PEMODELAN REKAYASA
LINGKUNGAN
DISUSUN OLEH
SYAFRUDIN
SEMARANG
2003
PEMODELAN LINGKUNGAN 1
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
PEMODELAN LINGKUNGAN 1
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
BAB I
PENGANTAR PEMODELAN LINGKUNGAN
PEMODELAN LINGKUNGAN 1
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
PEMODELAN LINGKUNGAN 2
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
dB
= KB ……………………………………………….
dt
(1.1)
B
ln = - Kt ………………………………………….
BO
(1.2)
PEMODELAN LINGKUNGAN 3
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
B
log = - kt ………………………………………..
BO
(1.3)
Y = a1 X 1 + a2 X 2 + a3 X 3 ………………………………………………………
……(1.4)
keterangan : Y =besar timbulan rata-rata dalam satuan (liter/hari),
a 1 =kontanta timbulan untuk faktor X1 (perkembangan
perkotaan) ,
a2 =kontanta timbulan untuk faktor X2 (Peningkatan
jumlah penduduk)
PEMODELAN LINGKUNGAN 4
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
Dalam tahap ini diskripsi model tiruan dari sistem lingkungan yang
aslinya ditetapkan dengan menggunakan asumsi-asumsi
pendekatan . Faktor-faktor umum yang perlu disiapkan adalah
sebagai berikut :
PEMODELAN LINGKUNGAN 5
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
- Proses Perubahan
PEMODELAN LINGKUNGAN 6
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
PEMODELAN LINGKUNGAN 7
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
PEMODELAN LINGKUNGAN 8
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
PEMODELAN LINGKUNGAN 9
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
PEMODELAN LINGKUNGAN 10
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
PEMODELAN LINGKUNGAN 11
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
d if in is i
m u la i asum si
p e n u ru n a n N
c h e k p e rs a m a a n
p e rs a m a a n
m e to d e N c h e k m e to d e
p e n y e le s a ia n p e n y e s a ia n
N
p e n y u s u n a n a lg o r it m a c h e k a lg o r it m a
chek
p e m p ro g ra m a n
p e m p ro g ra m a n
N
V a lid a s i
m e lih a t
keabsahan
m odel Y
END p r o s e s s im u la s i
PEMODELAN LINGKUNGAN 12
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
PEMODELAN LINGKUNGAN 13
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
F ( x) = 0 ……………………………………………………….
(1.5)
keterangan : X adalah vektor : X , X 2 , X .......... .......... ...... X n
F adalah fungsi vektor : ( F1 , F2 , F3 .......... .......... ..... Fn
PEMODELAN LINGKUNGAN 14
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
dX
= F(X ) dengan syarat awal X (t0 ) = X 0 …………..
dt
(1.6)
keterangan :
X adalah vektor …………………..
( X 1 , X 2 , X 3 .......... .......... .X n )
PEMODELAN LINGKUNGAN 15
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
dG ( X )
= F ( X ) ……………………………………………
dt
(1.7)
dengan syarat awal : H ( X ) = 0
X (t0 ) = X 0
PEMODELAN LINGKUNGAN 16
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
dU dU d 2U
= F (U , , ) ………………………………………….
dt dx dX 2
(1.8)
dengan syarat batas :
dU (t , C )
G (U (t , C ), ) = 0 ………………………………………
dX
(1.9)
dan syarat awal
U (0, X ) = U 0 ( X ) ………………………………………………
(1.10)
keterangan : X adalah vektor koordinat ruang =
( X 1 , X 2 , .......... ....... X n )
PEMODELAN LINGKUNGAN 17
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
PEMODELAN LINGKUNGAN 18
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
BAB III
MODEL KUALITAS AIR PERMUKAAN
3.1. PENDAHULUAN
PEMODELAN LINGKUNGAN 19
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
PEMODELAN LINGKUNGAN 20
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
urban run off, air limbah pertanian yang tidak dilengkapi dengan
saluran drainase dan air limbah erosi.
Selain dari kedua jenis pencemaran tersebut di atas, terdapat
juga cara pencemaran kombinasi, misalnya kombinasi
pencemaran titik dan garis, dan kombinasi pencemaran banyak
titik.
Dilihat dari badan air penerima dapat dikatagorikan menjadi 4
(empat) golongan yaitu :
1. Sungai
2. Danau
3. Air Tanah
4. Pantai (Estuary)
PEMODELAN LINGKUNGAN 21
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
Q 2C 2
Q 1C 1 Q 0C 0
Q1 C1 + Q 2 C 2
CO = --------------------------------------- (3.1)
Q1 + Q 2
QO = Q1 + Q2
PEMODELAN LINGKUNGAN 22
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
Contoh Soal :
PEMODELAN LINGKUNGAN 23
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
B2
Lm = 2.6 U ----------------------------------
H
(3.2)
B2
Lm = 1.3 U ----------------------------------
H
(3.3)
Keterangan :
Lm = jarak dari titik pencemaran ke zona
pengadukan sempurna, ft.
