bagimu (yaitu) bagi orang yang
mengharap (rahmat) Allah dan
Muhammad namanya. Lahir di
kota makkah pada tanggal 12 rabiul
awal bertepatan dengan tahun gajah.
Kenapa disebut tahun gajah ? karena
penguasa tiran waktu itu yang bernama
abrahah ingin menghancurkan ka’bah,
karena terganggu dengan reputasi
ka’bah yang menjadi tempat ziarah
orang-orang arab. Abrahah kemudian
menggerakkan pasukan gajahnya untuk
menyerbu makkah, tetapi atas
pertolongan allah selamatlah ka’bah
dari serangan itu. Hancurlah pasukan
gajah beserta abrahah bagaikan
dedaunan yang dimakan ulat(Q.S Al-Fiil
1-5).
Saudaraku, itulah sepenggal
kisah mengenai rasul kita yang mulia,
Muhammad SAW. Beliau adalah
manusia pilihan, manusia istimewa yang
senantiasa mendapatkan pengawasan
dan perlindungan dari allah SWT. Beliau
adalah teladan bagi semua manusia.
Firman Allah :
Artinya :
Sesungguhnya telah ada pada (diri)
Rasulullah itu suri teladan yang baik
seandainya engkau mengatakan lapar,
kami tidak bersedia memberimu makan
(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak
menyebut Allah (Q.S Al Ahzab 21).
Saudaraku, saya teringat kisah
ketika rasuullah memimpin madinah.
Rasulullah saat itu adalah pemimpin
tertinggi (presiden) namun beliau adalah
yang paling melarat, walaupun warga
madinah hidup berkecukupan. Kalau ada
pakaian yang robek, rasulullah
menambalnya sendiri tanpa perlu
menyuruh isterinya. Beliau juga
memeras susu kambing untuk keperluan
keluarga maupun dijual. Setiap kali
pulang ke rumah, bila dilihat belum ada
makanan beliau berpuasa tanpa
tergambar rasa kesal pada wajahnya.
Suatu hari ketika rasulullah
mengimami sholat isya berjamaah. Para
sahabat yang jadi makmum dibuat
cemas oleh keadaan nabi yang agaknya
sedang sakit payah. Setiap kali
mengerakkan tubuh untuk rukuk, sujud
dan sebagainya, selalu terdengar suara
keletak-keletik, seakan-akan tulang-
tulangnabi longgar semua. Ketika
ditanya, rasulpun membuka bajunya,
beliau mengikat perutnya yang kempis
dengan selembar kain yang diisi kerikil-
kerikil untuk menahan lapar. Melihat hal
ini para sahabat menjadi sedih,
umarpun bertanya,”Ya Rasulullah,
apakah sudah sehina itu anggapanmu
kepada kami ? apakah engkau mengira
kasihan lagi penyayang terhadap orang-
orang mukmin.(At- Taubah 128)
yang paling lezat ? bukankah kami
semuanya hidup dalam kemakmuran?” Sumber :
Nabi tersenyum ramah seraya Alquran
menyahut, “ Tidak, Umar tidak. Aku Shirah Nabawiyah
tahu, kalian para sahabatku, adalah
orang-orang setia kepadaku. Apalagi
sekedar makanan, harta ataupun nyawa
akan kalian serahkan untukku sebagai
rasa cintamu terhadapku, tetapi dimana
akan kuletakkan mukaku di pengadilan
allah kelak di hari pembalasan, apabila
apabila aku selaku pemimpin justru
membikin berat dan menjadi beban
orang-orang yang aku pimpin ?
Saudarku, itulah sifat rasul kita
yang begitu indah, berbudi pekerti
luhur. Lebih mementingkan
kesejahteraan umatnya daripada dirinya
sendiri. Figur seperti inilah yang pantas
dan patut menjadi teladan bagi kita,
agar kita selamat di dunia dan di akhirat.
Firman allah :
Sesungguhnya telah datang kepadamu
seorang rasul dari kaummu sendiri,
berat terasa olehnya penderitaanmu,
sangat menginginkan (keimanan dan
keselamatan) bagimu, amat belas