Anda di halaman 1dari 7

Makalah ini dapat didownload gratis di: http://www.fion.co.

cc/

MAKALAH ANALISIS FISIKA SEKOLAH

MISCONCEPTION OF THE GRAVITATION

Oleh:

Roses Supiandi

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2010
Makalah ini dapat didownload gratis di: http://www.fion.co.cc/

A.Pendahuluan
Fisika merupakan ilmu pengetahuan yang mendasar, karena berhubungan dengan
perilaku dan struktur suatu benda. Bidang fisika biasanya dibagi menjadi gerak, fluida, panas,
suara, cahaya, listrik dan masih banyak lagi yang lainnya. Seiring dengan berjalannya waktu,
ilmu fisika mengalami perkembangan pesat sehingga bidang bahasannya bertambah banyak
pula. Bidang bahasannya seperti relativitas, struktur atom, fisika nuklir, dan yang lainnya.

Fisika merupakan bagian dari sains. Pengembangannyapun sesuai dengan pengembangan


sains. Didorong oleh rasa ingin tahulah, ilmuwan mengembangakan sains. Begitu pula
dengan fisika, ilmuwan berhasil mengembangkan konsep, prinsip, dan hukum fisika karena
didorong oleh rasa ingin tahu mereka.

Fisika dikembangkan dari hasil pengamatan dan eksperimen. Eksperimen yang dilakukan
dengan menggunakan metoda ilmiah. Misalnya, eksperimen yang dilakukan oleh Isac
Newton dalam upaya mencari hubungan antara percepatan suatu benda dengan resultan gaya
yang bekerja pada benda tersebut dan hubungannya dengan massa benda tersebut. Dari hasil
pengamatannya, dia dapat mengemukakan suatu hukum yang kita kenal dengan Hukum
Newton tentang gerak.

Dalam memahami konsep-konsep fisika yang telah telah dikembangkan ilmuwan,


terdapat kemungkinan adanya perbedaan pemahaman terhadap konsep fisika. Dalam
pembelajaran fisika di sekolah tidak semua konsep fisika bisa dieksperimenkan. Hal ini bisa
menimbulkan kesalahan dalam pemahaman konsep bagi siswa. Kesalahan seperti ini disebut
miskonsepsi. Miskonsepsi ini tidak hanya dilakukan oleh siswa, guru fisika juga bisa salah
dalam memahami konsep fisika.

Ada banyak penyebab miskonsepsi dalam memahami konsep, prinsip, maupun hokum
fisika. Penyebab miskonsepsi tadi bisa disebabkan kesalahan dalam menafsirkan keterangan
dari buku yang terkadang bersifat ambigu. Penjelasan yang keliru dari guru, maupun dari
pengamatan sehari-hari juga dapat nmengakibatkan terjadinya miskonsepsi.

Untuk memahami konsep-konsep fisika agar sesuai dengan yang dikembangkan


ilmuwan, maka harus dilakukan analisis secara cermat, mencari referensi yang lebih banyak.
Saat ini sumber referensi sudah cukup banyak seiring dengan semakin banyaknya sumber
informasi, baik media cetak maupun media elektronik.

Salah satu konsep dalam ilmu fisika adalah gravitasi. Gravitasi dikembangkan oleh Isaac
Newton yang terkenal dengan hukum gravitasi universalnya. Namun, dalam penerapan
konsep gravitasi dalam kehiduupan-sehari-hari, terjadi niskonsepsi. Hal ini bisa disebabkan
sulit untuk membuat pembelajaran dengan metoda eksperimen, terutama dalam membahas
planet-planet yang berukuran besar.
Makalah ini dapat didownload gratis di: http://www.fion.co.cc/

B.Miskonsepsi yang muncul dalam fisika yang berhubungan


dengan gravitasi.
Berikut ini adalah beberapa moskonsepsi yang muncul dalam pembelajaran fisika:

1. Bulan tidak jatuh. (The moon is no falling).


2. Bulan tidak jatuh bebas. (The moon is no free fall).
3. Gaya yang bekerja pada apel tidak sama dengan gaya yang bekerja pada bulan. (The
force that acts on apple is not same as force that acts on the moon).
4. Gaya gravitasi adalah sama terhadap seluruh benda yang jatuh. (The gravitational
force is the same on all falling bodies).
5. Tidak ada gaya gravitasi di ruang angkasa. (There are no gravitational in space).

