Anda di halaman 1dari 57

MUHAMMAD HIDAYATULLAH, S.Fil.

I,
M.Hum
Pendidikan berarti:
 Transfer knowledge (transfer pengetahuan)
 Cultural transmission (pengalihan kebudayaan)
 Human development (pengembangan

kemanusiaan/pendewasaan)
Dari satu generasi ke generasi lainnya
 Agama berasal dari bahasa Sangsekerta, a berarti tidak
dan gama berarti kacau.
 Agama adalah keteraturan (sistem dan tidak kacau).
 Islam mengandung makna keselamatan,
 Agama Islam artinya jalan menuju keselamatan.
 ISLAM APA ATAU ISLAM YANG MANA YANG
AKAN DI TRANSMISIKAN?
 APA YANG HARUS DILAKUKAN AGAR AJARAN

ISLAM YANG BERSUMBER PADA WAHYU AL-


QUR’AN YANG DITURUNKAN 15 ABAD YANG
LALU TETAP RELEVAN DENGAN KEHIDUPAN
MANUSIA YANG BERSIFAT DINAMIS?
 DARI MANA KITA MULAI?
 Sempitnya pemahaman tentang Islam
 Kesalahan dalam memahami hakikat Islam
 Kurikulum pendidikan yang menekankan pada

pengajaran ibadah, fiqh, tauhid, tafsir, dan hadits


 Islam hanya dikenal dari satu aspeknya saja.
 Bahkan pengajarannya di tekankan pada salah satu

madzhab atau aliran saja


 Islam merupakan ajaran yang memberikan petunjuk
hidup manusia sepanjang masa dan di mana pun
 Islam mempunyai banyak aspek. Ada teologi, sejarah,

ibadah dan spiritualitas, kebudayaan, hukum, politik,


lembaga kemasyarakatan, mistisisme, filsafat, dan
modernisme.
 Untuk itu perlu pendidikan Islam yang bersifat holistik

(kaffah), yang bisa mengcover semua aspek Islam


tersebut.
 Dalam studi Agama Islam itu dikategorikan menjadi
dua:
 Islam Normatif dan Islam Historis
 Islam normatif adalah wahyu itu sendiri
 Islam historis adalah Islam sebagai produk sejarah.

Islam yang pahami dan dipraktekkan kaum muslim di


penjuru dunia, mulai dari Nabi sampai sekarang.
Islam sebagai ajaran (wahyu) memang bersifat normatif yang
memiliki kebenaran universal dan mutlak, namun ketika ajaran-
ajaran Islam yang normatif tersebut berinteraksi dengan konteks
zaman (sejarah) dan pemahaman manusia, maka Islam memuat
aspek yang bersifat relatif dan temporal. Karena itu, terjadi
perbedaan antara ajaran yang terkandung di dalam teks (nash)
dengan pemahaman manusia terhadap nash maupun
manifestasinya dalam konteks historis, atau antara das sein dan
das sollen. Perbedaan ini dapat dilihat dalam berbagai bentuk,
baik dari konteks zaman (waktu) maupun makan (tempat).
Kuliah kedua
‫طاقة حيوية‬
Potensi Kehidupan

‫الغرآئز‬ ‫الحاجات العضوية‬


Naluri (Insting) Kebutuhan Anggota Badan

‫غريزة التدين‬ ‫غريزة البقاء‬ ‫غريزة النوع‬ ‫دافعها داخلي بدون مثير‬
Naluri
Naluri Beragama
Beragama Naluri
Naluri Hidup
Hidup Naluri
Naluri Lawan
Lawan Jenis
Jenis Pendorongnya
Pendorongnya dari
dari dalam
dalam
tanpa stimulus
tanpa stimulus

‫التقديس‬ ‫الدفاع‬ ‫العالقات الجنسية‬


Penyembahan
Penyembahan Pertahanan
Pertahanan Diri
Diri Hubungan
Hubungan Biologis
Biologis

