Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Pelaksanaan KKN Tematik UGM 2008 dimulai pada tanggal 1 Juli 2008
hingga 31 Agustus 2008. Masa KKN tersebut terbagi menjadi 3 orientasi waktu,
yaitu masa observasi selama 1 minggu, masa pelaksanaan kegiatan selama 6
minggu dan masa pembuatan laporan selama 1 minggu. Masa observasi
digunakan oleh mahasiswa untuk melaksanakan pengamatan, penggalian
informasi dan pencariaan data untuk mengetahui permasalahan-permasalahan
yang terjadi di lokasi KKN. Kemudian permasalahan tersebut diidentifikasi dan
dianalisis, untuk ditentukan permasalahan mana yang bisa dibantu
penyelesaiannya selama masa KKN dan sekiranya sesuai dengan program yang
telah disusun, dengan menggunakan metode analisis KUWAT (Kesempatan,
Uang, Waktu, Alat dan Tenaga). Selanjutnya dari hasil analisis permasalahan,
kemudian dituangkan dalam bentuk program kegiatan yang akan dilaksanakan
oleh mahasiswa KKN dan masyarakat setempat.
Dari hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 2-7 Juli 2008 dan
masukan dari berbagai sumber, diperoleh program kegiatan di sub unit Sejati
Trukan sebagai berikut:
1
1. Pendataan Penduduk Konsumen Air dan Sambungan Rumah
2. Pembinaan Pemuda Melalui Pendampingan Pembuatan Proposal Pembangunan
Perdusunan
3. Peningkatan Pengella Air Perdesaan
4. Pembinaan kelompok Sosial masyarakat Dalam Peningkatan Prasarana Air di
Mushola
Program Mandiri Non Tema:
1. Pembuatan Monografi
2. Pembinaan Untuk Kegiatan Anak dan Remaja Melalui Pelaksanaan Outbond
3. Pembinaan TPA Mushola Somodimejo
2
2. Pembinaan Pemuda Melalui Pendampingan Pembuatan Proposal
Pembangunan Perdusun
No Sektor : 11.4.1.01
No Kode : SH 02
Pelaksanaan : 1 September s.d. 12 Agustus
Setelah mendapatkan bantuan berupa instlasi fisik dan listrik SPAM,
warga melakukan pembangunan sumur perdukuhan yang dimaksudkan sebagai
sumber air yang akan dimanfaatkan warga perdukuhan khususnya warga Dusun
Sejati Trukan.
Pembangunan sumur utama dilakukan di pinggiran Kali Progo. Alasan
warga memilih tempat ini karena warga meyakini, pinggiran Kali Progo memiliki
debit air yang cukup besar untuk memenuhi kebutuhan air warga Dusun Sejati
Trukan. Pembangunan sumur dilakukan secara swadaya oleh warga dusun. Sumur
yang telah selesai digali, berhasil menemukan debit air yang cukup besar. Namun
kualitas air yang didapat, ternyata tidak layak untuk dikonsumsi. Air di sumur ini
memiliki bau yang tidak sedap dan memiliki kandungan Besi (Fe) dan Mangan
(Mn) yang tinggi. Karena kebutuhan air yang mendesak, warga memutuskan
untuk membuat sumur yang ke dua dan letaknya tidak jauh dari sumur pertama,
namun lebih didekatkan dengan Kali Progo. Pembangunan sumur kedua ini juga
dilakukan oleh warga melalui swadaya secara gotong royong. Pembangunan
sumur kedua juga berhasil menemukan debit air yang lebih besar. Air yang
dihasilkan dari sumr yang ke dua tidak berbau busuk namun masih mengandung
Besi (Fe) dan Mangan (Mn) yang cukup tinggi. Bau yang terdapat pada sumur
kedua merupakan bau yang dihasilkan dari kandungan besi yang terdapat pada air.
Kandungan mineral-mineral tersebut juga membuat warna air menjadi keruh
(kuning kecoklatan).