C. Tinjauan Teoritis
1. Massa
Newton menggunakan massa sebagai sinonim jumlah zat.Lebih tepatnya, massa adalah
ukuran inersia suatu benda. Jika massa suatu benda Lebih besar, maka lebih sulit pula untuk
mengubah geraknya. Lebih sulit untuk membuat benda diam bergerak, menambah kecepatan
benda, mengurangi kecepatan benda, ataupun memmbuat benda diam.

2. Hukum II Newton
Hukum II Newton dinyatakan sebagai berikut:

Percepatan sebuah benda berbanding lurus denngan resultan gaya yang bekerja
padanya dan berbanding terbalik dengan massa benda. Arah percepatan sama dengan
arahresultan gaya yang bekerja padanya.

Bentuk persamaannya dapat dituliskan sebagai:



a= 

dimana:

a=percepatan benda;

=resultan gaya dari gaya yang bekerja pada benda;

m=massa benda.
Makalah ini dapat didownload gratis di: http://www.fion.co.cc/

3. Berat
Istilah massa dan berat sering disamakan. Berat merupakan gaya, gaya gravitasi yang
bekerja pada benda. Berat benda di bumi arahnya menuju pusat bumi

w=mg

di mana:

w=berat;

g=percepatan gravitasi;

4. Dinamika gerak melingkar


Gerak melingkar beraturan Benda yang bergerak membentuk lingkaran harus memiliki
untuk mempertahankan geraknya dalm lingkaran itu, dengan demikian,diperlukan gaya total
untuk memberinya percepatan sentripetal.besar gaya yang dibutuhkan dapat dihitung
menggunakan hukum II newton untuk komponen radial,

  

Gerak melingkar dengan laju konstan dengan laju konstan terjadi jika gaya total pada benda
yang diberikan menuju pusat lingkaran. Jika gaya total, tidak diarahkan menuju pusat
melainkan sebuah sudut tertentu, gaya tersebut mempunyai dua komponen. Komponen yang
diarahkan menuju pusat lingkaran 
yang menyebabkan percepatan sentripetal 
dan
komponen tangen terhadap lingkaran  yang menyebabkan percepatan tangensial.

Besar percepatan total adalah:

a=
      

5.Hukum Newton tentang gravitasi


Hukum gravitasi universal yang dikemukakan oleh newton bisa dinyatakan sebagai berikut:

Semua benda di dunia ini menarik semua partikel lain dengan gaya yang berbanding lurus
dengan hasil kali massa partikel-partikel itu dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak di
antara keduanya. Gaya ini bekerja sepanjang garis yang menghubungkan kedua partikel itu.

Besar gaya gravitasi dapat ditulis sebagai berikut:



F=G



G=tetapan gravitasi(6,67 x  N. /


Makalah ini dapat didownload gratis di: http://www.fion.co.cc/

D.Pembahasan

1. Bulan tidak jatuh. (The moon is no falling).

Dalam waktu yang lama, bila kita lihat dari bumi, bulan itu selalu bergerak dari timur ke
barat, seolah-olah selalu memiliki jarak yang sama terhadap bumi. Hal ini bisa menimbulkan
asumsi bahwa bulan tidak jatuh. Sebagaimana kita ketahui, orbit bulan itu tidak berbentuk
lingkaran sempurna, melainkan elips . Dengan bentuk lintasan seperti ini, maka ada kalanya
bulan berada lebih dekat ke bumi dan ada pula kalanya berada lebih jauh dari bumi. Bulan
akan jatuh ke bumi karena adanya gaya gravitasi yang memunculkan perccepatan, namun
dengan adanya gerak melingkar yang dilakukan bulan, menyebabkan adanya percepatan
tangensial, sehingga bulan tidak sampai ke bumi.

