Perencanaan Program Pembangunan Infrastruktur Lima Tahun Kedepan
Perencanaan Program Pembangunan Infrastruktur Lima Tahun Kedepan
PERENCANAAN PROGRAM
PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR
LIMA TAHUN KEDEPAN
MUKERNAS LPJK
Hotel Mercure Ancol Jakarta, 11 Maret 2009
H. Paskah Suzetta
MENNEG PPN / KEPALA BAPPENAS 1
KERANGKA MATERI PRESENTASI
1 Arahan RPJP
2005-2025 dan
Arahan RPJM
2010-2014
3 Arah Kebijakan &
2 Strategi Pemenuhan
Realisasi Kebutuhan Lima
Pembangunan Perioda Tahun Mendatang
Permasalahan Infrastruktur
Kerangka Usulan
Target Pembangunan 5 Program Prioritas
Perioda 2005-2008
(RPJM 1)
Kerangka
Pembiayaan
2
BAGIAN 1
3
Dasar Penetapan Sasaran Penyediaan Infrastruktur
y Kebutuhan berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM)
y Pencapaian target MDG Air Minum dan Sanitasi
y Ketentuan dalam Undang-Undang (mis: UU Persampahan; UU Sumber
Daya Air)
y Peningkatan daya saing internasional
y Keselamatan transportasi
y Membuka daerah perbatasan, terisolasi, dan pulau-pulau terluar (kegiatan
keperintisan)
y Optimalisasi pemanfaatan TIK secara sinergi
y Mendukung pemenuhan ketahanan energi nasional termasuk mengatasi
krisis listrik
y Dukungan terhadap ketahanan pangan
y Dukungan terhadap upaya pelestarian lingkungan hidup
4
Asumsi Perhitungan Kebutuhan
Investasi Infrastruktur
y Pada Tahun 2010 ‐ 2014 diharapkan investasi infrastruktur
naik secara gradual dari 3.25% menjadi 5% dari PDB.
y Kemampuan APBN membiayai pembangunan
infrastruktur dari tahun 2010 ‐ 2014 sekitar 2 kali dari
kemampuan Pemerintah pada tahun 2005 – 2009.
y Gap Pembiayaan investasi infrastruktur diupayakan
melalui kerjasama Pemerintah Swasta (PPP).
y 20% dari biaya proyek PPP merupakan dukungan
pemerintah.
5
KEBUTUHAN INVESTASI INFRASTRUKTUR 2010 - 2014
Kemampuan
Pemerintah
(451 Trilyun)
31%
6
Kebutuhan Vs Kemampuan Proyek
PPP 2010 ‐ 2014
y Kebutuhan investasi proyek PPP sebesar Rp. 978 Triliun
y Prediksi Kemampuan pelaksanaan proyek PPP hanya
mencapai sekitar Rp. 363 Triliun.
y Kebutuhan investasi proyek PPP hanya dapat dicapai
melalui:
y Penyempurnaan regulasi dan kelembagaan.
y Peningkatan kemampuan penyiapan proyek PPP.
y Peningkatan keamanan berinvestasi.
y Kemudahan mengakses sumber dana yang diperlukan oleh
investor.
7
Alokasi Pendanaan Infrastruktur 2005-2009 (APBN)
35,000.0
30,000.0
25,000.0
20,000.0
15,000.0
10,000.0
5,000.0
-
2005 2006 2007 2008 2009
(APBN-P) (Indikatif)
DEP. PEKERJAAN UMUM DEP. PERHUBUNGAN DEP. ESDM DEP. KOMINFO MENNEG PERUMAHAN RAKYAT BPLS
2008 2009
2005 2006 2007 Total
(APBN-P) (Indikatif)
8
PRIORITAS INVESTASI INFRASTRUKTUR 2010 ‐ 2014
NO BIDANG PROGRAM/KEGIATAN PRIORITAS
CONTOH PROGRAM UTAMA CONTOH KEGIATAN PRIORITAS
1 Energi Program Pengembangan Energi Baru Terbarukan dan Pembangunan infrastruktur minyak; pembangunan infrastruktur gas
Konservasi Energi Pengembangan EBT; Program kemitraan dalam rangka konservasi Energi; Energi Efisiensi
Program Peningkatan Aksesibilitas Pemerintah Daerah, Pengembangan dan penggunaan energi alternatif; Peningkatan peran serta pemda, koperasi dan masyarakat
Koperasi dan Masyarakat Terhadap Jasa Pelayanan dalam penyediaan energi
Sarana dan Prasarana Energi
2 Ketenaga listrikan Program Peningkatan Kualitas dan Pemenuhan Kuantitas Pembangunan pembangkit 17.773MW; Jaringan transmisi 4800kms; Distribusi 52.000MVA; Pengembangan
Jasa Pelayanan Sarana & Prasarana Ketenagalistrikan sistem informasi; Pengembangan kebijakan, regulasi, monitoring, dan pengendalian
Yang Semakin Ramah Lingkungan
Program Peningkatan Efisiesi dan Efektifitas Produksi Rehabilitasi dan Modernisasi Jaringan Distribusi (tersebar) 12.000MVA; Pengembangan regulasi, kebijakan,
dan Konsumsi Ketenagalistrikan monitoring dan pengendalain
3 Pos dan Telematika Program Pengembangan Infrastruktur dan Layanan Pos Fasilitasi pembangunan backbone Palapa Ring; Implementasi penyiaran digital; pembangunan tingkat penetrasi
2
dan Telematika akses telekumunikasi sekurang nya 15%; Penyediaan jasa akses pos dan telamatika di wilayah non komersial
hingga menjangkau 100% wilayah USO, PSO dan blankspot
Program Pemanfaatan dan Pengembangan Teknologi Peningkatan e-literasi sekurang-kurangnya mencapai 80%; Pengembangan e-government
Informasi dan Komunikasi Serta Peningkatan e-Literasi
