PENDAHULUAN
sistematis, logis dan komunikatif pada siswa. Dengan demikian diharapkan siswa
dapat bertahan pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasif dan kompetitif. Seperti
“Belajar adalah suatu pertumbuhan dan perubahan dalam diri seseorang yang
dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan
latihan”. 1
sikap, tingkah laku dan perubahan ilmu pengetahuan bagi siswa. Menurut
serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang
Belajar mengajar adalah dapat juga diartikan sebagai proses yang mengandung
dua pengertian yaitu rentetan tahapan atau fase dalam mempelajari sesuatu, dan
dapat pula berarti sebagai rentetan kegiatan perencanaan oleh guru, pelaksanaan
1
Oemar Hamalik, Metode Belajar dan Kesulitan-Kesulitan, (Bandung : Tarsito, 1984), hal.18
2
Uzer Usman, Moh, Menjadi Guru Profesional, (Bandung : Rosda Karya, 1990), hal. 1
1
2
kegiatan sampai evaluasi dan program tindak lanjut. Dari kedua pendapat tersebut
dapat disimpulkan bahwa proses belajar mengajar meliputi kegiatan yang dilakukan
guru mulai dari perencanaan, pelaksanaan kegiatan sampai evaluasi dan program
tindak lanjut yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu
yaitu pengajaran.
materi, juga agar setiap langkah kegiatan pencapaian kompetensi untuk siswa dapat
yang berpusat pada siswa, memerlukan sebuah penerapan metode yang benar,
bukan hanya metode yang berperan namun media dan alat juga harus
diperhatikan, salah satu metode mengajar yang dapat diterapkan untuk mata
pelajaran matematika pada pokok bahasan persamaan linear pada jenjang Sekolah
Menengah Pertama (SMP) kelas VII semester 1 adalah metode penemuan. Dengan
3
metode penemuan peneliti ingin melihat sejauh mana persamaan linear dapat
dipahami oleh siswa kelas VII SMP Negeri 1 Bubon. Selanjutnya penggunaan
metode penemuan akan dapat mengembangkan sikap ilmiah yang mencakup sikap
objektif dan jujur, sikap terbuka, sikap tekun dan sikap kritis dalam proses
pembelajaran.
Adapun pengertian metode penemuan menurut Karso dkk adalah "sesuatu hal
baru yang ditemukan sendiri oleh siswa"3. Sesuatu hal yang baru disini bukan berarti
benar-benar baru, tetapi baru bagi dirinya sendiri saja. Cara belajar menemukan
sendiri ini tidak merupakan cara belajar yang baru. Cara belajar melalui penemuan
sudah digunakan puluhan abad yang lalu dan socrates dianggap orang sebagai orang
pertama yang menggunakan metode ini. Dengan metode penemuan diharapkan siswa
dapat lebih kreatif dan termotivasi untuk belajar sendiri dengan bimbingan dari guru.
Peran guru disini hanya sebagai fasilitator dan tidak perlu menjelaskan panjang lebar
pada siswa serta pemahaman yang baik dari guru dalam proses belajar mengajar akan
memahami mata pelajaran yang diajarkan. Karena siswa tidak lagi terpaku pada satu
masalah atau soal yang di berikan guru, tetapi mereka bisa mencari sendiri masalah–
masalah lain dan dapat menyelesaikannya dengan bimbingan dari guru pada
pembelajaran tentang persamaan linear di SMP Negeri 1 Bubon kelas VII, masih
3
Karso, dkk, Dasar-dasar Pendidikan MIPA, (Jakarta : Universitas Terbuka, Depdikbud,
1993), hal. 57
4
belum maksimal. Itu dikarenakan pemahaman siswa terhadap persamaan linear yang
B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : apakah
persamaan linear satu variable pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Bubon Aceh
Barat?. Dari rumusan masalah di atas yang menjadi pertanyaan dalam penelitian ini
adalah :
1. Bagaimana Aktivitas siswa kelas VII SMP Negeri 1 Bubon Aceh Barat
penemuan terbimbing?
Barat?
5
C. Penjelasan Istilah
penafsiran, kiranya perlu dijelaskan beberapa istilah pokok yang terdapat dalam
judul skripsi ini. Istilah tersebut antara lain adalah: Penerapan, Metode
1. Penerapan
2. Metode
Metode berasal dari bahasa Yunani “Greek”, yakni “Metha”, berarti melalui ,
dan “Hadas” artinya cara, jalan, alat atau gaya. Dengan kata lain, metode artinya
“jalan atau cara yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan tertentu”.4 Dalam
adalah “cara yang teratur dan berpikir baik-baik untuk mencapai suatu maksud”.5
“cara kerja yang sistematis untuk mempermudah sesuatu kegiatan dalam mencapai
maksudnya”.6
Dengan demikian metode dalam kajian penulis adalah suatu usaha dari
pemilihan cara atau teknik tertentu yang diterapkan secara terencana dan
4
H. Muzayyin Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bina Aksara, 1987), hal. 97
5
W. J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1986), hal.
649.
6
Peter Salim, et-al, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta: Modern English, 1991), hal.
1126.
