomi, politik, dan budaya, merupakan serangkaian hal yang
tidak bisa dipisahkan dari pendidikan. Amerika dalam sejarah pendidikannya juga harus
menghadapi masalah-masalah pelik yang menyangkut degradasi moral anak bangsanya.
Aborsi, drugs, free-sex merupakan contoh kegagalan dalam pendidikan moral dan
budaya. Fenomena tersebut tidak hanya terjadi di Amerika. Harus diakui bahwa dalam
dekade akhir-akhir ini Indonesia juga mengalami hal senada. Berapa banyak pelajar yang
tersangkut kasus narkoba, miras, aborsi, pornografi, sex bebas, pembunuhan, dan
kejahatan-kejahatan lainnya.

Siapa yang harus bertanggung jawab atas runtuhnya budaya dan degradasi moral anak
bangsa. Inilah PR terbesar bagi kita. Lantas bagaimana tinjauan pendidikan secara
ekonomi dewasa ini. Tidak bisa dipungkiri bahwa kritik-kritik terhadap komersialisasi
pendidikan adalah benar. Semakin mahalnya biaya-biaya penyelenggaraan pendidikan,
melejitnya harga buku, penyelenggaraan study tour yang kurang bermanfaat, dan kasus
yang akhir-akhir ini mencuat “ijazah palsu”, merupakan beberapa contoh komersialisasi
dalam bidang pendidikan. Dari sisi politik masalah pendidikan juga tidak kalah peliknya.
Pendidikan hanya dijadikan sebagai syarat untuk dapat memegang tampuk kekuasaan,
sehingga tidak mengherankan ketika muncul kasus ijazah palsu anggota DPR dan
penguasa lainnya. Pendidikan hanya semata-mata sebagai alat para elit politik untuk
memenangkan kampanye politiknya. Kasus-kasus yang baru saja dikemukakan tersebut
terlihat sepintas hanya menyangkut sisi ekonomi dan politik saja, tetapi sebenarnya
apabila dikaji lebih lanjut akan diperoleh gambaran tentang merosotnya nilai-nilai
keutamaan berbangsa dewasa ini.

