Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

ALAT-ALAT OPTIK

Oleh :

KHAZINATUL ASRAR (08.241.112)


NI NENGAH ASTI (08.241.158)
MAJDIN (08.241.129)
MAASIH (08.241. )
NURFAH (08.241. )

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA


INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
( IKIP ) MATARAM
2010
ALAT-ALAT OPTIK

1. KAMERA

Untuk merekam gambar suatu obyek, tempat, atau peristiwa orang biasanya
menggunakan kamera. Bagian-bagian pada kamera sangat mirip dengan mata.
Lensa kamera sama fungsinya dengan lensa mata yang berfungsi untuk
memfokuskan bayangan, diafragma kamera sama fungsinya dengan pupil yang
berfungsi sebagai pengatur cahaya yang masuk Bayangan yang dibentuk lensa
kamera dijatuhkan pada film (seakan-akan retina) yang terletak di antara F dan 2F.
Perbedaan yang ada hanya pada cara memfokuskan bayangan. Pada lensa mata
punya daya akomodasi untuk mencembung dan memipihkan lensa tetapi kalau
pada kamera untuk dapat memfokuskan bayangan lensa harus diubah-ubah
jaraknya terhadap film.
Diagram pembentukan bayangan pada kamera dan mata adalah:

Bagian-bagian dari sebuah kamera:


1. Lensa cembung berfungsi untuk membentuk bayangan.

2. Film berfungsi untuk menangkap bayangan yang dibentuk lensa cembung.


3. Cincin penfokus yaitu bagian yang berfungsi untuk mengatur atau mengubah-
ubah jarak lensa sesuaidengan jarak benda yang difoto agar terbentuk
bayangan jelas pada film. Pada sebagian kamera, cincin pemfokus tidak ada.

4. Diafragma yaitu bagian yang membentuk celah untuk mengatur banyaknya


intensitas cahaya yang mengenai film.

Semua benda yang teramati terletak di ruang III yaitu berjarak


lebih besar dari 2 F.
Sifat-sifat bayangan akhir kamera pada film.
- Nyata
- Terbalik
- Diperbesar
- Diruang II
Pada kamera berlaku rumus lensa sebagai berikut:
1 1 1 s' h'
= + , dan Perbesarannya M = =
f s s' s h

Kekuatan lensa dirumuskan sebagai berikut :


1
P= , satuannya m −1 atau dioptre.
f

2. LUP ATAU KACA PEMBESAR


Kaca pembesar atau lup digunakan untuk melihat benda kecil yang tidak bisa
dilihat dengan mata secara langsung. Lup menggunakan sebuah lensa cembung
atau lensa positif untuk memperbesar objek menjadi bayangan sehingga dapat
dilihat dengan jelas. Bayangan yang dibentuk oleh lup bersifat maya, tegak, dan
diperbesar. Untuk mendapatkan bayangan semacam ini objek harus berada di
depan lensa dan terletak diantara titik pusat O dan titik fokus F lensa. untuk
menghasilkan bayangan yang diinginkan, lup dapat digunakan dalam dua macam
cara, yaitu dengan mata berakomodasi maksimum dan dengan mata tidak
berakomodasi. Lup dapat digunakan dengan mata berakomodasi maksimum
untuk mendapatkan perbesaran bayangan yang diinginkan. Agar mata
berakomodasi maksimum, bayangan yang terbentuk harus tepat berada di titik
dekat mata (s’ = s n = jarak titik dekat mata).
Perbesaran bayangan yang dihasilkan oleh lup dengan mata berakomodasi
maksimum adalah:

Dimana P adalah perbesaran lup, s n adalah jarak titik dekat mata ( s n = 25 cm


untuk mata normal), dan f adalah jarak fokus lup.
Menggunakan lup dalam keadaan mata berakomodasi maksimum membuat mata
menjadi cepat lelah. Agar mata relaks dan tidak cepat lelah, lup digunakan dalam
keadaan mata tidak berakomodasi. Untuk mendapatkan perbesaran bayangan yang
diinginkan dalam keadaan mata tidak berakomodasi, bayangan yang terbentuk
harus berada sangat jauh di depan lensa (jarak tak hingga). dalam hal ini objek
harus berada di titik fokus lensa (s = f).
Perbesaran bayangan yang dihasilkan oleh lup dengan mata tidak
berakomodasi adalah:

Dimana P adalah perbesaran lup, sn adalah jarak titik dekat mata ( s n = 25 cm


untuk mata normal), dan f adalah jarak fokus lup.
3. Teropong (Teleskop)
Teropong merupakan alat optik yang digunakan untuk melihat benda yang
sangat jauh agar kelihatan lebih dekat.
Ada dua jenis utama teropong yaitu:
a. Teropong bias yaitu teropong yang terdiri dari beberapa lensa, dan
b. Teropong pantul adalah teropong yang terdiri dari beberapa cermin dan
lensa.
1) Teropong Bintang
Bintang-bintang di langit yang letaknya sangat jauh tidak
dapat dilihat secara langsung oleh mata. Teropong atau teleskop dapat
digunakan untuk melihat bintang atau objek yang letaknya sangat jauh.
Teropong terdiri atas dua lensa cembung, Teropong bintang
mempergunakan dua lensa cembung / positif yaitu :
a) lensa obyektif
b) lensa okuler
Benda yang diamati terletak jauh tak terhingga, sehingga bayangan
jatuh pada fokus.
Pada teropong jarak fokus lensa objektif lebih besar dari pada
jarak fokus lensa okuler (fob > fok).
• Mata tak berakomodasi
Teropong digunakan dengan mata tidak berakomodasi agar
tidak cepat lelah karena teropong digunakan untuk mengamati
bintang selama berjam-jam. Dengan mata tidak berakomodasi,
bayangan lensa objektif harus terletak di titik fokus lensa okuler.
Bintang, sebagai benda terletak jauh tak terhingga s ob = ~
bayangan dari lensa obyektif di fob. Titik fokus okuler berimpit dengan
fokus obyektif. Bayangan dari obyektif sebagi benda pada lensa
okuler. Jadi s ok = f ob dan s ob = f ob dan s ok = f ok serta s ok = ~
Adapun perbesaran M yang dihasilkan oleh teropong adalah:
f ob
M =
f ok

Dengan demikian, panjang teropong (atau jarak antara kedua lensa)


adalah
d = fob + fok
Sifat bayangan akhir pada teropong bintang untuk mata
tidak berakomodasi adalah:
- maya,
- terbalik,
- diperbesar,
- di tak terhingga
• Mata berakomodasi
Benda pada jarak jauh sekali s0b= ~ , sehingga
bayangan lensa obyektif terletak pada titik fokus
obyektif sehingga s0b = f0b. Bayangan tersebut sebagai
benda lensa okuler. Jadi benda lensa okuler di ruang I
lensa okuler.

s ok = diruang1. bayanganokulerdiruangIV lensa okuleratau s ' ok = − pp


Adapun perbesaran M yang dihasilkan oleh teropong adalah:
f ob
M =
f ok

panjang teropong (atau jarak antara kedua lensa) adalah


d = fob + fok
Sifat bayangan akhir pada teropong bintang untuk mata
berakomodasi adalah:
- maya,
- terbalik,
- diperbesar,
- di ruang IV okuler.
2) Teropong Bumi
Prinsip dari teropong ini sama dengan teropong bintang,
perbedaannya terletak pada bayangan terakhirnya (yaitu tegak). Untuk
itu harus dipasang lensa pembalik. Oleh karena itu, teropong ini terdiri
dari 3 buah lensa yaitu :
a. lensa obyektif : terdiri dari lensa positif
b. lensa cembung : berfungsi sebagai lensa pembalik (terletak
antara lensa obyektif dan lensa okuler)
c. ensa okuler : terdiri dari lensa positif dan berfungsi sebagai lup
• Untuk mata tidak berakomodasi
Benda terletak di jauh tak terhingga jadi s ob = ~ ,

bayangan dari lensa obyektif s


,
ob = f ob jatuh di titik
fokus lensa obyektif dan berimpit dengan titik pusat
kelengkungan lensa pembalik. Lensa pembalik
berfungsi membalikkan sifat bayangan, menjadi
tegak dengan perbesaran 1, sehingga Mp = 1.
Sifat bayangan akhir pada teropong bumi untuk mata
tidak berakomodasi adalah:
- maya,
- tegak,
- diperbesar,
- di tak terhingga ∼.
Berlaku rumus :
M = M ob × M p × M ok
s ' ob 2 f p s ' ok
= × ×
s ob 2fp s ok
f ob ~
= ×
~ f ok
f ob
M =
f ok

Panjang teropong:
d = s ' ob +s p + s ' p +s ok
= f ob +2 f p + f ok
= f ob +4 f p + f ok

• Untuk mata berakomodasi


Bila s ok < f ok maka pengamatan dinamakan pengamatan mata
berakomodasi Berlaku :
f
M = ob , d = f ob + 4 f p + f ok dengan catatan
s ok
s ' ok = pp = −25 cm
Sifat bayangan akhir pada teropong bumi untuk mata
berakomodasi adalah:
- maya,
- tegak,
- diperbesar,
- di ruang IV lensa okuler.
3) Teropong Panggung
Teropong panggung (Teropong Belanda = Teropong Tonil = Teropong
Galilei) mempunyai lensa cembung/ positif (obyektif) dan lensa cekung/
negative (okuler), lensa cekung digunakan agar bayangan yang terbentuk
tegak. Teropong panggung dibuat sebagai pembaharuan dari teropong
bumi (karena teropong bumi terlalu panjang).
• Untuk mata tidak berakomodasi
Pengamatan menggunakan teropong selalu dalam
jangka waktu lama sehingga menggunakan mata tak
berakomodasi. Perhatikan diagram pembiasan cahaya
pada teropong panggung sebagai berikut. Rumus-
rumusnya adalah sebagai berikut:
s ob =~
s ok = f ok
f ob
M =
f ok

Jarak antara lensa obyektif dan lensa okuler, d = f ob + f ok


dengan f ok dimasukkan bertanda – (negatif) karena
lensa cekung.
• Untuk mata berakomodasi
Benda pada jarak jauh sekali s ob =~, sehingga bayangan lensa
obyektif terletak pada focus s ob = f ob . Bayangan tersebut sebagai
benda lensa okuler . Jadi benda lensa okuler diruang I atau s ok = di
ruang I okuler.
Dengan rumus:
s 'ok = − pp
pp s' pp
M = , dengan perbesaran M = ob ×
s ok s ok s ok

Anda mungkin juga menyukai