Anda di halaman 1dari 19

I.

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Morfologi merupakan cabang dari ilmu bahasa yang mempelajari seluk beluk bentuk kata
dan perubahannya serta dampak dari perubahan itu terhadap arti (makna) dan kelas kata
(Supriyadi, dkk. 1996: 5). Bentuk perubahan itu bisa disebabkan oleh fonem yang satu
bertemu dengan fonem yang lain. Proses itu dinamakan afiksasi yaitu pembubuhan afiks
pada bentuk dasar. Dalam proses ini terlibat unsur-unsur dasar atau bentuk-bentuk dasar afiks
dan makna gramatikal yang dihasilkan. Ada bermacam-macam jenis afiksasi yaitu prefiksasi,
sufiksasi, infiksasi, dan konfiksasi yang kesemuanya memiliki bagian, fungsi dan makna
tertentu.

Buletin merupakan salah satu jenis dari tulisan populer yang dalam isi atau redaksinya
menggunakan kata-kata atau kalimat yang mengandung afiksasi. Berbagai macam jenis dari
afiksasi bisa kita temukan didalamnya baik itu afiksasi, sufiksasi, infiksasi, dan konfiksasi.
Dan kiat juga bisa menganalisis bagaimana makna yang ditimbulkan darinya.

I.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

A. Bagaimana jenis-jenis afiksasi yang ada didalam bulletin LENTERA edisi I bulan
oktober 2010

B. Bagaimana makna dari jenis-jenis afiksasi yang ada didalam bulletin LENTERA edisi I
bulan oktober 2010

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian ini adalah :

A. Mengetahui jenis-jenis afiksasi yang ada didalam bulletin LENTERA edisi I bulan
oktober 2010

B. Mengetahui makna dari jenis-jenis afiksasi yang ada didalam bulletin LENTERA edisi I
bulan oktober 2010
1
1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini terbagi dua macam yaitu :

a) Manfaat praktis :

Sebagai bahan pengetahuan bagi pengelola Redaksi dan mahasiswa pada umumnya
tentang apa-apa saja afiksasi yang terdapat dalam bulletin LENTERA.

b) Manfaat Teoritis :

Memberikan deskripsi tentang apa-apa dan penggunaan afiksasi oleh redaksi bulletin
LENTERA.

II. LANDASAN TEORI

2
II.1 Pengertian Afiksasi

Afiksasi adalah proses pembubuhan afiks pada sebuah dasar atau bentuk dasar. Dalam
proses ini terlibat unsur-unsur (1) dasar atau bentuk dasar, (2) afik, (3) makna gratikal yang
dihasilkan. Proses ini dapat bersifat inflektif dan dapat pula bersifat derivatif (Chaer,1994).

Afiksasi atau pengimbuhan adalah proses pembentukan kata dengan mengimbuhkan afiks
(imbuhan) pada bentuk dasar yaitu kata yang paling sederhana yang belum memiliki imbuhan,
juga dapat dikelompokkan sebagai bentuk asal (tunggal) dan bentuk dasar (kompleks). Misalnya
mengimbuhahkan ber- pada bentuk dasar komunikasi menjadi berkomunikasi, buat menjadi
berbuat, tanggungjawab menjadi bertanggung jawab, bekas menjadi berbekas, sepeda motor
menjadi bersepeda motor. Pengimbungan meN- pada bentuk dasar coba menjadi mencoba, adu
menjadi mengadu, pertanggungjawabkan menjadi mempertanggungjawabkan.

Afiksasi atau pengimbuhan sangat produktif dalam pembentukan kata, hal tersebut terjadi
karena bahasa indonesia tergolong bahasa bersistem aglutinasi. Sistem aglutinasi adalah proses
dalam pembentukan unsur-unsurnya dilakukan dengan jalan menempelkan atau menambahkan
unsur selainnya.