Kepustakaan
Alif Lukmanul Hakim, Merenungkan Kembali Pancasila Indonesia, Bangsa Tanpa
Ideologi , Newsletter KOMMPAK Edisi I 2007.
http://aliflukmanulhakim.blogspot.com
Abdurrohim, Pendidikan Sebagai Upaya Rekonstruksi Sosial, posted by Almuttaqin at
11:41 PM , http://almuttaqin-uinbi2b.blogspot.com/2008/04/
Abdurrohim, Pendidikan Sebagai Upaya Rekonstruksi Sosial, posted by Almuttaqin at
11:41 PM , http://almuttaqin-uinbi2b.blogspot.com/2008/04/
Adnan Khan(2008), Memahami Keseimbangan Kekuatan Adidaya , By hati-itb
September 26, 2008 , http://adnan-globalisues.blogspot.com/
Al-Ahwani, Ahmad Fuad 1995: Filsafat Islam, (cetakan 7), Jakarta, Pustaka Firdaus
(terjemahan Pustaka Firdaus).
Ary Ginanjar Agustian, 2003: Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan
Spiritual ESQ, Berdasarkan 6 Rukun Iman dan 5 Rukun Islam, (edisi XIII),
Jakarta, Penerbit Arga Wijaya Persada.
_________2003: ESQ Power Sebuah Inner Journey Melalui Al Ihsan, (Jilid II), Jakarta,
Penerbit ArgaWijaya Persada.
A. Sonny Keraf, Pragmatisme menurut William James, Kanisius, Yogyakarta, 1987
R.C. Salomon dan K.M. Higgins, Sejarah Filsafat, Bentang Budaya, yogyakarta, 2003
Avey, Albert E. 1961: Handbook in the History of Philosophy, New York, Barnas &
Noble, Inc.
Awaludin Marwan, Menggali Pancasila dari Dalam Kalbu Kita, Senin, Juni 01, 2009
Bernstein, The Encyclopedia of Philosophy
Bagus Takwin. 2003. Filsafat Timur; Sebuah Pengantar ke Pemikiran Timur. Jalasutra.
Yogjakarta. Hal. 28
Budiman, Hikmat 2002, Lubang Hitam Kebudayaan , Kanisius, Yogyakarta.
Chie Nakane. 1986. Criteria of Group Formation. Di jurnal berjudul. Japanese Culture
and Behavior. Editor Takie Sugiyama Lembra& William P Lebra.
University of Hawaii. Hawai.
Center for Civic Education (CCE) 1994: Civitas National Standards For Civics and
Government, Calabasas, California, U.S Departement of Education.
Dawson, Raymond, 1981, Confucius , Oxford University Press, Oxford Toronto,
Melbourne
D. Budiarto, Metode Instrumentalisme – Eksperimentalisme John Dewey, dalam Skripsi,
Fakultas Filsafat UGM, Yogyakarta, 1982
Edward Wilson. 1998. Consilience : The Unity of Knowledge. NY Alfred. A Knof.
Fakih, Mansour, Dr, Runtuhnya Teori Pembangunan Dan Globalisasi . Pustaka Pelajar.
Yogyakarta : 1997
Fritjof Capra. 1982. The Turning of Point; Science, Society and The Rising Culture.
HaperCollins Publiser. London.
Hadiwijono, H, Dr, Sari Sejarah Filsafat 2, Kanisius, Yogyakarta, 1980
Kartohadiprodjo, Soediman, 1983: Beberapa Pikiran Sekitar Pancasila, cetakan ke-4,
Bandung, Penerbit Alumni.
Kelsen, Hans 1973: General Theory of Law and State, New York, Russell & Russell
Lasiyo, 1982/1983, Confucius , Penerbit Proyek PPPT, UGM Yogyakarta
--------, 1998, Sumbangan Filsafat Cina Bagi Peningkatan Kualitas Sumber Daya
Manusia , Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Pada Fakultas Filsafat
UGM, Yogyakarta
--------, 1998, Sumbangan Konfusianisme Dalam Menghadapi Era Globalisasi , Pidato
Dies Natalis Ke-31 Fakultas Filsafat UGM, Yogyakarta.
McCoubrey & Nigel D White 1996: Textbook on Jurisprudence (second edition),
Glasgow, Bell & Bain Ltd.
Mohammad Noor Syam 2007: Penjabaran Fislafat Pancasila dalam Filsafat Hukum
(sebagai Landasan Pembinaan Sistem Hukum Nasional), disertasi edisi III,
Malang, Laboratorium Pancasila.
---------2000: Pancasila Dasar Negara Republik Indonesia (Wawasan Sosio-Kultural,
Filosofis dan Konstitusional), edisi II, Malang Laboratorium Pancasila.
Murphy, Jeffrie G & Jules L. Coleman 1990: Philosophy of Law An Introduction to
Jurisprudence, San Francisco, Westview Press.
mcklar(2008), Aliran-aliran Pendidikan, http://one.indoskripsi.com/node/ Posted July
11th, 2008
Nawiasky, Hans 1948: Allgemeine Rechtslehre als System der rechtlichen Grundbegriffe,
Zurich/Koln Verlagsanstalt Benziger & Co. AC.
Notonagoro, 1984: Pancasila Dasar Filsafat Negara, Jakarta, PT Bina Aksara, cet ke-6.
Radhakrishnan, Sarpavalli, et. al 1953: History of Philosophy Eastern and Western,
London, George Allen and Unwind Ltd.
Roland Roberton. 1992. Globalization Social Theory and Global Culture. Sage
Publications. London. P. 85-87
Sudionokps(2008)Landasan-landasan Pendidikan, http://sudionokps.wordpress.com
Titus, Smith, Nolan, Persoalan-Persoalan Filsafat, Bulan Bintang, Jakarta : 1984
UNO 1988: Human Rights, Universal Declaration of Human Rights, New York, UNO
UUD 1945, UUD 1945 Amandemen, Tap MPRS – MPR RI dan UU yang berlaku. (1966;
2001, 2003)
Widiyastini, 2004, Filsafat Manusia Menurut Confucius dan Al Ghazali, Penerbit
Paradigma, Yogyakarta
Wilk, Kurt (editor) 1950: The Legal Philosophies of Lask, Radbruch, and Dabin, New
York, Harvard College, University Press.
Ya'qub, Hamzah, 1978, Etika Islam , CV. Publicita, Jakarta
Wilk, Kurt (editor) 1950: The Legal Philosophies of Lask, Radbruch, and Dabin, New
York, Harvard College, University Press.
Andersen, R. dan Cusher, K. (1994). Multicultural and intercultural studies, dalam
Teaching Studies of Society and Environment (ed. Marsh,C.). Sydney:
Prentice-Hall

