D. Persistence of Patterns
Jika kita sekarang kembali ke pola attachment yang diamati
pada usia 1 tahun, studi prospektif menunjukkan bahwa setiap sekali
pola attachment dikembangkan, maka akan cenderung bertahan.
Salah satu alasan untuk hal ini adalah bahwa cara orang tua
memperlakukan anak, lebih baik atau buruk, cenderung terus
berubah. Lainnya adalah bahwa setiap pola cenderung
mengabadikan diri. Jadi, seorang anak yang merasa secure adalah
anak yang lebih bahagia dan lebih bermanfaat untuk dirawat dan
dijaga , dan juga tidak terlalu menuntut daripada anak yang memilki
kecemasan. Seorang anak yang memiliki kecemasan (anxious)
cenderung menjadi cengeng dan manja. Sementara anak yang
memiliki sifat sering menghindar (avoidant) dan cemas juga lebih
suka menjaga jarak dan rentan terhadap perilaku menggertak anak
anak lain. Dalam kedua kasus terakhir , perilaku anak seperti adalah
untuk menghindari perilaku yang sama yang mungkin terjadi pada
diri mereka sendiri.
Walaupun untuk pola-pola alasan ini, sekali terbentuk,
cenderung tetap, ini tidak berarti harus demikian. Bukti
menunjukkan bahwa selama dua atau tiga tahun pertama pola
attachment adalah properti dari hubungan, misalnya, anak ibu atau
anak dan ayahnya, dan bahwa jika orangtua memperlakukan anak
berbeda , maka pola akan berubah menyesuaikan diri. Perubahan ini
di antara lain adalah banyaknya bukti yang ditinjau oleh Sroufe
(1985) bahwa stabilitas pola, ketika itu terjadi, tidak dapat dikaitkan
dan dikalim dengan temperamen bawaan anak . Namun
demikian,seiring seorang anak tumbuh dewasa, pola menjadi
semakin menjadi milik anak itu sendiri, yang berarti bahwa ia
cenderung memaksakan itu, atau beberapa turunan dari itu, yang
terjadi pada hubungan baru seperti dengan seorang guru, ibu-asuh,
atau terapis mereka.
Hasil dari proses internalisasi ini adalah bukti yang jelas
dalam suatu penelitian prospektif yang menunjukkan bahwa pola
karakteristik attachment dari sepasang ibu-anak. yang dinilai ketika
anak berusia 12 bulan, ternyata dapat di predikisi bagaimana
perilaku anak dalam kelompok pengasuhan (dengan pengasuh)
dalam usia 4.5 tahun (tiga setengah tahun kemudian). Jadi anak-
anak yang menunjukkan pola yang secure dengan ibu di usia 12
bulan ,kemungkinan akan dijelaskan oleh staf pengasuh sebagai
anak yang koperatif, yang populer dengan anak-anak lain, ulet, dan
banyak akal. Mereka yang menunjukkan pola anxious avoidant
kemungkinan akan digambarkan sebagai terisolasi secara
emosional, bermusuhan, anti sosial, dan seperti terlalu mencari
perhatian. Mereka yang menunjukkan pola anxious resistant juga
kemungkinan akan dideskripsikan seperti terlalu mencari perhatian
dan tegang, impulsif, dan mudah frustrasi , pasif dan tidak berdaya.
Mengingat temuan-temuan itu tidak mengherankan bahwa
dalam dua studi prospektif lainnya, satu perintis di California (Main
dan Cassidy, 1988) dan yang sama di Jerman (Warmer, 1986), pola
attachment yang dinilai pada umur 12 bulan sangatlah prediktif,
begitu pun juga dengan pola interaksi dengan ibu lima tahun
kemudian.
Meskipun repertoar perilaku yang berumur 6 tahun terhadap
orang tua adalah jauh lebih berbeda dari yang berusia satu tahun,
pola attachment sebelumnya tetap mudah dilihat oleh orang yang
berpendidikan. Jadi anak-anak yang diklasifikasikan sebagai securely
attached di usia 6 tahun adalah mereka yang memperlakukan orang
tua mereka dengan cara yang santai dan ramah, yang memiliki
hubungan natural baik anak- orangtua, ya sering terlibat percakapan
intim. Anak-anak yang diklasifikasikan sebagai anxious resistant
menunjukkan campuran ketidakamanan, sedih dan menunjukkan
rasa takut, dan dari keintiman berganti menjadi permusuhan, yang
kadang-kadang halus dan terkadang terlalu terbuka lainnya. Dalam
beberapa kasus ini perilaku anak disebut pengamat sebagai self-
conscious, bahkan artifisial. Seolah-olah mereka selalu
mengantisipasi respon negatif dari orangtua, mereka mencoba
untuk mengambil hati diri dengan pamer, mungkin dengan yang
manis atau terutama menawan (Main dan Cassidy, 1988;
Main,personal communication).