‫دافعهاغير داخلي فالبد من مثير‬


Pendorongnya
Pendorongnya tidak
tidak dari
dari dalam,
dalam,
membutuhkan
membutuhkan stimulus
stimulus
 Dalam diri manusia terdapat potensi kehidupan yang
mendorong manusia untuk mengerjakan berbagai aktivitas.
 Potensi ini menuntut pemenuhan (isyba’)
 Potensi tersebut ada dua bentuk:
1. Kebutuhan anggota badan (Hajat Udlwiyah)
2. Naluri/Insting (Ghorizah):
a. Naluri lawan jenis (Ghorizatun nau’)
b. Naluri Hidup (Ghorizatul baqa’)
c. Naluri Beragama (Ghorizah tadayyun)
 Sesuatu yang harus dipenuhi secara pasti
 Bila tidak dipenuhi dapat menjadikan manusia mati,

seperti makan, minum, tidur, dan buang air besar atau


kecil
 Pendorongnya dari dalam (otomatis/dakhil)
 Tidak butuh pembangkit (Stimulus)
 Sesuatu yang menuntut untuk dipenuhi
 Tetapi apabila tidak terpenuhi tidak menjadikan

manusia mati, hanya saja ia akan resah sampai


kebutuhan tersebut terpenuhi
 Pendorongnya tidak dari dalam (tidak otomatis)
 Maka membutuhkan adanya pembangkit (stimulus)
 Pemikiran-pemikiran terhadap sesuatu yang
membangkitkan perasaan.
 Kenyataan yang dapat dirasakan oleh panca indra.
 Naluri lawan jenis itu pembangkitnya adalah berfikir

tentang wanita-wanita cantik atau sesuatu yang ada


hubungannya dengan seksualitas.
 Insting hidup akan bangkit ketika manusia tersebut

tersudutkan oleh keadaan.


 Ghorizah tadayyun akan terbangkitkan dengan
memikirkan ayat-ayat Allah, masalah eskatologis
(hari kiamat, mati, dan perihal alam akhirat), dan
pengamatan terhadap keindahan ciptaan Allah.

‫تفكر فى خلق هللا وال تفكر فى ذاته‬
 Hal ini menandakan suatu metodologi untuk mengetahui
Allah, yakni dengan mempelajari dan memikirkan ciptaan-
Nya.
َ‫اس َعلَ ْيهَا ال‬ َ َّ‫ الن‬x‫ط َر‬ َ َ‫ت هللاِ الَّتِى ف‬ َ ‫ط َر‬ ْ ِ‫ك لِل ِّدي ِْن َحنِ ْيفًا ف‬ َ َ‫فَأَقِ ْم َوجْ ه‬
‫اس الَ يَ ْعلَُ ْو َن‬
ِ َّ ‫ن‬ ‫ال‬ ‫ر‬
َ َ ‫ث‬‫ك‬ْ َ ‫أ‬ َّ
‫ن‬ ‫ك‬
ِ َ ‫ل‬‫و‬َ ‫م‬
ُ ِّ ‫ي‬َ ‫ق‬ ْ
‫ال‬ ُ
‫ْن‬‫ي‬‫د‬ِّ ‫ال‬ ‫ك‬َ ِ ‫ل‬‫ذ‬َ ِ ‫هللا‬ ‫ق‬ ْ
ِ ‫تَ ْب ِد ْي َل لِ َخ‬
‫ل‬
Maka hadapkanlah wajahmu dengan Lurus kepada
agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah
menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada
perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus;
tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui
 Fitrah Allah: Maksudnya ciptaan Allah. manusia
diciptakan Allah mempunyai naluri beragama Yaitu
agama tauhid. kalau ada manusia tidak beragama
tauhid, Maka hal itu tidaklah wajar. mereka tidak
beragama tauhid itu hanyalah lantara pengaruh
lingkungan.
 Tadayyun merupakan ghorizah yang ada pada setiap diri
manusia
 Ia adalah perasaan butuh kepada Sang pencipta yang
mengaturnya (al-khalik al-mudabbir), tanpa memandang siapa
yang dianggap pencipta tersebut
 Perasaan ini adalah fitri yang ada pada diri setiap manusia,
baik ia percaya ataupun inkar kepada sang pencipta
 Perasaan ini tercipta sebagai bagian dari kejadian mausia
 Perasaan ini dalam diri manusia adalah pasti
 Penampakan ghorizah tadayyun adalah adanya taqdis
(pensucian) terhadap Sang pencipta
 Penampakan tersebut adakalanya dalam bentuk hakiki
(sempurna), maka jadilah ia suatu ibadah seperti sholat bagi
muslim, kebaktian bagi umat kristiani,sembahyang bagi
penganut hindu/budha
 Namun adakalanya penampakan tersebut dalam bentuk lebih
rendah dari ibadah (aqollu suurotan), maka jadilah ia suatu
ta’dhim tabjil (kultus dan pengagungan)
KULIAH KE 3 DAN 4
Minimal ada tiga kata dan tiga bahasa dalam
mengakomadasi pengertian agama yaitu:
AGAMA
DIN
RELIGI
 Berasal dari bahasa Sanskrit
 Tersusun dari dua kata a= tidak dan gam = pergi. Tidak