4 Jalan dan Transportasi Program Pelayanan Jalan Pembangunan Tol 500 km, Pembangunan Jalan Lintas 8,450 km
Darat Program Peningkatan Pelayanan Transportasi Darat Pembangunan dermaga penyeberangan dan Subsidi angkutan darat perintis
5 Transportasi Laut Program Peningkatan Pelayanan Transportasi Laut Pembangunan Pelabuhan, Pembangunan Kapal dan fasilitas keselamatan pelayaran, Penyediaan Subdisi
perintis
6 Transportasi Udara Program Peningkatan Pelayanan Transportasi Udara Pembangunan Bandara dan Sarana Angkutan Perintis
7 Perkeretaapian Program Peningkatan Pelayanan Perkeretaapian MRT Jabodetabek, Pembangunan Jalur Ganda, dan double-double track
8 Sumber Daya Air Program Konservasi Sumber Daya Air Pembangunan Waduk (mengatasi defisit air Jawa, Nusa Tenggara, dan wilayah strategis)
Program Pendayagunaan Sumber Daya Air Rehabilitasi/Peningkatan Jaringan Irigasi, Air Tanah dan Rawa; Pemenuhan Air Baku (10 juta air minum)
Program Pengendalian Daya Rusak Air Pengendalian Banjir Perkotaan dan Pengamanan Pantai
9 Perumahan dan Program Pengembangan Perumahan Penyediaan hunian sewa dan milik; pembangunan Rusunawa; Penyediaan prasarana dan sarana dasar
Permukiman kawasan rumah sederhana sehat; peningkatan akses kredit mikro pembangunan/perbaikan rumah.
Program Pengembangan Air Minum dan Sanitasi Penyediaan air minum dan sanitasi 10 juta sambungan rumah air bersih (target MDG), pembangunan sistem
pengelolaan air limbah terpusat, peningkatan kinerja pengelolaan TPA menjadi sanitary landfill
Program Peningkatan Kualitas Permukiman Penataan kawasan kumuh untuk memenuhi target MDG; Peningkatan kualitas desa tradisional/nelayan/dan eks
transmigrasi
Target Infrastruktur 2010 ‐ 2014
Infrastruktur Target
Sumber Daya Air Penambahan kapasitas bangunan penampung air sebesar 1,9 milyar m3
Pembangunan jaringan irigasi baru seluas 650 ribu Ha dan rehabiitasi
jaringan irigasi seluas 900 ribu Ha
Penurunan luas daerah genangan banjir seluas 12 ribu Ha dan
pembangunan sarana/prasarana pengendali banjir sepanjang 1,5 ribu Ha
Transportasi Kondisi jalan nasional mantap 100% (baik 56,8% dan sedang 43,2%, tidak
ada rusak ringan dan rusak berat)
Kecepatan rata‐rata 60 Km/jam
Berth Occupancy Ratio (BOR) Pelabuhan 70%
Rasio penumpang domestik per penduduk 48,8%
Pangsa angkutan KA barang 7% dan angkutan orang 23% dari total
angkutan nasinoal.
Energi Pemanfaatan energi baru dan terbarukan (EBT) minimal 14,1% dari
konsumsi energi nasional
KetenagaListrikan Rasio elektrifikasi 80,4%
Pos dan Telematika Peningkatan e‐literasi sekurang‐kurangnya 80%
Pengembangan tingkat penetrasi akses telekumunikasi sekurang‐
kurangnya 115%
Pemukiman dan Penyediaan rumah 8,4 juta unit
Perumahan Cakupan pelayanan air minum 70,2%, air limbah 80,02%
Presentase sampah terangkut 50%
ARAHAN RPJP 2005-2025
11
Tahapan dan Prioritas Pembangunan Infrastruktur 2005-2025
RPJM 4
(2020 – 2025)
12
2. Kondisi Eksisting
13
KONDISI DAYA SAING INDONESIA MENURUT
World Economic Forum (WEF)
Peringkat Growth Competitiveness Index/GCI
(2003 ‐ 2008)
Argentina Indonesia Philipines Brazil Korea China Japan Thailand Malaysia
2003 78 72 66 54 18 44 11 32 29
2004 74 69 76 57 29 46 9 34 31
2005 72 74 77 65 17 49 12 36 24
2007 85 54 71 72 11 34 8 28 21
2008 88 55 71 64 13 30 9 34 21
Catatan: tahun 2003 mencakup 101 negara, 2004 mencakup 104, & 2005 mencakup 117 negara, tahun 2007 mencakup 131
negara, tahun 2008 mencakup 134 negara
Sumber: World Economic Forum
15
Peringkat Daya Saing Infrastruktur Indonesia
Tahun 2008
World Competitiveness Report, 2008 – 2009 (134 negara)
Infrastructure 89 96 94 98 18 58 97 35 19
Roads 89 105 94 110 13 51 102 32 17
Railroad 76 58 85 86 7 28 66 48 17
16
Daya Saing SDA
17
Perumahan
Rumah (papan) merupakan tempat persemaian budaya dan pembinaan
sumberdaya manusia.
y Sandang, (pangan Æ Swasembada)
y Hunian yang layak sebagai kebutuhan
dasar (UUD 1945 pasal 28H) belum
mendapat perhatian yang memadai Æ
class action
y Mendorong lebih dari 100 jenis industri
ikutan (backward - forward linkages)
y Rasio outstanding kredit perumahan thd
PDB
y USA (47%)
y Malaysia (27 %)
y Indonesia (1,8%)
y Subsidi kredit pemilikan rumah
Merupakan akumulasi backlog dan akan terus sederhana sehat (KPRSH) rata-rata
bertambah setiap tahunnya seiring dengan 110 ribu unit per tahun.
pertumbuhan penduduk (rumah tangga baru).
