Anda di halaman 1dari 7

Join Multiply to get updates

from muhammad

BLACK AND WHITE


HomeBlogPhotosVideoMusicCalendarLinks

Nov 15, '07 10:31 AM


PEMIKIRAN EDWARD LEE THORNDIKE for everyone

BAB I
PENDAHULUAN

rumahrizal
A. Latar Belakang
• View Contacts (1) Teori belajar selalu bertolak dari sudut
• View Groups (1) pandangan psikologibelajar tertentu. Dengan
• Photos of perkembangannya psikologi dalam pendidikan, maka
muhammad berbarengan dengan itu bermunculan pula berbagai
• Personal Message teori tentang belajar, justeru dapat dikatakan bahwa
• RSS Feed [?] dengan tumbuhnya pengetahuan tentang belajar. Maka
• Report Abuse psikologi dalam pendidikan menjadi berkembang
sangat pesat. Didalam masa perkembangan psikologi
pendidikan dijaman mutakkhir ini muncullah secara
beruntun beberapa aliran psikologi pendidikan, masing-
masing yaitu :
- Psikologi Behavioristik
- Psikologi Kognitif, dan
- Psikologi Humanistic.
B. Permasalahan
Dari ketiga aliran psikologi tersebut,
behavioristik adalah merupakan salah satu aliran yang
dimiliki oleh Edward Lee Thorndike sehingga dalam
makalah ini penulis akan mengangkat tentang :
1. Biografi Edward Lee Thorndike
2. Bagaimana teori-teori Edward L.T. ?, dan
3. Apa saja hukum-hukum yang digunakan Edward
L.T. ?
C. Batasan Masalah
Dalam pembahasan masalah, penulis
membatasi ruang lingkup hanya pada ketiga aspek
tersebut diatas.
D. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini yaitu
untuk menambah wawasan pengetahuan
mahasiswa/mahasiswi pada muta kuliah psikologi
pendidikan terutama tentang pemikiran dan teori-teori
Edward Lee Thorndike sesuai dengan makalah yang
penulis susun.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Biografi Edward Lee Thorndike


Edward lee thorndike meski secara teknis
seorang fungsionalis, namun ia telah membentuk
tahapan behaviorisme Rusia dalam versi Amerika.
Thorndike (1874-1949) mendapat gelar sarjananya dari
Wesleyan University di Connecticut pada tahun 1895,
dan master dari Hardvard pada tahun 1897. ketika
disana, dia mengikuti kelasnya Williyams James dan
merekapun cepat menjadi akrab.dia menerima bea
siswa di Colombia, dan mendapatkan gelar PhD-nya
tahun 1898. kemudian dia tinggal dan mengajar
di Colombia sampai pension pada tahun 1940.[1]
Dan dia menerbitkan suatu buku yang
berjudul “Animal intelligence, An experimental study of
associationprocess in Animal”. Buku ini yang
merupakan hasil penelitian Thorndike terhadap
tingkah beberapa jenis hewan seperti kucing, anjing,
dan burung.yang mencerminkan prinsip dasar dari
proses belajar yang dianut oleh Thorndike yaitu bahwa
dasar dari belajar (learning) tidak laian sebenaranya
adalah asosiasi, suatu stimulum akan menimbulkan
suatu respon tertentu.
Teori ini disebutdengan teori S-R. dalam
teori S-R di katakana bahwa dalam proses belajar,
pertama kali organisme (Hewan, Orang) belajar dengan
cara coba salah (Trial end error). Kalau organisme
berada dalam suatu situasi yang mengandung masalah,
maka organisme itu akan mengeluarkan serentakan
tingkah laku dari kumpulan tingkah laku yang ada
padanya untuk memecahkan masalah itu. Berdasarkan
pengalaman itulah , maka pada saat menghadai masalah
yang serupa, organisme sudah tahu tingkah laku mana
yang harus di keleluarkan nya untuk memecahkan
masalah. Ia mengasosiasikan suatu masalah tertentu
dengan suatu tingkah laku tertentu. Seekor
kucing misalnya, yang di masukkan dalam kandang
yang terkunci akan bergerak, berjalan, meloncat,
mencakar dan sebagainya sampai suatu saat secara
kebetulan ia menginjak suatu pedal dalam kandang itu
sehingga kandang itu terbuka. Sejak itu, kucing akan
langsung menginjak pedal kalau ia dimasukkan
dalam kandag yang sama.[2]

B. Teori Belajar yang di Kemukakan Edward Leer


Thorndike
Pada mulanya, pendidikan dan pengajaran di
amerika serikat di dominasi oleh pengaruh dari
Thorndike (1874-1949) teori belajar Thorndike di sebut
“ Connectionism” karena belajar merupakan proses
pembentukan koneksi-koneksi antara stimulus dan
respon. Teori ini sering juga disebut “Trial and error”
dlam rangkan menilai respon yang terdapat bagi
stimulus tertentu. Thorndike mendasarkan teorinya atas
hasil-hasil penelitiannya terhadap tingkah laku
beberapa binatang antara lain kucing, dan tingkah laku
anak-anak dan orang dewasa.
Objek penelitian di hadapkan kepada situasi
baru yang belum dikenal dan membiarkan objek
melakukan berbagai pada aktivitas untuk merespon
situasi itu, dalam hal ini objek mencoba berbagai cara
bereaksi sehingga menemukan keberhasilan dalam
membuat koneksi sesuatu reaksi dengan stimulasinya.
Ciri-ciri belajar dengan trial and error :
1. Ada motif pendorong aktivitas
2. ada berbagai respon terhadap situasi