Banks, J. (1993). Multicultural education: historical development, dimensions, and


practice. Review of Research in Education, 19: 3-49.

Boyd, J. (1989). Equality Issues in Primary Schools. London: Paul Chapman Publishing,
Ltd.
Burnett, G. (1994). Varieties of multicultural education: an introduction. Eric
Clearinghouse on Urban Education, Digest, 98.

Bogdan & Biklen (1982) Qualitative Research For Education. Boston MA: Allyn Bacon
Campbell & Stanley (1963) Experimental & Quasi-Experimental Design for Research.
Chicago Rand McNelly
Carter, R.T. dan Goodwin, A.L. (1994). Racial identity and education. Review of
Research in Education, 20:291-336.

Cooper, H. dan Dorr, N. (1995). Race comparisons on need for achievement: a meta
analytic alternative to Graham's Narrative Review. Review of Educational
Research, 65, 4:483-508.

Darling-Hammond, L. (1996). The right to learn and the advancement of teaching:


research, policy, and practice for democratic education. Educational
Researcher, 25, 6:5-Dewantara,
Deese, J (1978) The Scientific Basis of the Art of Teaching. New York : Colombia
University-Teachers College Press
Eggleston, J.T. (1977). The Sociology of the School Curriculum, London: Routledge &
Kegan Paul.

Garcia, E.E. (1993). Language, culture, and education. Review of Research in Education,
19:51 -98.

Gordon, Thomas (1974) Teacher Effectiveness Training. NY: Peter h. Wydenpub


Hasan, S.H. (1996). Local Content Curriculum for SMP. Paper presented at UNESCO
Seminar on Decentralization. Unpublished.
Hasan, S.H. (1996). Multicultural Issues and Human Resources Development. Paper
presented at International Conference on Issues in Education of Pluralistic
Societies and Responses to the Global Challenges Towards the Year 2020.
Unpublished.

Henderson, SVP (1954) Introduction to Philosophy of Education.Chicago : Univ. of


Chicago Press
Hidayat Syarief (1997) Tantangan PGRI dalam Pendidikan Nasional. Makalah pada
Semiloka Nasional Unicef-PGRI. Jakarta: Maret,1997
Highet, G (l954), Seni Mendidik (terjemahan Jilid I dan II), PT.Pembangunan
Ki Hajar (1936). Dasar-dasar pendidikan, dalam Karya Ki Hajar Dewantara Bagian
Pertama: Pendidikan. Yogyakarta: Majelis Luhur Persatuan Taman Siswa.

Kemeny,JG, (l959), A Philosopher Looks at Science, New Hersey, NJ: Yale Univ.Press
Ki Hajar Dewantara, (l950), Dasar-dasar Perguruan Taman Siswa, DIY:Majelis Luhur
Ki Suratman, (l982), Sistem Among Sebagai Sarana Pendidikam Moral Pancasila,
Jakarta:Depdikbud

Ki Hajar, Dewantara (1945). Pendidikan, dalam Karya Ki Hajar Dewantara Bagian


Pertama: Pendidikan. Yogyakarta: Majelis Luhur Persatuan Taman Siswa.

Ki Hajar, Dewantara (1946). Dasar-dasar pembaharuan pengajaran, dalam Karya Ki


Hajar Dewantara Bagian Pertama: Pendidikan. Yogyakarta: Majelis Luhur
Persatuan Taman Siswa.
Kuhn, Ts, (l969), The Structure of Scientific Revolution, Chicago:Chicago Univ.

Langeveld, MJ, (l955), Pedagogik Teoritis Sistematis (terjemahan), Bandung, Jemmars

Liem Tjong Tiat, (l968), Fisafat Pendidikan dan Pedagogik, Bandung, Jurusan FSP FIP
IKIP Bandung
Oliver, J.P. dan Howley, C. (1992). Charting new maps: multicultural education in rural
schools. ERIC Clearinghouse on Rural Education and Small School. ERIC
Digest. ED 348196.

Print, M. (1993). Curriculum Development and Design. St. Leonard: Allen & Unwin Pty,
Ltd.
Raka JoniT.(l977),PermbaharauanProfesionalTenagaKependidikan:Permasalahan dan
Kemungkinan Pendekatan, Jakarta, Depdikbud
Rosyid, Rum (1995) Kesatuan, Kesetaraan, Kecintaan dan Ketergantungan : Prinsip-
prinsip Pendidikan Islami, Suara Almamater No 4/5 XII Bulan Juli 7
Agustus, Publikasi Ilmiah, Universitas Tajungpura, Pontianak
Rum Rosyid(2010) Pragmatisme Pendidikan Indonesia Bagian I : Beberapa Tantangan
Menuju Masyarakat Informasi, Penerbit KAMI , Pontianak.
Rum Rosyid (2010) Pragmatisme Pendidikan Indonesia Bagian II : Perselingkuhan Dunia
Pendidikan Dan Kapitalisme, Penerbit KAMI, Pontianak.
Rum Rosyid (2010) Pragmatisme Pendidikan Indonesia Bagian III : Epistemologi
Pragmatisme Dalam Pendidikan Kita, Penerbit KAMI, Pontianak.
Rum Rosyid (2010) Pragmatisme Pendidikan Indonesia Bagian IV : Peradaban Indonesia
Evolusi Yang Tak Terarah, Penerbit KAMI , Pontianak.

Twenticth-century thinkers: Studies in the work of Seventeen Modern philosopher, edited


by with an introduction byJohn K ryan, alba House, State Island, N.Y, 1964
http://stishidayatullah.ac.id/index2.php?option=com_content
http://macharos.page.tl/Pragmatisme Pendidikan.htm
http://www.blogger.com/feeds/7040692424359669162/posts/default
http://www.geocities.com/HotSprings/6774/j-13.html
http://stishidayatullah.ac.id/index2.php
http://macharos.page.tl/Pragmatisme Pendidikan, .htm
http://www.blogger.com/feeds/7040692424359669162/posts/default
http://www.geocities.com/HotSprings/6774/j-13.html
Aliran-Aliran Filsafat Pendidikan Modern, http://panjiaromdaniuinpai2e.blogspot.com
Koran Tempo, 12 November 2005 , Revolusi Sebatang Jerami.
http://www.8tanda.com/4pilar.htm di down load pada tanggal 2 Desember 2005
http://filsafatkita.f2g.net/sej2.htm di down load pada tanggal 2 Desember 2005
http://spc.upm.edu.my/webkursus/FAL2006/notakuliah/nota.cgi?kuliah7.htm l di down
load pada tanggal 16 November 2005
http://indonesia.siutao.com/tetesan/gender_dalam_siu_tao.php di down load pada tanggal
16 November 2005
http://storypalace.ourfamily.com/i98906.html di down load pada tanggal 16 November
2005
http://www.ditext.com/runes/y.html di down load pada tanggal 2 Desember 2005

Dari Buku Pragmatisme Pendidikan Indonesia


Beberapa Tantangan Menuju Masyarakat Informasi
Oleh : Rum Rosyid
Dosen FKIP Universitas Tanjungpura
Direktur Global Equivalency for Education

Anda mungkin juga menyukai