pergi, tetap di tempat, dan diwarisi turun-temurun


 A=tidak dan gama=kacau. Merupakan suatu sistem
 Agama berarti teks atau kitab suci
 Gam berarti tuntunan. Agama mengandung ajaran-

ajaran yang menjadi tuntunan bagi para pemeluknya


 Dalam bahasa Semit berarti undang-undang atau
hukum
 Dalam bahasa Arab kata ini mengandung arti

menguasai, menundukkan, patuh, hutang, balasan,


kebiasaan
 Agama merupakan hukum yang mengandung peraturan

yang harus dipatuhi orang.


 Agama memang menguasai diri seseorang dan
membuatnya tunduk dan patuh kepada Tuhan dengan
menjalankan ajaran agama
 Agama juga membawa kewajiban yang kalau tidak

dijalankan menjadi hutang baginya


 Kewajiban dan kepatuhan membawa pula kepada

adanya balasan
 Religi berasal dari bahasa latin relegere dan religare
 Relegere berarti mengumpulkan , membaca. Agama
memang kumpulan cara mengabdi kepada Tuhan, yang
terangkum dalam kitab suci yang harus dibaca
 Religare berarti mengikat. Ajaran agama memang
mempunyai sifat mengikat bagi manusia. Ada pula ikatan
roh manusia dengan Tuhan. Agama mengikat manusia
dengan Tuhan
 Pengakuan terhadap adanya hubungan manusia dengan
kekuatan gaib yang harus dipatuhi
 Suatu sistem tingkah laku (code of conduct) yang

berasal dari kekuatan gaib


 Ajaran-ajaran yang diwahyukan Tuhan kepada manusia

melalui seorang Rasul


 Kekuatan gaib
 Keyakinan manusia bahswa kesejahteraannya di dunia

kini dan nanti tergantung pada adanya hubungan baik


dengan kekuatan gaib yang dimaksud
 Respon s yang bersifat emosional
 Paham adanya yang kudus (sacred) dan suci. Bisa

kekuatan gaib, kitab, atau tempat


 Dinamisme
 Animisme
 Politeisme
 Henoteisme
 monoteisme
 Sebuah kepercayaan pada kekuatan gaib yang misterius
 Ada benda tertentu yang mempunyai kekuatan gaib dan

berpengaruh pada kehidupan manusia sehari-hari


 Kekuatan gaib tersebut tidak kasat mata, tetapi dapat

dirasakan efek dan pengaruhnya, misalnya suburnya


tanah dan keberanian seorang patriot
 Dalam bahasa ilmiah kekuatan gaib tersebut disebut
mana (tuah/sakti)
 Tujuan beragama di sini adalah mengumpulkan mana

