Disusun Oleh :
Siti Badriah
Rigo Tampati
Chindi
Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan ka.unia-
Nya sholawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad
SAW.Alhamdulilah penulis bisa menyelesaikan makalah dengan
judul”Bimbingan Pada Siswa Berbakat (Gifted) yang Berkesulitan Belajar”.
Penulisan makalah ini ditujukan kepada para guru dan orang tua supaya
mendapatkan bimbingan dan pemahaman mengenai “Bimbingan Pada Siswa
Berbakat yang Berkesulitan Belajar.
Ucapan syukur dan terima kasih kepadda Bapak Drs.Dudi Gunawan M.Pd
selaku dosen mata kuliah Bimbingan Anak Berkebutuhan Khusus serta teman-
teman yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini semoga isi makalah
ini dapat bermanfaat khusus kepada penulis,umumnya kepada pembaca yang
budiman.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................1
C. Tujuan........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
D. Sulit diidentifikasi......................................................................................7
Kesimpulan..............................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................11
ii
iii
BAB I PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang aan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Apa yang dimaksud Konsep dasar siswa berbakat (gifted) yang
berkesulitan belajar?
2. Apa saja Karakteristik anak gifted yang berkesulitan belajar (Learning
Disabilities/LD)?
1
3. Apa yang dimaksud Kesalahan diagnosa dan sulit diidenttifikasi?
4. Bagaimana Program bimbingan yaang tepat Bagi anak Gifted?
5. Bagaimana Peran orang tua bagi anak berbakat (gifted)?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Agar dapat mengetahui konsep dasar siswa berbakat yang berkesulitan
belajar.
2. Agar dapat mengidentifikasi karakteristik anak gifted yang berrkesulitan
belajar.
3. Agar dapat mengetahui kesalahan diagnosa dan sulit diidentifikasi.
4. Agar dapat mengetahui program bibmbingan belajar yang tepat.
5. Agar orang tua dapat mengetahui bagaimana menangani siswa Gifted
2
BAB II PEMBAHASAN
3
1. Anak-anak berbakat yang memiliki beberapa kesulitan dalam belajar di
sekolah dan sering dikatakan sebagai anak yang underachiever.
Kelompok ini mudah teridentifikasi sebagai anak gifted atau berbakat
karena memiliki prestasi tinggi dan nilai IQ yang tinggi, yang dalam
perkembangan selanjutnya terjadi kesenjangan yang besar antara harapan
dengan prestasi yang dicapai. Anak pada kelompok ini mungkin akan
mengejutkan dengan kemampuan verbal yang sangat bagus, tetapi pada
saat dikte dan menulisan anak tersebut memiliki kesulitan besar. Kadang
mereka lupa dan disorganized, sehingga pada tingkat lanjutan pertama
dimana tuntunan semakin tinggi semakin sulitlah untuk mencapai prestasi.
Walaupun pada akhirnya anak tersebut akan berusaha keras untuk
mengatasii kesulitannya akan tetapi anak tersebut tidak tahu bagaimana
cara untuk mengatasinya.
2. Anak-anak yang diketahui kesulitan belajar dan tidak pernah
teridentifikasi sebagai anak gifted. Ketidaktepatan pengukuran dan atau
tertekannya skor IQ sering menyebabkan dugaan yang keliru
(underestimtion) pada kemampuan intelektualnya. Jika bakat yang luar
biasa tidak diketahui, maka kelebihan-kelebihannya tidk pernah menjadi
focus dalam pendidikannya, sehingga tidak pernah teraktualisasikan.
3. Anak-anak yang tidak diketahui atau tidak teridentifikasi sebagai anak
berbakat maupun sebagai anak berkesulitan belajar. Mereka lebih nampak
sebagai anak yang berprestasi biasa-biasa atau rata-rata. Kemampuan
intelegensi yang tinggi seringkali membantu kesulitan atau kelemahannya,
sehingga anak ini tidak teridentifikasi sebagai anak yang berkesulitan
belajar atau terhambat dalam proses belajarnya. Disini superioritas
kemampuannya menutupi kelemahannya. Sebaliknya, kelemahannya
menutupi kemampuannya atau kelebihannya. Bakat atau talenta yang
dimiliki kemungkinan berkembang bila terstimulasi situasi kelas yang
diajar oleh guru yang menggunakan metode belajar yang kreatif.
