Oleh
AGISTA MAHRINI
E1A209027
AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2010
PENDAHULUAN
Lipida adalah kelompok senyawa kimia yang mempunyai bermacam-
macam struktur dan fungsi biologi di dalam sel. Berdasarkan fungsinya, lipida
tanaman dapat dibedakan menjadi tiga golongan utama, yaitu lipida simpanan,
simpanan karbon yang utama dalam tanaman. Jalur utama untuk biosintesa
yang sedang berkembang. Lipida relatif kompak, anhydrous dan mempunyai nilai
kalori yang lebih tinggi dari protein dan karbohidrat. Sebenarnya semua biji
mengandung lipida simpanan. Dalam beberapa biji seperti rapeseed atau bunga
matahari proporsi lipida yang disimpan tinggi sampai 50 % dari berat total biji.
Sedang beberapa buah (nut) mengandung lipid sebanyak 75% (Anonim, 2010).
Lipida simpanan dipecah oleh lipase yang memisahkan ketiga asam lemak
dari molekul gliserol. Lipase tidak ada di dalam biji kering dan kemungkinan
lipase disintesa beberapa hari pertama setelah biji berkecambah. Lipase secara
Asam lemak bebas mengganggu membran sel dan tidak pernah terakumulasi di
dalam sel yang sehat. Lipolisa diduga dikoordinasikan dengan aktivasi asam
atas unsur-unsur karbon, hidrogen, dan oksigen meliputi asam lemak, malam,
getah dan steroid) dan lain-lain. Lemak secara khusus menjadi sebutan bagi
minyak hewani pada suhu ruang, lepas dari wujudnya yang padat maupun cair,
yang terdapat pada jaringan tubuh yang disebut adiposa (Anonim, 2010).
murni. Hal itu disebabkan pada waktu ekstraksi lemak dengan pelarut lemak,
seperti phospholipid, sterol, asam lemak bebas, pigmen karotenoid, dan klorofil.
Oleh karena itu, hasil analisis lemak ditetapkan sebagai lemak kasar. Terdapat dua
metode dalam penentukan kadar lemak suatu sampel, yaitu metode ekstraksi
kering (menggunakan soxhlet) dan metode ekstraksi basah. Selain itu, metode
yang digunakan dalam analisis kadar lemak dapat menggunakan metode weibull.
Prinsip kerja dari metode weubull adalah ekstraksi lemak dengan pelarut nonpolar
setelah sampel dihidrolisis dalam suasana asam untuk membebaskan lemak yang
Prinsip soxhlet ialah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang
dengan adanya pendingin balik. Soxhlet terdiri dari pengaduk atau granul anti-
bumping, still pot (wadah penyuling, bypass sidearm, thimble selulosa, extraction
liquid, syphon arm inlet, syphon arm outlet, expansion adapter, condenser
(pendingin), cooling water in, dan cooling water out (Darmasih, 1997).
Bahan yang akan diekstraksi ialah jagung, dedak, tepung ikan, pelet.
Penentuan kadar lemak dengan pelarut organik, selain lemak juga terikut
fosfolipida, sterol, asam lemak bebas, karotenoid, dan pigmen yang lain . Karena
sample ditutup dengan kapas. Pelarut yang digunakan adalah petroleum spiritus
dengan titik didih 60-80°C. Selanjutnya labu kosong diisi butir batu didih. Fungsi
batu didih ialah untuk meratakan panas. Setelah dikeringkan dan didinginkan,
labu diisi dengan petroleum spiritus 60-80°C sebanyak 175 ml. Digunakan
petroleum spiritus karena kelarutan lemak pada pelarut organik (Darmasih, 1997).
disambungkan dengan labu dan ditempatkan pada alat pemanas listrik serta
thimble. Pelarut melarutkan lemak dalam thimble, larutan sari ini terkumpul
dalam thimble dan bila volumenya telah mencukupi, sari akan dialirkan lewat
sifon menuju labu. Proses dari pengembunan hingga pengaliran disebut sebagai
refluks. Proses ekstraksi lemak kasar dilakukan selama 6 jam. Setelah proses
ekstraksi selesai, pelarut dan lemak dipisahkan melalui proses penyulingan dan
karena pada cara ini digunakan pemanasan yang diduga memperbaiki kelarutan
memberikan hasil ekstrak yang lebih tinggi. Makin polar pelarut, bahan terekstrak
yang dihasilkan tidak berbeda untuk kedua macam cara ekstraksi. Fenolat total
yang tertinggi didapatkan pada proses ekstraksi menggunakan pelarut etil asetat.
Sifat antibakteri tertinggi terjadi pada ekstrak yang diperoleh dari ekstraksi
menggunakan pelarut etil asetat untuk ketiga macam bakteri uji Gram-positif.
Semua ekstrak tidak menunjukkan daya hambat yang berarti pada semua bakteri
Bahan
2. Petroleum eter
Alat
1. Soxhlet
2. Alat-alat gelas
3. Oven
Prosedur Kerja
1. Perkecambahan Biji
• Biji yang akan dicoba dikecambahkan dalam cawan petri dengan media
kapas basah.
kering dan lewat ayakan 40 mesh). Campur dengan pasir yang telah
dipijarkan sebanyak 8 g dan masukkan ke dalam tabung reaksi soxhlet
dalam bungkusan kertas saring berbentuk tabung yang tepat masuk dalam
tabung soxhlet.
• Berat residu dalam botol timbang dinyatakan sebagai berat minyak dan
Hasil
Hasil dari praktikum dari berbagai kelompok diperoleh berat akhir sampel
sebagai berikut:
biji kelapa. Namun, kami juga membandingkannya dengan kelompok lain, maka
103,8774 - 101,9307
% Lipida Kelapa = X 100%
3,0029
1,9467
% Lipida Kelapa = X 100%
3,0029
126,6393 - 126,5677
% Lipida Padi = X 100%
4. 3,0006
113,7717 - 112,2100
% Lipida Kacang tanah = X 100%
3,0031
121,8083 - 120,2347
% Lipida Kemiri = X 100%
5. 3,0000
Pembahasan
Pada praktikum ini dilakukan penetapan kadar lemak pada berbagai jenis
biji-bijian antara lain Padi, kacang tanah, kemiri, dan kelapa dengan
Penetapan kadar lemak pada biji-bijian tersebut dengan metode soxhlet ini
anhydrous. Pelarut anhydrous merupakan pelarut yang benar-benar bebas air. Hal
tersebut bertujuan supaya bahan-bahan ynag larut air tidak terekstrak dan
terhitung sebagai lemak serta keaktifan pelarut tersebut tidak berkurang. Sampel
yang sudah dihaluskan, ditimbang sebanyak 3 gram dan kemudian campur dengan
pasir yang telah dipijarkan sebanyak 8 g dan masukkan ke dalam tabung reaksi
soxhlet dalam bungkusan kertas saring berbentuk tabung yang tepat masuk dalam
tabung soxhlet. Selanjutnya labu kosong diisi butir batu didih. Fungsi batu didih
ialah untuk meratakan panas. Setelah dikeringkan dan didinginkan, labu diisi
disambungkan dengan labu dan ditempatkan pada alat pemanas listrik serta
thimble. Pelarut melarutkan lemak dalam thimble, larutan sari ini terkumpul
dalam thimble dan bila volumenya telah mencukupi, sari akan dialirkan lewat
sifon menuju labu. Proses dari pengembunan hingga pengaliran disebut sebagai
refluks. Proses ekstraksi lemak kasar dilakukan selama 6 jam. Setelah proses
ekstraksi selesai, pelarut dan lemak dipisahkan melalui proses penyulingan dan
dibungkus dengan kertas saring lalu dimasukkan ke dalam alat ekstraksi soxhlet.
Alat ekstraksi soxhlet tersebut dihubungkan dengan kondensor dan labu lemak
yang telah diisi dengan pelarut lemak. Penentuan kadar lemak pada biskuit
tersebut dilakukan selama ± 4 jam. Hasil yang diperoleh dari praktikum ini
adalah kadar lemak dari masing-masing sampel yang didapatkan melalui rumus.
Kadar lemak diperoleh melalui selisih berat labu lemak akhir dengan berat labu
kelapa sebesar 64,83%. Kemudian kadar lemak biji padi sebesar 2,39%.
Selanjutnya kadar lemak biji kacang tanah sebesar 52,00%. Dan yang terakhir
kadar lemak biji kemiri sebesar 52,45%. Urutan biji-bijian dengan kadar lemak
tertinggi hingga biji-bijian dengan kadar lemak terendah dapat dilihat melalui
Tabel 2. Pengurutan biji-bijian dengan kadar lemak tertinggi hingga kadar lemak
terendah
diketahui biji kelapa adalah biji yang memiliki kadar lemak yang tertinggi. Biji
dengan kadar lemak terendah adalah biji padi. Berdasarkan literatur lainnya pun
pengurutan kadar lemak tertinggi memang diketuai oleh biji kelapa yang disusul
dengan biji kemiri, biji kacang tanah, dan biji padi. Karena sudah kita ketahui
sedikit kadar lemak. Selanjutnya kacang tanah juga terkenal dengan kadar
proteinnya sehingga kadar lemaknya pun lebih rendah dibanding dengan kelapa
dan kemiri yang merupakan pensuplai kadar lemak yang banyak setelah kakao.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
sebesar 64,83%. Kemudian kadar lemak biji padi sebesar 2,39%. Selanjutnya
kadar lemak biji kacang tanah sebesar 52,00%. Dan yang terakhir kadar lemak
biji kemiri sebesar 52,45%.
diketahui biji kelapa adalah biji yang memiliki kadar lemak yang tertinggi.
Biji dengan kadar lemak terendah adalah biji padi. proses pengeringan sangat
sedikit kadar lemak. Selanjutnya kacang tanah juga terkenal dengan kadar
kelapa dan kemiri yang merupakan pensuplai kadar lemak yang banyak
setelah kakao.
Saran
karena Semakin banyak frekuensi ekstraksi yang dilakukan maka semakin banyak
pula minyak yang akan terekstrak dari sampel biji padi, biji kacang tanah, biji
DAFTAR PUSTAKA