Pestisida Usu
Pestisida Usu
TINJAUAN PUSTAKA
masyarakat Indonesia, beras yang diolah menjadi nasi merupakan makanan pokok
sebagai komoditi yang paling pas untuk mencukupi kebutuhan zat gizi terutama
karbohidrat sebagai sumber energi utama. Untuk itulah pemerintah selalu mengontrol
364 kal per 100 g bahan. Karbohidrat menyediakan energi untuk fungsi tubuh dan
aktivitas dengan mensuplai kalori. Ini terjadi melalui perubahan karbohidrat menjadi
glukosa (gula darah). Karbohidrat disimpan di hati dan otot sebagai glikogen. Tubuh
merubah glikogen di hati menjadi glukosa untuk dilepaskan ke aliran darah saat
menyebab kematian paling besar: Penyakit jantung koroner, stroke, diabetes, kanker
harian berasal dari karbohidrat, kurang dari 15% total kalori berasal dari karbohidrat
Ada beberpa jenis varietas beras yang cukup sering kita jumpai di pasar ataupun
di lahan pertanian yang sedang di tanam oleh petani, diantara beberapa jenis varietas
1. Beras IR 64
Beras IR 64 adalah jenis beras yang berasal dari varietas padi yang memiliki
umur 115-120 hari, tinggi tanaman 90-100 cm, mutu beras baik, tahan hama
2. Beras santana
Beras santana adalah beras yang berasal dari varietas padi yang mempunyai
umur 115-125 hari, tahan terhadap hama dan penyakit WCK biotipe 1,2 dan
3. Beras IR 66
Beras IR66 adalah beras yang berasal dari varietas padi yang mempunyai
umur 110-120 hari tahan terhadap hama dan penyakit WCK biotipe 1,2,3,
4. Beras Siherang
Beras Siherang ialah beras yang berasal dari varietas padi yang memiliki umur
116-125 hari, tahan terhadap hama dan penyakit WCK biotipe 2,3 dan HDB
lalu (2.500 SM) yaitu pemanfaatan asap sulfur untuk mengendalikan tungau di
Sumeria. Sedangkan penggunaan bahan kimia beracun seperti arsenic, mercury dan
serbuk timah diketahui mulai digunakan untuk memberantas serangga pada abad ke-
15. Kemudian pada abad ke-17 nikotin sulfate yang diekstrak dari tembakau mulai
digunakan sebagai insektisida. Pada abad ke-19 diintroduksi dua jenis pestisida alami
yaitu, pyretrum yang diekstrak dari chrysanthemum dan rotenon yang diekstrak dari
Pada tahun 1874 Othmar Zeidler adalah orang yang pertama kali mensintesis
ditemukan oleh ahli kimia Swiss, Paul Hermann Muller pada tahun 1939 yang dengan
penemuannya ini dia dianugrahi hadiah nobel dalam bidang Physiology atau
Medicine pada tahun 1948 (NobelPrize.org). Pada tahun 1940an mulai dilakukan
produksi pestisida sintetik dalam jumlah besar dan diaplikasikan secara luas (Weir,
1998).