Anak-anak berusia 6 tahun yang diklasifikasikan sebagai
anxious avoidant cenderung diam-diam untuk membuat jarak
dengan orangtua . Seperti sapaan atau salam yang mereka berikan
menjadi formal dan singkat; topik pembicaraan impersonal. Selalu
sibuk dengan mainan atau kegiatan lain dan mengabaikan atau
bahkan meremehkan inisiatif orang tua.
Anak-anak yang pada 12 bulan tampak tidak teratur dan / atau
disorientasi akan ditemukan lima tahun kemudian dan terlihat
mencolok dalam kecenderungan mereka untuk mengontrol atau
mendominasi orangtua. Salah satu bentuk dari hal ini adalah untuk
memperlakukan orangtua dengan cara menghina dan / atau
menolak apapun; cara lain adalah menjadi seorang penyendiri dan
protektif. Ini adalah contoh contoh apa yang dikatakan para ahli
klinik sebaga pembalikan (inversi / revearsal) fungsi orang tua- anak.
Pembicaraan mereka terpecah pecah, percakapan dimulai tapi
cenderung tidak selesai, topik sering berganti ganti.
Dalam mempertimbangkan persistence patterns anak 6 tahun-
an dalam interaksi dengan orang tua dan dengan figur orang yang
dituakan lainnya, pertanyaan kritis muncul: sejauh mana pola-pola
pada usia ini tertanam dalam kepribadian anak dan sejauh mana ini
menjadi refleksi dari cara orang tua masih memperlakukan mereka ?
Jawabanyan, menurut sudut pandang pengalaman klinis, adalah
bahwa pada usia ini kedua pengaruh ini bekerja , sehingga
intervensi paling efektif adalah mengikut sertakan mereka dalam
konsultasi, misalnya dengan cara terapi untuk salah satu anggota
keluarga atau cara yang lain dengan cara memberikan bantuan
secara bersamaan kepada orang tua dan anak.
Sekarang masih terlalu sedikit yang diketahui tentang
bagaimana pengaruh pengembangan kepribadian interaksi dengan
ibu dibandingkan dengan pengaruh dari mereka dengan ayah. Hal
itu tidak akan mengherankan bahwa ketika aspek kepribadian yang
berbeda, terlihat dan terlibat dalam situasi yang berbeda, untuk
dipengaruhi secara berbeda beda. Selain itu, pengaruh pada laki-laki
sedikit diharapkan berbeda dari pengaruh pada perempuan. Ini jelas
merupakan area kompleks yang akan membutuhkan banyak
penelitian. Sementara itu nampaknya, setidaknya selama tahun-
tahun awal kehidupan individu, self interacting model dengan ibu
lebih berpengaruh. Hal ini tidak mengejutkan karena dalam setiap
kebudayaan dikenal sebagian besar bayi dan anak-anak berinteraksi
jauh lebih banyak dengan ibu daripada dengan ayah.
Harus diakui bahwa, sejauh ini, studi prospektif relatif dari
persistance patterns, pola attachment, dan fitur dari karakteristik
kepribadian masing-masing, belum dilakukan di luar tahun keenam.
Meskipun demikian, dua penelitian cross-section orang dewasa
muda menunjukkan bahwa fitur dari karakteristik kepribadian
masing-masing pola selama tahun-tahun awal juga dapat ditemukan
pada kaum muda dewasa (Kobak dan Sceery, 1988; Cassidy dan
Kobak, 1988; Hazan dan Shaver, 1987); dan lebih dari mungkin,
kecuali dalam kasus di mana hubungan keluarga telah berubah
secara substansial dalam interval, mereka telah ada terus-menerus.
Semua pengalaman klinis kami sangat mendukung pandangan itu.