Setelah melakukan 2 kali pembuatan sumur, air yang berhasil diperoleh
dari sumur memiliki kualitas yang tidak memenuhi standart kelayakan air bersih.
Kandungan Mangan (Mn) dan Besi (Fe) yang cukup tinggi mengakibatkan air
tidak dapat untuk dikonsumsi. Untuk menyelesaikan persoalan ini mahasiswa
dalam KKN PPM UGM 2008 memberikan alternative untuk melakukan proses
filtrasi air melalui metode water treatment. Namun proses filtrasi melalui water
treatment menghadapi kekhawatiran dari warga. warga memiliki pertimbangan
mengenai biaya pembangunan prasarana fisik dan perawatan komposisi treatment
kedepan. Proses water treatment dianggap tidak efisien dan membutuhkan biaya
yang cukup besar. Oleh karena itu warga bersama mahasiswa KKN PPM UGM
2008 mencoba untuk sekali lagi membuat sumur pedukuhan yang letaknya masih
di pinggir kali progo.
Pembangunan sumur ketiga dilakukan pada 27 July 2008. Pinggiran Kali
Progo masih menjadi posisi yang dipilih warga untuk melakukan penggalian
sumur. Posisi sumur yang akan digali berjarak 80 m dari sumur kedua, yang juga
berada di pinggiran Kali Progo. Penggalian sumur dilakukan warga bersama
3
mahasiswa KKN PPM UGM 2008 secara gotong royong baik secara materi
maupun tenaga kerja. Hari pertama penggalian, tuk atau sumber mata air telah
berhasil diperoleh pada kedalaman 4 meter. Secara fisik, air yang berhasil didapat
baik dan tidak berbau.Sumur telah selesai dikerjakan dengan total kedalaman 6
meter dan debit air yang keluar sebesar 2 meter. Pada pembangunan tahap 1,
instalasi fisik telah terpasang dan telah berhasih melakukan pengangkatan air dari
sumur lama yang telah dibuat oleh warga. Pada pembangunan sumur baru yang
berjarak 80 m dari sumur lama, membutuhkan instalasi fisik kembali untuk
menyambungkan air dari sumur air progo dengan instalasi fisik yang telah
dibangun pada awal 2008 lalu.
Program ini dilakukan untuk melakukan pendampingan dalam pembuatan
proposal penambahan instalasi fisik dan listrik. Program ini telah berhsil
dilaksanakan dan telah mendapatkan bantuan dari SATKER PKPAM Provinsi
DIY. Batuan yang diperoleh berupa pipa dan telah terpasang dan siap untuk
digunakan.
4
Dusun Sejati Trukan sebelumnya tidak memiliki sarana peribadatan
khususnya bagi umat muslim. Merespon kebutuhan tersebut, slah seorang warga
memberikan sebidang tanah untuk diwakafkan dan dapat digunakan untuk
pembangunan mushola di dusun. Setelah memiliki sebidang tanah warga
membentuk kepanitiaan untuk merealisasikan pembangunan prasarana ibadah.
Warga telah mengajukan proposal pembangunan mushola dan mendapatkan
bentuan dari pemerintah Saudi Arabia melalui Partai Keadilan Sejahtera (PKS)
untuk pembangunan mushola.
Program ini dilakukan untuk melakukan pendampingan terhadap warga
dalam melengkapi prasarana wudhu yang belum di miliki Mushola Somodimejo
di Dusun Sejati Trukan. Pendampingan pembuatan proposal dilakukan bersama
warga dan telah memperoleh bantuan dari SATKER PKPAM Provinsi DIY
berupa prasarana wudhu.
5. Pembuatan Monografi Perdusunan
No Sektor : 16.5.2.03
No Kode : SH 19
Pelaksanaan : 1 July s.d. 27 Agustus
Pembuatan monografi merupakan program non tema KKN yang saya
kerjakan. Program ini dilakukan untuk menindak lanjuti hasil observasi yang telah
dilakukan. Dusun Sesati Trukan sebelumnya belum memiliki monografi atau
profil perdukuhan. Dengan adanya monografi diharapkan dusun memiliki data
inventarisasi yang dapat digunakan dalam perencanaan pambangunan dan
melengkapi data perdukuhan.
6. Pembinaan untuk Kegiatan Anak dan Remaja Melalui Pelaksanaan
Outbond
No Sektor : 13.3.2.01
No Kode : SH 07
Pelaksanaan :25 s.d. 30 30 July
Sebelumnya Dusun Sejati Trukan merupakan dusun yang tidak banyak
memiliki kegiatan permainan. Program pembinaan anak dan remaja ditujukan
untuk mengisi kegiatan di Dusun Sejati trukan khususnya bagi anak dan remaja.
Pemilihan kegiatan outbond dalam pembinaan untuk kegiatan anak dan
remaja dikarenakan anak dan remaja masih membutuhkan bentuk-bentuk
permainan yang banyak menggunakan olah tubuh dan kerjasama. Dengan
pelaksanaan kegiatan outbond anak dan remaja diajak untuk bermain bersama
dangan teka-teki dan tuntutan kerjasama antara satu orang dngan orang yang
lainya di dalam tim.
5
Program ini dijalankan karena adanya beberapa identifikasi kebutuhan
antara lain; TPA sebagai lembaga agama di tengah masyarakat harus memiliki
kemampuan untuk mengkader generasi muda sejak anak-anak dengan pendidikan
agama yang komprtehensif sedangkan pada pelaksanaannya pengajaran mengaji
di Mushola Somodimejo belum berjalan dengan baik dikarenakan umur mushola
yang tergolong baru sehingga belum memiliki aktivitas lain selain sholat
berjama’ah.
II. KESIMPULAN
Dari kesimpulan diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Program kegiatan yang dilaksanakan mahasiswa merupakan program
pokok tema non fisik.
2. Masyarakat telah mengalami perubahan dalam merespon kebutuhan
pemenuhan air bersih dengan membentuk satu kepanitiaan yang
berperan dalam proses pembangunan SPAM Perdesaan di Dusun Sejati
Trukan.
3. Masyarakat telah memiliki kepedulian yang tinggi atas pemenuhan
kebutuhan air bersih di dusun mereka. Hal ini terbukti dengan kuantitas
masyarakat dalam bergotong royong dalam membangun sarana dan
prasarana air bersih di dusun mereka.
4. warga Dusun Sejati Trukan menerima keberadaan mahasiswa KKN
PPM UGM dengan terbuka. Hal tersebut dapat terlihat dari tingkat
partisipasi masyarakat dalam setiap kegiatan yang diprogramkan
mahasiswa baik program tema maupun program mandiri non tema.
III. SARAN
1. Pelaksanaan KKN PPAM UGM 2008 yang belangsung pada 1 July s.d.
28 Agustus merupakan pelaksanaan KKN tahap pertama. Diharapkan
pada periode berikutnya, pembangunan fisik dan sosial mengenai
6
pemenuhan kebutuhan air bersih di Dusun Sejati Trukan dapat
dilanjutkan bersama mahasiswa KKN PPM UGM sebagai pendamping
masyarakat di lapangan.
2. Perubahan yang telah terjadi di dalam masyarakat merupakan cikal bakal
terwujudnya masyarakat yang berdaya. Perubahan ini harus terus
mendapatkan pendampingan dan membutuhkan benyak informasi
mengenai berbagai pembangunan yang dapat mereka usahakan untuk
dapat membangun dusun mereka. Dengan demikian tujuan untuk
melakukan pemberdayaan masyarakat dapat terwujud dengan
masyarakat yang mandiri.
3. Pemerintah melalui depattemen atau dinas apapun harus memikirkan
kembali mengenai proses sosialisasi, distribusi informasi dan
kemudahan birokrasi agar segala informasi mengenai pembangunan
dapat tersampaikan dengan baik ke masyarakat. Hal ini diharapkan dapat
mendukung pemerintah dalam proses pemberdayaan masyarakat.
IV. LAMPIRAN