aloera pestisida (Murphy, 2005). Penggunaan pestisida terus meningkat lebih dari 50
kali lipat semenjak tahun 1950, dan sekarang sekitar 2,5 juta ton pestisida ini
digunakan setiap tahunnya. Dari seluruh pestisida yang diproduksi di seluruh dunia
sampai akhir tahun 1960-an adalah pestisida dari golongan hidrokarbon berklor
pestisida-pestisida fosfat organik seperti paration, OMPA, TEPP pada masa lampau
tidak perlu dikhawatirkan, karena walaupun bahan-bahan ini sangat beracun (racun
akut), akan tetapi pestisida-pestisida tersebut sangat mudah terurai dan tidak
mempunyai efek residu yang menahun. Hal penting yang masih perlu diperhatikan
masa kini ialah dampak penggunaan hidrokarbon berklor pada masa lampau
Pestisida berasal dari kata pest yang berarti hama dan sida berasal dari kata
pembunuh hama. Menurut Food Agriculture Organization (FAO) 1986 dan peraturan
pemerintah RI No. 7 tahun 1973, Pestisida adalah campuran bahan kimia yang
Pestisida juga didefinisikan sebagai zat atau senyawa kimia, zat pengatur
tubuh atau perangsang tumbuh, bahan lain, serta mikroorganisme atau virus yang
menyatakan pestisida sebagai zat atau campuran zat yang digunakan untuk mencegah,
memusnahkan, menolak, atau memusuhi hama dalam bentuk hewan, tanaman, dan
a. Butiran (Granule=G)
b. Tepung (Dust=D)
Merupakan tepung sangat halus dengan kandungan bahan aktif 1-2% yang
Mipcin 50 WP
dapat digunakan setelah dilarutkan dalam air. Larutannya berwarna putih susu
tapi berwarna coklat jernih yang cara penggunaanya disemprotkan dengan alat
penyemprot
b. Penetrasi dalam
c. Sistemik
Pestisida ini mudah diserap melalui daun, batang akar, dan bagian lain dari
a. Pestisida Sintetik, yaitu pestisida yang diperoleh dari hasil sintesa kimia,
d. Pestisida Alami, yaitu pestisida yang berasal dari bahan alami, contohnya
golongan yaitu:
a. Pestisida Kontak
Mipcin 50 WP
b. Pestisida Sisitemik
sampai ke akarnya.
c. Pestisida Lambung
yaitu pestisida yang mempunyai daya bunuh setelah jasad sasaran makanan
d. Pestisida pernapasan
Dapat membunuh hama yang menghisap gas yang berasal dari pestisida
(Sudarmo, 1991).
Menurut Untung (1993), dari banyaknya jenis jasad penggangu yang bisa
a. Insektisida
Insektisida adalah bahan yang mengandung senyawa kimia beracun yang bisa
b. Fungisida
Fungisida adalah bahan yang mengandung senyawa kimia beracun dan bisa
c. Bakterisida
Bakterisida adalah senyawa yang mengandung bahan aktif beracun yang bisa
membunuh bakteri.
d. Nematisida
e. Akarisida
Akarisida atau sering juga disebut dengan mitisida adalah bahan yang
g. Moluskida
siput setengah telanjang, sumpit, bekicot, serta trisipan yang banyak terdapat
di tambak.
h. Herbisida
i. Pestisida lain
Selain beberapa jenis pestisida di atas masih banyak jenis pestisida lain.
ini insektisida merupakan jenis pestisida yang paling banyak digunakan (Soemirat,
2005).
1. Senyawa Organofospat
Racun ini merupakan penghambat yang kuat dari enzim cholinesterase pada
Bahan tersebut digunakan untuk gas syaraf sesuai dengan tujuannya sebagai
(TEPP), parathion dan schordan yang sangat efektif sebagai insektisida tetapi juga
yang paten terhadap insekta tetapi kurang toksik terhadap manusia (misalnya :
malathion).
lainnya dan sering menyebabkan keracunan pada orang. Termakan hanya dalam
(Yusniati, 2008).
2. Senyawa Organoklorin
Dari golongan ini paling jelas pengaruh fisiologisnya seperti yang ditunjukkan
pada susunan syaraf pusat, senyawa ini berakumulasi pada jaringan lemak.
3. Senyawa Arsenat
Pada keadaan keracunan akut ini menimbulkan gastroentritis dan diarhoe yang
4. Senyawa Karbamat
senyawa organofospat
5. Piretroid
Piretroid merupakan senyawa kimia yang meniru struktur kimia (analog) dari
piretrin. Piretrin sendiri merupakan zat kimia yang bersifat insektisida yang terdapat
dalam piretrum, kumpulan senyawa yang di ekstrak dari bunga semacam krisan
relatif sedikit, spektrum pengendaliannya luas, tidak persisiten, dan memiliki efek
melumpuhkan yang sangat baik. Namun karena sifatnya yang kurang atau tidak
selektif, banyak piretroid yang tidak cocok untuk program pengendalian hama
untuk menjamin pestisida tersebut mencapai jasad sasaran yang dimaksud, selain juga
oleh faktor jenis dosis, dan saat aplikasi yang tepat. Dengan kata lain tidak ada
pestisida yang dapat berfungsi dengan baik kecuali bila diaplikasikan dengan tepat.
yang semaksimal mungkin terhadap sasaran yang ditentukan pada saat yang tepat,
dengan liputan hasil semprotan yang merata dari jumlah pestisida yang telah
semprotan pada sasaran yang dapat berupa tanaman, serangga, gulma, ataupun
sasaran buatan tertentu, seperti kertas peka (sintetik paper) dan kaca slide (Oka,
1995).
Untuk setiap jumlah larutan pestisida yang disemprotkan, jumlah droplet per
satuan luas akan berhubungan erat dengan ukuran droplet tersebut. Semakin banyak
jumlah droplet per satuan luas, akan semakin kecil ukuran droplet tersebut.
Sebaliknya semakin sedikit jumlah droplet per satuan luas, akan semakin besar
Wudianto (1999), adapun cara pemakaian pestisida yang sering dilakukan oleh
Biasanya digunakan 100-200 liter eceran insektisida per ha. Paling banyak adalah
1000 liter per ha sedangkan yang paling kecil 1 liter per ha seperti dalam ULV.
2. Dusting : untuk hama rayap kayu kering cryptothermes, dusting sangat efisien
bila dapat mencapai koloni karena racun dapat menyebar sendiri melalui efek
prilaku trofalaksis.
3. Penuangan atau penyiraman (pour on) : Misalnya untuk membunuh sarang semut,
4. Injeksi batang : Dengan insektisida sisitemik bagi hama batang, daun, dan
penggerek.
biasanya dinyatakan dalam berat/volume (di Amerika Serikat dan Inggris). Bahan-
bahan lain yang tidak aktif yang dicampurkan dalam pestisida yang telah di formulasi
dapat berupa:
1. Solvent adalah bahan cair telarut mis: alkohol, minyak tanah, xyline dan air.
Biasanya bahan terlarut ini telah diberi deodorant (bahan penghilang bau tidak
enak baik yang berasal dari pelarut maupun dari bahan aktif).
bahan itu sendiri mungkin tidak beracun, seperti sesamin (berasal dari biji wijen),
Dosis adalah jumlah pestisida dalam liter atau kilogram yang digunakan untuk
mengendalikan hama tiap satuan luas tertentu atau tiap tanaman yang dilakukan
dalam satu aplikasi atau lebih. Sementara dosis bahan aktif adalah jumlah bahan aktif
pestisida yang dibutuhkan untuk keperluan satuan luas atau satuan volume larutan.
Besarnya suatu dosis pestisida tergantung dalam label pestisida. Sebagai contoh dosis
insektisida diazinon 60 EC adalah satu liter per ha untuk sekali aplikasi, atau misal
400 liter larutan jadi diazinon 60 EC per ha untuk satu kali aplikasi sedangkan untuk
dosis bahan aktif contohnya sumibas 75 SP dengan dosis 0,75 kg/ha (djojosumarto,
2008).
satu liter air (atau bahan pengencer lainnya) untuk mengendalikan organisme
pengganggu tanaman (OPT) tertentu. Ada tiga macam konsentrasi yang perlu
- Konsentrasi bahan aktif yaitu persentase bahan aktif pestisida dalam larutan yang
air
2.5. Insektisida
Kata insektisida secara harafiah berarti pembunuh serangga yang berasal dari
kata insekta = serangga dan kata lain cida yang berarti pembunuh. Insektisida adalah
alat yang ampuh yang tersedia untuk penggolongan hama, apabila hama sudah
mendekati atau melewati kerusakan ekonomi maka insektida adalah salah satu
pengendali yang dapat diandalkan untuk menghadapi keadaan darurat itu (Wudianto,
1999).