2. Bulan tidak jatuh bebas. (The moon is no free fall).

Konsep yang benar adalah, Bulan mendekat ke bumi dan menjauh karena perbedaan gaya
yang bekerja pada bulan. Bulan mendekat dan menjauh dengan percepatan tertentu, sehingga
dapat disebut gerak jatuh bebas.

3. Gaya yang bekerja pada apel tidak sama dengan gaya yang bekerja pada bulan. (The force
that acts on apple is not same as force that acts on the moon).

Pada apel bekerja gaya gravitasi bumi yang disebut berat apel, yang besarnya ditentukan
oleh besarnya massa bumi, besarnya massa apel dan jarak antara apel dengan pusat bumi.
Pada bulan, juga bekerja gaya gravitasi bumi yang besarnya juga ditentukan oleh massa
bumi, massa bulan dan jarak dari bumi. Jadi, besaran-besaran yang mempengaruhi besar gaya
gravitasi antara bumi dengan bulan dan bumi apel adalah massa masing-masing benda dan
jarak kedua benda. Dapat disimpulkan bahwa gaya yang bekerja pada apel sama dengan gaya
yang bekerja pada bulan.

4. Gaya gravitasi adalah sama terhadap seluruh benda yang jatuh. (The gravitational force is
the same on all falling bodies).

Besarnya gaya gravitasi dipengaruhi oleh massa benda, semakin besar massa benda,
semakin besar pula gaya gravitasi yang bekerja pada benda tersebut, begitu pula sebaliknya,
semakin kecil massa benda, semakin kecil pula gaya gravitasi yang bekerja pada benda
tersebut. Ketika suatu benda dijatuhkan dari suatu ketinggian, maka besarnya gaya gravitasi
yang mempengaruhinya sebanding dengan massa benda tadi. Jadi, gaya gravitasi tidak selalu
sama terhadap benda yang jatuh. Namun, jika gesekan udara diabaikan maka percepatan
benda yang jatuhlah yang sama, bukan gaya gravitasi yang bekerja pada benda tersebut.
Makalah ini dapat didownload gratis di: http://www.fion.co.cc/

5. Tidak ada gaya gravitasi di ruang angkasa. (There are no gravitational in space).

Adanya fenomena bahwa astronot dapat melayang-layang di ruang angkasa, bisa


memunculkan miskonsepsi seakan-akan tidak ada gaya gravitasi yang bekerja pada astronot
tersebut. Selain itu, jauhnya jarak dari bumi membuat juga bisa memunculkan miskonsepsi
tidak ada gaya yang bekerja di ruang angkasa. Bila kita tinjau hukum newton tentang
gravitasi, dinyatakan bahwa gaya gravitasi itu berbanding terbalik dengan kuadrat jarak
antara benda. Jadi, di ruang angkasa yang jauh sekalipun, tetap ada gaya gravitasi. Namun,
besarnya gaya gravitasi ini sangat kecil karena jauhnya jarak dari bumi. Di samping itu,
adanya pengaruh dari benda langit lainnya seperti bintang, planet lainnya, sehingga resultan
dari gaya yang bekerja itu kecil. Jadi, dapat disimpulkan bahwa di ruang angkasa itu ada gaya
gravitasi

E. Kesimpulan
Dari pembahasan yang dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa

• Bulan jatuh.
• Bulan jatuh bebas.
• Gaya yang bekerja pada apel sama dengan gaya yang bekerja pada bulan.
Gaya yang bekerja antara bumi dengan benda lain yang terdapat di permukaan
bumi sama dengan gaya yang bekerja antara bumi dengan benda langit. Namun,
besarnya berbeda.
• Gaya gravitasi adalah tidak sama terhadap seluruh benda yang jatuh.
Besar gaya gravitasi dipengaruhi oleh massa benda dan kuadrat jarak benda
• Ada gaya gravitasi di ruang angkasa.
Di ruang angkasa yang jauh dari bumi, tetap ada gaya gravitasi bumi, hanya saja
nilainya kecil karena kuadrat jaraknya akan semakin besar.
Makalah ini dapat didownload gratis di: http://www.fion.co.cc/

Daftar Pustaka

Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika edisi kelima. Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai