TINJAUAN PUSTAKA
A. Tanaman
Cabe
a.1. sistematika
Kingdom : Plantae
Divisi : spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Ordo : Solanales
Family : Solanaceae
Genus : Capsicum
Spesies : Capsicum annum
a.2 Morfologi
Akar cabai juga merupakan akar tunggang, akar cabai dapat dilihat dengan
jelas mana pangkal dan ujung akarnya, dan pada akar cabai dapat terlihat jelas
juga batang akar, cabang akar dan serabut akar. Sistem akar pada cabai adalah
sistem akar tunggang. merupakan tipe akar tunggang berbentuk benang.
a.3. Manfaat
Cabai merah Besar (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu jenis
sayuran yang memilki nilai ekonomi yanng tinggi. Cabai mengandung berbagai
macam senyawa yang berguna bagi kesehatan manusia.. Sun et al. (2007)
melaporkan cabai mengandung antioksidan yang berfungsi untuk menjaga tubuh
dari serangan radikal bebas. Kandungan terbesar antioksidan ini adalah pada cabai
hijau. Cabai juga mengandung Lasparaginase dan Capsaicin yang berperan
sebagai zat anti kanker (Kilham 2006; Bano & Sivaramakrishnan 1980). Cabai
(Capsicum annum L) merupakan salah satu komoditas sayuran yang banyak
[2]
dibudidayakan oleh petani di Indonesia karena memiliki harga jual yang tinggi
dan memiliki beberapa manfaat kesehatan yang salah satunya adalah zat capsaicin
yang berfungsi dalam mengendalikan penyakit kanker.
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Benih secara umum adalah istilah yang dipakai untuk bahan dasar
pemeliharaan tanaman atau hewan. Istilah ini biasanya dipakai bila bahan dasar
ini berukuran jauh lebih kecil daripada ukuran hasil akhirnya (dewasa).Dalam
budidaya tanaman, benih dapat berupa biji maupun tumbuhan kecil hasil
perkecambahan, pendederan, atau perbanyakan aseksual dan disebut juga bahan
tanam. Benih atau bahan tanam yang bukan berupa biji dapat disebut sebagai
bibit. Benih diperdagangkan tidak untuk dikonsumsi. Bidang perikanan juga
memakai istilah ini untuk menyebut hewan yang masih muda yang siap dipelihara
hingga dewasa.
• insektisida (serangga)
• fungisida (fungi/jamur)
• rodentisida (hewan pengerat/Rodentia)
• herbisida (gulma)
• akarisida (tungau)
• bakterisida (bakteri)
B. Tujuan
C. Cara Kerja
A. Hasil
Perlakuan yang terbaik pada benih ialah menanam benih atau disemaikan
segera setelah benih-benih itu dikumpulkan atau dipanen, jadi mengikuti cara-cara
alamiah, namun hal ini tidak selalu mungkin karena musim berbuah tidak selalu
sama, untuk itu penyimpanan benih perlu dilakukan untuk menjamin ketersediaan
benih saat musim tanam tiba.Bersamaan dengan terbentuknya bedengan kasar,
dilakukan penyiapan benih dan pembibitan di pesemaian. Untuk lahan 1 ha
diperlukan + 180 gr atau 18 bungkus kemasan isi 10 gr, jika populasi tanaman per
ha antara 18.000 – 20.000 tanaman berjarak 60 – 70 cm. Pada umumnya sistem
budidaya cabai di sentra-sentra produksi cabai masih menggunakan benih lokal
dan populasi tanaman per hektarnya tinggi. Populasi yang sangat rapat ini dapat
berakibat penangkapan sinar matahari setiap tanaman berkurang dan kelembaban
udara sekitar kebun meningkat. Kelembaban yang tinggi seringkali dapat
meningkatkan serangan hama dan penyakit.
Tetapi metode ini tidak sesuai untuk benih yang mudah sekali menjadi
permeable, karena asam akan merusak embrio.Benih atau bahan tanam yang
bukan berupa biji dapat disebut sebagai bibit. Benih diperdagangkan tidak untuk
dikonsumsi. Bidang perikanan juga memakai istilah ini untuk menyebut hewan
yang masih muda yang siap dipelihara hingga dewasa.Dalam penggunaan sehari-
hari, benih dipakai juga untuk menyebut sel sperma.
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah :
1. Benih adalah biji yang digunakan untuk pembibitan,sedangkan biji adalah
untuk komsumsi
2. Perlakuan benih terdiri dari dua macam yaitu, seed dreasing dan seed coating
3. Perlakuan benih lebih efektif
4. Banyak keuntungan nya dalam menggunakan perlakuan benih ini baik untuk
manusia,musuh alami,maupun tumbuhan
5. dalam perlakuan benih seed coating lebih efektif dibanding seed coating
karena pada seed coating terdapat zat perekat
B. Saran
Pada saat melakukan perendaman sebaiknya menggunakan air dingin.
DAFTAR PUSTAKA
Suhardjo, dkk. 1984. Pangan, Gizi dan Pertanian. Fakultas Pertanian, Institut
Pertanian Bogor.
Winarno, F.G. 1986. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia. Jakarta.