Afiksasi merupakan unsur yang ditempelkan dalam pembentukan kata dan dalam
lingistik afiksasi bukan merupakan pokok kata melainkan pembentukan pokok kata yang baru.
Sehingga para ahli bahasa merumuskan bahwa, afiks merupakan bentuk terikat yang dapat
ditambahkan pada awal, akhir maupun tengah kata (Richards, 1992). Ahli lain mengatakan,
afiks adalah bentuk terikat yang apabila ditambahkan ke bentuk lain akan mengubah makna
gramatikalnya (Kridalaksan, 1993). Dasar yang dimaksud pada penjelasan tersebut adalah
bentuk apa saja, baik sederhana maupun kompleks yang dapat diberi afiks apapun (Samsuri,
1988).

Afiksasi merupakan nama lain dari morfem terikat. Morfem terikat merupakan kata yang
tidak dapat berdiri sendiri. Sedangkan kata yang dapat berdiri sendiri disebut sebagai morfem
bebas. Morfem bebas merupakan kata dasar yang dapat berdiri sendiri. Kata dasar dapat berupa
kata benda, kata sifat, kata kerja, dll. Penggabungan morfem bebas dan morfem terikat akan
membentuk kata jadian. Afiksasi dalam bahasa Indonesia berfungsi sebagai salah satu
pembentuk makna ataupun kelas kata. Afiks bahasa Indonesia yang bergabung dengan kosakata
3
asing tersebut membentuk kelas kata baru. Contoh afiks yang berfungsi sebagai alat derivasi
dapat dilihat pada kata patch (nomina) yang berpindah menjadi verba dengan prefiks di- menjadi
di-patch. Selain afiks pembentuk verba, ditemukan pula afiks sebagai pembentuk nomina, antara
lain setting-an dan copyannya.

Kombinasi morfem adalah gabungan antara morfem bebas dan morfem terikat atau
morfem bebas dan morfem bebas sebagai bentuk kompleks. Misalnya, kata menembak, kata
tersebut terdiri atas dua unsur langsung, yaitu tembak yang merupakan bentuk bebas, dan meN-
yang merupakan bentuk terikat. Kata tembak disebut bentuk bebas karena kata tersebut bisa
berdiri sendiri pada kata “tembak ayam itu” tembak memiliki makna sendiri dalam gramatikal
kata, sedangkan afiks semuanya disebut dengan bentuk terikat karena tidak dapat berdiri sendiri
dan secara gramatis selalu melekat pada bentuk lain.

2.2 Jenis-Jenis Afiks

Dalam linguistik dikenal bermacam-macam afiks dalam proses pembentukan kata.


Robins (1992) mengatakan, afiks dapat dibagi secara formal menjadi tiga kelas utama sesuai
dengan posisi yang didudukinya dalam hubungannya dengan morfem dasar, yaitu prefiks, infiks,
dan sufiks. Sedangkan dari segi penempatannya, afiks-afiks tersebut dapat dibedakan menjadi
beberapa kelompok. Jenis afiks tersebut adalah sebagai berikut.

1. Prefiks (awalan), yaitu afiks yang diletakkan di depan kata dasar.

Contoh: ber-, meN-, se-, per-, pe-, dan ter-.

2. Infiks (sisipan), yaitu afiks yang diletakkan di dalam bentuk dasar.

Contoh: -el-, -er-, -em-, dan -in-.

3. Sufiks (akhiran), yaitu afiks yang diletakakan di belakang bentuk dasar.

Contoh: -an, -kan, -i.

4. Simulfiks, yaitu afiks yang dimanifestasikan dengan ciri-ciri segmental yang dileburkan pada
bentuk dasar. Dalam bahasa Indonesia, simulfiks dimanifestasikan dengan nasalisasi dari fonem
pertama suatu bentuk dasar, dan fungsinya ialah membentuk verba atau memverbakan nomina,

4
adjektiva, atau kelas kata lainnya. Contoh berikut terdapat dalam bahasa Indonesia nonstandar:
kopi menjadi ngopi, cabit menjadi nyabit, soto menjadi nyoto, santai menjadi nyantai, satai
menjadi nyatai.

