Anda di halaman 1dari 15

Biografi Tokoh

Sigmund Freud (6 Mei 1856 – 23 September 1939) adalah seorang neurolog


Austria dan pendiri aliran psikoanalisis dalam psikologi, gerakan yang memopulerkan
teori bahwa motif tak sadar mengendalikan sebagian besar perilaku. Selain itu ia juga
memberikan pernyataan pada awalnya bahwa prilaku manusia didasari pada hasrat
seksualitas pada awalnya (eros) yang pada awalnya dirasakan oleh manusia semenjak
kecil dari Ibunya. Pengalaman seksual dari Ibu, seperti menyusui, selanjutnya
mengalami perkembangannya atau tersublimasi hingga memunculkan berbagai prilaku
lain yang disesuaikan dengan aturan norma masyarakat atau norma Ayah. Namun dalam
perjalanannya setelah kolega kerjanya Alferd Adler, mengungkapkan adanya insting
mati didalam diri manusia, walaupun Freud pada awalnya menolak pernyataan Adler
tersebut dengan menyangkalnya habis-habisan, namun pada akhirnya Freudpun
mensejajarkan atau tidak menunggalkan insting seksual saja yang ada didalam diri
manusia, namun disandingkan dengan insting mati (Thanatos). Walaupun begitu dia
tidak pernah menyinggung asal teori tersebut sebetulnya dikemukakan oleh Adler awal
mulanya.

Freud tertarik dan belajar hipnotis di Perancis, lalu menggunakannya untuk


membantu penderita penyakit mental. Freud kemudian meninggalkan hipnotis setelah ia
berhasil menggunakan metode baru untuk menyembuhkan penderita tekanan Psikologis
yaitu Asosiasi bebas dan analisis mimpi. Dasar terciptanya metode tersebut adalah dari
konsep alam bawah sadar, asosiasi bebas adalah metode yang digunakan untuk
mengungkap masalah-masalah yang ditekan oleh diri seseorang namun terus
mendorong keluar secara tidak disadari hingga menimbulkan permasalahan. Sedangkan
Analisis Mimpi, digunakan oleh Freud dari pemahamannya bahwa mimpi merupakan
pesan alam bawah sadar yang abstrak terhadap alam sadar, pesan-pesan ini berisi
keinginan, ketakutan dan berbagai macam aktifitas emosi lain, hingga aktifitas emosi
yang sama sekali tidak disadari. Sehingga metode Analisis Mimpi dapat digunakan
untuk mengungkap pesan bawah sadar atau permasalahan terpendam, baik berupa
hasrat, ketakutan, kekhawatiran, kemarahan yang tidak disadari karena ditekan oleh
seseorang. Ketika hal masalah-masalah alam bawah sadar ini telah berhasil di-ungkap,
maka untuk penyelesaian selanjutnya akan lebih mudah untuk diselesaikan.
Hal-hal ini dilakukan untuk mengembangkan sesuatu yang kini dikenal sebagai
“obat dengan berbicara”. Hal-hal ini menjadi unsur inti psikoanalisis. Freud terutama
tertarik pada kondisi yang dulu disebut histeria dan sekarang disebut sindrom konversi.

Teori-teori Freud, dan caranya mengobati pasien, menimbulkan kontroversi di


Wina abad kesembilan belas, dan masih diperdebatkan sengit di masa kini. Gagasan
Freud biasanya dibahas dan dianalisis sebagai karya sastra, filsafat, dan budaya umum,
selain sebagai debat yang berterusan sebagai risalah ilmiah dan kedokteran ini.

Buku pertamanya  “The Interpretasi of Dreams” tahun 1990, Freud


menunjukkan bagaimana mimpi-mimpinya sendiri ia telaah dan ia tafsirkan, sehingga
daripadanya ia memperoleh bahan yang berharga untuk memahami kehidupan psikis.
Buku selanjutnya, Introductory Lecture on Psycho-analysis (1920), The Ego And The Id
(1923), Future of an Illusion (1927), civilization and Its Discontents (1930), new
introdutory lecture psycho-analysis (1940).

