Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PENDAHULUAN

PADA “Ny K” DENGAN DIAGNOSA NYERI AKUT


BERHUBUNGAN DENGAN ADANYA PENYUMBATAN SALURAN
KENCING PRE OPERASI
DI RUANG BEDAH
RSUD PROF. DR. SOEKANDAR MOJOSARI

A.ASUHAN KEPERAWATAN
Asuhan keperawatan merupakan metode yang digunakan untuk memecahkan
masalah dalam upaya memperbaiki atau memelihara pasien sampai ke tahap optimal
melalui suatu pendekatan yang sistematis untuk mengenal pasien untuk memenuhi
kebutuhannya.

Langkah – langkah proses perawatan sebagai berikut :


I. Pengkajian
1) Pengumpulan data
(1) Identitas pasien
Meliputi nama, jenis kelamin, pendidikan, agama, pekerjaan,
tanggal masuk rumah sakit, alamat, suku dan bangsa yang digunakan,
nomor register, diagnosa medis.
(2) Keluhan utama
Keluhan yang dirasakan pasien adalah nyeri pada luka bekas
operasi.
(3) Riwayat penyakit sekarang
Bagaimana serangan itu timbul, lokasi, kualitas dan faktor yang
mempengaruhi atau memperberat keluhan sehingga dibawa ke rumah
sakit.
(4) Riwayat penyakit dahulu
Yang perlu dikaji pasien pernah menderita penyakit batu buli –
buli sebelumnya dan penyakit yang pernah diderita pasien.
(5) Riwayat penyakit keluarga
Dalam pengkajian ini dalam keluarga ada yang menderita
penyakit batu buli – buli atau tidak, ada penyakit menurun atau
menular.
(6) Pola persepsi dan fungsi
a. Pola persepsi dan tatalaksana hidup sehat
Dalam hal ini yang perlu dikaji adalah tanggapan pasien mengenai
kesehatan dan kalau sakit dibawa ke mana, pemakaian obat-obatan
dari apotik sesuai dengan resep dokter. Adakah perubahan
penatalaksanaan dan pemeliharaan kesehatan sehingga dapat
menimbulkan masalah perawatan diri.
b. Pola nutrisi dan metabolik
Sebelum operasi biasanya pasien mengalami gangguan dalam
pemenuhan kebutuhan nutrisi karena merasa mual dan muntah.
c. Pola aktivitas.
Rasa nyeri setelah operasi menyebabkan pasien membatasi
gerakannya agar tidak menambah rasa sakit.
d. Pola tidur dan istirahat.
Setelah dilakukan tindakan operasi pasien akan mengalami
kesulitan dalam pemenuhan kebutuhan tidur karena rasa nyeri yang
timbul dan karena ketakutan atau khawatir dan cemas mengenai
penyakitnya ataupun akan dilakukannya tindakan operasi.
e. Pola persepsi dan kognetif.
Dalam hal ini seberapa jauh klien mengetahui penyakitnya dan
kesehatannya.
f. Pola persepsi diri.
Adanya perasaan cemas, takut dan khawatir dengan apa yang akan
dijalaninya dan kebersihan itu.
g. Pola mekanisme koping (stress)
Cara dalam mengatasi suatu masalah yang dihadapinya dan dengan
bantuan siapa saja mengatasi masalah yang sedang diatasi tersebut.
h. Pola eliminasi miksi dan defekasi.
Setelah operasi dengan batu buli – buli terpasang Dower Kateter,
BAB biasanya tidak mengalami gangguan.
i. Pola reproduksi dan seksual.
Dalam pengkajian ini apakah sudah menikah, anaknya berapa dan
anak yang keberapa dari jumlah yang ada.
j. Pola hubungan dan peran
Pada post operasi batu buli – buli tidak mengalami gangguan.
k. Pola keyakinan diri
Dalam hal ini apakah sudah menjalankan ibadahnya dengan baik
dan bagaimana ibadahnya saat mengalami gangguan.
(7) Pemeriksaan fisik.
a. Keadaan umum
Yang perlu dikaji adalah kesadarannya, tanda – tanda fisik klien
setelah operasi.
b. Kepala, leher
Pada post operasi batu buli – buli tidak mengalami gangguan.
c. Mata
Pada post operasi batu buli – buli tidak mengalami gangguan.
d. Telinga, hidung, mulut dan tenggorokan
Pada post operasi batu buli – buli tidak mengalami gangguan.
e. Sistem respirasi
Pernapasan berapa kali dalam satu menit, apa ada rektraksi otot –
otot. Bantu pernapasan, adakah suara nafas tambahan ronchi atau
wheezing.
f. Sistem genitoutinaria
Sebelum operasi mengalami gangguan buang air kecil, kadang –
kadang hematuri dan nyeri waktu buang air kecil. Setelah operasi
mengalami gangguan miksi spontan karena terpasang Dower
Kateter.
g. Sistem gastrointestinal
Tidak mengalami gangguan buang air besar.
h. Sistem muskulosketal.
Adanya keterbatasan aktivitas akibat nyeri yang timbul dan tidak
mengalami gangguan ekstremitas atas maupun ekstremitas bawah.
i. Sistem persyarafan
a) motorik.
Pada pergerakan terjadi pengurangan aktivitas karena sakitnya
(nyeri).
b) Sensorik
Pada penglihatan tidak terjadi penurunan tajam penglihatan.
(8) Riwayat psikologis.
Dalam hal ini yang perlu dikaji adalah tanggapan pasien mengenai
penyakitnya setelah dilakukan operasi dan bagaimana hubungan pasien
dengan orang lain serta semangat dan keyakinan pasien untuk sembuh.
(9) Data penunjang.
Data penunjang yang perlu diambil adalah jumlah dari leukosit dan
terapinya data ini juga nantinya akan memperkuat suatu diagnosa.
2) Analisa data.
Analisa data adalah kemampuan mengkaitkan data dan menghubungkan
data tersebut dengan konsep, teori dan prinsip yang relevan untuk membuat
kesimpulan dalam menentukan masalah kesehatan dan keperawatan pasien
(Nasrul effendy, 1995 : 24).
3) Diagnosa Keperawatan.
Diagnosa keperawatan adalah diagnosa yang dibuat oleh perawat
professional, menggambarkan tanda – tanda dan gejala – gejala yang
menunjukkan masalah kesehatan yang dirasakan pasien atau klien dimana
perawat berdasarkan pendidikan dan pengalamannya dapat / mampu
menolongnya (Nasrul effendy, 1995 : 27).
(1) Nyeri akut berhubungan dengan adanya penyumbatan saluran
kencing.
(2) Kecemasan yang berhubungan dengan kekurangan pengetahuan
pasien tentang prosedur tidakan operasi.
(3) Keterbatasan aktivitas yang berhubungan dengan adanya nyeri.
(4) Gangguan pemenuhan kebutuhan istirahat (tidur) yang
berhubungan dengan nyeri.
(5) Potensial terjadinya infeksi berhubungan dengan pemasangan
Dower Kateter.