6
sistematis yang bertujuan untuk mencapai keinginan atau maksud yang telah di
3. Penemuan Terbimbing
baru yang ditemukan sendiri oleh siswa" 7. Sesuatu hal yang baru disini bukan
berarti benar-benar baru, tetapi baru bagi dirinya sendiri saja. Cara belajar
menemukan sendiri ini tidak merupakan cara belajar yang baru. Cara belajar
melalui penemuan sudah digunakan puluhan abad yang lalu dan socrates
sendiri" 8. Dimana dalam sistem belajar mengajar ini guru menyajikan bahan
pelajaran tidak dalam bentuk yang final, tetapi anak didik diberi peluang untuk
sampai kepada generalisasi. Sebelum siswa sadar akan pengertian, guru tidak
7
Ibid, hal. 57
8
Aswan, Z dan Syaiful, B. D, Belajar Mengajar, (Jakarta : Rineka Cipta, 2002), hal. 192.
9
Suryosubroto, B, Proses Belajar Mengajar Di Sekolah, (Jakarta : Rineka Cipta, 2002), hal.
192.
7
4. Pembelajaran
Pembelajaran berasal dari kata dasar “belajar” yang diawali kata “pe”
dan perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah
Persamaan linear sendiri telah dikenal sejak 4000 tahun yang lalu di
mesir dan Babylonia. Persamaan linier pada hakekatnya masuk pada pokok
diketahui. Sebagai contoh tentukan nilai dari x + 5 = 12, dari soal tersebut x di
katakan sebagai variabel atau peubah, dimana kalimat terbuka tersebut akan
terbimbing pada materi persamaan linear pada kelas VII SMP Negeri 1 Bubon.
E. Postulat Penelitian
menegaskan tentang postulat sebagai berikut: “Anggapan dasar atau asumsi atau
masalah yang dihadapi. Postulat inilah yang menjadi titik pangkal, titik dimana
tidak ada lagi keragu-raguan penyelidik”. 12 Dalam hal yang lain Winarno juga
12
Winarno Surachmad, Pengantar Metodologi Ilmiah, (Bandung : Tarsito, 1989), hal.32
9
F. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Rancangan atau desain penelitian dalam arti sempit dimaknai sebagai suatu
proses pengumpulan dan analisis data penelitian. Dalam arti luas rancangan
yang sudah dikerjakan dan diketahui, sampai pada penetapan kerangka konsep dan
menjawab rumusan masalah pada tingkat lebih lanjut. Dalam penulisan skripsi ini
mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi serta memecahkan masalah yang ada
13
Winarno Surachmad, Dasar dan Teknik Research, (Bandung : Tarsito, 1972), hal.97
10
pembelajaran materi persamaan linier satu variabel pada siswa kelas VII SMP
Penetapan objek penelitian merupakan salah satu faktor yang diperlukan karena
populasi adalah semua siswa kelas VII SMP Negeri 1 Bubon, yang terdiri 3
kelas dengan jumlah siswa 82 orang. Dengan teknik random sampling penulis
mengambil kelas VII2 sebagai sampel dalam penelitian ini, kelas VII2 dianggap
14
Slameto, Evaluasi pendidikan (Jakarta : PT. Bumi Aksara. 1998), hal. 43
15
Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung : Tarsito, 1989), hal.6
11
sebagai kelas yang mewakili homogenitas dari tiga kelas VII dengan jumlah
a. Observasi
penelitian adalah lembar pengamatan kemampuan guru dan akifitas siswa dalam
penyampaian materi persamaan linier pada kelas VII 2 di SMP Negeri 1 Bubon
Aceh Barat. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan data yang valid dan sesuai
terhadap konsep persamaan linear baik satu variabel maupun dua variabel. Tes
dilaksanakan pada awal penelitian, pada akhir setiap tindakan sesuai tahapan
dilaksanakan tes pada awal penelitian adalah untuk menjaring subjek penelitian dan
tes akhir setiap tindakan bertujuan untuk (1) melihat kemajuan siswa selama
mengikuti pembelajaran, dan (2) merumuskan analisis dan refleksi untuk tindakan
untuk memperoleh data tentang kemajuan siswa dalam memahami konsep persamaan
linear.
12
Tujuan dari diberikannya angket respon siswa adalah untuk mengetahui respon siswa
penemuan.
d. Dokumentasi
atau lembaga tertentu. Sehingga data yang telah terkumpul tersebut dapat menjadi
pedoman atau acuan bagi penulis. Dalam penelitian ini yang menjadi data
dokumentasi adalah data yang telah terkumpul oleh sekolah tempat penulis
penelitian, karena pada tahap ini hasil penelitian dapat dirumuskan setelah
16
Ibid, hal.69
13
Aceh Barat untuk ketuntasan belajar secara individu jika mempunyai daya serap
dikatakan tuntas belajar secara klasikal jika 75% siswa tuntas secara individu.
Data yang digunakan untuk menganalisis ketuntasan hasil belajar adalah tes
akhir.
siswa terhadap pertanyaan adalah positif untuk setiap kategori yang direspon
skor dari setiap aspek yang dinilai berada pada kategori baik atau sangat baik.
17
Mukhlis, Pendekatan Matematika Realistic Untuk Materi Pokok Perbandingan di Kelas VII
SMP Negeri Pelangga, Tesis, (Surabaya : Universitas Negeri Surabaya, 2005), hal.73
18
Ibid, hal. 69
15
mengelola pembelajran, data aktifitas siswa, data hasil belajar (ketuntasan), dan
data respon siswa dipenuhi, dengan syarat aspek ketuntasan belajar harus
terpenuhi.