pemotongan setelah dikurangi darah, kepala, keempat kaki pada bagian bawah (mulai dari carpus dan tarsus), kulit, saluran pencernaan, usus, urine, jantung, tenggorokan, paru-paru, limpa, hati dan jaringan-jaringan lemak yang melekat pada bagian tubuh, sedangkan ginjal sering dimasukkan sebagai karkas Faktor utama yang diperhatikan untuk menilai karkas yang dipasarkan adalah; bobot karkas, potongan karkas yang dapat dijual (cutability) dan kualitas daging Grade adalah suatu ukuran dari dua perhitungan yang merupakan perkembangan dari tiga faktor yaitu finish, konformasi dan kualitas. Finish menunjukkan jumlah lemak yang menutupi permukaan luar karkas, jumlah lemak dalam rongga badan, di sekeliling jantung, ginjal dan pelvis Konformasi adalah suatu ukuran untuk menilai kualitas daging secara langsung dengan membandingkan antara bagian- bagian karkas yang bernilai tinggi dengan bernilai rendah, serta perbandingan antara bagian- bagian yang dapat dimakan dengan yang tidak dapat dimakan Komponen utama karkas yang diharapkan adalah
berdasarkan perbandingan antara bobot karkas panas (segar) dengan bobot potong dikalikan 100 persen. Panjang Karkas. Panjang karkas diukur setelah proses pemotongan dan pengulitan yang diukur dari depan os pubis atau pecton ocses pubis sepanjang sisi dalam separoh bahagian karkas sampai pada tepi depan tulang rusuk pertama. Alat yang dipakai adalah pita ukur yang panjangnya 2.5 m. Tebal Lemak Punggung. Ditentukan dengan cara mengukur tebal lemak pada kurang lebih tigaperempat panjang irisan penampang melintang urat daging mata rusuk antara rusuk ke 12 dan 13. Luas Urat Daging Mata Rusuk. Dihitung dengan cara mengukur luas penampang urat daging mata rusuk (Longissimus dorsi) pada irisan antara rusuk 12 dan 13. Permukaan irisan urat daging mata rusuk ditempel dengan plastik transparan, kemudian digambar dengan spidol. Gambar bidang permukaan penampang melintang urat daging mata rusuk ditera dengan plastik grid. Komponen Karkas. Komponen karkas terdiri dari daging, tulang dan lemak, yang diukur dengan menimbang komponen tersebut setelah dilakukan deboning. Setelah dilakukan penimbangan kemudian berat komponen tersebut dipersentasekan terhadap bobot hidup.