Anda di halaman 1dari 4

TUJUAN HUKUM

Agus Raharjo
FH – Unsoed Purwokerto

A. Pendahuluan
Hukum merupakan seperangkat kaidah dan asas-asas yang
keberadaannya dalam masyarakat difungsikan untuk mencapai tujuan tertentu.
Ini berarti hukum dibuat sengaja oleh masyarakat sebagai alat (tools) bagi
masyarakat itu untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Fungsi dan tujuan
hukum yang utama adalah untuk mencapai keteraturan (order) dalam
kehidupan masyarakat, menciptakan ketertiban dan keseimbangan. Jika
keteraturan tercipta, maka setiap orang dalam masyarakat dapat hidup dengan
damai, aman, dan dapat melakukan kegiatan-kegiatan yang diperlukan dalam
hidup keseharian.
Keteraturan dan ketertiban yang menjadi sasaran dari hukum ini
selanjutnya akan memberikan kepastian bagi masyarakat untuk mendapatkan
perlindungan. Ini fungsi lain dari hukum, yaitu memberi perlindungan kepada
kepentingan manusia. Cara yang dipakai oleh hukum untuk mencapai hal
tersebut adalah dengan membagi hak dan kewajiban perorangan dalam
masyarakat, membagi wewenang dan mengatur cara-cara penyelesaian
sengketa atau perkara pidana sehingga dalam masyarakat itu akan tercipta
kepastian hukum.
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa antara fungsi dan tujuan
hukum itu bukan sesuatu yang sama, akan tetapi merupakan sesuatu yang
berkelindan dalam kesatuan. Hukum menjamin adanya keteraturan (termasuk
kepastian hukum), dan ketertiban dalam masyarakat merupakan fungsi dari
hukum, akan tetapi bukan tujuan akhir dari hukum. Masih ada terminal
terakhir yang hendak dicapai oleh hukum dan ini tak dapat dilepaskan dari
tujuan akhir hidup bermasyarakat, yaitu keadilan. Akan tetapi perlu
Bahan Kuliah Hukum dan Teknologi (3) 2

ditegaskan di sini bahwa hukum tidak identik dengan keadilan, karena tidak
setiap aturan hukum itu selalu ditujukan untuk mewujudkan keadilan.
Keadilan merupakan kata indah yang tak dapat didefinisikan secara
tepat. Banyak ahli mendefinisikannya, akan tetapi seiring dengan hal tersebut,
maka akan terlihat kekurangan dari definisinya itu. Materi kuliah ini
selanjutnya akan membahas mengenai berbagai teori mengenai tujuan hukum
yang dalam perkembangannya terus mengalami perubahan, seiring dengan
perubahan seseorang dalam memandang fungsi dan tujuan hukum.
B. Teori-teori tentang Tujuan Hukum
Perkembangan teori mengenai tujuan hukum dari waktu ke waktu terus
mengalami perubahan, yang dalam ranah filsafat ilmu merupakan sesuatu
yang biasa dimana hal tersebut menunjukkan pula adanya dialog antar ilmu
dengan ilmu dan ilmu dengan realitas yang ada dalam alam maupun
masyarakat. Perkembangan teori mengenai tujuan hukum ini disebabkan pula
oleh adanya perubahan pandangan orang mengenai hukum secara terus
menerus. Akan tetapi dalam sejarah perkembangan ilmu hukum, dikenal
beberapa teori tentang tujuan hukum. Berikut ini akan diuraikan mengenai
teori-teori tersebut.
1. Teori Etis1
Tujuan hukum menurut teori ini adalah keadilan. Isi hukum
ditentukan oleh keyakinan kita yang etis tentang yang adil atau tidak.
Dengan kata lain hukum menurut teori ini bertujuan untuk merealisir atau
mewujudkan keadilan. Akan tetapi sebagaimana disebutkan di atas,
keadilan itu sendiri bukanlah sesuatu yang eksak, ia sukar untuk
didefinisikan secara pasti (apalagi jika keadilan itu adalah keadilan
manusia yang tentu saja berbeda dengan keadilan absolut dari Tuhan).
Oleh karena kesukaran untuk menentukan apa itu keadilan, maka muncul
pula pendapat-pendapat mengenai keadilan itu.
Jika kita berbicara tentang keadilan, maka hal tersebut menyangkut
dua hal, yaitu mengenai hakekat keadilan dan yang menyangkut isi atau
norma untuk berbuat secara konkret dalam keadaan tertentu. Hakekat
1
Sudikno Mertokusumo, 1991, Mengenal Hukum (Suatu Pengantar), Yoygakarta: Liberty,
hlm. 58-62