yang beredar di pasaran dan senantiasa digunakan baik yang ditujukan pada hewan,
tumbuhan maupun jasad renik. untuk mengendalikan jenis serangga maupun hewan
dari tanaman (botani) dan bahan alami lainnya, yang terdiri dari :
adalah senyawa yang tidak reaktif, memiliki sifat yang sangat tahan atau
efektif dan persisten. Contoh DDT, aldrin, dieldrin, BHC, endrin, lindane,
terurai dan hilang daya racunnya dari jaringan sehingga tidak terakumulasi
metoprin
dan tidak terlalu menimbulkan efek peracunan pada pemakai, maka pemerintah dan
formulator telah menetapkan dan memberi petunjuk sebagai pedoman umum dalam
penanganan senyawa kimia berbahaya mulai dari pemilihan jenis pestisida, tata cara
berikut :
dengan pasti jenis jasad penggangu yang menyerang tanaman, karena suatu
b. sebelum memilih pestisida bacalah dulu label pada wadah atau pembungkus
oleh pestisida yang berdasarkan keterangan pada label efektif terhadap jasad
yang tersedia, dan aman ntuk keadaan ditempat pestisida itu akan digunakan.
pembungkus asli, dan dengan label resmi yang memuat keterangan lengkap
megenai pestisida itu. Pada label pestisida yang terdaftar senantiasa tercantum
2. Menyimpan Pestisida
a. Simpanlah pestisida dalam wadah atau pembungkus asli yang tertutup rapat
dan tidak bocor atau rusak, dengan label asli dan ketrangan lengkap dan jelas.
b. Simpanlah pestisida dalam lemari atau peti khusus yang dapat dikunci, atau
dalam ruangan khusus yang juga dapat dikunci, sehingga tidak dapat
terjangkau oleh anak-anak, hewan piaraan atau ternak serta jauh dari
c. Sediakan air dan bahan pembersih (sabun atau detergen dan lain-lain), bahan
penyerap pestisida (pasir, kapur, serbuk gergaji atau tanah) sapu, sekop dan
wadah untuk tempat membuang pestisida yang tumpah. Lebih baik apabila
tidaknya wadah pestisida yang bocor atau pestisida yang rusak (Suma’mur,
1986).
Pada dasarnya semua pestisida adalah racun (toksin) yang berbahaya juga
bagi manusia, hewan piaraan, ikan, dan makhluk hidup lain yang bukan sasarannya.
Pestisida yang berbentuk gas dan tepung sangat berbahaya melalui pernapasan,
1977). Oleh karana itu untuk mengurangi resiko keracunan, perlu diperhatikan
beberapa hal :
d. Selama menyemprot jangan mengusap mata atau mulut dengan tangan. Cuci
tangan dan mandi dengan sabun setelah bekerja dan gantilah pakain. Pakaian
e. Bila selama menyemprot badan terasa kurang sehat, segera hentikan pekejaan
tenggorokan atau minum air garam (1 gelas air + 1 sendok garam dapur)
h. Apabila mata terkena pestisida, cucilah dibawah air mengalir selama lebih
Mengatasi kontaminasi pestisida dapat dilakukan dengan berbagai cara agar tidak
a. Jika rumput, sungai atau saluran air tercemar pestisida, berilah tanda
peringatan di tempat itu agar oarang tidak mengembalakan ternak dan tidak
lebih lanjut.