PEMODELAN LINGKUNGAN 24
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
a. Pembuangan titik
Unsur non konservatif yang dibuang ke dalam sungai akan
terurai secara biologis menurut reaksi tingkat pertama, yaitu
laju penguraian unsur tersebut berbanding lurus dengan
konsentrasi pada setiap waktu. Dengan demikian persamaan
neraca masa pada keadaan tunak adalah persamaan
diferensial linier tingkat pertama, yaitu :
I d[ Q C ]
= - KC…………………………………….
A dx
(3.4)
Keterangan:
A = luas penampang basah sungai
Q = debit air sungai
C = konsentrasi unsur non konservatif (zat
organic)
x = jarak dari titik pembangan ke titik yang
ditinjau ke arah hilir
K = konstanta laju penguraian zat organic
PEMODELAN LINGKUNGAN 25
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
dQ
Apabila debit air konstan, = 0, maka persamaan (3.4)
dx
menjadi :
Q dC
= - KC
A dx
Asumsikan luas penampang basah sungai tetap, dA/dx = 0,
maka :
dC
U = - KC …………………………………. (3.5)
dx
− Kx
C = CO exp. ……………………………….(3.6)
u
x
Apabila L = maka persamaan (3.6) menjadi :
u
ln C = ln CO - Kt …………………………………(3.8)
PEMODELAN LINGKUNGAN 26
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
C C O
m g /l
ja r a k x
w a k tu te m p u h t
X
sudut = K / U u n t u k ja r a k
ln C = K u n tu k w a k t u
te m p u h
x a ta u t
dB
= KB ………………………………………………..
dt
(3.9)
PEMODELAN LINGKUNGAN 27
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
B
ln = - Kt …………………………………………
BO
(3.10)
B
log = - kt …………………………………………
BO
(3.11)
CD CD
C = (1 – e-Kx/u) = ((1 – e-Kt) ………………
K K
(3.12)
Keterangan :
W
CD = , dan W = beban pencemaran
A
PEMODELAN LINGKUNGAN 28
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
U
X
C
C D
C D - K x /u K
C = K (1 - e )
PEMODELAN LINGKUNGAN 29
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
In p u t p a n a s = W H = T O C p Q e
Q u
T b
U
T
T D
W i la y a h k e l e b i h a n p a n a s
T b
Tb
ja r a k x
O
GAMBAR 3.5 : INPUT PENYEBARAN PANAS
WH = P . CP . Qe . T ……………………………… (3.13)
Keterangan :
WH = input panas
P = berat jenis air limbah
CP = spesifik panas dari air
Qe = debit
T = temperatur air limbah
Satuan WH yang tipikal adalah :
lb Btu MG
Wh (106 Btu/hari) = P 3 . l lb . O f . Q . l (Of)
ft
Hari
0,1337 ft 3
.
gal
atau
PEMODELAN LINGKUNGAN 30
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
g Cal m3
Wh (K cal/hari) = P 3 . l . Q Hari
. l ( c) .
O
O
cm g . c
Cm 3 . Kcal
103
m 3 . Cal
dC
U = - kC ……………………………………… (3.14)
dx
atau
dT K
U = - PC H (T – Tb) = - Kr (T – Tb) …… (3.15)
dx p
Keterangan :
Keterangan :
K
Kr = P C H
p
PEMODELAN LINGKUNGAN 31
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
K x
T = (TO – Tb) exp. − r + Tb …………………………
u
(3.16)
Harga K tergantungdari temperatur rata-rata air sungai dan
kecepatan angin di atas permukaan di atas permukaan air
seperti diperlihatkan pada gambar di bawah ini :
35
14
Temperatur Rata-rata Tm = (Te + T) /2OC)
0
12
30 2 .o C
0
.m
10
.W
0
, K
nt
80
25 ie
e ffic
60
co
e
50
20 ng
ha
40
c
ex
35
e at
30
15 h
ce
25
rf a
Sy
20
10
15
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
W in d s p e e d , U m = ( m / s )
dN
- = λ N ………………………………………(3.17)
dt
PEMODELAN LINGKUNGAN 32
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
Integrasikan menjadi :
N
Ln m= -λ t ……………………………….. (3.18)
NO
N
=e -λt
………………………………………(3.19)
NO
N
= 10 – 0,434 λt
…………………………… (3.20)
NO
(sisa)
N
1- = bagian atom radioaktif yang tinggal
NO
(telah terurai)
λ = kkonstanta laju penguraian atom
radioaktif
konstanta laju penguraian λ biasanya dinyatakan dengan waktu
paro T, yaitu waktu t dimana 50% aktivitas radioaktif telah
terhenti (mati), tidak aktif dan tinggal 50%.