sebanyak-banyaknya
 Banyak mana berarti selamat dan kehilangan mana

berarti maut
 seorang dukun mengambil peran sentral karena

diyakini mampu mengendalikan mana tersebut


 Agama yang mengajarkan bahwa tiap-tiap benda, baik
bernyawa maupun tidak bernyawa, mempunyai roh,
termasuk roh nenek moyang
 Roh dari benda tertentu mempunyai pengaruh terhadap

kehidupan manusia
 Kepada roh-roh tersebut diberi sesajen untuk

menyenangkan mereka dan agar tidak menganggu


manusia
 Tujuan beragama di sini adalah mengadakan hubungan
baik dengan roh-roh yang ditakuti dan dihormati itu
dengan senantiasa menyenangkan hati mereka
 Kemarahan roh-roh tersbut akan menimbulkan bahaya

dan malapetaka
 Di sini dukun juga mengambil peran sentral yang

diyakini dapat berkomunikasi dan mengontrol roh-roh


tersebut
 KEPERCAYAAN TERHADAP DEWA-DEWA
 HAL-HAL YANG MENIMBULKAN PERASAAN TAKJUB
DAN DAHSYAT BUKAN LAGI DIKUASI OLEH ROH-ROH
TETAPI OLEH DEWA-DEWA.
 KALAU ROH-ROH TIDAK DIKETAHUI TUGAS-
TUGASNYA. DEWA-DEWA TELAH MEMPUNYAI
TUGAS-TUGAS TERTENTU
 TUJUAN BERAGAMA DI SINI BUKAN HANYA
MEMBERI SESAJEN DAN PERSEMBAHAN, TAPI JUGA
MENYEMBAH DAN BERDOA PADA MEREKA UNTUK
MENJAUHKAN AMARAHNYA DARI MASYARAKAT
BERSANGKUTAN
 PADA POLITEISME ADA DEWA YANG KEMUDIAN
LEBIH DIPUJA DARI PADA DEWA-DEWA YANG
LAIN, MISAL trimurti dalam Hindu atau Zeus dalam
agama Yunani Kuno
 Akan tetapi, kalau dewa terbesar itu saja yang dihormati dan
dipuja, sedang dewa-dewa yang lain ditinggalkan, maka
paham demikian telah meningkat menjadi henoteisme
 henoteisme mengakui satu tuhan untuk satu bangsa dan
bangsa lain mempunyai tuhannya sendiri-sendiri
 Dasar ajaran monoteisme adalah Tuhan satu, Tuhan Maha
Esa, pencipta alam semesta
 Kalau pada agama-agama sebelumnya asal-usul manusia
belum memperoleh perhatian, maka dalam agama
monoteisme ada perhatian tnetang ini. manusia diyakini
berasal dari tuhan dan akhirnya akan kembali ke Tuhan.
 Ada kesadaran bahwa hidup manusia tidak hanya di dunia
kini tapi juga dunia nanti
 Diantara dua dunia itu, dunia kedualah yang lebih penting
 Tujuan hidup dalam agama monoteisme bukan lagi mencari
keselamatan hidup material (dunia)saja, tetapi juga
keselamatan hidup spiritual (akhirat)
 Jalan keselamatan itu adalah dengan menyerahkan diri
kepada kehendak-Nya
 Tuhan dalam monoteisme adalah Maha Suci dan Tuhan
menghendaki supaya manusia tetap suci
 Manusia akan kembali kepada Tuhan, dan yang dapat kembali
ke sisi Tuhan Yang Maha Suci hanyalah orang-orang yang
suci
 Jalan untuk tetap menjadi suci adalah dengan senantiasa
berusaha menjaga agar tetap dekat pada Tuhan, ingat dan tidak
lupa pada Tuhan
 Dalam kristen ada ajaran “dosa warisan”. Seseorang tidak
akan menjadi suci sebelum menerima Yesus kristus sebagai
juru selamatnya. Cara konkritnya adalah dengan rajin ke
gereja dan amaliah kristiani lainnya
 Hindu mempercayai bahwa roh manusia adalah
percikan dari Sang Hyang Widhi. Persatuan roh dengan
badan menimbulkan kegelapan. Badan akan hancur
tetapi roh (atma) akan kekal. Kebahagiaan manusia
adalah bersatu dengan Sang Hyang Widhi (Moksa).
Moksa akan tercapai jika atma telah menjadi suci
kembali. Cara menjadi suci adalah dengan selalu
menjalankan ajaran hindu dengan taat.
 Islam mengajarkan bahwa manusia berasal dari Tuhan dan
akan kembali ke Tuhan. Hanya orang yang suci (insan
kamil)-lah yang bisa dekat dengan Tuhan
 Jalan untuk memberishkan dan mensucikan roh adalah
semua ibadat yang diajarkan Islam. Tujuan ibadat bukan
hanya membersihakn dan mensucikan diri, tetapi juga untuk
menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan jahat (amar
ma’ruf nahi mungkar)
 Jelasalah kiranya bahwa tujuan hidup beragama dalam agama
monoteisme adalah membersihkan diri dan mensucikan jiwa
dan roh
 Tujuan agama adalah membina manusia baik-baik, manusia
yang jauh dari kejahatan
 Dengan demikian agama monoteisme erat hubungannya
dengan pendidikan dan pembinaan moral
 Agama tanpa ajaran moral tidak akan berarti dan tidak akan
mengubah kehidupan manusia
 Agama yang dimasukkan dalam kelompok agama monoteisme
adalah Islam, Yahudi, Kristen, dan Hindu
 Akan tetapi, yang masih tetap menjaga kemurnian tauhidnya
adalah Islam dengan syahadatnya “Tiada Tuhan selain Allah”
dan Yahudi dengan Syemanya “Dengarlah Israel, Tuhan kita
satu”
 Kristen dengan trinitasnya dan hindu dengan Trimurtinya
dianggap sudah tidak murni lagi
Kuliah ke 5
 Sejak zaman Yunani, tepatnya 2300 tahunan yang lalu
sudah ada orang-orang yang tidak percaya akan adanya
Tuhan. Kata mereka alam ini terdiri dari atom-atom
yang berlainan susunannya serta masing-masing
mempunyai daya yang membelok. Dari bentrokan
atom-atom tersebut terjadilah segala macam kejadian di
alam ini
Pada abad modern, tepatnya mulai abad 16, akar
keraguan ini semakin nyata. Diantara sebabnya adalah:
Kemajuan ilmu pengetahuan mendorong para ilmuan

