Anda di halaman 1dari 8

Paper Manajemen Sumber Daya Manusia

DESAIN PEKERJAAN

Disusun Oleh

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA


JURUSAN ILMU ADMINISTRASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2010

0
BAB I
Desain Kerja

A. Definisi Desain Kerja

Desain pekerjaan adalah fungsi penetapan kegiatan kerja seorang individu


dalam kelompok karyawan secara organisasional yang bertujuan untuk mengatur
penugasan-penugasan kerja yang memenuhi kebutuhan–kebutuhan organisasi,
teknologi dan keprilakuan (Handoko, 2001). Desain pekerjaan sangat mempengaruhi
kualitas kehidupan kerja yang tercermin pada kepuasan individu para pemegang
jabatan.
Menurut Simamora (2001), desain pekerjaan adalah proses penentuan tugas-
tugas yang akan dilaksanakan, metode-metode yang digunakan untuk melaksanakan
tugas-tugas tersebut dan bagaimana pekerjaan tersebut berkaitan dengan pekerjaan
lainnya didalam organisasi. Desain pekerjaan, memanipulasi aspek-aspek pekerjaan
sebagai berikut:
1. Muatan pekerjaan (job contain) yaitu keanekaragaman tugas yang
dilaksanakan, otoritas pemangku jabatan, rutinitas tugas yang dilaksanakan,
kesulitan-kesulitan tugas, identitas pemangku jabatan dan kadar
terhadapnya keseluruhan pekerjaan dilakukan oleh orang yang terlibat.
2. Fungsi-fungsi pekerjaan (job function) yaitu metodemetode kerja yang
digunakan, koordinasi pekerjaan, tanggung jawab, arus informasi dan
otoritas pekerjaan.
3. Hubungan pekerjaan (job relationship) yaitu aktivitasaktivitas kerja yang
dimiliki bersama antara pemangku jabatan dan orang-orang lainnya dalam
organisasi.
Menurut Mathis dan Jackson (2001), desain pekerjaan berkaitan dengan
mengatur pekerjaan, tugas dan tanggung jawab dalam suatu unit kerja yang produktif
yang melibatkan isi dari pekerjaan dan pengaruhnya terhadap tenaga kerja.

1
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mendesain sebuah pekerjaan (Cushway
dan Lodge, 2002) yaitu bahwa pekerjaan harus:
1. Memberikan keragaman dalam hal jenis pekerjaan yang dilaksanakan,
langkah, lokasi dan sebagainya.
2. Memungkinkan orang mendapatkan umpan balik langsung dari hasilnya.
3. Menyediakan ruang lingkup bagi perkembangan dengan memberi
kemungkinan pekerjaan menjadi lebih besar pada waktu orang-orang yang
menanganinya menjadi lebih ahli dan berpengetahuan.
4. Mempunyai tujuan dan keluaran yang jelas.
5. Mempunyai alur-alur pekerjaan yang jelas.
6. Memberi kemungkinan mengawasi keluaran dan tahap penyelesaiannya.
7. Memberi peluang untuk mengemukakan pendapat dan menyarankan
perubahan-perubahan pada proses pekerjaan.
8. Didukung oleh tingkat sumber daya dan proses yang efektif.

B. Manfaat Desain Pekerjaan

Desain pekerjaan perlu mendapatkan perhatian lebih karena desain pekerjaan


memiliki manfaat yang sangat besar bagi organisasi, antara lain:
1. Desain pekerjaan dapat mempengaruhi kinerja untuk pekerjaan tertentu
khususnya untuk motivasi tenaga kerja yang dapat membuat perbedaan
besar pada kinerjanya.
2. Desain pekerjaan dapat mempengaruhi kepuasan kerja karena seorang
tenaga kerja yang puas dengan konfigurasi pekerjaan tertentu belum tentu
memuaskan bagi yang lainnya.
3. Desain pekerjaan dapat menjaga kesehatan fisik maupun mental.

2
BAB II
Proses, Jenis dan
Teknik Desain Pekerjaan

A. Proses Desain Pekerjaan

Menurut Arep dan Tanjung (2003), proses desain pekerjaan terdiri dari input,
proses dan output. Input dari desain pekerjaan adalah elemen organisasional, elemen
lingkungan dan elemen perilaku Prosesnya adalah merancang pekerjaan dari input-
input yang ada dan umpan yang diperlukan untuk mendesain ulang pekerjaan. Sebagai
output dari desain pekerjaan adalah pekerjaanpekerjaan yang produktif dan
memuaskan. Kerangka proses desain pekerjaan dapat dilihat pada Gambar 2 berikut:

3
B. Jenis-jenis Desain Pekerjaan
Ada beberapa jenis desain pekerjaan yang dapat dipilih oleh sebuah organisasi
(Nawawi, 2003) antara lain sebagai berikut:
1. Desain pekerjaan mekanistik yaitu desain pekerjaan yang menggunakan
pendekatan spesialisasi untuk meminimalkan waktu pelaksanaan
pekerjaan. Desain pekerjaan ini menghimpun pekerjaan-pekerjaan yang
sejenis agar dapat dilaksanakan secara mekanis dengan pola waktu yang
tetap dan dalam batas waktu yang minimum.
2. Desain pekerjaan berurutan secara berkesinambungan yaitu desain
pekerjaan yang menggunakan pendekatan dengan mengatur dua atau lebih
tugas/pekerjaan yang saling tergantung satu dengan yang lain dalam satu
urutan yang bertahap. Desain ini bertujuan untuk menghemat waktu dan
ruang gerak dalam melaksanakan pekerjaan yang berangkai atau
berurutan.
3. Desain pekerjaan ergonomik yaitu desain pekerjaan yang menggunakan
pola keserasian antara kondisi fisik pekerja dengan peralatan kerja agar
dapat dilaksanakan secara cepat, nyaman dan mudah.
4. Desain pekerjaan berdasarkan jenis kegiatan yaitu desain pekerjaan yang
menggunakan pola yang memisahkan pekerjaan/jabatan yang
membutuhkan keterampilan fisik dengan yang membutuhkan keterampilan
mental dari yang terendah sampai yang tertinggi. Pemisahan yang paling
banyak dilakukan adalah antara pekerjaan manajerial dan pekerjaan
profesional.
5. Desain pekerjaan otonom (individual) yaitu desain pekerjaan yang
menekankan pada kemampuan perseorangan untuk melaksanakan
pekerjaan dengan pelimpahan tanggung jawab dan wewenang pada
seseorang dalam melaksanakan pekerjaan dari awal sampai akhir dengan
menghasilkan sesuatu yang berhubungan dengan bisnis organisasi atau
perusahaan.

4
6. Desain pekerjaan tim yaitu desain pekerjaan yang dilakukan dengan
membentuk tim kerja (team work) baik yang bersifat permanen maupun
sementara untuk menyelesaikan serangkaian pekerjaan tertentu.

C. Teknik-teknik Desain Pekerjaan

Simamora (2001) membagi teknik desain pekerjaan ke dalam dua kategori yaitu
teknik desain individual dan teknik desain kelompok. Uraian masing-masing teknik
desain pekerjaan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Teknik desain individual
a. Simplifikasi pekerjaan (job simplification) yaitu membagi pekerjaan
ke dalam tugas-tugas yang sederhana dan berulang-ulang yang
memaksimalkan efisiensi. Teknik ini mengasumsikan bahwa aspek
pemikiran seperti perencanaan dan pengorganisasian menjadi tugas
manajemen, sedangkan karyawan hanya melakukan tugas-tugas
berdasarkan metode-metode yang sudah ditetapkan manajemen.
Simplifikasi pekerjaan dapat memanfaatkan pekerjaan secara lebih
efektif guna menghasilkan produk yang terstandarisasi.
b. Rotasi pekerjaan (job rotation) yaitu memindahkan karyawan dari
satu posisi ke posisi yang lainnya dalam sebuah perusahaan,
sehingga memungkinkan karyawan mempelajari tugas-tugas, fungsi
dan keterampilan baru dari setiap unit kerja dalam sebuah
perusahaan. Rotasi pekerjaan menghindari kemonotonan dan
spesialisasi dalam pekerjaan karena menuntut banyak keahlian dan
keterampilan.
c. Pemekaran pekerjaan (job enlargement) yaitu menambah lebih
banyak tugas yang berkaitan kedalam sebuah pekerjaan. Teknik ini
menambah tanggung jawab yang serupa dalam rangka memberikan
variasi yang lebih besar dengan menambah siklus kerja yang lebih
panjang.

5
d. Pemerkayaan pekerjaan (job enrichment) yaitu merancang pekerjaan
dengan cara meningkatkan tanggung jawab, otonomi dan kendali
bagi para pemangku jabatan, sehingga membantunya dalam
memuaskan kebutuhan pengakuan dan pertumbuhan. Teknik ini
mencakup tiga elemen dalam menyelesaikan sebuah pekerjaan,
yaitu perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian.

2. Teknik desain pekerjaan kelompok


a. Tim kerja (team work) yaitu sekelompok karyawan yang diminta
untuk merampungkan sebuah tugas besar dalam bentuk penugasan-
penugasan khusus dari perusahaan.
b. Kelompok kerja otonom (autonomus team work) yaitu tim-tim kerja
yang diberikan tujuan-tujuan khusus dan kendali atas pencapaian
tujuan tersebut.
c. Lingkaran-lingkaran mutu (quality circles) yaitu sekelompok
karyawan dan penyelia bertemu secara rutin guna membahas
masalah-masalah mutu dan solusi-solusinya.

6
BAB III

Peran MSDM dalam Desain Kerja

Manajemen Sumber Daya Manusia sebagai sebuah bagian dari organisasi


memiliki tanggung jawab yang cukup besar dalam rangka membuat desain pekerjaan
yang efektif dan efisien. Namun yang perlu diketahui bahwa pada tataran praktis para
Leader (pemegang kuasa tertinggi) organisasilah yang berhak memutuskan bagaimana
desain pekerjaan yang akan dipakai dalam organisasi yang dipimpinnya. Adapun
MSDM berperan sebagai sejenis pemberi “saran” tentang bagaimana desain kerja yang
baik sesuai keadaan aktual dan sebagai motor penggerak dari desain yang ditetapkan
para leader.

Sedangkan secara akademis/teoritis MSDM berperan sebagai berikut:

1. Membuat desain pekerjaan yang sesuai dengan keadaan aktual sehingga


desain yang efektif dan efisien dapat terwujud.
2. MSDM berperan sebagai motor penggerak dari desain kerja yang ditentukan.
3. MSDM berperan untuk menjaga kepuasan kerja para anggota organisasi
4. MSDM berperan dalam menempatkan “the Right man in Right place” sesuai
desain Pekerjaan yang ada.

Anda mungkin juga menyukai