Air Minum
y Lambatnya pertumbuhan
cakupan pelayanan air
minum perpipaan dari 6,3%
Æ 18,25% (1971‐ 2001)
y 2001‐2007 terus menurun
menjadi 16,18%.
y Kemampuan supply tidak
seimbang dengan
pertumbuhan penduduk.
Kota‐kota di Indonesai menghasilkan sampah 10 juta ton/year 10 juta ton sampah akan menghasilkan 404 juta m3 of metan
(CH4) per tahun
Pembiayaan Infrastuktur Indonesia Semakin Menurun (PPP)
8.0
Pembiayaan Infrastruktur Negara Lain
(%dari PDB)
Swasta
6.0
Pemerintah
4.0
2.0
0.0
Indonesia Albania Russia Cambodia Kazakhstan
Untuk mencapai pertumbuhan PDB sebesar 6% per tahun, maka dibutuhkan pembiayaan
infrastruktur sebesar 5% per tahun dari total PDB.
Apabila dibandingkan dengan negara‐negara berkembang lainnya, Indonesia memiliki angka
pembiayaan terendah serta peranan swasta yang tidak signifikan.
TINGKAT RISIKO BERINVESTASI DALAM PROYEK KPS DI BEBERAPA NEGARA ASIA
5 Risiko Permintaan Risiko Risiko Risiko Risiko Risiko Risiko Hukum dan
Operasional Lingkungan Penyelesaian Persediaan Penyelesaian regulasi
Proyek (Supply Risk) Proyek
6 Risiko Operasional Risiko Risiko Politik Risiko Risiko Mitra Risiko Politik Risiko
Persediaan Operasional Kerja Persediaan
(Supply Risk) (Supply Risk)
7 Risiko Persediaan (Supply Risiko Risiko Risiko Mitra Risiko Nilai Tukar Risiko Risiko
Risk) Permintaan Operasional Kerja Mata Uang Persediaan Lingkungan
(Supply Risk)
8 Risiko Teknis Risiko Teknis Risiko Hukum dan Risiko Nilai Tukar Risiko Risiko Risiko
regulasi Mata Uang Lingkungan Operasional Operasional
9 Risiko Nilai Tukar Mata Risiko Risiko Teknis Risiko Politik Risiko Risiko Risiko Nilai Tukar
Uang Lingkungan Operasional Lingkungan Mata Uang
10 Risiko Penyelesaian Risiko Nilai Tukar Risiko Nilai Tukar Risiko Hukum dan Risiko Teknis Risiko Teknis Risiko Teknis
Proyek Mata Uang Mata Uang regulasi
KESEMPATAN BERINVESTASI BERDASARKAN SEKTOR INFRASTRUKTUR
RANK CINA INDONESIA MALAYSIA SINGAPURA THAILAND VIETNAM KESELURUH
AN
1 MRT JALAN TOL MRT MRT MRT JALAN TOL MRT
2 JALAN TOL PELABUHAN JALAN TOL PELABUHAN JALAN TOL PELABUHAN JALAN TOL
LAUT LAUT LAUT
25
LATAR BELAKANG
y Krisis Global memberikan Dampak kepada Perekonomian Nasional
berupa perlambatan pertumbuhan ekonomi, penurunan ekspor,
penurunan produksi, peningkatan pengangguran dan kemiskinan.
y Diperlukan langkah‐langkah penyelamatan perekonomian nasional
Tahun 2009
y Salah satu kebijakan pemerintah adalah memberikan stimulus fiskal
yang terarah pada pembangunan infrastruktur.
y Jasa konstruksi diharapkan berperan maksimal dalam menciptakan
lapangan pekerjaan dalam dua atau tiga tahun mendatang, karena
dampak dari krisis keuangan global masih akan dirasakan Indonesia
dalam kurun waktu tersebut
Kriteria Kegiatan Stimulus
y Menciptakan lapangan kerja yang signifikan
y Hasilnya seketika dan dapat diselesaikan dalam tahun
2009
y Memenuhi sasaran Inpres Nomor 5 Tahun 2008
tentang fokus Program Ekonomi 2008‐2009
y Melengkapi sistem jaringan infrastruktur agar lebih
efisien
y Merupakan bagian dari rencana strategis pemerintah
y Sudah memiliki desain atau dapat menyiapkan desain
secara cepat
y Tidak tersangkut dengan masalah tanah
y Dipastikan dapat diserap pada tahun 2009
ALOKASI DANA STIMULUS INFRASTRUKTUR 2009
12.200.000.00
TOTAL INFRASTRUKTUR 0
PERINCIAN ALOKASI
DANA STIMULUS FISKAL UNTUK INFRASTRUKTUR 2009 (1)
Pengguna
Anggaran Program/Kegiatan Alokasi (Rp)
Dept. PU Pembangunan Infrastruktur Bidang 6.601.200.000.000
Pekerjaan Umum
y Penanganan bencana (termasuk Bengawan 700.000.000.000
Solo)
y Perluasan jaringan distribusi dan 449.970.000.000
pembangunan instalasi pengelolaan air
minum
y Percepatan penyelesaian infrastruktur 900.000.000.000
lanjutan
y Jalan inspeksi dan irigasi sentra produksi 424.000.000.000
tambak
y rehabilitasi jaringan irigasi dalam rangka 461.000.000.000
ketahanan pangan
y Jalan, jembatan, dan irigasi 3.423.230.000.000
y Pengembangan infrastruktur permukiman 243.000.000.000
PERINCIAN ALOKASI
DANA STIMULUS FISKAL UNTUK INFRASTRUKTUR 2009 (2)
Pengguna
Program/Kegiatan Alokasi (Rp)
Anggaran
Dephub Pembangunan Infrastruktur Bidang 2.198.800.000.000
Perhubungan
y Pembangunan dan rehabilitasi jaringan KA 300.000.000.000
y Reavitalisasi/reaktivasi KA 100.000.000.000
y Perpanjangan runway dan rehabilitasi bandara 145.192.000.000
y Bandara 714.000.000.000
y Pembangunan dan rehabilitasi pelabuhan dan 179.808.000.000
dermaga
y Pelabuhan laut dan penyebrangan 702.000.000.000