Hubungan antara konstanta laju penguraian dan waktu paro T
diperoleh dengan mensubstitusi ½ untuk N/NO dan T untuk t
pada persamaan (3.19) yaitu :
PEMODELAN LINGKUNGAN 33
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
sehingga :
μC i gall 3,758 i 10 3 ml
W= x 106 x gall x
ml hari l
PEMODELAN LINGKUNGAN 34
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
P e n c e m a ra n
o r g a n ik
o k s ig e n U
te rla ru t
= 02
w a k t u a t a u ja r a k
R e a e ra s i K 2
D e f is it
o k s ig e n
D e o k s ig e n a s i K 1
Namun kedalam air sungai ini akan masuk oksigen terlarut dari
udara karena adanya turbulensi dari air sungai. Selain daripada itu
oksigen terlarut juga akan terbentuk dalam air sungai dengan
adanya proses fotosintesa. Laju penambahan oksigen terlarut ke
dalam air sungai adalah K2 dimana besarnya K2 tergantung dari
profil sungai dan besarnya turbulensi dari air sungai itu sendiri.
Koefisien K2 dinamakan koefisien reaerasi, yang nilainya antara
0,05 untuk kolam/sungai kecil sampai dengan 0,50 untuk sungai
PEMODELAN LINGKUNGAN 35
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
dD
= k1 (La – y ) …………………………………..
dt
(3.22)
dD
= k2 D ……………………………………………………
dt
(3.23)
Keterangan :
D = defisit oksigen, mg/l
La = BOD ultimate campuran, mg/l
y = banyaknya zat organic yang telah terurai, mg/l
Dengan demikian banyaknya oksigen terlarut yang ada dalam air
sungai merupakan resultante dari proses deoksigenasi dan proses
reaerasi, yaitu dD/dt merupakan selisih persamaan (3.22) dan
(3.23).
dD
= K1 (La – y) – K2 D …………………………………… (3.24)
dt
y = La (1 – 10-Kt) ………………………………. (3.25)
dD
= K1 [ La – La (1 – 10-K t ) ] - K2D …. (3.26)
dt
PEMODELAN LINGKUNGAN 36
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
K1 L a
Dt = (10-Kt) + Da . 10-Kt……………….. (3.27)
K 2 − K1
Keterangan :
Dt = defisit oksigen terlarut pada setiap titik, pada
saat t hari, dalam mg/l
K1 = konstanta deoksigenasi, hari-1
K2 = konstanta reaerasi, hari-1
La = BOD ultimate campuran, mg/l
Da = defisit oksigen campuran, mg/l
K1, K2 dan La tergantung dari temperatur
K1(T) = K1(20)(1,047)T-20
K2(T) = K2(20)(1,016)T-20
T = nilai pada temperatur 20O C
LT = L20 [ 1 + 0,02 (T – 20) ]
Persamaan 3.27 adalah persamaan kurva oksigen terlarut dan
dinamakan modal Streeter & Phelps. Secara grafis digambarkan
pada gambar berikut (absis = waktu atau jarak, dan ordinat =
defisit oksigen).
P e n c e m a ra n
O r g a n ik
Da La sungai
U
w a k t u a t a u ja r a k
Da
D C
tc K u rv a D t
D e f is it
S t r e e t e r P h e lp s
o k s ig e n
PEMODELAN LINGKUNGAN 37
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
1 K1L a −K 2 D a + K1 D a K 2
tc = log
…
K 2 −K1 K 1 L a K 1
(3.28)
Defisit kritis
K1
DC = La 10-K1tc…………………………………………………………..….
K2
(3.29)
Un
K2 = C ………………………………….
Hm
………………. (3.30)
Keterangan :
U = kecepatan rata-rata aliran air (m/dtk)
H = kedalaman penetrasi sinar matahari, diukur
dengan Secchi Disk, m
PEMODELAN LINGKUNGAN 38
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
c, n, m = konstanta
Peneliti C m n
O’Connor 1,29 0,5 1,5
Churchill 5,0 1,0 5/3
Langbein &
3,3 1,0 4/3
Durum
K2 =
(
1,4 U 0 ,8 R −2 ,1 1 −e 30 R ) ……………………….
1 +18 B −1,3
(3.31)
Keterangan :
B = lebar saluran, m
R = jari-jari hidraulis, m
A
R = keliling basah ………………………………..
(3.32)
c. US Geological Survey
3,3 U
K2 = ------------------------------------- (3.33)
R 0,32
Contoh Soal :
PEMODELAN LINGKUNGAN 39
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
Ditanyakan:
PEMODELAN LINGKUNGAN 40
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
Jawaban :
PEMODELAN LINGKUNGAN 41
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
0,29
Dc = La .( e −0, 29 .t c )
3,30
0,29
3,38 = La .( e −0, 29 .t c ) …………………………………………..(2)
3,30
y = BODmaks = La.(1 − e − K1 .t c )
BODmaks = 47 ,4.(1 − e −0, 23 ..( 5) ) = 32 ,4mg / l
PEMODELAN LINGKUNGAN 42
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
800 − 93,2
EffPengola han = x100 % = 88%
800
Selanjutnya untuk membuat diagram hubungan antara tc, Dt, dan
BOD digunakan persamaan sebagai berikut :
K1.La
Dt = (e − K1t − e − K 2 t ) + Da .e − K 2 t
K 2 − K1
0,29 .( 47 ,4) −0 , 29 .t
Dt = (e −e −3, 30 .t ) +1,05 .e −3,30 .t
(3,3 −0,29 )
PEMODELAN LINGKUNGAN 43
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
menggunakan jenis air yang sama dengan jenis air yang ada di
alam (konsentrasinya tetap).