segera, timbunlah dengan bahan penyerap (pasir, kapur, serbuk gergaji, atau
tanah) kemudian sapu dan tempatkan dalam wadah yang kuat untuk dibuang
dengan cara yang aman. Setelah bahan penyerapa disapu, lantai dibersihkan
tersisa ke dalam wadah yang telah tersedia, pilihlah wadah yang terbuat dari
bahan yang sama seperti wadah aslinya. Berilah label atau keterangan yang
d. Air dan sabun atau detergen umumnya dapat digunakan untuk membersihkan
residu pestisida pada beras, yaitu untuk jenis pestisida khusunya golongan
sebesar 0,5 mg/kg, klorfenvinfos 0,05 mg/kg, fention 0,05 mg/kg, fenitrotion 1
di Jawa Barat dan Jawa Timur dapat diketahui bahwa tomat yang tidak dicuci
mengandung 0,059 mg/kg. Residu insektisida klorfiripos pada beras sebesar 0,417
mg/kg. Dengan demikian bahan pangan yang mengandung residu insektisida ini akan
termakan oleh manusia dan tentunya dapat menimbulkan efek yang berbahaya
Berikut ini adalah gejala kearacunan secara umum yang berkaitan dengan
pestisida, yang mungkin timbul sendiri atau bersama-sama, diantara gejala umum
yang sering kita alami jika mengalami keracunan pestisida yaitu Kelemahan atau
warna. Sementara untuk gejala keracunan pestisida pada mata ditandai dengan Iritasi,
terbakar, air mata berlebihan, kaburnya penglihatan, biji mata mengecil atau
membesar.
akan ditandai dengan mulut dan kerongkongan yang terbakar, air ludah yang
berlebihan, mual, muntah, perut kejang atau sakit, dan mencret. Keracunan pestisida
dapat juga meimbulkan gangguan pada sisitem syaraf yang ditandai dengan gejala
kesulitan bernapas, napas berbunyi, batuk, dada sakit, atau kaku (Weir, 1981).
Apabila masuk kedalam tubuh, baik melalui kulit, mulut, dan saluran
enzim dalam darah yang berfungsi mengatur bekerjanya syaraf, yaitu kholinesterase.
tugasnya sehingga syaraf dalam tubuh terus menerus mengirimkan perintah kepada
dari keracunan pestisida organofosfat adalah pupil atau celah iris mata menyempit
sehingga penglihatan menjadi kabur, mata berair, mulut berbusa, atau mengeluarkan
banyak air liur, sakit kepala, rasa pusing, berkeringat banyak, detak jantung yang
cepat, mual, muntah-muntah, kejang pada perut, mencret sukar bernapas, otot-otot
Pestisida sebagai salah satu agen pencemar ke dalam lingkungan baik melalui
udara, air maupun tanah dapat berakibat langsung terhadap komunitas hewan,
beberapa proses baik pada tataran permukaan tanah maupun bawah permukaan
bioakumulasi oleh tanaman, proses reabsorbsi oleh akar serta masuk langsung
pestisida melalui infiltrasi aliran tanah. Gejala ini akan mempengaruhi kandungan
bahan pada sistem air tanah hingga proses pencucian zat pada tahap penguraian baik
tanah baik setempat maupun secara region dengan berkelanjutan. Apabila proses
pemurnian unsur-unsur residu pestisida berjalan dengan baik dan tervalidasi hingga
aman pada wadah-wadah penampungan air tanah, misal sumber mata air, sumur
resapan dan sumur gali untuk kemudian dikonsumsi oleh penduduk, maka fenomena
pestisida ke dalam lingkungan bisa dikatakan aman. Namun demikian jika proses
lingkungan Aliran permukaan seperti sungai, danau dan waduk yang tercemar
pestisida akan mengalami proses dekomposisi bahan pencemar. Dan pada tingkat
terhadap badan air dan tumbuhan. Selain pada itu masuknya pestisda diudara
tanah biasanya terlihat pada tingkat kejenuhan karena tingginya kandungan pestisida
persatuan volume tanah. Unsur-unsur hara alami pada tanah makin terdesak dan sulit
melakukan regenerasi hingga mengakibatkan tanah masam dan tidak produktif (Frank
C. Lu, 1995)
Pemeriksaan
Laboratorium SNI No. 7313 :2008
tentang BMR Pada
Hasil Pertanian
Karakteristik Petani :
- Umur
- Jenis Kelamin Memenuhi
- Pendidikan Residu Pestisida Pada Syarat
Beras :
- IR 64
- Seherang Ada Residu
- IR 46
Aplikasi Pestisida : - Santana
- Jenis Pestisida Tidak
- Sendang Sri
- Jenis Varietas Memenuhi
- Dosis Syarat
- Jumlah
Penyemprotan
- Penyemprotan
Terakhir
Sebelum Panen