Anda di halaman 1dari 14

V Anemia adalah kondisi dimana sel darah merah menurun

atau menurunnya hemoglobin, sehingga kapasitas daya


angkut oksigen untuk kebutuhan organ-organ vital pada
ibu dan janin menjadi berkurang. Selama kehamilan,
indikasi anemia adalah jika konsentrasi hemoglobin
kurang dari 10,50 sampai dengan 11,00 gr/dl (Varney H,
2006).
V Anemia pada wanita hamil jika kadar hemoglobin atau
darah merahnya kurang dari 10,00 gr%. Penyakit ini
disebut anemia berat. Jika hemoglobin < 6,00 gr% disebut
anemia gravis. Jumlah hemoglobin wanita hamil adalah
12,00-15,00 gr% dan hematokrit adalah 35,00-45,00%
(Mellyna, 2005).
V Anemia dalam kandungan ialah kondisi ibu dengan
kadar Hb < 11,00 gr%. Pada trimester I dan III atau kadar
Hb < 10,50 gr% pada trimester II. Karena ada perbedaan
dengan kondisi wanita tidak hamil karena hemodilusi
terutama terjadi pada trimester II (Sarwono P, 2002).
Menurut Mochtar (1998), disebutkan bahwa penyebab terjadinya
anemia adalah :
1 Kurang Gizi (Mal Nutrisi)
Disebabkan karena kurang nutrisi kemungkinan menderita anemia.
2 Kurang Kurang Zat Besi Dalam Diet
Diet berpantang telur, daging, hati atau ikan dapat membuka
kemungkinan menderita anemia karena diet.
3 Mal Absorbsi
Penderita gangguan penyerapan zat besi dalam usus dapat menderita
anemia. Bisa terjadi karena gangguan pencernaan atau dikonsumsinya
substansi penghambat seperti kopi, teh atau serat makanan tertentu
tanpa asupan zat besi yang cukup.
4 Kehilangan banyak darah : persalinan yang lalu, dan lain-lain
Semakin sering seorang anemia mengalami kehamilan dan melahirkan
akan semakin banyak kehilangan zat besi dan akan menjadi anemia.
Jika cadangan zat besi minimal, maka setiap kehamian akan menguras
persediaan zat besi tubuh dan akan menimbulkan anemia pada
kehamilan berikutnya.
5 Penyakit-Penyakit Kronis
Penyakit-penyakit kronis seperti : TBC Paru, Cacing usus, dan Malaria
dapat menyebabkan anemia.
1 Gejala Yang Sering Terjadi
Kelelahan dan kelemahan umum dapat merupakan satu-satunya gejala
kapasitas oksigen. Banyak pasien asimtomatik, bahkan dengan anemia
derajat sedang.
2 Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat penyakit dahulu anemia refrakter, sering infeksi atau kolelitiasis atau
riwayat keluarga anemia menggambarkan kemungkinan Hemoglobinopati
genetik.
3 Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan umum : Takikardi, takipnea, dan tekanan nadi yang melebar
merupakan mekanisme kompensasi untuk meningkatkan aliran darah dan
pengangkutan oksigen ke organ utama. Ikterus dapat dilihat pada anemia
hemolitik. Gambaran fisik lain yang menyertai anemia berat meliputi
kardiomegali, bising, hepatomegali dan splenomegali.
4 Tes Laboratorium
Hitung sel darah merah dan asupan darah : untuk tujuan praktis maka anemia
selama kehamilan dapat didefinisikan sebagai Hb < 10,00 atau 11,00 gr% dan
hemotokrit < 30,00-33,00%. Asupan darah tepi memberikan evaluasi morfologi,
eritrosit, hitung jenis leukosit dan perkiraan kekuatan trombosit (Taber, 1994).
Darah bertambah banyak dalam kehamilan yang lazim disebut
hidremia atau hipervolemia, akan tetapi bertambahnya sel-sel
darah kurang dibandingkan dengan bertambahnya plasma,
sehingga pengenceran darah. Pertambahan tersebut
berbanding plasma 30,00%, sel darah merah 18,00% dan
Hemoglobin 19,00%. Tetapi pembentukan sel darah merah yang
terlalu lambat sehingga menyebabkan kekurangan sel darah
merah atau anemia.
Pengenceran darah dianggap penyesuaian diri secara fisiologi
dalam kehamilan dan bermanfaat bagi wanita, pertama
pengenceran dapat meringankan beban jantung yang harus
bekerja lebih berat dalam masa kehamilan, karena sebagai
akibat hidremia cardiac output untuk meningkatkan kerja
jantung lebih ringan apabila viskositas rendah. Resistensi perifer
berkurang, sehingga tekanan darah tidak naik, kedua
perdarahan waktu persalinan, banyaknya unsur besi yang hilang
lebih sedikit dibandingkan dengan apabila darah ibu tetap
kental. Tetapi pengenceran darah yang tidak diikuti
pembentukan sel darah merah yang seimbang dapat
menyebabkan anemia.
Bertambahnya volume darah dalam kehamilan dimulai sejak
kehamilan 10 minggu dan mencapai puncaknya dalam
kehamilan 32 dan 36 minggu (Setiawan Y, 2006).
6 6 6 
 6 6 6    6 