y Perhubungan darat 57.800.000.000
Dept. ESDM EnergiPekerjaan Umum 500.000.000.000
Pembangunan transmisi, jaringan, dan gardu induk 425.000.000.000
Desa Mandiri Energi 75.000.000.000
PERINCIAN ALOKASI
DANA STIMULUS FISKAL UNTUK INFRASTRUKTUR 2009 (3)
Pengguna
Program/Kegiatan Alokasi (Rp)
Anggaran
Kemenpera Pembangunan Infrastruktur Bidang Perumahan Rakyat 400.000.000.000
y Pembangunan rusunawa (40 twin blok) 400.000.000.000
y Pembangunan Infrastruktur dan Perumahan Khusus 100.000.000.000
Dept. K & P (NELAYAN)
y Pembangunan Infrastruktur dan Perumahan Khusus 100.000.000.000
(nelayan)
Dept. y Pembangunan dan rehabilitasi Infrastruktur Jalan Usaha 650.000.000.000
Pertanian Tani dan Irigasi Tingkat Usaha Tani
y Jalan produksi sentra produksi perkebunan, peternakan,
dan tanaman pangan
y Pembangunan Infrastruktur Pasar Pembangunan pasar 100.000.000.000
Kemenko & untuk pembinaan PKL
UKM
33
DUKUNGAN INFRASTRUKTUR TERHADAP
PRIORITAS NASIONAL
34
1. Sumber Daya Air
ARAH KEBIJAKAN STRATEGI
Menjaga keseimbangan ketersediaan air dalam perspektif ruang dan waktu
Pemenuhan kebutuhan air irigasi dan rawa diutamakan untuk mempertahankan tingkat layanan irigasi dan
mengoptimalkan infrastruktur sistem irigasi
PENGELOLAAN TERPADU (Konservasi, Pendayagunaan, Penanggulangan banjir mengutamakan pendekatan non-konstruksi melalui konservasi sumber daya air dan
Pengendalian Daya Rusak) dalam satu kesatuan pengelolaan pengelolaan wilayah sungai dengan memperhatikan keterpaduan tata ruang wilayah.
WS, berkelanjutan, berkeadilan, dan berwawasan lingkungan
Pemenuhan kebutuhan air baku untuk memenuhi kebutuhan pokok rumah tangga termasuk di wilayah rawan
defisit air, wilayah tertinggal, dan wilayah strategis.
Pengelolaan yang memadukan upaya-upaya pada aspek Pengembangan sistem conjunctive use antara pemanfaatan air permukaan dan air tanah ditujukan untuk
pengelolaan sumber air dengan pengaturan pemakaiannya. menciptakan sinergi dan menjaga keberlanjutan ketersediaan air tanah.
Pengembangan modal sosial (social capital) melalui upaya Peningkatan partisipasi masyarakat dan kemitraan di antara pemangku kepentingan terus diupayakan dalam
pemberdayaan dan peningkatan partisipasi masyarakat dengan setiap upaya konservasi, pendayagunaan dan pengendalian daya rusak air
mengembangkan pola kemitraan sesuai dengan kebutuhan,
kemampuan, dan karakteristik sosial budaya setempat. Dalam upaya memperkokoh civil society, keterlibatan masyarakat, BUMN/D dan swasta perlu terus didorong.
35
2. Transportasi:
Subsektor Jalan dan Perkeretaapian
ARAH KEBIJAKAN STRATEGI
Sub sektor jalan Sub sektor perkeretaapian
Pembangunan infrastruktur berbasis
• Pemeliharaan rutin dan
Meningkatkan keselamatan angkutan dan subsektor dan perpulau
periodik jalan dan jembatan; kualitas pelayanan serta pemulihan kondisi
Penyelesaian Masterplan Transportasi
• Rehabilitasi/pelebaran/perk pelayanan angkutan perkeretaapian; Pulau
uatan dan penggantian
Melaksanakan audit kinerja prasarana dan
Menunjang PLT 10.000 Mega Watt
jembatan; sarana serta SDM perkeretaapian;
Fokus pada infrastruktur perkotaan
• Peningkatan
Meningkatkan strategi pelayanan angkutan untuk pulau Jawa
struktur/rekontruksi jalan; yang lebih berdaya saing secara antar moda
Fokus pada infrastruktur laut untuk KTI
• Peningkatan kapasitas dan dan inter moda;
Inpres Papua
pembangunan jalan;
Peningkatan kapasitas dan kualitas
Melibatkan Sektor Perbankan dalam
• Pembangunan simpang pelayanan koridor yang telah jenuh; pembiayaan pembangunan sarana dan
tidak sebidang, jalan bebas
Melaksanakan perencanaan, pendanaan Prasarana Transportasi
hambatan, jembatan dan evaluasi kinerja perkeretaapian secara
Deregulasi sektor Transportasi untuk
panjang. terpadu dan berkelanjutan; keterlibatan swasta
Melanjutkan reformasi dan restrukturisasi
kelembagaan dan BUMN perkeretaapian;
Meningkatkan peran serta Pemerintah
Daerah dan Swasta di bidang
perkeretaapian;
Meningkatkan peran angkutan
perkeretaapian nasional dan lokal
36
2. Transportasi:
Subsektor Transportasi Laut dan Udara
ARAH KEBIJAKAN STRATEGI
Membangun sistem pelayanan
Transportasi Laut Transportasi Udara
terpadu di pelabuhan-pelabuhan
Peningkatan Kualitas
Pemisahan secara tegas fungsi
(National Single Window)
Pelayanan dan regulator, operator dan owners (airline)
Pembangunan fasilitas pelabuhan
Keselamatan Pelayaran pengelolaan transportasi udara.