V
td = -------------------------- (3.34)
Q
keterangan :
V = volume danau
Q = debit air yang masuk kedalam danau
dVC
= W (t) – QC – KVC …………………… (3.35)
dt
keterangan :
C = konsentrasi unsur yang ditinjau dalam
danau
PEMODELAN LINGKUNGAN 44
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
dVC dC dV
=v +C
dt dt dt
dC dV
=v , dimana =0
dt dt
dC
v + QC + KVC = Q(t) ………………………….
dt
(3.36)
atau
dC
v + K’C = W(t) ………………………………..
dt
(3.37)
PEMODELAN LINGKUNGAN 45
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
dimana : K’ = Q + KV
Input (masukan) dari persamaan (3.36) dan (3.37) adalah
W(t), outputnya (keluaran) adalah C(t) dan sistem
parameternya konstan yaitu K, V dan Q. Penyelesaian
persamaan (3.35) terdiri dari dua bagian yaitu a)
penyelesaian pelengkap (implementary) dimana ruas kanan
persamaan diatas sama dengan nol, dan b) penyelesaian
khusus dimana W(t) mempunyai bentuk yang spesifik.
Penyelesaian pertama, bila W(t) = 0, yaitu bila tidak ada
input konsentrasi, maka :
dC K' C
+ =0
dt v
Q
= CO exp. − + K t
v
1
= CO exp. − + K t ………………………. (3.38)
td
PEMODELAN LINGKUNGAN 46
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
dC
V + K’C = W U(t) ………………………………..
dt
(3.39)
Keterangan :
K’ = koefisien laju penguraian dari unsur pencemar
yang baru
W = pembebanan baru
W − K'
CU = 1 − exp v t …………………………..
K
(3.40)
Atau
W Q
CU = 1 − exp − + K t ……………….
Q + KV V
(3.41)
W 1
= Q (1 +Ktd ) 1 −exp −td +K t ………………….
…. (3.42)
PEMODELAN LINGKUNGAN 47
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
W W
C= =
Q +KV Q ( 1 +Ktd ) ………………………
(3.43)
W
C = ………………………………………….. (3.44)
Q
W Q Q
C = 1 − exp. − + K t + C O exp. +Kt
Q + KV V V
………………………………………………………………………….
(3.45)
b. Danau berlapis
Terjadinya danau berlapis diakibatkan oleh perbedaan
temperatur air dibagian atas dan dibagian bawahnya. Bagian
atas yang mempunyai temperatur lebih tinggi daripada
dibagian bawah dinamakan zona epilimnion sedangkan
dibagian bawahnya dinamakan hipolimnion.
PEMODELAN LINGKUNGAN 48
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
W 1
Q 1 E li m n i o n H 1
E '1 2
H ip o lim n io n H 2
W 2
dC 1
V1 = W1 – QC1 + E’12 (C2 – C1) – V1K1C1……………
dt
(3.46)
dC 2
V2 = W2 + E’12 (C1 – C2) – V2K2C2……………………
dt
(3.47)
PEMODELAN LINGKUNGAN 49
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
E 12 A 12
E’12 = ………………………………………….
Z12
(3.48)
(3.49)
(-E12’) C1 + (E12’ + V2K2) C2 = W2 …………….……
(3.50)
PEMODELAN LINGKUNGAN 50
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
a 2 2 C2 1W2
Keterangan :
a11 = Q + E’12 + V1K1
a12 = -E’12
a21 = -E’12
a22 = E’12 + V2K2
( W1 +β W2 ) / Q
C1 = ………………………
1 + ( 1 −β ) E' 12 /Q + V1 K 1 /Q
(3.52)
PEMODELAN LINGKUNGAN 51
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
W2
C2 = β
C1 + E '
…………………………………….
12
(3.53)
Keterangan :
E '12 x
β = ………………………………………..
E '12 +V 2 K 2
(3.54)
Contoh Soal:
PEMODELAN LINGKUNGAN 52
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
H1 =4 ft Q=40cfs E 1
2
H2 = 6ft
W2 = 100 lb/day
cm 2 ft 2
(0,1) x 2
x1x10 6 ft 2
2
EA sec 30, 48 cm
E' = = = 21,52 ft 3 / sec
Z '12 5 ft
V1 = AH 1 = (1x10 6 ) ft 2 .x 4 ft = 4.10 6 ft 3
ft 3
21,52
E 12 sec
β= ' = = 0,6077 ≅ 0,608
E 12 + V2 k 2 ft 3 (6 x10 6 ) ft 3 .0,2
21,52 +
sec 86400 sec
PEMODELAN LINGKUNGAN 53
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
(W1 + β W2 ) / Q
C1 =
(1 + (1 − β ) E '12 / Q + V1k1 / Q
lb lb
(1000 + 0,608 x100 ) /( 40 cfsx 5,4)
day day
C1 = = 3,41mg / l
21,5
1 + (1 − 0,607 )( ) + ( 4 x10 6 x0,2) /( 86400 x 40 )
40
dimana 1 mg/l = 5,4 lb/hari .
W2 1000
C2 = β (C1 + ) = 0,607(3, 41 + = 2,59mg / l
E '12 21,5(5,4)
Soal Lainnya :
Jika terdapat danau yang terletak seri pada suatu ekosistem aliran
sebagaimana digambarkan pada diagram berikut :
K=0 47 ug/l
270 ug/l
PEMODELAN LINGKUNGAN 54
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
td =99,1 th td=22,6 th
1 2
Jawab :
Zat pencemar adalah konservatif maka nilai K = 0 sehingga pada Waduk (1)
terdapat kondisi :
WADUK (1)
V1 Q12 1 1
td = = 99,1th dan α1 = + K1 = + 0 = + 0 = 0,01009 / th
Q2 V1 td 99,1
C1
= e −α1 .t hingga 135 = e −0, 01009 .t
C10 270
PEMODELAN LINGKUNGAN 55
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
WADUK (2)
1 1
α2 = = = 0,04425 / th
td 2 22 ,6
C2 = C21 +C22
Dengan menggunakan hubungan C2 dan t dan cara trial and error maka
diperoleh :
C2 maksimum =62 ug/l pada t = 26 tahun sehingga :
C2 = 62/2 = 31 ug/l pada t = 120 tahun.
C2 = 62 ug/l
Washout dari waduk (1)
47 ug/l C21
C2 =31 ug/l
PEMODELAN LINGKUNGAN 56
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
C22
BAB IV
PENCEMARAN TANAH DAN AIR TANAH
4.1 UMUM
PEMODELAN LINGKUNGAN 57
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
Tanah sebagai sistim tersusun atas oleh tiga fase yaitu fase padat,
fase cair dan fase gas ( Tan, 1982) Fase padat merupakan
campuran mineral dan bahan organik yang membentuk jaringan
atau struktur tanah . Dalam struktur ini terdapat pori yang
ditempati bersama oleh fase cairan dan gas . Dari segi komponen,
tanah terdiri atas lima komponen yaitu mineral, air, udara , materi
organik dan organisme ( Luthin, 1970) . Dua yang utama adalah
materi mineral ( inorganik) dan materi organik yang dapat
dikelompokkan kedalamnya. Untuk selanjutnya pembahasan akan
difokuskan pada ked`
a komponen diatas .
PEMODELAN LINGKUNGAN 58
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
dari beberapa faktor seperti misalnya komposisi semula dari air itu
sendiri sebelum sampai atau menjadi air tanah , tekanan parsial
dari gas-gas yang terlarut , jenis mineral tanah dimana air tersebut
telah atau sedang berada., pH dan potensial oksidasi dari air atau
larutan tanah tersebut.
Pada kondisi jenuh , air tanah mengisi penuh ruang atau pori
antara butir tanah. Kondisi jenuh ini umumnya masih diisertai juga
dengan adanya gelembung udara atau gas-gas lain. Selain itu,
PEMODELAN LINGKUNGAN 59
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
Air ini dapat meresap atau ditahan oleh tanah karena adanya
beberapa gaya yang bekerja padanya seperti gaya adhesi, kohesi
dan gravitasi. Berdasrkan gaya-gaya tersebut diatas maka air
didalam tanah dapat dibedakan menjadi :
1. Air higroskopis
2. Air Kapiler
Air kapiler adalah air yang terikat oleh gaya kohesi yatu gaya tarik
antar molekul-molekul air yang terdapat dalam bentuk vcair berupa
lapisan tipis air disekeliling partikel tanah dalam pori mikro. Air
dalam kondisi ini dapat bergerak dan diserap oleh air . Reaksi
antara zat pencemar dengantanah atau sebaliknya dapat terjadi
secara intensif dalam air kehesi ini.
3. Air Gravitasi
Air gravitasi adalah air yang terdapat dalam pori makro dan
bergerak bebas melalui pori-pori dalam responnya terhadap
gravitasi . Air gravitasi ini dapat mengalir dengan bebas dan
berperan penting dalam transportasi zat pencemar dalam tanah.
PEMODELAN LINGKUNGAN 60
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
Horizon O
Horizon C
Bed Rock
Keterangan :
PEMODELAN LINGKUNGAN 61
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
Selain padatan didalam tanah juga terdapat udara atau gas yang
mengisi poriatau ruang antar padatan . Ruang pori tersebut juga
mungkin terisi oleh air.
a. Komponen Anorganik
Mineral silikat yang merupakan mineral utama dari kulit bumi dapat
digolongkan beradasrkan susunan tetrahedra SiO4 dalam
strukturnya menjadi enam tipe yaitu ( Tan,1992) :
Inosilikat,
Nesosilikat,
Filosilikat,
Sorosilikat,
PEMODELAN LINGKUNGAN 62
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
Siklosilikat,
Tektosilikat.
PEMODELAN LINGKUNGAN 63
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
sisi dari kristal tersebut , ikatan yang terbuka dari anion atau
kation tersebut membentuk permukaaan yang mungkin reaktif.