1 Perempuan dewasa Tidak hamil 12-15 12
2 Perempuan dewasa Hamil 12-15 11
3 Trimester 1 0-12 mg 11-14 11
4 Trimester 2 13-28 mg 10-14 10,5
5 Trimester 3 29 - aterm 11-14 11
6 Lahir- aterm 13,5-18,5 13,5
V Klasifikasi Derajat Anemia Menurut WHO
yang dikutip dalam buku Handayani W,
dan Haribowo A S, (2008) :
1. Ringan sekali Hb 10,00 gr% -13,00 gr%
2. Ringan Hb 8,00 gr% -9,90 gr%
3. Sedang Hb 6,00 gr% -7,90 gr%
4. Berat Hb < 6,00 gr%
V Klasifikasi anemia menurut Setiawan Y (2006), anemia
dalam kehamilan dapat dibagi menjadi :
2.4.5.1 Anemia Zat Besi (kejadian 62,30%)
Anemia dalam kehamilan yang paling sering ialah
anemia akibat kekurangan zat besi. Kekurangan ini
disebabkan karena kurang masuknya unsur zat besi
dalam makanan, gangguan reabsorbsi, dan
penggunaan terlalu banyaknya zat besi.
2.4.5.2 Anemia Megaloblastik (kejadian 29,00%)
Anemia megaloblastik dalam kehamilan disebabkan
karena defisiensi asam folat.
2.4.5.3 Anemia Hipoplastik (kejadian 80,00%)
Anemia pada wanita hamil yang disebabkan karena
sumsum tulang kurang mampu membuat sel-sel
darah merah. Dimana etiologinya belum diketahui
dengan pasti kecuali sepsis, sinar rontgen, racun dan
obat-obatan.
2.4.5.4 Anemia Hemolitik (kejadian 0,70%)
Anemia yang disebabkan karena penghancuran sel
darah merah berlangsung lebih cepat, yaitu
penyakit malaria.
V Pembagian anemia berdasarkan
pemeriksaan hemoglobin menurut
Manuaba (2007), adalah :
1. Tidak anemia : Hb 11,00 gr%
2. Anemia ringan : Hb 9,00-10,00 gr%
3. Anemia sedang : Hb 7,00-8,00 gr%
4. Anemia berat : Hb < 7,00 gr%
V Komplikasi anemia dalam kehamilan memberikan pengaruh
langsung terhadap janin, sedangkan pengaruh komplikasi pada
kehamilan dapat diuraikan, sebagai berikut :
1 Bahaya Pada Trimester I
Pada trimester I, anemia dapat menyebabkan terjadinya missed
abortion, kelainan congenital, abortus / keguguran.
2 Bahaya Pada Trimester II
Pada trimester II, anemia dapat menyebabkan terjadinya partus
premature, perdarahan ante partum, gangguan pertumbuhan
janin dalam rahim, asfiksia intrapartum sampai kematian,
gestosis dan mudah terkena infeksi, dan dekompensasi kordis
hingga kematian ibu.
3 Bahaya Saat Persalinan
Pada saat persalinan anemia dapat menyebabkan gangguan
his primer, sekunder, janin lahir dengan anemia, persalinan
dengan tindakan-tindakan tinggi karena ibu cepat lelah dan
gangguan perjalanan persalinan perlu tindakan operatif
(Mansjoer dkk, 2008).
V Kebutuhan tablet besi pada kehamilan menurut Jordan
(2003), dijelaskan bahwa : Pada kehamilan dengan janin
tunggal kebutuhan zat besi terdiri dari : 200-600 mg untuk
memenuhi peningkatan massa sel darah merah, 200-370 mg
untuk janin yang bergantung pada berat lahirnya, 150-200
mg untuk kehilangan eksternal, 30-170 mg untuk tali pusat
dan plasenta, 90-310 mg untuk menggantikan darah yang
hilang saat melahirkan.
Dengan demikian kebutuhan total zat besi pada kehamilan
berkisar antara 440-1050 mg dan 580-1340 mg dimana
kebutuhan tersebut akan hilang 200 mg (Walsh V, 2007)
melalui ekskresi kulit, usus, urinarius. Untuk mengatasi
kehilangan ini, ibu hamil memerlukan rata-rata 30,00-40,00 mg
zat besi per hari. Kebutuhan ini akan meningkat secara
signifikan pada trimester terakhir, yaitu rata-rata 50,00 mg /
hari pada akhir kehamilan menjadi 60,00 mg / hari. Zat besi