di pelabuhan strategis
Peningkatan
Meningkatkan kapasitas prasarana
Melimpahkan pengelolaan
Aksesibilitas Pelayanan bandara untuk meningkatkan
pelabuhan-pelabuhan feeder
di wilayah keselamatan dan keamanan
kepada Pemerintah Daerah untuk
terpencil/terluar penerbangan.
mengurangi rentang kendali
Menciptakan komptisi
Memenuhi standar keselamatan
pengawasan dan mengurangi
dan memberi penerbangan internasional.
jumlah pegawai.
kesempatan yg lebih
Peningkatan kualitas dan kapasitas
Pembangunan infrastruktur
luas kepada swasta dan sumber daya manusia bidang
bandara di ibukota
masyarakat dalam transportasi udara.
provinsi/kabupaten
penyelenggaraan
Penguatan regulasi dan kelembagaan
transportasi laut bidang transportasi udara.
Menampung
Peningkatan kerjasama bilateral
perkembangan angkutan maupun multilateral dalam bidang
multimoda transportasi udara.
Mengakomodasi
Transportasi udara diprioritaskan untuk
perkembangan teknologi angkutan penumpang jarak jauh (untuk
dan ketentuan angkutan jarak pendek dan menengah
internasional diprioritaskan untuk moda kereta api
dan angkutan jalan). 37
3. Energi
ARAH KEBIJAKAN STRATEGI
z Pemenuhan kebutuhan tenaga listrik terutama untuk menjamin z Tercapainya pangsa pemanfaatan energi baru dan
pasokan tenaga listrik secara nasional khsususnya di daerah terbarukan minimal 14,1% dari konsumsi energi
krisis listrik serta daerah terpencil dan perdesaan secara efisien nasional pada tahun 2014 melalui prioritasi
dan handal; pemanfaatan potensi energi terbarukan (mikrohidro,
z Peningkatan optimalisasi energi mix untuk bidang surya, biomassa, angin) bagi pembangkit listrik skala
ketenagalistrikan (memprioritaskan pada pengembangan kecil dan menengah terutama untuk daerah
energi terbarukan); perdesaan
z Penyesuaian tarif yang sesuai dengan keekonomiannya yang z Peningkatan efisiensi pemanfaatan energi sehingga
berkeadilan; turun rata-rata 1 % per tahun
z Terlaksana penyempurnaan sikronisasi kebijakan dan regulasi z Peningkatan peran serta daerah di bidang
bidang ketenagalistrikan serta berbagai kebijakan dan regulasi pemanfaatan energi
sektor lainnya yang terkait, khususnya di bidang pemanfaatan z Peningkatan pengembangan gas kota
energi primer non BBM untuk pembangkit listrik terutama energi z Peningkatan investasi sektor energi melalui
baru terbarukan serta peningkatan partisipasi investasi swasta; peningkatan porsi pendanaan melalui
z Peningkatan pemanfaatan potensi gas bumi pemberdayaan lembaga keuangan dan non
z Peningkatan penggunaan komponen, aplikasi dan teknologi keuangan terutama lembaga domestik
dalam negeri; z Penerapan tingkat komponen dalam negeri (TKDN)
z Peningkatan industri ketenagalistrikan yang berwawasan z Pelaksanaan konservasi energi
lingkungan;
z Peningkatan efisiensi dan efektifitas konsumsi listrik di sisi
konsumen.
38
4. Ketenagalistrikan
ARAH KEBIJAKAN STRATEGI
• rehabilitasi dan repowering dan pembangunan
Penyehatan PKUK/korporat, Pengembangan PKUK yang berkelanjutan melalui
pembangkit listrik; pengaturan ROR dengan suatu PP khusus. (Penyesuain TDL secara bertahap,
• pengembangan sistem penyediaan tenaga jima diperlukan melelui regionalisasi tarif, dengan mempertimbangkan kinerja
listrik yang memiliki sistem tata kelembagaan optimalisasi energi mix dan efisiensi)
yang terstruktur dan berwawasan lingkungan;
Pengembangan pembangkit utama PLTU batubara dan PLTU mulut tambang
• pengembangan diversifikasi energi di Sumatera dan Kalimantan, dan Pump Storage untuk menggantikan peaking
mengedepankan energi terbarukan, termasuk BBM
tenaga nuklir dengan mempertimbangkan
Pengembangan interkoneksi antar region, antar pulau dan antar negara untuk
faktor keselamatan secara ketat; sekuriti dan efisiensi biaya.