Oleh karena sifatnya yang penting dalam proses atau reaksi antara
zat pencemar dengan tanah , maka lempung akan dibahas lebih
lanjut. Selain itu, ion logam atau kation yang membentuk inti kristal
dari mineral tersebut juga akan menentukan karakter atau
reaktifitas dari mineral . Hal ini disebabkan karena adanya proses
subtitusi kation yang dinamakan proses subtitusi isomorfik yatitu
proses subtitusi kation dengan kation lain tanpa merubah susunan
kristalnya sering terjadi.
O2
Si
O2
O2
O2
PEMODELAN LINGKUNGAN 64
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
O2
O2
O2
O2
O2
O2
O2
PEMODELAN LINGKUNGAN 65
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
Kelompok Kaolinite
PEMODELAN LINGKUNGAN 66
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
Kelompok Montmorilonit
PEMODELAN LINGKUNGAN 67
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
Kelompok Illit
Kelompok Chlorit
PEMODELAN LINGKUNGAN 68
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
PEMODELAN LINGKUNGAN 69
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
dC
F = −d . …………………………………………….(4.1)
dx
Keterangan :
PEMODELAN LINGKUNGAN 70
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
dC d 2C
= d. …………………………………………. (4.2)
dt dx 2
Keterangan :
d * = w.d ……………………………………………..…(4.3)
PEMODELAN LINGKUNGAN 71
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
k dh
Vx = …………………………………………………….
θ dl
(4.4)
Keterangan :
PEMODELAN LINGKUNGAN 72
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
D m = a L xV x ……………………………………………….(3.5)
Keterangan :
PEMODELAN LINGKUNGAN 73
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
D L = a L .V x + d * ……………………………………………….(3.6)
Keterangan :
PEMODELAN LINGKUNGAN 74
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
Dalam proses dispersi dan transport zat terlarut dalam air tanah
disamping ada proses kimia diatas juga terdapat proses fisika
yang memperlambat pergerakan zat terlarut sehingga
kecepatan perpindahannya tidak sebesar kecepatan
perpindahan yang diiindikasikan oleh laju adveksi.
PEMODELAN LINGKUNGAN 75
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
PEMODELAN LINGKUNGAN 76
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
o Kation
(meq/100gram)
1 Ciletuk Lempung berdebu 8,1
2 Pengubuan Lempung Liat 22,9
(lempung) berdebu
3 Rentang Barat Liat berdebu 38,8
4 Glapan Sipadi Lempung liat 51,2
berdebu
Sumber : Hakim, N dkk , Dasar-Dasar Ilmu Tanah ( 1986)
B. Adsorpsi Tanah
PEMODELAN LINGKUNGAN 77
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
S = KC + a ……………………………………(4.7)
Keterangan :
S = konsentrasi zat yang teradsorpsi dalam tanah
C = Konsentrasi zat dalam larutan ( mg / l )
K = Koefisien distribusi adsorpsi setimbang
a = y - intercept (titik potong dengan sumbu y )
PEMODELAN LINGKUNGAN 78
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
1.Persamaan Freundlich
2.Persamaan Langmuir
3.Persamaan BET ( Brunaeur,Emmett dan Teller).
4. Persamaan Gibbs.
- Isoterm Freundlich.
S = a. Cb ……………………………..(4.8)
PEMODELAN LINGKUNGAN 79
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
- Isoterm Langmuir
( Sm ) x (bC )
S = ………………………………..…(4.10)
1 + bC
Keterangan :
Sm = konsentrasi maksimum zat yang terserap dalam fase
padat (mg/kg);
B = konstanta kesetimbangan Langmuir.
PEMODELAN LINGKUNGAN 80
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
PEMODELAN LINGKUNGAN 81
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
PEMODELAN LINGKUNGAN 82
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
PEMODELAN LINGKUNGAN 83
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
Keterangan :
A dan B Penyebaran Longitudinal
C Penyebaran Lateral
PEMODELAN LINGKUNGAN 84
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
PEMODELAN LINGKUNGAN 85
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
C 1 X −Vx .t Vx . X X +Vx .t
= erfc
+ exp erfc
…………………………
Co 2 2 Dx .t Dx 2 Dx .t
(4.11)
Keterangan :
PEMODELAN LINGKUNGAN 86
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
Sumber : Tood,DK, Ground Water Hydrology , New York, John Wiley and Sons, 1980 hal
343.
PEMODELAN LINGKUNGAN 87
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
Aliran air tanah adalah gerakan air tanah yang mengalir dari suatu
ketinggian yang lebih tinggi ke yang lebih rendah melalui media
berpori. Dalam hal ini yang dimaksud media berpori adalah
ruangan antar butir ( intergranular) di mana ukuran pori dan jumlah
pori digambarkan dalam bentuk porositas ( porosity ).