by Agus Raharjo
Bahan Kuliah Hukum dan Teknologi (3) 3

keadilan adalah penilaian terhadap suatu perlakuan atau tindakan dengan


mengkajinya dengan suatu norma menurut pandangan subjektif yang
melebihi norma-norma lain. Jadi di sini ada dua pihak yang terlibat, yaitu
pihak yang memperlakukan dan pihak yang menerima perlakuan.
Penilaian mengenai keadilan di sini pada umumnya berasal dari satu pihak
saja, yaitu yang menerima perlakuan.
Isi keadilan itu sendiri sukar untuk diberi batasannya. Aristoteles
membedakan adanya dua macam keadilan, yaitu justitia distributiva dan
justitia commutativa. Justitia distributiva menuntuk setiap orang
mendapatkan apa yang menjadi hak atau jatahnya (suum cuique
tribuere/to each this own). Jatah ini tidak sama untuk setiap orang,
tergantung pada kekayaan, kelahiran, pendidikan, kemampuan dan
sebagainya sehingga sifatnya adalah proporsional. Adil di sini adalah
apabila seseorang mendapatkan sesuatu sesuai dengan proporsinya.
Justitia commutativa berarti memberi kepada setiap orang sama
banyaknya. Ini merupakan kewajiban setiap orang terhadap sesamanya.
Jadi yang dituntut di sini adalah kesamaan, sehingga adil di sini berarti
setiap orang diperlakukan sama tanpa memandang kedudukan dan
sebagainya. Dalam perkembangan sejarah, isi keadilan itu ditentukan
secara historis dan selalu berubah menurut tempat dan waktu sehingga tak
mudah untuk menentukan isi keadilan.
2. Teori Utilistis (eudaemonistis)
Tujuan hukum menurut teori ini adalah menjamin kebahagiaan
terbesar bagi manusia dalam jumlah yang sebanyak-banyaknya (the
greatest good of the the greatest number). Teori yang dikembangkan oleh
Jeremy Bentham ini melihat bahwa pada hakekatnya, tujuan hukum
adalah manfaat dalam menghasilkan kesenangan atau kebahagiaan yang
terbesar bagi jumlah orang yang terbanyak.
3. Teori Campuran
Teori ini berupaya untuk menggabungkan beberapa teori yang
sudah ada mengenai tujuan hukum. Beberapa nama dan pemikirannya
yang dapat dimasukkan dalam kelompok teori ini antara lain:

by Agus Raharjo
Bahan Kuliah Hukum dan Teknologi (3) 4

a. Mochtar Kusumaatmadja
Tujuan pokok dan pertama dari hukum menurut Mochtar
Kusumaatmadja adalah ketertiban. Kebutuhan akan ketertiban ini
syarat pokok (fundamental) bagi adanya suatu masyarakat yang
teratur. Selain ketertiban, tujuan yang lain adalah tercapainya keadilan
yang berbeda-beda menurut ukurannya menurut masyarakat dan
jamannya.
b. Purnadi Purbatjaraka dan Soerjono Soekanto
Tujuan hukum menurut mereka berdua adalah kedamaian hidup antar
pribadi yang meliputi ketertiban ekstern antar pribadi dan ketenangan
intern pribadi. Tujuan hukum ini mirip dengan pendapat Apeldoorn
yang mengatakan bahwa tujuan hukum adalah mengatur pergaulan
hidup manusia secara damai.
c. R. Soebekti
Soebekti mengatakan bahwa tujuan hukum adalah mengabdi kepada
tujuan negara, yaitu mendatangkan kemakmuran dan kebahagiaan para
rakyatnya. Dalam mengabdi kepada negara itu dengan
menyelenggarakan keadilan dan ketertiban.

by Agus Raharjo

Anda mungkin juga menyukai