Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
4 Nomenklatur Kristal
Dalam menjelaskan fenomena fisis dalam kristal, dapat diperoleh dengan
menggambarkan arah atau bidang-bidang kristal, karena kristal pada umumnya adalah
anisotropik, berdasarkan nomenklatur kristal dapat dijelaskan beberapa istilah yang
digunakan dalam menganalisis kristal.
Arah kristal
Tinjaulah sebuah garis lurus yang melalui titik-titik kisi A,B dan C gambar 1.3.
Untuk menentukan arah garis tersebut maka pilihlah satu titik kisi pada garis tersebut
sebagai sebuah titik awal, misalkan titik A. Selanjutnya vektor kisi yang menghubungkan A
titik-titik kisi yang lainnya pada garis tersebut, seperti titik B, vektor yang dibentuk dapat
dinyatakan dengan;
R = n1a + n2b + n3c
Maka arah vektor kisi sekarang dapat ditentukan sebagai tiga buah bilangan bulat
n1n2n3 ketiga bilangan bulat tersebut adalam bilangan bulat terkecil. Dengan demikian
arah vektor kisi yang ditunjukkan gambar 1.3 adalah arah 111 .
D
C
B
simbul 100 menyatakan enam arah vektor kisi yaitu 100 , 010 , 001 , 1 00 , 01 0 dan
001 . Tanda negatip di atas bilangan menyatakan sebuah harga negatip. Dengan cara yang
sama simbul 111 menyatakan semua diagonal-diagonal ruang dari kubus, tentu arah
1 1 1
p dengan p q r merupkan bilangan bilangan bulat terkecil.
x
Sebagai contoh jika bidang pada gambar 1.8 memotong
Gambar 2. Bidang Kristal
sumbu x pada 3a dan memotong subu y pada 2b dan
memotong sumbu z pada 6c maka [pqr] = [326], dengan
demikian indeks Miller bidang tersebur adalah (hkl) = 13 12 16 231 sengan demikian
(h k l)
Jika salah satu dari h k l negatif, maka indeks bidang tersebut ditulis ( h k l), artinya
h bertanda negatif.
Contoh-contoh Indeks Miller untuk sel kubus primitif maupun konvensional :
Kubus Sederhana : sel konvensional = sel primitive
Bidang ABFE
Bidang ACGE
Bidang ACGF
Bidang
hkl
dhkl
γ
β
α q
Dari gambar 1.10 bidang yang sejajar dengan bidang (hkl) adalah suatu bidang yang
melalui titik (000), jarak antara kedua bidang adalah dhkl merupakan panjang dari garis
normal dari titik (000) terhadap bidang. Misalkan sudut yang dibentuk antara garis normal
tersebut terhadap masing-masing sumbu kristal adalah α,β, dan γ dan titik potong-titik
potong bidang (hkl) dengan sumbu kristal adalah p,q dan r maka dapat diperoleh;
dhkl = p cos α = q cos β = r cos γ
dari hubungan cos2 α + cos2 β + cos2 γ = 1, maka jika dipecahkan untuk cos α, cos β, dan
cos γ maka diperoleh;
1
d hkl
1
1 1.4
1 1 2
p2 q2 r2
sedangkan p,q dan r berhubungan dengan indeks Miller h,k dan l yaitu;
a b c
h = n p ; k = n q , dan l = n r , dengan n menyatakan faktor yang digunakan untuk
mereduksi indek Miller menjadi bilangan bulat terkecil yang mungkin. Dari persamaan 1.4
dieproleh;
n
d hkl
1
h2 k 2 l 2 2 1.5
2 2 2
a b c
dengan demikian jarak antar bidang (111) untuk sistem kubus adalah d111 = na√3 dengan a
adalah sisi kubus, karena khusu untuk kristal sistem kubus n = 1 dan a = b = c.