Kelompok ini mungkin kelompok terbesar, mereka berprestasi pada level
yang tidak menguntungkan. Jauh di bawah potensi yang dimilikinya.
4
E. Karakteristik Anak Gifted (G) yang Kesulitan Belajar (Learning
Disabilities/LD)
Anak dengan keistimewaan ganda ini adalah suatu tipikal siswa yang
seringkali dikarakteristikan sebagai anak yang cerdas, tapi mempunyai problem
sekolah. Keadaan ini diikuti oleh perasaan frustasi, agresif, ceroboh dan sering
tidak mampu menyelesaikan tugas. Mereka juga sering membuat suasana kelas
menjadi terganggu, bahkan sebagian dari mereka lebih mirip LD yakni memory
dan kemampuan perceptual terbatasa serta sering gagal menyelesaikan tugas.
Sementara di bidang yang lain, mereka mampu menampilkan diri sebagai anak
berkemampuan tinggi. Misalnya, mereka mungkin sangat pandai dalam berpikir
yang abstrak, dapat mengkonseptualisasikan sesuatu dengan cepat, mampu
melakukan generalisasi dengan mudah, dan mempunyai tantangan untuk
memecahkan suatu masalah. Biasanya hobi atau kesukaan mereka adalah hal-hal
yang membuatnya termotivasi, tantangan dan yang memerlukan pemikiran kreatif.
Yang sering juga disebut dengan visual-spatial learners dan memiliki long-term
memory yang sangat bagus, yang membutuhkan metode diagnosis dan pengajaran
yang berbeda.
5
1. Overaktif secara fisik dan mental
2. Ceroboh (slopiness) dan disorganized dengan hal-hal yang
dianggapnya tidak penting.
3. Pelupa, main wanders, suka daydreaming.
4. Kurang tertarik pada hal-hal yang kecil.
5. Penuntut
6. Temperamental, moody.
7. Tidak komunikatif, emotional withdrawn, sinis, suka berargumentasi.
8. Suka menanyakan aturan, otoritas, moral yang umum.
9. Stubborn, uncooperative, menentang dominasi.
6
Dengan kondisi tersebut tadi diatas malah menjadi suatu yang sangat merugikan
bagi anak tersebut, karena dalam hal mereka dapat dikategorikan kedalam anak
yang mempunyai gangguan tertentu dengan criteria diagnose DSM IV, sehingga
mereka akan diberikan obat-obatan yang akan mengakibatkan kemmapuan
intelektual mereka semakin berkurang. Oleh karena hal tersebut anak berbakat
tinggi (high gifted), terutama bagi mereka yang kreativitasnya sangat tinggi
seringkali mempunyai sikap self-esteem dan self-concept rendah. Maka tidak
sedikit dari mereka yang mendapatkan kegagalan disekolah.
G. Sulit diidentifikasi
Melakukan identifikasi anak-anak dengan keistimewaan ganda ini
memang tidak mudah, karena pendidik, pendamping baik itu orang tua maupun
guru seringkali lebih memfokuskan pada kelemahan si anak, dan sangat sedikit
perhatian pada kelebihannya. Sejumlah pemeliti yang tertarik dalam anak G/LD
memfokuskan pada pola skor Wechsler Intellegence Scale for Children-Revised
(WISCR) untuk mengidentifikasi. Namun data dari penelitian ini menunjukan
pola yang tidak konsisten. Schiff dkk pada buku BABK (Hidayat, dkk 2006)
melaporkan bahwa catatan tentang kesenjangan skor Verbal-Performance (V-P)
dengan skor verbal lebih tinggi, sementara Waldron (2002) pada buku yang sama
diatas mengatakan menemukan bahwa kesenjangan yang signifikan antara skor
verbal dan skor performance bukan merupakan indikasi yang baik pada anak
dengan kesulitan belajar.
Schiff dkk, menyimpulkan dalam laporan penelitiannyabahwa anak yang
mempunya IQ superior/LD menampakan kemampuan verbal di atas rata-rata dan
mempunyai sejumlah kemampuan dan bakat yang kreatif, tetapi ada indikasi
kelemahan pada aktivitas koordinasi motorik, perkembangan emosi dan
kelemahan pada area tertentu dalam berpikir. Menurut Waldron anak-anak ini
cenderung tergantung pada kemampuan visual untuk mengingat kata dan analisa.
Mereka juga mempunyai kelemahan dalam beberapa hal auditory, seperti;
membedakan suara dan shot time memory.
7
Sedangkan menurut Vaidya (2003), menggunakan cara lain lagi untuk
mengidentifikasi, dengan cara mengunakan tes tipe portofolio, terkreatifitas,
informasi tentang IQ serta tes prestasi belajar. Pengukuran IQ digunakan untuk
mengetahui kekuatan dan kelemahan anak dalam berpikir, sementara tes prestasi
belajar dilakukan untuk mengetahui keberbakatan si anak dalam subjek tertentu.
Lalu potofolio digunakan untuk mengetahui proses berpikir dan keunikan ide-ide,
serta tes kreatifitas digunakan untuk mengukur kemampuan berpir divergen.
Sementara psikolog yang lain menyarankan menggunakan Scale for
Rating the Behavioral Characteristic of Superior Students (SRBCSS) untuk
mengtahui skala tentang pembelajaran, motivasi, kreativitas, kepemimpinan,
music, drama dan komunikasi.
Menurut Renzulli (1979), kemampuan kreatif, kekuatan intelektual yang
mereka salurkan pada hobinya itu merupakan indicator keterbakatan mereka. Jadi
dalam hal ini renzulli berpendapat bahwa keterbakatan seorang anak dapat
diketahui terhadap apa yang dituangkan seorang anak tersebut terhadap sesuatu
yang dia senangi.
8
usaha yang khusus untuk menyadarkan dan memotivasi mereka untuk
memecahkan kesulitan belajar yang mereka alami sendiri.
9
BAB III PENUTUP
Kesimpulan
Anak-anak yang berkemampuan tinggi, tetapi mengalami hambatan dalam
belajar meskipun jumlah mereka tidak banyak, namun perlu dicermati.
Sesungguhnya mereka adalah aset yang berharga. Kendala yang nampak untuk
membantu mereka adalah kesulitan dalam mengidentifikasi mereka, seringkali
potensi tinggi mereka tertutupi oleh kekurangan mereka. Bahkan ada sebagian
dari mereka tidak pernah dikenal sebagai anak anak berbakat atau gifted, tetapi
lebih dikenal sebagai anak yang bermasalah.
Adapun yang menjadi bahan pertimbangan bagi pedagog, konselor,
dokter, psikolog, guru dan orang tuanya untuk mengeanlnya lebih dalam, anak-
anak tersebut perlu pengamatan yang jelas dan cermat sebelum diagnosis
diberikan. Dengan diagnosis yang tidak tepat akan berdampak dilakuakan oleh
bimbingan yang kurang tepat pula, yang dapat mengakibatkan gangguan
perkembangan anak semakin kuat.
Masalah lain adalah penanganannya atau intervensi. Sebenarnya
penanganan yang tepat bila telah mendapat diagnosa yang tepat pula. Penanganan
anak-anak G/LD yang paling tepat adalah melihat sisi-sisi yang menjadi
kekuatannya dan mempertimbangkan sisi kelemahannya (weakness), sehingga
dapat ditentukan tehnik strategi atau program yang tepat untuk anak tersebut yang
sifatnya lebih undividual.
10
DAFTAR PUSTAKA
11