5. Konfiks, yaitu afiks yang terdiri atas dua unsur, yaitu di depan dan di belakang bentuk dasar.
Konfik berfungsi sebagai suatu morfem terbagi. Konfiks harus dibedakan dengan kombinasi
afiks (imbuhan gabung). Konfiks adalah satu morfem dengan satu makna gramatikal, sedangkan
kombinasi afiks adalah gabungan dari beberapa morfem.

Greenberg menggunakan istilah ambifiks untuk konfiks. Istilah lain untuk gejala tersebut
adalah sirkumfiks. Istilah dan konsep konfiks sudah lama dikenal dalam linguistik dan pernah
diperkenalkan oleh Knbloch (1961) dan Achmanova (1966) dalam Putrayasa (1998). Contoh
konfiks dalam bahasa Indonesia adalah ke-an, peN-an, per-an, dan ber-an.

Contoh: keadaan yang berasal dari bentuk dasar ada dan mendapat imbuhan ke-an.
Pengiriman, persahabatan, kepandaian, dan berpandangan.

6. Kombinasi afiks (imbuhan gabung), yaitu kombinasi dari dua afiks atau lebih yang bergabung
dengan bentuk dasar. Afiks tersebut bukan jenis afiks khusus dan hanya merupakan gabungan
beberapa afiks yang mempunyai bentuk dan makna gramatikal sendiri, atau dengna kata lain
masing-masing menjaga intensitasnya sendiri, muncul secara bersamaan pada bentuk dasar,
tetapi berasal dari dalam proses yang bertahap atau berlainan

Perhatikan contoh dalam tabel.

Bentuk dasar Afiks Hasil

5
Kenal Sufiks –kan Kenalkan

Kenalkan Prefiks per- Perkenalkan

Perkenalkan Prefiks meN- Memperkenalkan

Kombinasi afiks dalam bahasa Indonesia adalah meN-kan, meN-I, memper-kan, memper-
i, ber-kan, ter-kan, per-kan, peN-an dan se-nya.

7. Suprafiks atau superfiks adalah afiks yang dimanifestasikan dengan ciri-ciri suprasegmental
atau afiks yang berhubungan dengan morfem suprasegmenta. Afiks jenis ini tidak terdapat dalam
bahasa Indonesia.

Afiks jenis ini dapat dijumpai dalam bahasa Batak Toba, misalnya kata guru (nomina) dengan
tekatan pada guru, sedang guru (adjektiva) penekanannya para bagian “ru” saja.

8. Interfiks, yaitu jenis afiks yang muncul di antara dua unsur. Dalam bahasa Indonesia , Interfiks
terdapat dalam kata-kata bentuk baru, misalnya interfiks -n- dan -o- pada gabungan Indonesia
dan logi menjadi Indonesianologi.

9. Transfiks, yaitu jenis infiks yang menyebabkan bentuk dasar menjadi terbagi. Bentuk tersebut
terdapat pada bahasa-bahasa Afro-Asiatika, antara lain bahasa Arab. Misalnya akar ktb dapat
diberi transfiks a-a, l-a, a-l, dan lain sebagainya menjadi katab (ia menulis), kitab (buku), katib
(penulis).

Berdasarkan asalnya, afiks dalam bahasa indonesia dapat dikelompokkan menjadi dua
jenis, yaitu:

1). Afiks asli, yaitu afiks yang bersumber dari bahasa Indonesia. Misalnya, meN-, ber-,
ter-, -el-, -em-, -er-, -I, -kan, dan lainnya.

2). Afiks serapan, yaitu afiks yang bersumber dari bahasa asing ataupun bahasa daerah.
Misalnya, -man, -wan, -isme, -isasi, dan lain-lain.

6
Perhatikan tabel di bawah ini.

Prefiks Infiks Sufiks Kombinasi afiks Komfiks

Asli Serapan Asli Asli Serapan Asli Asli

meN- pra- -el- -an -man me-I ber-an

ke- maha- -em- -i -wan di-i ber-kan

ber- non- -er- -kan -wati me-kan ke-an

di- swa- -nya -a memper- pe-an

peN- tuna- -i diper- per-an

per- inter- -at memper-kan se-nya

ter- anu- -in diper-kan

se- dwi- -isme ber-an

anti- ber-kan

a- ke-an

III. METODE PENELITIAN

III.1 Sumber Penelitian

Penelitian dibuat dengan mengambil sumber dari bulletin LENTERA : dari gelap menuju
terang edisi I bulan oktober 2010.