yang tersedia dalam makanan berkisar 6,00 sampai 9,00 mg /
hari, ketersediaan ini bergantung pada cakupan diet. Karena
itu, pemenuhan kebutuhan pada kehamilan memerlukan
mobilisasi simpanan zat besi dan peningkatan absorbsi.
V Menurut Setiawan Y (2006), dijelaskan bahwa pencegahan dan terapi
anemia pada kehamilan berdasarkan klasifikasi anemia adalah
sebagai berikut :
1 Anemia Zat Besi Bagi Wanita Hamil
Saat hamil zat besi dibutuhkan lebih banyak daripada saat tidak hamil.
Pada kehamilan memerlukan tambahan zat besi untuk meningkatkan
jumlah sel darah merah dan membentuk sel darah merah janin dan
plasenta, kebutuhan zat besi pada setiap trimester berbeda. Terutama
pada trimester kedua dan ketiga wanita hamil memerlukan zat besi
dalam jumlah banyak, oleh karena itu pada trimester kedua dan ketiga
harus mendapatkan tambahan zat besi. Oleh karena itu pencegahan
anemia terutama di daerah-daerah dengan frekuensi kehamilan yang
tinggi sebaiknya wanita hamil diberi sulfas ferrossus atau glukonas
ferrosus, cukup 1 tablet sehari, selain itu wanita dinasihatkan pula untuk
makan lebih banyak protein dan sayur-sayuran yang banyak
mengandung mineral serta vitamin. Terapinya adalah oral (pemberian
ferro sulfat 60 mg / hari menaikkan kadar Hb 1,00 gr% dan kombinasi 60
mg besi + 500 mcg asam folat) dan parenteral (pemberian ferrum
dextran sebanyak 1000 mg (20 ml) intravena atau 2 x 50 ml gr diberikan
secara intramuskular pada gluteus maksimus dapat meningkatkan Hb
relatif lebih cepat yaitu 2,00 gr% (dalam waktu 24 jam). Pemberian
parentral zat besi mempunyai indikasi kepada ibu hamil yang terkena
anemia berat). Sebelum pemberian rencana parenteral harus
dilakukan test alergi sebanyak 0,50 cc / IC.
2 Anemia Megaloblastik
Pencegahannya adalah apabila pemberian zat besi
tidak berhasil maka ditambah dengan asam folat,
adapun terapinya adalah asam folat 15-30 mg / hari,
vitamin B12 1,25 mg / hari, sulfas ferrosus 500 mg /
hari, pada kasus berat dan pengobatan per oral
lambat sehingga dapat diberikan transfusi darah.
3 Anemia Hipoplastik
Anemia hipoplastik ini dianggap komplikasi
kehamilan dimana pengobatan adalah tranfusi
darah.
4 Anemia Hemolitik
Pengobatan adalah tranfusi darah.
5 Anemia Lain
Dengan pemeriksaan darah dilakukan minimal dua
kali selama kehamilan yaitu pada trimester I dan III.
Dengan pertimbangan bahwa sebagian besar ibu
hamil mengalami anemia, maka dilakukan
pemberian tablet besi sebanyak 90 tablet pada ibu
hamil di Puskesmas, artinya ibu hamil setiap hari
mengkonsumsi 1 tablet besi.
V Mansjoer A, dkk, 2008, Kapita Selekta Kedokteran, Jakarta :
Media Acsulapius
Manuaba IBG, 2001, Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin
Obstetri Ginekologi dan KB, Jakarta : EGC
Manuaba IBG, 2003, Penuntun Kepanitraan Klinik Obstetri dan
Ginekologi, Jakarta : EGC
Manuaba IBG, 2004, Konsep Obstetri dan Ginekologi Sosial
Indonesia, Jakarta : EGC
Manuaba IBG, 2007, Pengantar Kuliah Obstetri, Jakarta : EGC
V Varney H, 2006, Buku Ajar Asuhan Kebidanan, Jakarta : EGC
Walsh Linda V, 2007, Buku Ajar Kebidanan Komunitas, Jakarta :
EGC
Wasnidar, 2007, Buku Saku Anemia Pada Ibu Hamil, Konsep dan
Penatalaksanaan, Jakarta : Trans Info Media
Wirakusumah S, 1999, Perencanaan Menu Anemia Gizi Besi,
Jakarta : Trubus Agriwidya

Anda mungkin juga menyukai