untuk menafsirkan keadaan alam dan kejadian2 di


dalamnya secara mekanis dengan daya alam itu sendiri
dan tidak memerlukan Tuhan
 Karena kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
manusia dapat menguasai alam secara lebih
menyeluruh dan lebih efektif
 segala perhatian manusia itu hanya diarahkan kepada

alam tempat mereka hidup


 Keraguan terhadap agama ini mengambil dua
kecenderungan
 Deisme, artinya percaya kepada Zat yang Maha Agung,

tetapi zat tersebut tidak mempunyai kekuasaan


terhadap alam dan manusia
 Atheisme berarti mengingkari adanya Tuhan sama

sekali
 Bahwa segala bentuk pengetahuan harus didasarkan pada
panca indra
 Suatu pengetahuan itu benar jika berasal dan dapat
dipersepsi secara indrawi
 Thomas hobbes (1588-1679), mengatakan bahwa dasar
pemikiran ilmu pengetahuan adalah “mechanistic
materialism”, yakni bahwa yang ada dalam alam ini adalah
materi dan cara bergabung dan berpisahnya adalah secara
mekanis, tidak memerlukan Zat yang Maha Kuasa
 John Locke (1632-1704) mengatakan, bahwa pikiran
manusia itu merupakan “Tabula Rasa” (papan tulis
kosong) dan pengetahuan yang mengisinya itu bersal
dari kesan-kesan yang diperoleh melali panca indra
(sense perception)
 Menurut David hume (1711-1776), kita tidak berhak

mengatakan ssesuatu hal, jika hal tersebut tidak dapat


dibuktikan secara indrawi
 gambaran di ataslah yang melatarbelakangi pandangan
sekuler barat tentang manusia dan alam. Keadaan tersebut
dapat disimpulakn dalam 3 unsur:
 Kepercayaan penuh kepada metode ilmu pengetahuan
 Kehilangan kepercayaan terhadap agama (kristen)
 Merebaknya faham materialisme, bahwa yang nyata adalah
materi dapat disadari secara indrawi, sedang jiwa tidak
 Ketiga unsur diataslah yang kemudian mendorong
timbulnya aliran positivisme abad 19
 Yakni penggabungan antara kerja indra dan akal
 Pengalaman diperlukan untuk mengumpulkan data agar
nantinya dapat disimpulkan oleh akal menjadi suatu hukum
objektif atau suatu teori universal
 Kalau empirisisme menerima pengalaman subjektif, sedang
positivisme terbatas pada pengalaman objektif saja
 Kebenaran dalam hal ini adalah yang tampak dan dapat
diukur
 Salah satu tokoh terbesar positivisme adalah august

comte (1795-1857). pokok pemikirannya adalah


teorinya mengenai perkembangan cara berfikir manusia
melalui 3 tingkatan, yakni tahap teologi (etat
theologique), tahap metafisik (etat metaphisique), dan
tahap tertinggi yakni tahap positip (etat positive)
 Manusia belum mempunyai pengetahuan tentang sebab-
musabab (kausalitas) kejadian2 dalam alam
 Manusia masih terpaku pada hakikat batin segala sesuatu,
sebab pertama dan tujuan terakhir
 Manusia masih dalam kekhawatiran dan ketakuatan
 Manusia tidak mempunyai keberanian diri
 Manusia tidak berdaya menghadapi alam
 Satu-satunya jalan adalah dengan berdoa dan jalan
penyembahan
 Manusia menemukan keberanian dalam dirinya
 Ia merasa bahwaa kekuatan yang menimbulkan mara

bahaya dan bencana ternyata bisa dipengaruhi dan


dicegah agar tidak berbuat jahat dengan membujuknya
lewat berbagai sesajen dan persembahan
 Manusia sudah menyadari bahwa tidak ada gunanya lagi
untuk berusaha mencapai pengenalan baik teologis maupun
metafisis
 Manusia sudah tidak mau meneliti awal dan tujuan alam
semesta, tetapi berusaha menemukan hukum2 universal
yang ada di belakang fakta lewat pengamatan dan akalnya.
 Manusia telah mendapatkan pengetahuan yang cukup untuk
menguasai alam
 Tiga tahapan dalam teori comte bukanlah tingkatan evolusi.
Bukanlah tingkatan hierarki dari bawah ke atas, tetapi
merupakan macam-macam sikap mental, merupakan 3
macam cara berfikir manusia, sehingga kadang-kadang
ketiganya bisa ditemukan dalam diri seseorang secara
bersamaan
 Satu hal yang dapat diterima dari comte adalah bahwa
teknologi adalah satu aspek yang sangat penting dalam
kehidupan manusia
 Tetapi perlu diingat bahwa teknologi itu mempunyai
ambivalensi (mendua) antara kreatifitas dan destruktifitas,
antara tumbuh kembang dan kehancur luluhan
 Untuk itu butuh landasan nilai (etika) untuk mengawal
perkembangan teknologi tersebut. Sebab jika tidak di kawal
akan bisa membinasakan manusia dan peradaban itu sendiri.
Disinilah fungsi agama yang mempunyai segudang nilai
moralitas yang mengikat
 Teknologi tidak bisa murni bebas nilai (free value), tetapi
juga harus tidak bebas nilai (not free value)
 Dalam diri manusia itu memiliki dua unsur, yakni jasmani
dan ruhani, yang masing-masing menuntut pemehuhannya
sendiri-sendiri. Jasmani membutuhkan pemenuhan materi
dan ruhani membutuhkan pemenuhan spiritual, disinilah
peran agama sebagai pengobat dahaga spiritual
 Disamping itu agama juga merupakan fitrah pada setiap
manusia

Anda mungkin juga menyukai