Anda di halaman 1dari 11

Kanalisasi Forward Link

Rewinnita Maretnoningtyas
7207040001
Jaringan Telephony 2
Diagram Kanalisasi Forward Link
User i Data Modulator

Forward Link transmitter terdiri dari convolution encoding and repetition, block interleaving,
long PN sequence, data scrambling, Walsh coding dan quadrature modulation.

Convolution Encoding And Repetition :


konvolusi encoder melakukan error-control coding dengan mengkodekan bit stream informasi
yang masuk. Hal ini memungkinkan koreksi kesalahan pada penerima, dan meningkatkan
keandalan komunikasi.
Conv. Encode

conv. encode dilewatkan dengan urutan


informasi yang akan dikirim melalui shift
register. Pada rangkaian convolutional
encoder ini terdapat dua komponen dasar
yaitu shift register dan gerbang ex-or,
dimana gerbang ex-or ini berupa
komponen adder. Seperti gambar dibawah
ini merupakan contoh dari bentuk
rangkaian convolutional encoder generator
yang terdiri dari 2 buah shift register.

Gambar Rangkaian Convolutional


Encoder generator dengan k=1/2
(jumlah bit yang masuk tiap satuan
waktu= 1 dan jumlah keluaran =2)
Repetition

repetition adalah cara umum untuk


me-nunjukkan kesalahan saat
pengiriman pesan. Repetiton ini
memungkinkan untuk beberapa
data rusak sambil tetap
mempertahankan kemampuan
untuk memecahkan kode pesan
asli. Repetition merupakan metode
paling sederhana da-ri error
correction
Block Interleave

Block interleaving diimple-


mentasikan dengan Register Shift,
Triggered BufferDown ,dan
Triggered Signal Switch (vector
re-arrangement) . Interleaving
sering diguna-kan dengan error-
control coding.
Long Code PN Generator

- Long Codes berisi 242 buah bit (dibangkitkan dari sebuah


LFSR
yang terdiri dari 42 buah register) dan berjalan dengan laju
1.2288
Mb/s.
- Long code digunakan untuk proses spreading sinyal dan
proses
enkripsi sinyal.
Walsh i

Walsh Code : Suatu kode


orthogonal yang dibang-
kitkan oleh modulator sandi
Walsh 64-array. Walsh i
disini menyatakan kode
sebanyak 64 (disebutkan
sebagai Walsh 0 s/d Walsh
63) yang saling orthogonal
itu masing-masing difung-
sikan di sisi kanal for-
ward/downlink dari BTS ke
MS, digunakan sebagai ka-
nal data (pilot, paging, sin-
kronisasi dan trafik).
Power Control

Power control berusaha membuat mean daya yang


diterima base station tetap konstan untuk tiap mobile
station.
Dalam sistem CDMA perbedaan antara suatu sel dengan sel lainnya terletak pada PN offset. Jika
pengalokasian PN offset ini tidak tepat maka akan mengakibatkan ambiguitas identifikasi sel yang
melayani suatu terminal MS. PN offset harus dibuat sedemikian rupa sehingga sel – sel yang berdekatan
tidak saling mengganggu.

Walsh 0 : Sinyal Pilot BTS


sinyal pilot adalah sinyal
paling tinggi dibandingkan
sinyal overhead lainnya.

Sinyal QPSK : Sinyal


output yang diharapkan
Pilot channel

• Saluran pilot adalah unik untuk setiap BS dan


mentransmisikan 'murni' kode pendek tetapi tidak ada
data lain.
• Kelihatannya seolah-olah sebuah urutan data hanya
nol DS menyebar dengan kode pendek.
• Diterima oleh MS, pilot channel memberikan
sinkronisasi clock dengan sistem (dalam hal ini BS)
dengan seting clock sampai akurasi yang cukup untuk
membentuk referensi penerima koheren guna
menyebarkan dan demodulasi sinyal yang diterima.
• Karena kode pendek berisi nomor integer (512)
periode sekuens Walsh, ini kemudian secara lokal,
otomatis dihasilkan selaras dengan kode Walsh yang
disebar dari sinyal yang diterima MS setelah MS
mencari dan DLL-menangkap sinyal pilot.

Anda mungkin juga menyukai