Teori dan praktek psikoanalitik dibagi menjadi 5 bagian, yaitu :

1. Kehidupan mental individu menjadi bisa dipahami, dan pemahaman


terhadap sifat manusia bisa diterapkan pada setiap individu.
2. Tingkah laku individu dipengaruhi oleh faktor-faktor tak sadar.
3. Perkembangan pada masa dini (anak-anak) memiliki pengaruh yang kuat
terhadap kepribadian di masa dewasa.
4. Teori psikoanalitik menyediakan kerangka kerja yang berharga untuk
memahami cara-cara yang digunakan oleh individu dalam mengatasi
kecemasan dengan mengandaikan adanya mekanisme-mekanisme yang
bekerja untuk menghindari respon dari kecemasan tersebut.
5. Pendekatan psikoanalitik telah memberikan cara-cara mencari
keterangan dari ketidaksadaran individu melalui analisis mimpi,
resistensi-resistensi, dan transferensi-transferensi.
(Corey, 2009; 13-14)
Tujuan dari psikoanalisa :

1. Memberitahukan kepada klien tentang defence mechanism ego yang


klien miliki, agar klien menjadi individu yang mudah beradaptasi dan
mempunyai pendirian yang matang.
2. Menafsirkan mimpi-mimpi yang dimiliki klien melalui simbol-simbol
yang diberikan kepada klien, hal tersebut terjadi tanpa disadari oleh
klien.
3. Melakukan analisis transferensi pada klien agar klien dapat
memunculkan kejadian-kejadian yang dialaminya saat 5 tahun pertama
kehidupannya.
4. Mengembangkan kapasitas untuk melakukan hubungan intim secara
sehat dan memberikan penghargaan kepada klien.
5. Dapat mengurangi rasa perfeksionisme, kekakuan, dan hukuman dari
superego yang dimiliki klien.

Struktur Kepribadian

Menurut pandangan psikoanalitik, struktur terdiri dari tiga sistem, yaitu :

1. Id (Das Es), yaitu aspek biologis.


2. Ego (Das Ich), yaitu aspek psikologis.
3. Superego (Das Ueber Ich), yaitu aspek sosiologis.

Id adalah struktur kepribadian yang dimiliki setiap individu sejak mereka lahir. Id
merupakan tempat bersemayamnya naluri-naluri. Id bersifat tidak sadar, tidak logis,
amoral, dan didorong oleh suatu kepentingan, seperti : memuaskan kebutuhan-
kebutuhan naluriah sesuai dengan asas kesenangan. Id tidak pernah matang dan
selalu menjadi anak manja dari kepribadian, tidak berpikir, dan hanya menginginkan
sesuatu atau bertindak tanpa memikirkan sebab dan akibatnya.

Ego adalah struktur kepribadian yang dimiliki setiap individu untuk menghadapi
tuntutan realitas. Ego dapat juga disebut sebagai “cabang eksekutif” dari
kepribadian. Cabang eksekutif maksudnya adalah saat individu membuat suatu
keputusan, maka keputusan yang diambil oleh individu tersebut bersifat rasional dan
menggunakan pikiran logis tetapi tidak memiliki moralitas.

Superego adalah sturktur kepribadian yang merupakan cabang moral dari


kepribadian. Superego akan menimbang apakah sesuatu itu benar atau salah.
Superego biasa kita sebut dengan “hati nurani” kita.

Pandangan Tentang Sifat Manusia

Pandangan Freudian tentang sifat manusia pada dasarnya pesimistik,


deterministic,mekanistik, dan reduksionistik. Menurut Freud, manusia dideterminasi
oleh kekuatan-kekuatan irasional, motivasi-motivasi tidak sadar,kebutuhan-kebutuhan
dan dorongan biologis dan naluriah, dan oleh peristiwa-peristiwa yang terjadi selama
lima tahun pertama kehidupan.

Kesadaran dan Ketidaksadaran

· Mimpi-mimpi, yang merupakan representasi-representasi simbolik dari


kebutuhan-kebutuhan, hasrat-hasrat ,dan konflik-konflik tak sadar.

· Salah ucap atau lupa, misalnya terhadap nama yang dikenal.

· Sugesti-sugesti pascahipnotik.

· Bahan-bahan yang berasal dari teknik-teknik asosiasi bebas.

· Bahan-bahan yang berasal dari teknik-teknik proyektif.

Kecemasan

· Kecemasan realistis, adalah ketakutan terhadap bahaya dari dunia eksternal, dan
taraf kecemasannya sesuai dengan derajat ancaman yang ada.

· Kecemasan neurotic adalah ketakutan terhadap tidak terkendalinyanaluri-naluri


yang menyebabkan seseorang melakukan suatu tindakan yang bias
mendatangkan hukuman baginya.

· Kecemasan moral, adalah ketakutan terhadap hati nurani sendiri.


Perilaku Bermasalah

Mekanisme pertahanan diri merupakan jalan pintas individu mengatasi


kecemasannya. Mekanisme pertahanan diri ini bukan jalan penyelesaian yang tepat
terhadap masalah yang dihadapi. Mekanisme pertahanan diri boleh dilakukan oleh
individu, tetapi jika telah menjadi kecenderungan individu setiap mengalami masalah
atau kegagalan memenuhi keinginannya dan selalu puas dengan cara ini maka akan
menjadi dan merupakan perilaku yang salah dalam penyesuaian diri yang dalam jangka
panjang dapat membentuk perilaku abnormal.

Dalam psikoanalisis klasik ada dua factor yang menyebabkan perilaku


abnormal, yaitu :

1. Dinamika yang tidak efektif antara id, ego, dan superego

Dinamika yang tidak efektif antar id, ego, dan superego ditandai oleh ketidakmampuan
ego mengendalikan keinginan-keinginan dan tuntutan moral. Ketidakmampuan
pengendalian ini dimungkinkan dalam bentuk ego selalu mengikuti dorongan-
dorongannya dan mengabaikan tuntutan moral, atau sebalikanya ego selalu
mempertahankan kata hatinya tanpa menyalurkan keinginan atau kebutuhan.
Ketidakseimbangan ini menimbulkan perilaku yang salah.

2. Diperoleh melalui proses belajar sejak kecil

Sepanjang hidup individu pada dasarnya terjadi proses dinamika id, ego, dan superego.
Dalam pandangan Freud, pengalaman masa kanak-kanak sangat mempengaruhi pola
kehidupan hingga dewasa. Jika sejak masa kanak-kanak selalu menekan (represi)
pengalaman-pengalamannya dan dimasukkan ke dalam alam bawah sadar maka pada
suatu saat pengalaman itu akan dimunculkan ke alam sadar. Saat itulah penyesuaian
yang salah dapat muncul pada individu.

Jika individu dapat menyalurkan keinginan-keinginannya secara wajar, yaitu


masih berada dalam pengendalian ego yang rasional dan sesuai dengan realitasnya,
maka gangguan tidak akan terjadi, anak akan menjadi sehat
Mekanisme-mekanisme Pertahanan Ego

· Penyangkalan adalah pertahan melawan kecemasan dengan “menutup mata”


terhadap keberadaan kenyataan yang mengancam.

· Proyeksi adalah mengalamtkan sifat-sifat tertentu yang tidak bias diterima oleh
ego kepada orang lain.

· Fiksasi adalah menjadi “terpaku” pada tahap-tahap perkembangan yang lebih


awal karena mengambil langkah-langkah ketahap selanjutnya bias menimbulkan
kecemasan.

· Regresi adalah melangkah mundur ke fase perkembangan yang lebih awal yang
tuntutannya tidak terlalu besar.

· Rasionalisasi adalah menciptakan alas an-alasan yang “baik” guna menghindari


ego dari cedera , memalsukan diri sehingga kenyataan yang mengecewakan
menjadi tidak begitu menyakitkan.

· Sublimasi adalah menggunakan jalan kelur yang lebih tinggi atau yang secara
social lebih dapat diterima bagi dorongan-dorongannya.

· Displacement adalah mengarahkan energi kepada objek atau orang lain apabila
objek asal atau orang yang sesungguhnya.

· Represi adalah melupakan isi kesadaran yang traumatis atau bias


membangkitkan kecemasan, dorongan kenyataan yang bias diterima
ketaksadaran .