• pengembangan industri penunjang
Prinsip regional balance khususnya untuk Jawa yang energi primernya dari luar
ketenagalistrikan nasional yang pulau.
mengedepankan peningkatan kandungan lokal
Interkoneksi antar wilayah dan antar negara. Interkoneksi meningkatkan
dan pengembangan daya guna iptek, termasuk sekuriti dan efisiensi biaya penyediaan tenaga listrik.
pengembangan standarisasi produk dan
Peningkatan kapasitas PHLN pemerintah untuk pembangunan
sertifikasi kelistrikan nasional; ketenagalistrikan
• pembangunan jaringan pipanisasi gas yang
Peningkatan partisipasi investasi swasta melalui manajemen pembagian resiko
terintegrasi; yang lebih kondusif bagi investor serta standar jual beli listrik yang menarik.
• pengembangan sarana dan prasarana
Memanfaatkan teknologi yang mutakhir untuk menghemat biaya operasi dan
pembangkit panas bumi dan energi alternatif pemeliharaan dan meningkatkan pelayanan, dengan tetap mempertimbangkan
terbarukan, terutama mikrohidro dan energi peningkatan komponen dalam negeri seoptimal mungkin.
surya.
Peningkatan produksi energi primer nasional (terutama gas dan batubara) yang
• Mendayagunakan sumber daya alam yang diprioritaskan untuk kebutuhan energi dan ketenagalistrikan nasional
terbarukan;
Peningkatan partisipasi investasi swasta perlu pengembangan manajemen
• Menjaga keamanan ketersediaannergi pembagian resiko yang lebih kondusif bagi investor
Peningkatan investasi pemerintah dan investasi swasta domestik dalam
pembangunan ketenagalistrikan di daerah perdesaan, terpencil dan terisolasi
ang memprioritaskan pada pemanfaatan energi terbarukan dan meningkatkan
ekonomi produktif setempat
39
5. Pos dan Telematika
ARAH KEBIJAKAN STRATEGI
Penciptaan Sektor yang Efisien, Kompetitif, (1) Penguatan fungsi pembinaan, pengaturan dan pengawasan; (2) Penataan ulang struktur
Robust dan Sustainable industri; (3) Pembukaan peluang usaha; (4) Penguatan badan regulasi
Pengembangan Infrastruktur Modern, (1) Pengembangan skema KPS; (2) Implementasi konsep teknologi netral; (3) Pengelolaan
Broadband, dan Secured sumber daya terbatas; (4) Peningkatan cyber security; (5) Pemberdayaan lokal community-
based; (6) Implementasi konsep infrastructure sharing; (7) Pergeseran CAPEX menjadi
OPEX; (8) Peningkatan peran Depkominfo dalam optimalisasi penggunaan infrastruktur TIK
antar K/L
Pengembangan Infrastruktur di Wilayah Non (1) Reformasi sektor untuk mendorong peran swasta; (2) Penentuan target PSO/USO secara
Komersial jelas dan terdefinisi baik
Penciptaan e-Leadership, Apresiasi, dan Pendidikan dan pelatihan TIK terutama bagi Chief Information Officer
Komitmen Bagi Pengembangan TIK Nasional
Pengembangan e-Government (1) Penyelesaian perangkat regulasi terkait implementasi e-Government; (2) Penggunaan
shared applications; (3) Roll out proyek e-Government;
Peningkatan e-Literasi (1) Pembangunan pusat diklat TIK di daerah; (2) Fasilitasi penyediaan akses TIK
Pengembangan Aplikasi, Sistem, Layanan (1) Pengembangan open source; (2) Pengembangan konten lokal
berbasis TIK
Peningkatan Penggunaan Industri Dalam
Negeri dalam Pengembangan TIK Nasional
Pemanfaatan TIK secara Sinergi untuk
Kegiatan Lintas Sektor
40
6. Permukiman dan Perumahan
Menyediakan hunian sewa bagi masyarakat yang belum mampu memiliki rumah
Meningkatkan ketersediaan hunian Meningkatkan fasilitasi pembangunan rumah susun sederhana milik (Rusunami) di perkotaan
layak , terjangkau dan memiliki Mengembangkan insentif bagi kalangan swasta yang menyediakan perumahan bagi masyarakat berpendapatan
kepastian hukum rendah
Memantapkan pasar primer dan sekunder perumahan
Meningkatkan kepastian penguasaan lahan dan bangunan
Meningkatkan penyediaan subsidi KPR rumah sederhana sehat, Rusunami dan rumah swadaya
Meningkatkan akses rumah tangga Mengembangkan kredit mikro pembangunan dan perbaikan rumah swadaya
ke hunian layak dan terjangkau
Meningkatkan penyediaan kredit mikro untuk peningkatan pendapatan (income generating)
Meningkatkan kualitas lingkungan permukiman
Mengoptimalkan kampanye publik, mediasi dan fasilitasi mengani perilaku hidup bersih dan sehat
Meningkatkan kapasitas Stakeholders Meningkatkan kapasitas stakeholder dalam pengelolaan air minum dan sanitasi
Meningkatkan koordinasi multistakeholders
41
7. PENGEMBANGAN KPS INFRASTRUKTUR
ARAH KEBIJAKAN
Terselenggaranya
Terselenggaranya Penyediaan
Penyediaan dan
dan Layanan
Layanan Infrastruktur
Infrastruktur
untuk
untuk meningkatkan
meningkatkan Kesejahteraan
Kesejahteraan Masyarakat
Masyarakat
Peningkatan
Peningkatan realisasi
realisasi investasi
investasi swasta
swasta dalam
dalam
proyek
proyek KPS Infrastruktur
KPS Infrastruktur
Capacity Building institusi
Capacity Building institusi Regulasi
Regulasi dan
dan Kelembagaan
Kelembagaan Inovasi
Inovasi Skema
Skema Pembiayaan
Pembiayaan
Pemerintah
Pemerintah KPS
KPS Infrastruktur
Infrastruktur dalam
dalam implementasi
implementasi KPS
KPS
Strategi
Strategi dan
dan Kebijakan
Kebijakan KPS
KPS
infrastruktur
infrastruktur dalam
dalam RPJM
RPJM
2010‐2014
2010‐2014
42
7. PENGEMBANGAN KPS INFRASTRUKTUR
STRATEGI
Inward looking
Fokus pada sumber daya lokal: perbankan lokal dan swasta lokal
Konsentrasi pada proyek infrastruktur skala menengah dan kecil
Mendorong peran Bank Pembangunan Daerah, Bank Pemerintah dan Bank Nasional
sebagai sumber pendanaan (lender), dengan dukungan Pemerintah sebagai
penjamin
Inovasi skema pembiayaan
Design Build Lease ; Pemerintah mencari loan untuk membangun infrastruktur baru,
kemudian menawarkan kepada swasta untuk mendesain, membangun proyek
infrastruktur tersebut dengan menggunakan loan yang ada. Selanjutnya kontraktor
mensewa-mengoperasionalkan fasilitas infrastruktur itu dengan tarif tertentu yang
dapat digunakan untuk membayar hutang (akibat loan), menutupi biaya O&M dan
keuntungan operasional.
