Pengembangbiakan Bakteri Merah Sebagai Media Pemeblajaran Ipa Terpadu
Pengembangbiakan Bakteri Merah Sebagai Media Pemeblajaran Ipa Terpadu
PENDAHULUAN
Pada dasarnya ilmu berkembang dari dua cabang utama yaitu filsafat
alam yang kemudian menjadi rumpun ilmu-ilmu alam (the natural sciences)
dan filsafat moral yang kemudian berkembang ke dalam ilmu-ilmu sosial (the
social sciences). Ilmu-ilmu alam membagi menjadi dua kelompok yaitu ilmu
alam (the physical sciences) dan ilmu hayat (the biological sciences) (Jujun. S.
2003). Ilmu alam ialah ilmu yang mempelajari zat yang membentuk alam
semesta sedangkan ilmu hayat mempelajari makhluk hidup di dalamnya. Ilmu
alam kemudian bercabang lagi menjadi fisika (mempelajari massa dan
energi), kimia (mempelajari substansi zat), astronomi (mempelajari benda-
benda langit dan ilmu bumi (the earth sciences) yang mempelajari bumi kita.
Ilmu pengetahuan alam (IPA) atau Sains dalam arti sempit telah dijelaskan
diatas merupakan disiplin ilmu yang terdiri dari physical sciences (ilmu fisik)
dan life sciences (ilmu biologi). Yang termasuk physical sciences adalah ilmu-
ilmu astronomi, kimia, geologi, mineralogi, meteorologi, dan fisika,
sedangkan life science meliputi anatomi, fisiologi, zoologi, citologi,
embriologi, mikrobiologi.1
1
http://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu_alam diunduh pada tanggal 30 September 2010
Keberhasilan pembelajaran berdasarkan kompetensi yang ditetapkan
sejak awal kegiatan pembelajaran. Dengan demikian semua pihak yang
berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran (guru dan siswa) telah
mengetahui arah pembelajaran. Untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran
diperlukan langkah-angkah agar tujuan yang ditetapkan tercapai. Hal-hal
yang harus dilakukan adalah menggunakan strategi pembelajaran yang
sesuai dengan materi pokok. Agar proses pembelajaran berhasil, guru
diharapkan mampu menerapkan metode yang tepat dan sesuai dengan
pengajaran fisika, guru diharapkan menanamkan prinsip atau rumus yang
ada. Dalam hal ini sebelum siswa menyelesaikan sebuah soal, siswa harus
memahami soal tersebut secara menyeluruh. Ia harus tahu apa yang
diketahui, apa yang dicari,rumus yang harus digunakan dan cara
penyelesaiannya. Untuk itu dalam mengerjakan soal-soal fisika diperlukan
siasat atau strategi dalam penyelesaiannya.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah ada perbedaan kemampuan menyelesaikan soal cerita antara
model pembelajaran problem solving dan pembelajaran kooperatif tipe
CIRC pada siswa kelas XI SBI semester 1 SMA Negeri 8 Yogyakarta?
2. Jika ada perbedaan kemampuan menyelesaikan soal cerita antara
model pembelajaran problem solving dan kooperatif tipe CIRC pada
siswa kelas XI SBI semester 1 SMA Negeri 8 Yogyakarta, maka
a. apakah model pembelajaran problem solving efektif untuk
meningkatkan kemampuan siswa kelas XI SBI semester 1 SMA
Negeri 8 Yogyakarta dalam menyelesaikan soal cerita?
b. apakah model pembelajaran kooperatif tipe CIRC efektif untuk
meningkatkan kemampuan siswa kelas XI SBI semester 1 SMA
Negeri 8 Yogyakarta dalam menyelesaikan soal cerita?
c. manakah yang lebih efektif antara model pembelajaran
problem solving dan pembelajaran kooperatif tipe CIRC?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut:
1. Siswa
a. Siswa yang mengalami kesulitan dalam memecahkan soal cerita
akan terkurangi bebannya dengan model pembelajaran problem
solving dan Kooperatif tipe CIRC.
b. Meningkatkan pencurahan waktu dan tugas.
c. Siswa semakin tertantang dengan soal fisika yang rumit.
d. Motivasi dan daya tarik siswa terhadap mata pelajaran fisika dapat
meningkat.
e. Menumbuhkan semangat kerjasama, karena dalam pembelajaran
kooperatif keberhasilan individu merupakan tanggung jawab
kelompok.
2. Guru
a. Sebagai motivasi meningkatkan ketrampilan yang bervariasi yang
dapat memperbaiki sistem pembelajaran.
b. Guru dapat semakin bersemangat dalam belajar mengajar.
c. Guru dapat semakin mantap mempersiapkan diri dalam proses
pembelajaran.
d. Dapat menciptakan suasana kelas yang saling menghargai nilai-
nilai ilmiah dan termotivasi untuk mengadakan penelitian
sederhana yang bermanfaat bagi perbaikan dalam proses
pembelajaran dan meningkatkan kemampuan guru bidang studi.
3. Sekolah
a. Memberikan sumbangan yang baik untuk sekolah dalam rangka
perbaikan proses pembelajaran untuk dapat meningkatkan prestasi
siswa.
b. Mendapat masukkan tentang penelitian yang dapat memajukan
sekolah.
4. Pembelajaran
Penerapan model pembelajaran problem solving dan kooperatif tipe
CIRC dapat digunakan sebagai masukkan yang diharapkan dapat
meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa.
5. Peneliti
Mendapat pengalaman dalam menerapkan model pembelajaran
problem solving dan kooperatif tipe CIRC, yang kelak dapat diterapkan
saat peneliti terjun ke lapangan.
D. Tinjauan Pustaka
DASAR TEORI
a. Behavioristik
Pembelajaran adalah usaha guru membentuk tingkah laku yang
diinginkan dengan menyediakan lingkungan (stimulus).
b. Kognitif
Pembelajaran adalah cara guru memberikan kesempatan pada siswa
untuk berfikir agar dapat mengenal dan memahami.
c. Gestalt
Pembelajaran adalah usaha guru untuk memberikan materi
pembelajaran sedemikian rupa sehingga siswa lebih mudah
mengorganisasikannya (mengaturnya) menjadi suatu pola gestalt (pola
bermakna).
d. Humanistik
Pembelajaran adalah memberikan kebebasan kepada siswa untuk
memilih bahan pelajaran dan cara mempelajarinya sesuai dengan
minat dan kemampuannya.4
2
Sardiman. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
3
Erman Suherman dkk. 2003. Satrategi Pembelajaran Matematika Kontemporer.Bandung: JICA Universitas Pendidikan
Indonesia
4
Darsono Max.2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan
proses interaksi antara guru dengan siswa yang ditujukan untuk
melakukan perubahan sikap dan pola pikir siswa kearah yang lebih baik
untuk mencapai hasil belajar yang optimal.
2. Kemampuan Siswa
Soal cerita fisika adalah soal fisika yang diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari serta memuat masalah yang menuntut pemecahan soal. Soal
cerita adalah soal yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari
6
(contextual problem) .
4. Pembelajaran Kooperatif
5
Poerwadarminto. 1999. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
6
Amin Suyitno. 2004. Dasar-dasar dan Proses Pembelajaran Matematika I.Semarang: Universitas Negeri
Semarang.
76
Anita Lie. 2004. Cooperative Learning: Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas. Jakarta: Grasindo.
kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang mendorong siswa
aktif menemukan sendiri pengetahuannya melalui ketrampilan proses.
Siswa belajar dalam kelompok kecil yang kemampuannya heterogen.
1) Teori Motivasi
Menurut teori motivasi, motivasi siswa dalam pembelajaran
kooperatif terletak pada bagaimana bentuk penghargaan
(reward) atau struktur pencapaian tujuan pada saat siswa
8
Robert Slavin E. 1995. Cooperative Learning: Theory, Research and Practice.Second Edition. Boston: Ally and Bacon.
melaksanakan kegiatan pembelajaran.“Motivational perspective
on cooperative learning focus primarily on the reward or goal
structure under wich students operate.”9.
2) Teori Kognitif
Teori ini menekankan pengaruh kerja sama dalam suasana
kebersamaan didalam kelompok itu sendiri. “cognitive theories
emphasize the effects of working together in itself (whether or not
the groups are trying of group goal)“11. Teori kognitif dapat
dikelompokkan dalam dua kategori sebagai berikut.
a) Teori perkembangan
“The fundamental assumption of the developmental theories
that interaction among children around appropriate taks
increases their mastery of critical consepts (Damon, 1984;
9
Ibid hal 7
10
Muslimin Ibrahim dkk. 2001. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: UNESA
11
Ibid hal 7
Murray: 1982)”12. Asumsi dasar dari teori perkembangan
adalah bahwa interaksi antar siswa disekitar tugas-tugas
yang sesuai meningkatkan penguasaan mereka terhadap
13
konsep-konsep yang sulit .
12
Ibid hal 8
13
Ibid hal 8
14
Ibid hal 8
bergantung satu sama lain atas tugas-tugas bersama, dan melalui
penggunaan struktur penghargaan kooperatif, belajar untuk
menghargai satu sama lain.
15
Ibid hal 9
16
Amin Suyitno. 2005. Mengadopsi Model Pembelajaran Cooperative Learning TipeCIRC(Cooperative
Integrated Reading and Composition) dalam Meningkatkan Ketrampilan Siswa Menyelesaikan Soal
Cerita.Semarang:UNNES
pendapat teman lain, dan sebagainya. “In addition to solving the
problems of management and motivation in individualized programmed
instruction, CIRC was created to take advantage of the consciderable
socialization potential of coopretive learning”17.
17
Robert Slavin E. 1995. Cooperative Learning: Theory, Research and Practice.Second Edition. Boston: Ally and Bacon.
18
Amin Suyitno. 2005. Mengadopsi Model Pembelajaran Cooperative Learning TipeCIRC(Cooperative
Integrated Reading and Composition) dalam Meningkatkan Ketrampilan Siswa Menyelesaikan Soal
Cerita.Semarang:UNNES
19
Ibid
f. Guru memberitahukan agar dalam setiap kelompok terjadi
serangkaian kegiatan yang spesifik sebagai berikut.
1) Salah satu anggota kelompok membaca atau beberapa
anggota saling membaca soal cerita tersebut.
2) Membuat prediksi atau menafsirkan atas isi soal cerita
termasuk menuliskan yang ditanyakan dengan suatu variabel
tertentu.
3) Saling membuat rencana penyelesaian soal cerita.
4) Menuliskan penyelesaian soal cerita secara urut.
5) Menyerahkan hasil tugas kelompok kepada guru.
h. Setiap kelompok bekerja berdasarkan serangkaian
kegiatan pola CIRC (team study).
i. Guru berkeliling mengawasi kerja kelompok.
j. Ketua kelompok, melaporkan keberhasilan kelompoknya
atau melapor kepada guru tentang hambatan yang dialami oleh
anggota kelompoknya. Jika diperlukan, guru dapat memberi bantuan
kepada kelompok secara proporsional.
k. Ketua kelompok harus dapat menetapkan bahwa setiap
anggota kelompok telah memahami, dan dapat mengerjakan soal
cerita yang diberikan guru.
l. Guru meminta perwakilan kelompok tertentu untuk
menyajikan temuannya di depan kelas.
m. Guru bertindak sebagai nara sumber atau fasilisator jika
diperlukan.
n. Guru memberikan tugas/ soal cerita secara individual
kepada para siswa tentang pokok bahasan yang sedang dipelajari.
o. Guru bisa membubarkan kelompok yang dibentuk dan para
siswa kembali ke tempat duduknya masing-masing.
p. Menjelang akhir waktu pembelajaran, guru dapat
mengulang secara klasikal tentang strategi pemecahan soal cerita.
q. Guru dapat memberikan tes formatif, sesuai dengan
kompetensi yang diperlukan.
Dalam hal ini, keterlibatan setiap siswa untuk belajar secara aktif
merupakan salah satu indikator keefektifan belajar. Dengan demikian,
siswa tidak hanya menerima saja materi pengajaran yang diberikan guru,
melainkan siswa juga berusaha menggali dan mengembangkan sendiri
dalam kelompoknya. Hal ini diperkuat dengan pendapat Eggen dan
Kauchack20 yang menulis bahwa “Effective learning occur when students
are actively involved in organizing and finding relationships in the
information”.
a. Pengertian
20
Ibid hal 11
21
Hudojo, H. 2003. Pengembangan Kurikulum dan pembelajaran Matematika.Malang : JICA
penyelesaian. Sedangkan pengajaran penyelesaian masalah merupakan
tindakan guru dalam mendorong siswa agar menerima tantangan dari
pertanyaan bersifat menantang, dan mengarahkan siswa agar dapat
22
menyelesaikan pertanyaan tersebut .
25
Ibid hal 13
26
Ibid hal 13
d. Kelebihan dan kelemahan pembelajaran problem solving
(2) Mampu mencari berbagai jalan keluar dari suatu kesulitan yang
dihadapi.
B. Hipotesis
Berdasarkan landasan teori diatas, hipotesis awal yang dirumuskan
peneliti adalah tidak ada perbedaan kemampuan menyelesaikan soal cerita
antara model pembelajaran Problem Solving dan CIRC Cooperative
Integrated Reading and Compotition (CIRC) pada siswa kelas XI SBI Semester
1 SMA Negeri 8 Yogyakarta Tahun Pelajaran 2009/2010.
BAB III
Metode Penelitian
A. Desain Penelitian
1. Sampel penelitian diambil dengan menggunakan teknik
Random Sampling dengan pertimbangan siswa mendapat materi
berdasarkan kurikulum yang sama, siswa diampu oleh guru yang sama,
siswa yang menjadi objek penelitian duduk pada kelas yang sama dan
pembagian kelas tidak adakelas unggulan. Dipilih 2 kelas sampel
penelitian, yaitu kelas XI SBI-1 dikenai model pembelajaran problem
solving dan kelas XI SBI-2 dikenai model pembelajaran kooperatif tipe
CIRC.
2. Setelah penentuan sampel, untuk mengetahui sampel
berangkat dari titik tolak yang sama maka perlu diadakan uji kesamaan
rata-rata, uji normalitas dan uji homogenitas data awal.
3. Menentukan langkah-langkah pembelajaran Problem
Solving dan pembelajaran kooperatif tipe CIRC yang dituangkan dalam
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.
4. Melaksanakan pembelajaran Problem Solving dan
kooperatif tipe CIRC pada kelas eksperimen.
5. Pembagian kelompok ditentukan sebelum kegiatan
pembelajaran Problem Solving dan kooperatif tipe CIRC.
6. Menyusun kisi-kisi tes uji coba.
7. Menyusun instrumen tes uji coba berdasarkan kisi-kisi yang
ada.
8. Mengujicobakan instrumen tes uji coba pada kelas uji coba
(yang sebelumnya telah diajarkan) dimana instrumen tes tersebut akan
digunakan sebagai tes evaluasi pada kelas eksperimen.
9. Menganalisis data hasil instrumen tes uji coba pada kelas
uji coba untuk mengetahui taraf kesukaran, daya pembeda soal,
validitas butir dan reabilitas tes.
10. Soal yang memenuhi syarat dijadikan soal tes evaluasi
pada kelas Problem Solving dan kooperatif tipe CIRC
11. Melaksanakan tes evaluasi pada kelas Problem Solving dan
kooperatif tipe CIRC.
12. Menganalisis data tes evaluasi yang diambil pada kelas
Problem Solving dan kooperatif tipe CIRC.
13. Menyusun hasil penelitian.
B. Obyek Penelitian
1. Populasi
Populasi adalah totalitas/ keseluruhan subjek penelitian. Populasi yang
diambil dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Negeri 8
Yogyakarta.
2. Sampel
C. Variabel Penelitian
b. Metode Tes
Metode tes ini secara umum bertujuan untuk mengetahui
pencapain keberhasilan pembelajaran problem solving dan
kooperatif tipe CIRC.
e. Angket
Angket digunakan untuk mengetahui pendapat siswa tentang
pembelajaran problem solving dan kooperatif tipe CIRC.
b. Tes
Tes ini digunakan untuk mengambil data tentang hasil tes fisika
yang berbentuk soal cerita yang dikenai pembelajaran problem
solving dan pembelajaran kooperatif tipe CIRC. Metode tes ini
diberikan setelah siswa diberi perlakuan. Sebelum tes digunakan
untuk memperoleh data hasil penelitian, terlebih dahulu diadakan
uji coba tes pada kelas diluar kelas penelitian. Jenis tes yang
digunakan adalah tes esai.
27
Sumadi Suryabrata. 1998. Metodologi Penelitian. Jakarta: Rajawali
coba kemudian dianalisis dan siap digunakan untuk mengukur hasil
belajar siswa dari kelompok penelitian.
N ∑XY − (∑X )( ∑Y )
rxy =
( N ∑X 2 − (∑X ) 2 ( N ∑Y 2 − (∑Y ) 2 )
Keterangan :
Y = skor total
b. Reliabilitas
Reliabilitas tes diukur dengan menggunakan rumus alpha, yaitu
sebagai berkut:
n 1 − ∑σi
2
n −1 σi 2
r11=
Dengan:
(∑ X ) 2
σi2= ∑X 2
−
N
N
Keterangan :
N = jumlah peserta
∑σi 2
= jumlah varians semua butir soal
σi 2 = varians total
∑X 2
= jumlah skor total kuadrat
(∑X ) 2
= kuadrat dari jumlah skor
c. Daya Beda
Daya beda pada soal uraian digunakan uji t, yaitu sebagai berikut :
( MH − ML )
t= ∑x 2
1 + ∑ x 22
ni ( ni − 1)
Keterangan :
t = daya beda
∑x 2
1 = jumlah kuadrat deviasi individual dari kelompok atas
∑x 2
2 = jumlah kuadrat deviasi individual dari kelompok bawah
N = jumlah testi
28
Suharsimi Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Praktek
Hasil perhitungan dikonsultasikan dengan ttabel; dk = (n -1)+(n -1)
dan α= 5%. Jika thitung > ttabel maka daya beda soal tersebut
signifikan29.
Jawaban terhadap butir soal esai secara teoritis tidak ada yang
salah mutlak, sehingga derajat kebenaran jawaban tersebut akan
berperingkat sesuai dengan mutu jawaban masing-masing siswa.
Rumus yang digunakan, sebagai berikut.
Ngagal
TK = x 100%
N
Dengan:
F. Analisis Data
s = simpangan baku
x = rata-rata sampel31
31
Sudjana. 2002. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.
k
( Oi − Ei ) 2
2
x = ∑
i =1 Ei
Dengan
x2 : Chi Kuadrat 32
dan α= 5%
7) Kriteria hipotesis diterima apabila x2tabel ≥ x2hitung
b. Uji homogenitas populasi
Uji ini bertujuan untuk mengetahui dua kelompok mempunyai
varians yang sama atau tidak.
H0 : σ12 = σ22
H1 : σ12 ≠ σ 22
var iansterbes ar
F= (Sudjana, 2002: 249)
var iansterkec il
F1
Kriteria pengujian terima hipotesis H0 apabila F< α( n1 −1, n2 −1)
2
dengan α= 5%.
H 0 : μ1 = μ2
32
Ibid
H 1 : μ1 ≠ μ2
Keterangan :
dengan:
2
( n1 − 1) S12 + ( n2 − 1) S 22
S =
n1 + n 2 − 2
Keterangan:
S = simpangan baku
33
Ibid hal 24
2) Jika σ12 ≠ σ2 maka menggunakan pendekatan
statistik t’ sebagai berikut.
x1 − x 2
t’ = s1 2 s 2 2
+
n n
1 2
w1t1 + w2 t 2 w1t1 + w2 t 2
- < t’ <
w1 + w2 w1 + w2
2 2
s1 s2 t 1
dengan w1= ; w2= ; t1= 1− α,( n 1−1 ) dan t2=
n1 n2 2
t 1
1− α,( n2 −1)
2
c. Pengujian hipotesis
Untuk menguji hipotesis penelitian ini digunakan uji t. Uji t akan
menguji mengenai parameter mean.
34
Ibid
H 0 : μ1 ≠ μ2 ; ada perbedaan kemampuan menyelesaikan soal cerita
antara pembelajaran problem solving dan kooperatif tipe
CIRC (Cooperative Integrated Reading and Compotition)
pada siswa kelas XI semester 1 SMA Negeri 8 Yogyakarta.
Keterangan :
x1 − x 2
t= 1 1
S +
n1 n2
( n1 − 1) S12 + ( n2 − 1) S 22
dengan S2 =
n1 + n 2 − 2
Keterangan:
S = simpangan baku
35
Ibid hal 25
Jika σ12 ≠ σ2 maka menggunakan pendekatan statistik t’ sebagai
berikut.
x1 − x 2
t’ = s1 2 s 2 2
+
n n
1 2
w1t1 + w2 t 2 w1t1 + w2 t 2
- < t’ <
w1 + w2 w1 + w2
2 2
s s t t
dengan w1= 1 ; w2= 2 ; t1= 1−1 α,( n 1−1 ) dan t2= 1
1− α,( n2 −1)
n1 n2 2 2
n
Persentase (%) = x 100%
N
Dengan
37
n = nilai yang diperoleh
Identifikasi masalah
Batasan masalah
Alat
Subyek
Rumusan masalah
1. Apakah bakteri merah bias digunakan untuk menghilangkan bau?
Kerangak berfiikir
1. Variable bebas
2. Variable terikat
3. Variable control
Volum
Alat
Bahan
Prosedur peenlitian
1. Membuat cariannya
Gambar peenlitian
1. Observasi
2. Angket
3. Wawancara
Sangat menarik
Agak membisankan
Tidak tetarik
Guru memperhatikan
Santai
Asal- asalan
Cukup
Kurang
Lebih
Sangat mudah
Mudah
Sukar
Setelah praktikum
Merasa senang
Biasa aja
Merasa bosan
Memuaskan
Kuran gmemuasakn
Tidak memuaskan
Penutup berisi
Kesimpulan
Saran
Bagi guru hendakanya mengguakan variasi media
pembelajran
Keterbatasan
Pnya ida, untuk meentukan besarnya GGL arus serah tiap sel dan
sel seri dari ekstrak buah jeruh, apel, dan belimbung wuluh