oleh polisi malaysia 13 agustus lalu, mengusik harga diri bangsa indonesia.
Ironisnya penangkapan ini dilakukan di perairan utara pulau bintan –wilayah
terotorial NKRI- saat aparat KKP sedang bertugas menggiring kapal pencuri ikan
denga bendera malaysia yang beroperasi di wilayah indonesia.
Apa yang dilakukan polisi malaysia semakin mengiris hati masyarakat indonesia,
mencabik-cabik harga diri indonesia sebagai sebuah negara yang katanya
berdaulat. Setidaknya itu yang dirasakan oleh masyarakat yang diluapkan dengan
berbagai aksi demonstrasi yang dilakukan diberbagai daerah apalagi setelah
kebijakan pemerintah melakukan ”barter” dengan membebaskan 8 pencuri ikan
warga malaysia untuk ditukar dengan 3 petugas KKP yang ditahan oleh polisi
diraja malaysia.
Introspeksi Diri
Tindakan negeri tetangga tidak hanya harus dilihat dari perspektif bagaimana
memberi tindakan tegas (meskipun tidak ada tindakan serius, ini bisa dilihat dari
keputusan pemrintah yang berkali-kali mengirimkan nota protes dan hasilnya
sama saja pelecehan terus terjadi) terhadap yang mereka lakukan, tidak pula harus
disikapi dengan emosional yang akhirnya hanya akan melahirkan tindakan yang
sifatnya justru kontraproduktif namun harus dilihat dari perspektif yang lebih
dalam dengan memunculkan otokritik yakni bagaimana memnculkan pertanyaan
kepada kita sendiri (negara) kenapa tindakan-tindakan pelecehan menurunkan
martabat dan harga diri kerapa kali dilakukan oleh mereka?
Seorang pepatah berujar “ jangan pernah berharap orang lain tidak akan
melecehkanmu namun buatlah supaya orang lain tidak mampu untuk
melecehkanmu”.