Adapun definisi porositas adalah perbandingan volume pori dengan
volume total.
dh
Q = kA …………………………………………………………………..(4.12)
dl
Q dh
V = =k ……………………………………………………………….(4.13)
A dl
Keterangan :
PEMODELAN LINGKUNGAN 88
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
Hukum Darcy ini hanya berlaku untuk aliran laminer pada media
berpori. Untuk mengetahui apakah aliran tersebut aliran laminer
atau aliran turbulen, maka digunakan batasan bilangan Reynold.
Persamaan bilangan Reynold tersebut adalah sebagai berikut.
ρVD
NR = ………………………………………………………………….(4.14)
µ
Keterangan :
PEMODELAN LINGKUNGAN 89
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
Kerikil 1
Pasir kasar 1 - 0.01
Pasir bercampur tanah liat 0.1 - 0.05
Pasir halus 0.05 - 0.001
Pasir berlumpur 0.2 - 0.0001
Lempung berpasir 0.005 - 0.003
Tanah organik terdekomposisi 0.006 - 0.002
sedang 0.008 - 0.0002
Tanah organik terdekomposisi 0.0005 - 0.00001
baik < 0.00001
Lumpur
Lempung / tanah liat
Sumber : A.J. Raudkivi and R.A. Callander, Analysis of Ground Water Flow
d 2C d 2C dC dC ……………………………………..(4.15)
DL 2
+ D T 2
−V X =
dX dY dX dT
Keterangan :
PEMODELAN LINGKUNGAN 90
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
Kecepatan zat cair selalu diambil dari keceptan rata - rata pori yang
dihitung dari waktu perjalanan suatu pencemar antara dua titik.
Dimensi koefisien dispersi adalah [ L2 t-1], dan bila aliran dari zat
cair tersebut masuk ke media berpori untuk suatu daerah yang
luas, maka penyebaran transversal tidak diperhitungkan, dan
persamaan di atas menjadi sebagai berikut :
d 2C dC dC
DL 2
−V X = ……………………………………………….(4.16)
dX dX dT
PEMODELAN LINGKUNGAN 91
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
DT = 0.11 υ NR0.7
Keterangan :
υ = viskositas kinematik aliran zat cair
NR = Bilangan Reynold
V X D50%
NR =
υ
D50%= ukuran rata - rata partikel
Ct X − VX t
C= = 1 / 2erfc 1 …………………………………………………(4.17)
Co 2( D t ) 2
L
Keterangan :
Co = konsentrasi pencemar pada titik sumbernya
Ct = konsentrasi pencemar pada waktu tempuh t
X = jarak tempuh pencemar
PEMODELAN LINGKUNGAN 92
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
• erfc X = 1 - erf X
• erf X = 1 - erfc X
e −x2
keterangan : erfcX =
πX
e−x
maka erfcX =1 −
X
X Erf X X Erf X
PEMODELAN LINGKUNGAN 93
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
Misal akan dihitung sampai sejauh berapa suatu " Pencemar Besi "
dari sumber pencemar yang masuk kedalam air tanah bersama-
sama dengan dengan aliran air tanah tepat mempunyai konsentrasi
sama dengan nol, bila diasumsikan pada awal sebagai berikut :
1, 205
D L = 1,8ν N R = 1,8(0,8554x10 −2 )(0,4) 1, 205 = 5,1x10 −3 cm 2 / det ik
Ct 1 X − Vx.t
C= = erfc
Co 2 2( D L .t ) 1 / 2
PEMODELAN LINGKUNGAN 94
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
x - Vx t
erfc1.035 = erfc
2( D L t )
1
2
500 - 28 ×10 −4 t
1.035 =
(
2 5.1×10 −3 t ) 1
2
t 1−2 =
2.8218 ± ( 2.8218 x10 ) − 4( 784 ) ( 25 ×10 )
8 12
2 × 784
x - Vx t
Setelah di check ke persamaan =X
2( D L t )
1
2
PEMODELAN LINGKUNGAN 95
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
0 0 1 550
0.25 2.1895 0.366800 201.740
0.50 4.3790 0.315200 173.360
1.00 8.7580 0.248600 136.730
1.50 13.1370 0.200000 110.000
2.25 19.7055 0.154000 87.700
3.00 26.2740 0.119000 65.450
4.00 35.0320 0.086000 47.300
5.00 43.7900 0.064000 35.260
6.00 52.5480 0.047000 25.850
8.00 70.0640 0.26800 14.740
10.00 87.5800 0.015800 8.690
12.00 105.0960 0.009300 5.120
14.00 122.6120 0.005200 2.860
16.00 140.1280 0.003300 1.820
18.00 157.6440 0.001900 1.045
20.00 175.1600 0.001200 0.660
22.00 192.6760 0.000720 0.396
24.00 210.1920 0.000420 0.231
26.00 227.7080 0.000260 0.143
28.00 245.2240 0.000140 0.077
30.00 262.7400 0.000086 0.047
32.00 280.2560 0.000064 0.035
35.00 306.5300 0.000033 0.018
38.30 335.4310 0.0 0.0
Sumber : Hasil Perhitungan, 1999
PEMODELAN LINGKUNGAN 96
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
PEMODELAN LINGKUNGAN 97
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
BAB V
PEMODELAN KUALITAS UDARA
5.1 UMUM
PEMODELAN LINGKUNGAN 98
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
5.2.1 PARTIKEL
PEMODELAN LINGKUNGAN 99
BAHAN MATERI KULIAH PEMODELAN LINGKUNGAN
yang cukup tinggi dalam bentuk CaSo4 padat, batu kapur yang
tidak bereaksi dan abu yang harus dibuang. Cara lainnya adalah
menggunakan reaksi antara ion bisulfit dengan ion sitrat.