3. ada aliminasi respon-respon yang gagal atau salah


4. ada kemajuan reaksi-reaksi mencapai tujuan dari
penelitiannya itu.[3]

C. Hukum-Hukum yang digunakan Edward Lee


Thorndike
1. Hukum latihan :
Hukum ini pada dasarnya sama dengan
hukum prekuensinya Aristoteles, jika asosiasi (atau
koneksi neural) lebih sering digunanakan, maka
koneksinya akan lebih kuat, sedangkan yang paling
kurang penggunaannya, maka paling lemahlah
koneksinya, dua hal inilah yang berturut-turut disebut
dengan hukum kegunaan dan ketidak bergunaan.
2. Hukum epek
Ketika sebuah asosiasi kemudian di ikuti
dengan keadaan yang memuaskan, maka hasilnya
menguat begitu juga sebaliknya ketika sebua asosiasi
di ikuti dengan keadaanyang memuaskan, maka
koneksinya melemah, kecuali untuk bahasa
“mentalistik’ (kepuasan bukanlah prilaku), karena hal
itu sama dengan pengondisian operasi coperant
Conditioning)-nya Skiner.
Pada tahun 1929, penelitiannya telah
membawanya keluar dari semua dal diatas kecuali apa
yang yang kita sebut sekarang dengan penguatan
(reinforcement).[4]
Thorndike yang dikenal karena kajiannya tentang
Transfer pelatihan (Transfer or Training), kemudian ia
percaya (dan masih sering percaya) bahwa mengkaji
subjek-subjek sulit meskipun anda tidak akan pernah
menggunakannya. Adalah bagus buat anda karena hal itu
memperkuat pikiran anda. Hal ini adalah sejenis latihan
yang bias memperkuat otot-otot anda. Hal itu kemudian
di gunakan kembali untuk membenarkan cara anak
belajar bahasa latin, seperti halnya yang digunakan saat
ini. untuk membenarkan cara anak belajar kalkulus.
Namun dia menyatakan bahwa hanya keserupaan objek
kedua dengan yang pertama sama saja yang bias
mengarah pada pembelajaran yang meningkat hasilnya
dalam subjek kedua. Jadi bahasa latin munglkin
membantu anda belajar bahasa Italia, atau belajar aljabar
mungkin membantu anda belajar kalkulus, tetapi bahasa
latin tidak akan pernah membantu anda belajar kalkulus
atau hal-hal lain yang berbeda.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan :
Dari uraian diatas maka dapat diambil berapa kesimpulan :
1. Teori belajar yang dekemukakan Edward Lee
Thorndike disebut dengan teori Connectionism atau
dapat juga di sebut Trial and Error Learning.
2. Ciri-ciri Belajar dengan Trial and error adalah :
a. Ada motif pendorong aktivitas
b. Ada berbagai respon terhadap situasi
c. Ada eliminasi respon-respon yang gagal atau salah
d. Ada kemajuan reaksi-reaksi mencapai tujuan
3. Hukum-hukum yang digunakan Edward Leet adalah
hukumm latihan dan hokum efek.

DAFTAR PUSTAKA

- Boeree,George, 2005, Sejarah Psikologi, Jakatra: Prima


Shopie
- Soemanto, Wasty, 1998, Psikologi Pendidikan, Jakarta:
Rineka Cipta
- Wirawan, Sartito, 2006, Berkenalan dengan Aliran-aliran
dan Tokoh-Tokoh Psikologi, Jakarta: Bulan
Bintang.

BY : MUHAMMAD RIZAL
STAIN SAMARINDA ANGKATAN 2004

[1] George Boeree, Sejarah Psikologi, (Cet. I; Jakatra: Prima


Shopie, 2005), h. 390
[2] Sartito Wirawan, Berkenalan dengan Aliran-aliran dan
Tokoh-Tokoh Psikologi, (Jakarta: Bulan Bintang, 2006), ha.
[3] Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka
Cipta, 1998), h. 124
[4] Op.cit, George Boerce, h. 390
Prev: KENAKALAN REMAJA
Next: PENDIDIKAN ISLAM ABAD 21 DAN ORDE BARU
replyshare

Sponsored Links

audio reply video reply


Add a Comment
Top of Form

Submit Preview & Spell Check

Bottom of Form

© 2010
Multiply · English · About · Blog · Terms · Privacy · Corporate · Advertise · Translate · API · Contact · Help

Anda mungkin juga menyukai