II. Perencanaan.
Perencanaan adalah membuat rencana keperawatan dan menentukan
pendekatan untuk memecahkan masalah pasien. Ada 3 tahap pada
perencanaan adalah menentukan tujuan dan merencanakan serta menentukan
tujuan (Nasrul Effendy, 1995).
Tujuan
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan nyeri
berkurang.
Kriteria hasil
- Pasien mengatakan nyeri berkurang.
- Pasien tidak gelisah.
- Tensi : 100/70 mmHg
- Nadi : 80 x/menit
- Suhu : 36.8 oC
Rencana tindakan
a Lakukan pendekatan pada pasien dan keluarga
R/ Dengan pendekatan pada pasien dan keluarga dapat
mempermudah perawat dalam melakukan asuhan
keperawatan.
b Observasi keluhan nyeri, lokasi penyebaran dan lamanya
nyeri.
R/ Untuk mengetahui sejauh mana rasa nyeri yang
dirasakan pasien.
c Berikan posisi tidur berbaring terlentang.
R/ Posisi tidur berbaring terlentang dapat mengurangi
ketegangan pada abdomen sehingga mengurangi rasa
sakit.
d Ajarkan teknik relaksasi dengan menarik nafas panjang
R/ Dengan teknik relaksasi menarik nafasa panjang dapat
mengalirkan udara keseluruh tubuh sehingga pasien
merasa hangat dan tubuh menjadi rileks.
e Lakukan observasi tanda – tanda vital.
R/ Parameter keadaan ibu.
f Kolaborasi dengan tim dokter dan pemberian analgetik.
R/ Kolaborasi dengan pemberian obat – obatan analgetik
untuk mengurangi rasa nyeri.

Anda mungkin juga menyukai