Anda di halaman 1dari 4

Keluarga Berencana dalam Perspektif Islam

Keluarga Berencana dalam Perspektif Islam | 7/25/2010


Tugas Mata Kuliah Agama Islam

Islam tidak mengenal pembatasan kelahiran (tahdid an-nasl). Apabila program Keluarga
Berencana (KB) dimaksudkan untuk membatasi kelahiran, maka hukumnya dalam islam menjadi
tidak boleh. Bahkan, terdapat banyak hadits yang mendorong umat Islam untuk memperbanyak
anak. Misalnya: Tidak bolehnya membunuh anak apalagi karena takut miskin (QS. al-Isra’: 31),
perintah menikahi perempuan yang subur dan banyak anak, penjelasan yang menyebutkan
bahwa Rasulullah berbangga di Hari Kiamat dengan banyaknya pengikut beliau (HR. Nasa’i, Abu
Dawud, dan Ahmad), dan sebagainya.

Yang dikenal dalam Islam adalah pengaturan kelahiran (tanzhim an-nasl) bukan
pembatasan kelahiran. Beberapa alasan yang membenarkan pengaturan kelahiran antara lain:
 Pertama, kekhawatiran akan kehidupan dan kesehatan ibu jika ia hamil atau melahirkan,
berdasarkan pengalaman atau keterangan dari dokter yang terpercaya. Firman Allah:
“Dan janganlah kalian campakkan diri kalian dalam kebinasaan.” (QS. al-Baqarah: 195).
 Kedua, khawatir akan kesulitan materi yang terkadang menyebabkan munculnya
kesulitan dalam beragama, lalu menerima saja sesuatu yang haram dan melakukan hal-
hal yang dilarang demi anak-anaknya. Allah berfirman: “Allah menghendaki kemudahan
bagi kalian dan tidak menghendaki kesulitan.” (QS. al-Baqarah: 185).
 Ketiga, alasan kekhawatiran akan nasib anak-anaknya; kesehatannya buruk atau
pendidikannya tidak teratasi.

Membatasi anak dengan alasan takut miskin atau tidak mampu memberikan nafkah
bukanlah alasan yang dibenarkan. Sebab, itu mencerminkan kedangkalan akidah, minimnya
tawakal dan keyakinan bahwa Allah Maha Memberi rezeki. Allah Swt. berfirman: “Dan
janganlah kalian membunuh anak-anak kalian karena takut miskin. Kamilah yang memberi
rezeki kepada mereka dan kepada kalian.” (QS. al-Isra: 31).

1
Keluarga Berencana disingkat dengan KB, dirumuskan sebagai upaya peningkatan
Keluarga Berencana dalam Perspektif Islam | 7/25/2010
kepedulian dan peran serta masyarakat melalui batas usia perkawinan, pengaturan kelahiran,
pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan
keluarga kecil bahagia dan sejahtera. Namun ada udang dibalik batu dari alasan program KB ini,
mari bersama-sama untuk mengingat kemudian merenungkan alasan yang senantiasa dijadikan
dasar bagi program ini yaitu alasan takut tidak mampu membiayai anak-anak, dan takut
tersibukkan dengan mendidik mereka. Padahal jika kita tahu dan mengerti tentang firman-
firman Allah SWT secara jelas maka kita tentu tidak akan sembarangan mengikuti program KB.
Apalagi bila kita menelusuri sejarah awal mulanya program KB di dunia, dan penerapan
program ini di berbagai negara. Program ini dicetuskan untuk membatasi dan menghambat
pertumbuhan umat islam, sehingga melemahkan kekuatan mereka. Oleh karena itu program ini
dengan keras ditentang oleh gereja, dan tidak diterapkan di kebanyakan negara-negara Nasrani
dan Yahudi. Nikahilah olehmu wanita yang penyayang dan subur (dapat melahirkan banyak
anak) karena aku akan berbangga-bangga dengan kalian di hadapan umat-umat lain.(Ahmad,
Abu Dawud dan disahihkan oleh Al Albani).
Penyebab permasalahan ini (memilih KB atau tidak) disebabkan orang-orang kaya tidak
mau menjalankan kewajiban menyantuni orang miskin, baik melalui zakat yang wajib atau
shadaqoh sunnah, maka terjadilah kesenjangan sosial yang tidak berbanding. Seandainya
kewajiban zakat ditunaikan dengan baik, niscaya berbagai kemiskinan dan permasalahan terkait
akan terkendalikan.

Kesimpulan
‘KB yang diharamkan adalah KB dengan definisi yaitu membatasi jumlah anak.’
Terutama para ulama, mereka membedakan antara membatasi dengan mengatur jarak
kelahiran, dengan tujuan agar lebih ringan dalam mengatur dan merawat mereka, atau karena
alasan medis, misalnya karena ada gangguan dalam rahim atau yang serupa. Bila yang
dimaksud dengan KB adalah melakukan hal semacam ini, maka para ulama membolehkannya,
dan tidak haram. Karena tidak bertujuan untuk memutus keturunan, atau membatasi
jumlahnya. Para ulama yang membolehkan KB sepakat bahwa KB yang dibolehkan syariat

2
adalah usaha pengaturan atau penjarangan kelahiran atau usaha pencegahan kehamilan

Keluarga Berencana dalam Perspektif Islam | 7/25/2010


sementara atas kesepakatan suami-istri karena situasi dan kondisi tertentu untuk kepentingan
(maslahat) keluarga dengan demikian KB di sini mempunyai arti sama dengan tanzim al nasl
(pengaturan keturunan).
Demikianlah pertemuan kesimpulan yang menarik dalam memandang KB melalui
perspektif agama islam, dimana kedua pertentangan saling memperlihatkan argumentasi yang
masuk akal sehingga jalan tengah tentang polemik KB tersebut dapat tersimpulkan dengan
mudah.

***

Anda mungkin juga menyukai