MODUL 06
RETURN dan RISIKO PORTFOLIO
keuntungan yang diperoleh dari jenis instrument yang lain. Melakukan kombinasi
yang tepat dalam melakukan invesatasi bukanlah hal yang mudah. Diperlukan suatu
ketelitian dan analisis yang cermat, sehingga hasil yang diharapkan bisa tercapai.
Portfolio dapat didefinisikan sebagai melakukan investasi pada beberapa alat
investasi, bisa sejenis dan juga tidak sejenis, yang tujuannya adalah menghindari
resiko dan menghasilkan pendapatan sesuai dengan tujuan.
Portfolio yang efisien dapat dicapai melalui dua cara, yaitu :
1. Investor bisa menerima penghasilan tertentu, dengan bersedia pula
menerima resiko minimum.
2. Investor bisa menetukan penghasilan yang tinggi (maksimum), dengan
bersedia pula menerima resiko tertentu.
Menurut Markowitz, portfolio bisa dikatakan efisien bila memenuhi 2
persyaratan, yaitu :
1. Portfolio yang dibentuk memberikan return yang tinggi, namun diikuti
dengan resiko tertentu.
2. Portfolio yang dibentuk memberikan resiko yang terendah, namun diikuti
dengan return tertentu.
Langkah-langkah yang disarankan oleh John Dickinson (1974:6) dalam
melakukan portfolio, yaitu :
1. Placement analysis. Dalam langkah ini, investor melakukan pengumpulan
data, baik kuantitatif maupun kualitatif dari berbagai alat investasi yang
akan dijadikan portfolio.
2. Portfolio construction. Pada langkah ini, investor mulai melakukan
berbagai alat investasi yang dapat memenuhi tujuan investasinya.
3. Portfolio selection. Pada langkah ini, investor mulai melakukan kombinasi
diantara alat investasi yang sudah dipilih tadi. Tujuan kombinasi ini jelas
adalah mendapatkan portfolio yang efisien, sesuai dengan kaidah
Markowitz.
Proses Investasi Portfolio
Dalam melakukan investasi portfolio perlu dilakukan sbb:
1. Menetapkan Kebijakan Investasi
Manajer investasi perlu mengenali tujuan investasi dari kliennya, terutama
yang menyangkut sikapnya terhadap trade off antara resiko dengan return.
2. Melakukan Analisis Sekuritas
Tingkat Keuntungan
Tingkat keuntungan yang diperoleh dari pemilik suatu portfolio dipengaruhi
oleh daya sumber, yaitu :
1. Kemungkinan adanya perubahan harga sekuritas-sekuritas yang
membentuk portfolio tersebut.
2. Pembayaran dividen ( atau juga bunga kalau dalam portfolio tersebut
terdapat obligasi ).
Portfolio adalah komposisi asset yang menjadi pilihan seorang investor.
Asset tersebut dapat berupa financial assets seperti saham (stock), obligasi (bond),
dan opsi (option) maupun real assets seperti tanah, gedung, kendaraan, dan
perusahaan. Dana yang diniatkan untuk diinvestasikan akan ditanamkan oleh investor
ke asset-asset tersebut dengan proposisi tertentu. Bagaimana kita menghitung
ekspektasi dan risiko dari sebuah portfolio?
RUMUS :
N N N
σ p
2
= Σ Xi2 σ 2
i + Σ Σ Xi Xj σ ij
i=1 i=1 i=1
N N N
σ p
2
= √ Σ Xi σ2
i
2
+ Σ Σ Xi Xj σ ij
i=1 i=1 i=1
Keterangan :
σ p
2
= varian portfolio
σ i = kovarian saham i ( i = 1,2,… ; i ≠ j )
σ ij = kovarian antara i dan j
Xi = proporsi dana ke sekuritas i
Xj = proporsi dana ke sekuritas j
Portfolio dua asset adalah portfolio yang dibentuk hanya terdiri dari dua asset
atau sekuritas. Pembentukan ini dapat dilakukan pada berbagai keadaan, yaitu dimulai
dari tidak adanya investasi yang bebas resiko dan tidak diperkenankannya short sales.
Short dales berarti menjual saham yang tidak dimiliki. Misalkan seorang
investor X menduga bahwa “saham A” yang saat ini harga jualnya Rp 10.000,- akan
turun harganya menjadi Rp 9500,- pada bulan depan. Kemudian investor meminjam
saham tersebut dari investor Y (yang memiliki saham A) dengan janji akan saham
tersebut pada bulan depan. Setelah memperoleh saham tersebut benar mengalami
penurunan seperti dugaan investor X, maka investor X akan mengalami keuntungan.
Tetapi jika ternyata dugaaan tersbut meleset, maka investor X akan mengalami
kerugian.
Short sales tidak diperkenankan berarti kita hanya dapat menginvestasi dana
kita maksimum sebesar 100% pada suatu sekuritas dan minimum 0%. Sedangkan
Short sales diperkenankan itu berarti proporsi dana yang diinvestasikan pada suatu
sekuritas bias lebih dari 100% dan bias lebih kecil dari 0%(artinya negative).
Kalau kita hanya memiliki 2 sekuritas A dan B, maka tingkat keuntungan yang
diharapkan dari portfolio adalah :
E(RP) = WA .RA + WB .RB
E(RP) = XA .(RA) + XB .(RB)
WA + WB = 1
Keterangan :
E(RP) : tingkat keuntungan / ekspektasi return dari suatu portfolio
E(RA) : ekspektasi return dari sekuritas A
RA : satu outcome dari sekuritas A
XA : proporsi asset/dana yang diinvestasikan pada saham A
E(RB) : ekspektasi return dari sekuritas B
RB : suatu outcome dari sekuritas B
XB : proporsi asset/dana yang diinvestasikan pada saham B
Jika Short sales diperkenankan, maka proporsi dana yang diinvestasikan pada
sekuritas yang di Short sales
Periode Return saham A Return saham B
1 0.10 0.05 akan negative. Ini terjadi
2 0.05 0.06 karena kita sebenarnya
3 0.02 0.02
4 0.00 0.00 meminjam sekuritas tersebut,
5 0.05 0.05 dan hasilnya kita pergunakan
6 -0.02 0.08
7 0.08 0.04 untuk investasi pada sekuritas
8 0.15 0.03 yang lain. Tetapi khusus
9 -0.05 0.01
10 0.10 -0.02 pembahasan kali ini Short
sales tidak diperkenankan. Maka,
XA + XB = 1 ------ XB = 1- XA ……….persamaan 1
Dimana : XA ≥ 0
XB ≥ 0
Dengan demikian ekspansi return dari portfolio yang terdiri dari 2 saham /
sekuritas menjadi :
E(RP) = XA .E(RA) + XB .E(RB)
E(RP) = XA .E(RA) + (1-RA) .E(RB)
Tabel 1 . Return saham A dan saham B.
Contoh :
Seorang investor memiliki portfolio yang terdiri dari saham A dan saham B
yang proporsinya berturut-turut 75% dan 25%. Dalam 10 periode yang lalu return
saham A dan saham B nampak dalam table dibawah ini :
Return pada masing-masing periode adalah outcome yang diasumsikan akan
muncul kembali dengan probabilitas yang sama untuk masing-masing outcome.
Dengan menggunakan rumus untuk menghitung expected return sekuritas/saham :
E(Ri) = Σ Ri Pi
Sementara itu koefisien korelasi antara saham A dan saham B adalah -0.0515
(pembaca dapat melihat formula koefisien korelasi di buku-buku statistic)
Kemudian dapat dihitung besar standar deviasi portfolio adalah :
N NN
σP= √ Σ Xi2 σi2 + Σ Σ Xi Xj σij
Contoh portfolio antara saham A dan saham B diatas merupakan contoh yang
baik karena keduanya memiliki koefisien korelasi yang negative.
Secara matematis, jika ada 2 sekuritas yang koefisien korelasinya negative
sempurna (yaitu r = -1) maka, risiko portfolionya dapat dihilangkan sama sekali
dengan memakai kombinasi tertentu dari dua saham tersebut. Namun sayangnya di
praktek sangat sulit ditemukan, bahkan tidak mungkin ada dua sekuritas yang korelasi
returnnya negative sempurna. Apalagi jika investor mengkombinasi lebih dari dua
sekuritas/asset dalam portfolionya maka untuk mendapatkan korelasi yang negative
menjadi menjadi sangat tidak mungkin. Yang lebih mungkin adalah mencari
kombinasi yang koefisien korelasinya rendah, bukan yang negative.
Portfolio banyak asset adalah portfolio yang terdiri lebih dari dua sekuritas
atau banyak sekuritas.
RUMUS : E(RP) = Σ E(Ri)Xi
Atau
E(RP) = WA.RA + WB.RB +…+Wn.Rn
( Dimana : WA+WB+…+Wn = 1)
Keterangan :
E(Rp) = tingkat keuntungan / ekspektasi return dari suatu portfolio
E(Ri) = ekspektasi return dari sekuritas i
Ri = satu outcome dari sekuritas i
Xi = proporsi dana / asset yang diinvestasikan pada saham i
N NN
Kondisi Pi Ra Rb Rc
1 0.20 0.0500 -0.0500 -0.0250
2 0.70 0.2000 0.1250 0.1500
3 0.10 0.3000 0.4000 0.3500
σP2 2 2
= Σ Xi σi + 2 Σ Σ Xi Xj COVij
i=1 i=1 j=1
atau
N NN
σP = √ Σ Xi2 σi2 + 2 Σ Σ Xi Xj COVij
i=1 i=1 j=1
dimana :
σP2 = varian portfolio
σi = kovarian saham i (i = 1,2,….;i≠j)
σij = kovarian antara i dan j
Xi = proporsi dana ke sekuritas i
Xj = proporsi dana ke sekuritas j
Contoh :
Hitunglah return dan risiko dari suatu portfolio yang terdiri atas 3 investasi
yaitu A, B, dan C dengan data tertera dibawah ini :
Komposisi portfolio :
Investasi A 60%
Investasi B 25%
Investasi C 15%
Jawab :
Saham E(Ri) Var(Ri) Σ(Ri)
A 0.1800 0.0051 0.0714
B 0.1175 0.0136 0.0714
C 0.1350 0.0009 0.0714
Komposisi portfolio :
A = 60%
B = 25%
C = 15%
Saham Xi Xi2 Var ( Ri ) Xi2 Var ( Ri )
A 0.60 0.36 0.0051 0.00184
B 0.25 0.0625 0.0136 0.00085
Portfolio Efisien
Banyak hal yang mempengaruhi berhasil tidaknya usaha investor dalam
melakukan investasi menyebabkan perlinya pertimbangan yang cukup matang dalam
melakukan analisis. Uangnya akan dialokasikan ke berbagai portfolio untuk dapat
menghasilkan keuntungan yang maksimal selama jangka waktu tertentu. Jangka
waktu ini disebut dengan holding period. Setelah itu investor akan menjual sahamnya
pada akhir masa tertentu. Untuk dapat menarik investor sehingga tetap mau
melakukan investasi, diperlukan investasi strategi yang tepat. Strategi ini yang
kemudian disebut dengan portfolio yang efisien.
Ada 2 cara untuk dapat mencapai portfolio yang efisien. Markowitz (1952)
mengilustrasikan bagaimana membentuk portfolio yang efisien. Portfolio yang efisien
adalah yang :
1 . Menawarkan return yang diharapkan maksimum untuk berbagai tingkat
risiko
2 . Menawarkan risiko yang minimum untuk berbagai tingkat return yang
diharapkan
Keterangan gambar :
• Gambar ini menunjukan ilustrasi efficien set
• Titik G, E, S dan H adalah contoh portfolio
• Secara umum, portfolio-portfolio itu membentuk gambar
seperti payung. Tergantung pada sekuritas yang terlibat, bentuk
tersebut dapat lebih ke kanan atau ke kiri atau lebih tinggi atau lebih
rendah, atau lebih tebal atau lebih tipis dari yang dicontohkan gambar.
• Sejumlah portfolio yang memenuhi kondisi pertama
( menawarkan return yang diharapkan maksimum untuk berbagai
tingkat risiko) dari teorema efficient set harus diidentifikasi. Tidak
terdapat portfolio yang menawarkan risiko yang lebih rendah dari
portfolio E, tidak akan ada titik pada feasible set yang berada di
sebelah kiri garis. Juga tidak ada portfolio yang menawarkan risiko
yang lebih besar dari H. jadi portfolio yang sesuai dengan kondisi
pertana adalah portfolio yang terletak pada batas atas feasible set
antara E dan H.
Keterangan :
• Investor dapat menggambatkan kurva indiferensnya pada grafik
dengan efficient set dan kemudian memilih portfolio yang berada pada
kurva indifferens yang paling kiri atas. Portfolio ini akan bertemu
dengan titik, yang pada titik ini kurva indifferens bersinggungan
dengan efficient set. Potfolio O* yang terdapat pada kurva indifferens
I2.
• Meskipun infestor akan lebih menyukai portfolio I3, tidak ada
portfolio yang tersedia ; keinginan untuk berada pada pada kurva
indifferens tersebut hanya merupakan impian. Sedangkan pada I1,
investor mempunyai banyak pilihan investasi, bias saja pada titik O.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zaenal 2005 . Teori Keuangan dan Pasar Modal, edisi pertama, Yogyakarta :
Ekonisia.
Anoraga, Panji, 2003 . Pengantar Pasar Modal, Edisi keempat, Jakarta, PT Rineka
cipta.
Sharpe, William F. 2005 . Investasi ( versi Bahasa Indonesia ), edisi keenam, Jakarta,
PT Indeks Kelompok Gramedia.
Suad Husnan, 2003. Dasar-dasar Teori Portfolio dan Analisis Sekuritas, edisi ketiga,
yogyakarta, Unit penerbit dan Percetakan AMP YKPN.