43
BAGIAN 5
Prioritas dan Fokus Infrastruktur
2010-2014
44
1. Sumber Daya Air
Prioritas1 Prioritas 2 Prioritas 3
Konservasi Sumber Daya Air Pendayagunaan Sumber Daya
Pengendalian Daya Rusak Air
Fokus Air
y Peningkatan ketersediaan
Fokus Fokus
air melalui pembangunan
dan rehabilitasi waduk,
Peningkatan luas dan tingkat
Penurunan kawasan terkena
embung, situ, dan bangunan layanan jaringan irigasi melalui dampak banjir dan tanah longsor
penampung air. pembangunan, peningkatan, melalui pembangunan, rehabilitasi,
y Optimalisasi pemanfaatan dan rehabilitasi jaringan irigasi, serta OP sarana/prasarana
waduk, embung, situ dan serta operasi dan pemeliharaan
bangunan penampung air. pengendali banjir dan pengendali
jaringan irigasi. lahar/sedimen
y Peningkatan jaminan
kelestarian fungsi danau
Peningkatan ketersediaan air
Peningkatan panjang garis pantai
dan situ. baku untuk kebutuhan pokok yang terlindungi dari abrasi melalui
sehari-hari, perkotaan, dan pembangunan, rehabilitasi, serta
industri. operasi dan pemeliharaan
sarana/prasarana pengaman
pantai.
45
2. Transportasi:
Subsektor Jalan dan Perkeretaapian
PRIORITAS SEKTOR JALAN PRIORITAS PERKERETAAPIAN
y Pengembangan Jaringan Jalan dan Perkuatan y Peningkatan kinerja pelayanan dan
Institusi keselamatan
FOKUS FOKUS
y Program Preservation; y Mempertahankan Standar Pelayanan
y Sasaran kondisi jalan pada akhir 2014: Minimal;
y Kondisi Mantap (Tahun 2009: 89% Æ 2014 : y Optimalisasi dan pemulihan kondisi
100%) jaringan;
y Rusak ringan (Tahun 2009: 11% Æ 2014 0%) y Pengembangan jaringan baru &
y Rusak berat: 0% peningkatan kapasitas lintas;
y Kecepatan Rata‐Rata (Tahun 2009: 49 y Pengembangan regulasi dan kelembagaan;
Km/jam Æ 2014: 60 Km/jam)
y Pengembangan SDM dan Teknologi
y Terbentuknya institusi pemeliharaan jalan di Perkeretaapian.
daerah yang berbasis kinerja;
y Extended Warranty Period dan Performance Based
Contract merupakan alternatif kontrak yang
bertujuan untuk mendukung keandalan dalam
preservasi jalan.
46
2. Transportasi:
Subsektor Transportasi Laut dan Udara
PRIORITAS TRANSPORTASI LAUT PRIORITAS TRANSPORTASI UDARA
y Peningkatan kinerja pelayanan dan y Peningkatan kinerja pelayanan dan
keselamatan Pelayaran keselamatan Penerbangan
FOKUS FOKUS
y Pemisahan fungsi regulator dan y Meningkatkan keselamatan operasi
operator di pelabuhan y Menerapkan kerangka kerja tata
y Keselamatan dan keamanan pemerintahan yang baik
pelayaran y Meningkatkan kualitas SDM
y Kelaiklautan kapal transportasi Udara
y Syahbandar y Meningkatkan efisiensi operasi dan
y Perlindungan lingkungan maritim pelayanan
y Sistem informasi pelayaran y Percepatan dalam implementasi
y Peran serta masyarakat teknologi
y Penjagaan laut dan pantai (sea and
coast guard)
47
3. Energi
PRIORITAS
Pemenuhan jaminan pasokan energi nasional secara berkesinambungan
dalam berbagai bentuk dengan jumlah yang cukup dan harga yang
terjangkau, bagi pembangunan berkelanjutan
FOKUS
Pencapaian komposisi bauran energi yang optimal
48
4. Ketenagalistrikan
PRIORITAS
Terpenuhinya pasokan tenaga listrik yang andal dan efisien sesuai kebutuhan.
