Oleh :
1. Gagal Ginjal :
Penurunan faal ginjal yang menahun sehingga kehilangan fungsi yang terjadi
beberapa bulan atau tahun.
1. Glumerulonefritis kronik/pielonefritis
2. Diabetes melitus
3. Keracunan analgesik
5. Penyakit autoimmune
1. Morfologi
2. Etiologi
E. PATHOFISIOLOGI :
1. Fase pertama :
2. Fase kedua :
Sampah metabolik mulai tertimbun dalam darah karena nefron tidak dapat
mengkompensasi (BUN, creatinin, asam urat, phosfor, . Tahap insufisiensi
tergantung dari GFR : 40%-80% ringan, 15%-40% sedang, 2% - 20% berat
( Briker & Kirschenbaum, 1984).
1. Sistem gastrointestinal
b. Uremik --> ureum yang berlebihan pada air liur diubah oleh bakteri
menjadi amoniak. Somatitis dan parotitis.
2. Sistem kulit
3. Sistem hematologi
Penyebabnya :
2) Perdarahan --> agregrasi dan adhesi trombosit, penurunan faktor III dan
ADP.
1) Hipersegmentasi leukosit
a. Restless leg syndrome: pegal pada tungkai bawah dan selalu menggerak-
gerakan kakinya.
b. Burning feet syndrome : Rasa kesemutan dan rasa terbakar terutama pada
telapak kaki.
c. Encefalopati metabolik :
3) Kejang-kejang.
6. Sistem endokrin
1. Radiologi
Menilai bentuk dan besar ginjal sera adakah batu/obstruksi lain. Disertai
tomogram memberi keterangan lebih baik.
--> beresiko terjadi penurunan faal ginjal pada usia lanjut, DM dan nefropati
asam urat.
4. USG
Menilai besar dan bentuk ginjal, tebal parenhim ginjal, anatomi sistem
pelviokalises dan ureter proksimal, kepadatan parenhim ginjal, anatomi
sistem pelviokalises dan ureter proksimal, kandung kemih serta prostat.
5. Renogram
Menilai fungsi gnjal kiri dan kanan, lokasi gangguan (vaskuler, parenhim,
ekkresi) serta sisa fungsi ginjal.
10. EKG
72 X kreatinin serum
j. Asidosis metabolik
3. hipertensi
J. PENATALAKSANAAN
Sindrom uremik dapat disebabkan oleh penumpukan zat-zat yang tidak berhasil
dikeluarkan dari tubuh oleh ginjal yang menurun faalnya.
Mukopolisakarid asam
Pengobatan konservatif :
Penatalaksanaan konservatif dapat bermanfaat bila faal ginjal masih pada tahap
insufisiensi dan gagal ginjal kronik dengan nilai faal 10 - 50% atau nilai kreatinin 2
- 10mg%.
1. Dehidrasi
Infeksi saluran kemih yang disertai kelainan urologik akan memperburuk faal
ginjal (batu, striktur atau gangguan faal ginjal).
3. Uropati obstruktif :
Penyumbatan saluran kemih antara lain dapat disebabkan oleh papil ginjal yang
nekrotik ( DM, nefropati analgesik, hipertropi prostat batu dan kateter yang
menetap. Terapi ditujukan terhadap penyebabnya.
Laju filtrasi glomerulus menurun pada gagal ginjal jantung sehingga faal ginjal
akan menurun pula.
Tindakan yang harus dilakukan adalah pemberian diuretik yang kuat, pemberian
obat digitalis.
6. Katabolisme ;
Katabolisme dapat meningkat sebagai akibat dari intake makanan yang kurang,
sedangkan kebutuhan makanan tetap bahkan meningkat.
7. Akibat obat.
9. Hiperkalemia
Pengobatannya : pemberian cairan yang cukup (5-10 lt) tetapi harus disertai
furosemid dosis tinggi. Steroid untuk intoksikasi vit D. Hiperkalsemia akibat
hiperabsorpsi maka harus ada pembatasan intake dari makanan.
Dehidrasi dan kekurangan garam : beri hidrasi 3 lt air sehingga urin yang terbentuk
2 - 2,5 lt.
2. Kalium :
4. Anemia
5. Asidosis metabolik :
Diet rendah protein mengurangi produksi asam. Bila ada gejala asidosis maka
harus diberikan bikarbonat. Kelebihan cairan beri furosemid dan diet rendah
natrium.
7. Hiperlipidemia
Diet rendah lemak.
8. Hiperurimesia :
Beri alopurinol (100 - 300 mg) apabila kadar asam urat > 10 mg/dl atau terdapat
riwayat penyakit Gout.
K. PENGKAJIAN
1. RIWAYAT DEMOGRAFI
Informasi masalah penyakit yang disarakan sekarang mencakup keluhan utama dan
keluhan tembahan.
Keluhan utama dapat berupa adanya edem --> overlod cardiovaskuler dan retensi
cairan akibat adanya disfungsi cairan.
Keluhan tambahan :
Informasi riwayat penyakit masa lalu yang dapat menyebabkan gangguan pada
fungsi ginjal : infeksi tenggorokan atau influensa, glumerulonefritis, riwayat
pembesaran prostat, penyakit kronis (hipertensi, DM, systemik erythematosus,
kanker, TBC) dll.
4. RIWAYAT KELUARGA
5. RIWAYAT PSIKOSOSIAL
Kaji tanda-tanda anxietas dan mekanisme koping klien dan anggota keluarga .
Aspeks psikososial yang mengalami perubahan : aktivitas sosial, pola kerja, body
image dan aktivitas sosial.
Peningkatan intake cairan pada gagal ginjal --> kardiak overload ( edema
peripheral, edema paru dan CHF).
7. PEMERIKSAAN FISIK
6. Integument : Uremik frost, pucat kekuningan, kulit kering, pruritus, purpura dan
echymosis.
8. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium :
e. Urinalisa : Berat jenis, pH, glukosa, protein, darah putih, bakteria, creatinin
klearent.
2. Idem diatas
L. DIAGNOSA KEPERAWATAN
10. Resiko injuri berhubungan dengan kram otot dan defesiensi kalsium.
M. PERENCANAAN/IMPLEMENTASI
Defisit Berlebih
Volume Penurunan berat badan akut > 5%, Penambahan berat badan
temperatur badan turun, membran akut >5%, edema, hipertensi,
Sodium mukosa dan kulit kering, hipotensi
distensi vena jugularis,
postural,lidah belah-belah,
oliguria/anuria. dispnoe dan rochi basah
Potasium
positif
Kalsium Kram abdominal, konvulsi,
oliguria dan anuria. Membran mukosa kering,
Bikarbona kulit basah, oliguria, anuia,
s Anorexia, abdominal lidah kering dan kemerahan
distensi, kelamahan intestin,
Magne tegang dan kram. Diare, kolok intestin,
iritabilitas, nausea,
Sium Kram abdomen, kejang. parasthesia, paralisis, aritmia
dan arrest jantung.
Nafas kusmaul, nafas
pendeks, stuport, weaknes Anoreksia, nausea, muntah,
(metabolik asidosis) nyeri dan distensi abdomen,
kebingungan mental.
Kejang, disorientasi,
hiperaktif tendon, tremor Depresi respirasi, hipertonik
otot, kejang.
Hipotensi, lethargy,
dysarthria, hypoaktif refleks
tendon, depresi pernafasan.
b. Monitor urin output dan berat jenis urin, ukur dan catat pengelurana pada
urin, suction gaster, feces, luka drainage.
f. Ukur tekanan darah dengan berbagai variari (tiduran, duduk dan posisi
berdiri.
h. Infeksi vena jugolaris dan adanya edema pada kelopak mata, ekstremitas,
abdomen dan sacrum.
1). Protein harus yang mempunyai nilai biologik tinggi, yaitu yang mengandung
asam amino (telur, daging)
2). Diet rendah protein dapat diberikan dengan pemberian asam amino essensial
dan vitamin.
3). Jika fungsi renal dalam batas akhir, intake protein harus dibatasi secara
proposional.
4). Protein dapat ditingkatkan jika klien dilakukan program dialisis karena pada
saat dilakukan dialisis kemungkinan akan kehilangan asam amino.
a. Jaka kebersiha kulit dengan menghilangkan rasa gatal dan kering. ( sabun yang
lembut, penambahan sodium bikarbonat pada saat mandi, menggunakan
minyak mandi)
a. Monitor tingkat serum kalsium dan fosfat, dengan memonitor tandadan gejala
dari hypo/hiperkalsium.
d. Periksa dengan Ro” tulang bila ada fraktur, demineralisasi tulang dan adanya
penumpukan tulang pada sendi.
rendah.
- Kalsium :
c. Kaji pengertian klien tentang tindakan yang harus dijalani dan rasa takutnya.
e. Dorong support system sosial dan mekanisme koping dari stress akibat GGK.
N. EVALUASI