· Formasi reaksi adalah melakukan tindakan yang berlawanan dengan hasrat-


hasrat tak sadar , jika perasaan yang lebih dalam menimbulkan ancaman, maka
seseorang akan menampilkan tingkah laku yang berlawanan guna menyangkal
perasaan yang bias menimbulkan ancaman itu.
Perkembangan Kepribadian

Pentingnya perkembangan awal

Pemahaman pandangan psikoanalitik tentang perkembangan adalah hal yang


esensial jika seorang konselor menangani seorana klien:

1. Ketidakmampuan menaruh kepercayaan pada diri sendiri dan pada orang lain,
keyakutan untuk mencintai dan untuk membentuk hubungan yang intim dan
rendahnya rasa harga diri

2. Ketidakmampuan mengakui dan mengungkapkan perasaan benci dan marah,


penyangkalan terhadap kekuatan sendiri sebagai pribadi dan kekurangan
perasaan otonom

3. Ketidakmampuan menerima sepenuhnya seksualitas dan perasaan seksual diri


sendiri, kesulitan untuk menerima diri sendiri sebagai pria dan wanita ,dan
kekuatan terhadap seksualitas.

· Tahun pertama kehidupan: fase oral

Tugas utama adalah memperoleh rasa percaya kepada orang lain, kepada dunia, dan
kepada diri sendiri.

· Usia satu tahun sampai tiga tahun: fase anal

Tugas yang harus diselesaikan selama fase ini adalah belajar mandiri, memiliki
kekuatan pribadi dan otonomi, serta belajar bagaimana mengakui dan menangani
perasaan-perasaan negative.

· Usia tiga sampai lima tahun: fase falik

Fase falik adalah periode perkembangan hati nurani, suatu masa ketika anak-anak
belajar mengenal standar-standar moral.

Tujuan Konseling
Secara umum tujuan konseling adalah mengubah perilaku dalam pengertian
yang sangat luas. Dalam pandangan psikoanalisis, tujuan konseling agar individu
mengetahui ego dan memiliki ego yang kuat (ego strength). Hal ini berarti bahwa
konseling akan menempatkan ego pada tempat yang benar yaitu sebagai pihak yang
mampu memilih secara rasional dan menjadi mediator antara id dan superego (Cottone,
1992).

 Menolong individu mendapatkan pengertian yang terus menerus dari pada


mekanisme penyesuaian diri mereka sendiri
 Membentuk kembali struktur kepribadian klien dengan jalan mengembalikan
hal-hal yang tak disadari menjadi sadar kembali, dengan menitikberatkan pada
pemahaman dan pengenalan pengalaman-pengalaman masa anak-anak, terutama
usia 2-5 tahun, untuk ditata, disikusikan, dianalisis dan ditafsirkan sehingga
kepribadian klien bisa direkonstruksi lagi.

Ego yang kuat adalah ego yang efektif dalam menghubungkan dan menemukan
kepuasan dari pengaruh-pengaruh libido dari id dan pada saat yang sama sesuai
standard moral yang realistis. Strength ego juga bermakna kemampuan
mengintegrasikan yang dicapai ego, id dan superego, tanpa ada konflik dan usaha
represi.

Tujuan ini secara lebih rinci dikemukan oleh Nelson- Jones (1982:100) dalam
tiga hal, yaitu :

1. Bebas dari impuls


2. Memperkuat realitas atas dasar fungsi ego
3. Mengganti superego sebagai realitas kemanusiaan dan bukan sebagai hukuman
standard moral

Berangkat dari tujuan-tujuan yang dikemukakan di atas, dapat disimpulkan


bahwa konseling dalam pandangan psikoanalisis lebih sebagai proses reedukasi
terhadap ego, dari yang sebelumnya terus tunduk pada impuls-impuls atau hukuman
kode moralnya, menjadi lebih memiliki kekuatan ego.
Hubungan Konseling

Prochaska (1984) mengemukakan bahwa dalam konseling psikoanalisis terdapat


dua bagian hubungan klien dengan konselor. Kedua hubungan itu adalah melakukan
aliansi (working alliance) dan transfererensi (transference).

Aliansi merupakan prakondisi untuk terjadinya keberhasilan konselor, sejak


sikap rasional ini diberikan klien untuk percaya dan bekerjasama dengan konselor.
Kemudian transferensi sebagai upaya analisis konselor dalam membantu kliennya
membedakan antara khayalan dengan realitas tentang orang-orang yang telah
menguasainya (significant others).

Dalam hubungan ini, konselor perlu membangun hubungan hangat dengan


kliennya dan perhatian sepenuhnya, untuk terus menjaga kepercayaan klien kepada
konselornya.

Deskripsi Proses Konseling

1. Fungsi konselor

 Konselor berfungsi sebagai penafsir dan penganalisis


 Konselor bersikap anonim, artinya konselor berusaha tak dikenal klien, dan
bertindak sedikit sekali memperlihatkan perasaan dan pengalamannya, sehingga
klien dengan mudah dapat memantulkan perasaannya untuk dijadikan sebagai
bahan analisis.

2. Langkah-langkah yang ditempuh :

 Menciptakan hubungan kerja dengan klien


 Tahap krisis bagi klien yaitu kesukaran dalam mengemukakan masalahnya dan
melakukan transferensi.
 Tilikan terhadap masa lalu klien terutama pada masa kanak-kanaknya
 Pengembangan reesitensi untuk pemahaman diri
 Pengembangan hubungan transferensi klien dengan konselor.
 Melanjutkan lagi hal-hal yang resistensi.
 Menutup wawancara konseling

Proses konseling

Tujuan konseling psikoanalitik adalah membentuk kembali struktur karakter


individu dengan membuat yang tidak sadar menjadi sadar dalam diri klien.

a. Proses konseling dipusatkan pada usaha menghayati kembali pengalaman-


pengalaman masa kanak-kanak. Pengalaman masa lampau ditata, didiskusikan,
dianalisa dan ditafsirkan dengan tujuan untuk merekonstruksi kepribadian.

b. Konseling analitik menekankan dimensi afektif dalam membuat pemahaman


ketidak sadaran.

c. Tilikan dan pemahaman intelektual sangat penting, tetapi yang lebih adalah
mengasosiasikan antara perasaan dan ingatan dengan pemahaman diri.

d. Satu karakteristik konseling psikonalisa adalah bahwa terapi atau analisis


bersikap anonim (tak dikenal) dan bertindak sangat sedikit menunjukkan
perasaan dan pengalamannya, sehingga dengan demikian klien akan
memantulkan perasaannya kepada konselor. Proyeksi klien merupakan bahan
terapi yang ditafsirkan dan dianalisia.

e. Konselor harus membangun hunbungan kerja sama dengan klien kemudian


melakukan serangkaian kegiatan mendengarkan dan menafsirkan.

f. Menata proses terapeutik yang demikian dalam konteks pemahaman struktur


kepribadian dan psikodinamika memungkinkan konselor merumuskan masalah
klien secara sesungguhnya. Konselor mengajari klien memaknai proses ini
sehingga klien memperoleh tilikan mengenai masalahnya.

g. Klien harus menyanggupi dirinya sendiri untuk melakukan proses terapi dalam
jangka panjang. Setiap pertemuan biasa berlangsung satu jam.

h. Setelah beberapa kali pertemuan kemudian klien melakukan kegiatan asosiasi


bebas. Yaitu klien mengatakan apa saja ynag terlintas dalam pikirannya.
Tahapan Konseling

Arlow mengemukakan bahwa konseling dilaksanakan melalui 4 tahap, yaitu :

1. Tahap Pembukaan
Terjadi pada permulaan interview hingga masalah klien ditetapkan. terdapat dua
bagian, yaitu (1) Disepakati tentang struktur situasi analisis yang menyangkut
tanggung jaawab konselor dan klien. (2) Dimulai dengan klien menyimpulkan
posisinya, sementara konselor terus mempelajari dan memahami dinamika
konflik-konflik ketidaksadaran yang dialami klien.

2. Pengembangan Transferensi
Pada fase ini perasaan klien mulai ditujukan kepada konselor, yang dianggap
sebagai orang yang telah menguasainya di masa lalunya (significant figure
person). Pada tahap ini konselor harus menjaga jangan sampai terjadi
kontratransferensi, yaitu transferensi balik yang dilakukan konselor kepada klien
karena konselor memiliki perasaan-perasaan yang tidak terpecahkan

3. Bekerja Melalui Transferensi


Tahap ini mencakup mendalami pemecahan dan pengertian klien sebagai orang
yang terus melakukan transferensi. Tahap ini dapat tumpang tindih dengan tahap
sebelumnya, hanya saja transferensi terus berlangsung, dan konselor berusaha
memahami tentang dinamika kepribadian kliennya.

4. Resolusi Transferensi
Tujuan pada tahap ini adalah memecahkan perilaku neurotik klien yang
ditunjukkan kepada konselor sepanjang hubungan konseling. Konselor juga
mulai mengembangkan hubungan yang dapat meningkatkan kemandirian pada
klien dan menghindari adanya ketergantungan klien kepada konselornya.
Teknik Konseling

Teknik-teknik spesifik ini tidak biasa dilakukan dalam hubungan konseling, tetapi
lebih banyak digunakan dalam psikoterapi dalam membantu pasien yang mengalami
psikopatologis. Teknik spesifik yang digunakan Freud dalam psikoterapi adalah :

 Asosiasi bebas
Yaitu mengupayakan klien untuk menjernihkan atau mengikis alam pikirannya
dari alam pengalaman dan pemikiran sehari-hari sekarang, sehingga klien mudah
mengungkapkan pengalaman masa lalunya. Klien diminta mengutarakan apa
saja yang terlintas dalam pikirannya. Tujuan teknik ini adalah agar klien
mengungkapkan pengalaman masa lalu dan menghentikan emosi-emosi yang
berhubungan dengan pengalaman traumatik masa lalu. Hal ini disebut juga
katarsis.
 Analisis mimpi
Klien diminta untuk mengungkapkan tentang berbagai kejadian dalam mimpinya
dan konselor berusaha untuk menganalisisnya. Teknik ini digunakan untuk
menilik masalah-masalah yang belum terpecahkan. Proses terjadinya mimpi
adalah karena pada waktu tidur pertahanan ego menjadi lemah dan kompleks
yang terdesak pun muncul ke permukaan. Menurut Freud, mimpi ini ditafsirkan
sebagai jalan raya mengekspresikan keinginan-keinginan dan kecemasan yang
tak disadari.
 Interpretasi
Yaitu mengungkap apa yang terkandung di balik apa yang dikatakan klien, baik
dalam asosiasi bebas, mimpi, resistensi, dan transferensi klien. Konselor
menetapkan, menjelaskan dan bahkan mengajar klien tentang makna perilaku
yang termanifestasikan dalam mimpi, asosiasi bebas, resitensi dan transferensi.
 Analisis resistensi
Resistensi berati penolakan, analisis resistensi ditujukan untuk menyadarkan
klien terhadap alasan-alasan terjadinya penolakannya (resistensi). Konselor
meminta perhatian klien untuk menafsirkan resistensi
 Analisis transferensi

Transferensi adalah mengalihkan, bisa berupa perasaan dan harapan masa lalu.
Dalam hal ini, klien diupayakan untuk menghidupkan kembali pengalaman dan
konflik masa lalu terkait dengan cinta, seksualitas, kebencian, kecemasan yang
oleh klien dibawa ke masa sekarang dan dilemparkan ke konselor. Biasanya
klien bisa membenci atau mencintai konselor. Konselor menggunakan sifat-sifat
netral, objektif, anonim, dan pasif agar bisa terungkap tranferensi tersebut.
TUGAS MAKALAH KONSELING

PENDEKATAN PSIKOANALISIS

DISUSUN OLEH:

Marethania I S 110810108

Valdy Lazuardi N 110810163

Hendri Eliyanto 110810166

Danar Mardlotillah 110810168

Pamintoko Teja P 110810176

Arimbi Kaniasih P 110810218

Bunga Permatasari 110810283

Dyota Puspasari 110810296


FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2010

Anda mungkin juga menyukai