FOKUS
rehabilitasi dan repowering dan pembangunan pembangkit listrik;
pengembangan sistem penyediaan tenaga listrik yang memiliki sistem tata
kelembagaan yang terstruktur dan berwawasan lingkungan;
pengembangan diversifikasi energi mengedepankan energi terbarukan, termasuk
tenaga nuklir dengan mempertimbangkan faktor keselamatan secara ketat;
pengembangan industri penunjang ketenagalistrikan nasional yang mengedepankan
peningkatan kandungan lokal dan pengembangan daya guna iptek, termasuk
pengembangan standarisasi produk dan sertifikasi kelistrikan nasional;
pembangunan jaringan pipanisasi gas yang terintegrasi;
pengembangan sarana dan prasarana pembangkit panas bumi dan energi alternatif
terbarukan, terutama mikrohidro dan energi surya.
49
5. Pos dan Telematika
FOKUS
FOKUS FOKUS
Pembinaan/Pengaturan/
Pencegahan cyber crime
Pengelolaan
Pengelolaan Sumber Daya
Pengembangan e-Government
Sektor/Industri (Kompetitif, Terbatas, Teknologi, dan
Pemasyarakatan TIK serta
Robust dan Sustainable) Konvergensi.
peningkatan e-literasi dan Kualitas
Pengawasan
Roll Out Wilayah Non SDM TIK
Penyelenggaraan & Komersial (P/USO)
Pengembangan Aplikasi/Local
Mediasi Dispute Content
Roll Out melalui KPS
Pengembangan Litbang dan
(Perijinan dan Skema
Lainnya) Industri Dalam Negeri Bidang TIK
50
6. Permukiman dan Perumahan
PRIORITAS 1 PRIORITAS 2
Pemenuhan kebutuhan dasar
Peningkatan daya saing sektor
sesuai dengan standar pelayanan riil
minimal
FOKUS
FOKUS
Peningkatan keterpaduan
Penyediaan hunian yang layak dan kawasan industri, pariwisata dan
terjangkau perdagangan dengan
Penyediaan prasarana dan sarana infrastruktur permukiman
air minum dan sanitasi
Pelayanan air minum dan
sanitasi pada kawasan industri,
pariwisata dan perdagangan
51
7. Pengembangan Kerjasama Pemerintah dan
Swasta
Prioritas1 Prioritas 2 Prioritas 3 Prioritas 4
y Penyusunan Peraturan
Penataan dan
Penguatan Pembiayaan
Bantuan Teknis
dan Kebijakan
Pembentukan
Kelembagaan
Fokus Fokus
y Penyusunan Undang- Fokus Fokus
Pemisahan peran/fungsi
Pemberian Dukungan
Undang terkait
Capacity Building
Kerjasama Pemerintah badan pembuat Pemerintah (Government
Identifikasi Proyek KPS,
dan Swasta (Perpres kebijakan, regulator, Support) Studi Kelayakan, dan
menjadi Undang- operator, dan badan
Dana Penjaminan Market Sounding
Undang)
y Penyusunan PP terkait pemberi kontrak (Guarantee Fund)
Tender, Negosiasi, dan
operasionalisasi
Optimalisasi fungsi
Dana Infrastruktur Kontrak Kerjasama
Kerjasama Pemerintah Bappenas sebagai Unit (Infrastructure Fund)
dan Swasta Pusat Pengembangan
(Operational Guidelines
Manual menjadi KPS (P3CU)
Peraturan Pemerintah)
Pembentukan simpul-
y Penyusunan format simpul KPS di daerah
baku dokumen tender dan departemen terkait
Kerjasama Pemerintah
Swasta
52
BAGIAN 6
Peluang
Proyek Kerja Sama
Pemerintah Swasta
53
Ringkasan Proyek‐Proyek Infrastruktur KPS ( PPP
Book)
SEKTOR KATEGORI
SIAP LELANG PRIORITAS POTENSIAL Jumlah
1. Jalan Tol 3 8 21 32
3. Water Supply 1 8 11 20
4. Power 1 0 7 8
Jumlah 8 16 61 85
Ringkasan Investasi Proyek KPS
( 85 Proyek)
61
Peran Jasa Konstruksi dalam Perekonomian
Nasional
y Usaha jasa konstruksi memberikan sumbangan yang cukup berarti
terhadap laju pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB).
y Pertumbuhan sektor konstruksi selama tahun 2006 mencapai 7,86%,
dimana porsi sektor konstruksi terhadap PDB tahun 2006 mencapai
6,51%.
y Lapangan usaha di bidang jasa konstruksi masih sangat tergantung
kepada ketersediaan dana pembangunan pemerintah, sementara itu
anggaran pembangunan pemerintah relatif menurun.
Peningkatan Kemampuan Berkompetesi dalam Jasa
Konstruksi
y Pelaku Usaha Konstruksi harus mampu bersaing dan
berkompetesi dalam proses pelaksanaan pembangunan
sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas
pelaksanaan pekerjaan
y Meninggalkan Budaya Arisan maupun mensubkan
pekerjaan
y Bekerja Profesional dan dikontrak hanya oleh satu
perusahan dan tidak over lap
Peluang Usaha Jasa 1)
• Seleksi dan Prioritisasi Proyek:
Identifikasi proyek potensial, kajian value for money, penyusunan program prioritas.
• Proses Tender:
Pendampingan dalam penyusunan dokumen lelang.
Bantuan pencarian dan pemilihan investor.
Contoh: Pendampingan transaksi Proyek Air Minum Kota Bandung.
• Proses Negosiasi:
Pendampingan dalam negosiasi, transaksi, dan financial close.
Kontrak kerjasama.
• Manajemen Kontrak:
Penyusunan DED.
Manajemen konstruksi dan supervisi.
Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan KPS.
64
Peluang Usaha Jasa (2)
• Penguatan Kelembagaan:
Capacity Building
Studi Pengembangan Kelembagaan
Contoh: Studi Pembentukan P3CU dan P3 Nodes.
66
TERIMA KASIH
67