NITROGEN OKSIDA
Nitrogen Oksida sering disebut sebagai NOx karena oksida
nitrogen mempunyai 2 macam bentuk yang sifatnya berbeda, yaitu
gas NO2 dan gas NO. Sifat gas NO2 adalah berwarna dan berbau,
sedangkan gas NO tidak berwarna dan tidak berbau. Warna gas
NO2 adalah merah kecoklatan dan berbau tajam menyengat hidung.
Kadar NOx diudara di daerah perkotaan yang berpenduduk
padat akan lebih tinggi dari daerah pedesaan yang berpenduduk
lebih sedikit. Hal ini disebabkan karena berbagai macam kegiatan
yang menunjang kehidupan manusia akan menambah kadar NOx
diudara, seperti transportasi, generator pembangkit listrik,
pembuangan sampah dan lain-lain.
Pencemaran gas NOx di udara terutama berasal dari gas
buangan hasil pembakaran yang keluar dari generator pembangkit
listirk stasioner atau mesin-mesinn yang mneggunakan bahan
bakar gas alam. Sumber pencemaran NOx dapat dilihat dalam tabel
dibawah yang merupakaan data dari hasil penelitian di Amerika.
Keberadaan gas NOx dapat di pengaruhi oleh sinar matahri yang
mengikuti daur reaksi fotolitik gas NO2 berikut ini:
8. CO + OH + O2 CO2 + H2O
9. HO2 + NO NO2 + OH
10. HC + O R* + RO*
11. HC + O3 l RO2* + m RCHO
12. HC + OH n RO2* + o RCHO
13. HC + RO2 p RO2* + q RCHO
e. pembentukan PAN :
15. RO2 + NO2 PAN
5.5.1 DATA
Misal data yang digunakan dalam laporan ini adalah data
yang diperoleh dari Laporan harian kualitas udara di stasiun
pemantau pada tanggal 2 Juli 2001 di stasiun SEF 2 (Pedurungan).
Parameter yang dianalisa meliputi:
♦ Partikel (PM 10)
♦ Sulfur dioksida (SO2)
♦ Karbon monoksida (CO)
♦ Ozon (O3)
♦ Nitrogen oksida (NO2, NO)
Data selengkapnya dapat dilihat pada tabel terlampir.
IA − IB
I = ( XX − XB ) + IB
XA − XB
ANALISA
1. Partikel (PM 10)
Dari hasil perhitungan diperoleh hasil ISPU rata-rata untuk partikel
(PM 10) adalah 49.08. Kategori udara secara umum adalah baik,
karena harga ISPU kurang dari 50. Pada kondisi pukul 07.30 sampai
09.00 WIB, ISPU menunjukkan kategori tidak sehat karena harga
ISPU lebih dari 100. Pada kondisi ini jarak pandang turun dan
terjadi pengotoram debu dimana-mana. Tingkat udara semacam ini
bersifat merugikan bagi manusia maupun hewan yang sensitif atau
bisa menimbulkan kerusakkan pada tumbuhan dan nilai estetika.
Ada juga beberapa kondisi yang menunjukkan kondisi udara dalam
kategori sedang (ISPU dalam rentang 50 – 100). Dalam kondisi ini
terjadi penurunan pada jarak pandang tetapi tidak berpengaruh
pada kesehatan manusia atau hewan tetapi berpengaruh pada
tumbuhan yang sensitif dan nilai estetika.
Pada jam 07.30 – 09.00, partikel meningkat sampai kondisi tidak
sehat (ISPU > 100) karena pada jam tersebut merupakan jam sibuk
lalu lintas. Partikel-partikel ini berasal dari proses-proses mekanis
seperti erosi angin, penghancuran dan penyemprotan, dan
pelindasan benda-benda oleh kendaraan atau pejalan kaki.
4. OZON (O3)
Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) rata-rata untuk ozon (O3)
dari hasil perhitungan termasuk kategori baik karena nilainya
kurang dari 50, yaitu 17.41. Efek adanya O3 sama dengan yang
ditimbulkan SO2, karena O3 yang berkombinasi dengan SO2 dalam
jangka waktu yang panjang (± 4 jam) akan menimbulkan
kerusakkan pada beberapa spesies tumbuhan. Pengaruh ozon yang
dapat terlihat langsung pada tanaman adalah terjadinya
pemucatan karena kematian sel-sel pada permukaan daun, dimana
daun yang lebih tua lebih sensitif terhadap kerusakkan tersebut.
Efek pada manusia atau hewan tidak dapat ditemukan pada
konsentrasi ozon yang rendah.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN