Anda di halaman 1dari 2

MA’RIFAH ADDIIN AL ISLAM

(Mengenal AdDiin AlIslam)


Tujuan Pembelajaran
 Mutarabbi mengetahui pengertian dien menurut Al-Qur’an
 Mutarabbi mengetahui perbedaan dienullah dan dien ghoiru dienullah
 Mutarabbi mengetahui kesempurnaan ajaran Islam
 Mutarabbi termotivasi mengamalkan dan mempelajari ajaran Islam.

Pengertian
Ad-Dien Secara bahasa/ Etimologi
 Kekuasaan/ kemaharajaan/ kenegaraan/ kepemerintahan/ kegagah perkasaan (3:18-19, 83/ 40:64-65)
 Ketaatan/ penghambaan diri/ penyerahan diri/ perbudakan (16:52/ 39:11-12, 14-15, 17/ 40:64-65)
 Undang-undang/ aturan/ ideologi/ adat istiadat (12:40, 76/ 42:21/ 109:6)
 Pembalasan/ peradilan/ perhitungan/ pertanggung jawaban (1:4/ 37:53/ 51:5-6/ 82:17-19)
(sumber: Abul A’la Almaududi/ bagaimana memahami AlQuran/Al Ikhlas Surabaya)

Ad-Dien menurut Istilah


 Dienullah, Dienul Islam (QS.48:28, 61:9) Aturan hidup dan kehidupan berasal dari Allah yang dibawa oleh para Nabi dan Rosul
untuk keselamatan manusia. Disebut juga dienul haq (dienussamawi)
 Dienul ghoiru dienullah, bukan dari Allah. Jumlahnya lebih dari satu (QS.48:28) hasil rekayasa pikiran manusia, biasa disebut
agama budaya/ Kebudayaan (dienul ardli)

Ustadz Sayyid Quthub berkata ketika beliau menafsirkan ayat 76 surat Yusuf, ”sesungguhnya nash ayat ini memberi batasan yang
sangat mendetail tentang ma’na diin, bahwa ma’na kalimat ”diinul malik” dalam ayat ini berarti peraturan dan syari’at malik (raja).
Lalu lanjutnya, ‘Al Quran mengungkapkan bahwa peraturan dan syari’at adalah diin, maka siapa yang berada pada peraturan dan
syari’at Allah berarti ia berada dalam diin Allah. Sebaliknya siapa yang berada pada peraturan atau undang-undang seorang raja
berarti berada dalam diin raja tersebut” (tafsir fi DzilalilQuran, juz 4, halaman 2021)

Ciri-ciri Dienullah atau Dienus-samawi Ciri-ciri Dienul-Ardli/ Kebudayaan


1. Bukan tumbuh dari masyarakat, tapi diturunkan untuk 1. Tumbuh dalam masyarakat
masyarakat 2. Tidak disampaikan oleh Rasul Allah
2. Disampaikan oleh manusia pilihan Allah (utusan-Nya), 3. Umumnya tidak memiliki kitab suci, walaupun ada sudah
utusan itu hanya menyampaikan bukan menciptakan mengalami perubahan-perubahan dalam perjalanan sejarah
3. Memiliki kitab suci yang bersih dari campur tangan manusia 4. Konsep Tuhannya dinamisme, animisme, politheisme, dll
4. Konsep tentang Tuhannya adalah Tauhid 5. Ajarannya dapat berubah-ubah sesuai dengan perubahan
5. Pokok-pokok ajarannya tidak pernah berubah dengan masyarakat penganutnya
perubahan masyarakat penganutnya 6. Kebenaran ajarannya tidak universal, yaitu tidak berlaku
6. Kebenarannya universal dan sesuai dengan fitrah manusia bagi segenap manusia, masa dan keadaan.

Al-Islam secara Bahasa/ Etimologi


 Islamul wajhi = menundukkan wajah/ orientasi (QS.4:125)
 Al Istislamu = berserah diri (QS.2:131, 3:83)
 AsSalaamah = selamat dan sejahtera (QS.6:54)
 AsSalaamu = suci bersih (QS.26:89)
 AsSilmu = perdamaian (QS.47:35)

Al-Islam secara istilah


Ketundukkan (alkhudhu’) kepada wahyu ilahi (QS.53:4, 21:7) yang diturunkan kepada para Nabi dan Rasul (QS.2:136 / 3:84) khususnya
Muhammad saw, sebagai hukum/ aturan Allah swt (QS.5:48-50) yang membimbing umat manusia ke jalan yang lurus (QS.6:153)
menuju kebahagiaan dunia dan akhirat (QS.16:97, 2:200, 28:77)

Kesempurnaan Ajaran Islam:


 Sesuai fitrah manusia (QS.30:30) Untuk kepentingan seluruh manusia (QS.34:28)
 Sebagai Rahmat seluruh alam (QS.21:107)
 Untuk meningkatkan kualitas hidup manusia (QS.2:179)
 Islam adalah pedoman hidup yang sempurna (QS.5:3) yang meliputi:
o Semua waktu (QS.21:90, 34, 28; 21:107)
o Semua ruang/ tempat (QS.22:40)
o Semua sisi hidup dan kehidupan manusia (baca Al-Quran / Hadits/ buku-buku FIQIH Islam)

Asy_Syahid Hasan Al-Banna


“Islam adalah aturan yang mencakup segala aspek kehidupan manusia. Ia adalah negara dan tanah air atau pemerintahan dan umat; ia
adalah akhlaq dan kekuatan atau kasih sayang dan keadilan; ia adalah tsaqofah (kebudayaan) dan undang-undang atau ilmu dan
peradilan; ia adalah materi dan harta atau usaha dan kekayaan; sebagaimana juga ia adalah aqidah yang sejati dan ibadah yang benar
tanpa dapat dipisah-pisahkan.”

Referensi:
 Materi Mentoring Agama Islam & Berbagai Sumber

Anda mungkin juga menyukai