III.2 Teknik Pengumpulan Data

7
Penelitian dibuat dengan melakukan satu metode penulisan yang berhubungan dengan
masalah yang disajikan yaitu : Metode kepustakaan, penulis menggunakan beberapa buku serta
browsing di internet sebagai acuan, penunjang dan bahan dalam pembuatan makalah ini.

III.3Teknik Analisis Data

1. Mengumpulkan data

Data diambil dari bulletin LENTERA edisi I bulan oktober 2010. Wacana yang dimbil
sebagai bahan penelitian ada 3 yaitu :

A. Ketika Bersih tidak hanya harapan

B. Kebersihan milik semua

C. Bersih VS Kotor

2. Reduksi Data

Data diklasifikasikan berdasarkan jenis-jenis afiksasi yaitu :

A. Prefiks,sebuah kata masuk dalam golongan prefix apabila pembubuhan afiks terletak
dimuka bentuk dasar.

B. Sufiks,sebuah kata masuk dalam golongan sufiks apabila pembubuhan afiks terletak
dibelakang bentuk dasar.

C. Konfiks, sebuah kata masuk dalam golongan konfiks apabila pembubuhan afiks terletak
dimuka dan dibelakang bentuk dasar.

8
IV. PEMBAHASAN TENTANG HASIL PENELITIAN

Hasil peneletian pada bulletin lentera ini terdapat 3 afiks masing-masing pada tiap wacana yaitu :

1. Ketika Bersih (Tidak) Hanya Harapan

Dalam wacana ini jenis-jenis afiksasi yang temukan adalah:

a) Prefiks

No Kata Kata dasar Prefiks Makna

9
1 menuntut tuntut men- Melakukan perbuatan untuk
mencapai suatu tujuan.

2 berdiskusi diskusi ber- Melakukan kegiatan diskusi

3 berbagai bagai ber- Bermacam-macam

4 pencetak cetak pen- Orang atau sesuatu meng-

5 dibangun bangun di- Dikenai (perbuatan)

6 tersentil sentil ter- Tidak sengaja

7 bermaksud maksud ber- Mengandung sesuatu

8 mencari cari meny- Melakukan perbuatan

9 mencoba coba meny- Melakukan perbuatan

10 terasa rasa te- Dapat dirasa(i)

11 tergenang genang ter- Tetutup atau tergenang air

12 menyeruak seruak meny- Menyatakan sesuatu

13 penghuni huni pen- Menyatakan orang yang


mendiami

14 menyulap sulap meny- Melakukan perbuatan

15 terlebih lebih ter- Menyatakan “paling”

16 dirancang rancang di- Dikenai (perbuatan)

17 melatih latih me- Melakukan perbuatan

18 mengubah ubah meng- Melakukan perbuatan

19 menjadi jadi meny- Melakukan perbuatan

b) Sufiks

No kata Kata dasar sufiks makna

1 pilihan pilih -an Menyatakan sesuatu (yang


dipilih)

10
2 jebolan jebol -an Menyatakan sesuatu (keluaran
(lulusan; tamatan))

3 paksakan paksa -kan Menyatakan perbuatan

4 harapan harap -an Menyatakan sesuatu (yang


diharapkan)

5 dadakan dadak -an Menyatakan sesuatu (dilakukan


secara tiba-tiba)

c) Konfiks

No Kata Kata dasar Konfiks Makna

1 pernyataan nyata per-an Melakukanatindakan


(menyatakan)

2 melakukan laku me-kan Berbuat sesuatu

3 mengerjakan kerja me-kan Berbuat sesuatu

4 kegiatan giat ke-an Menyatakan suatu aktifitas

5 disebutkan sebut di-kan Menyatakan nama sesuatu

6 diharapkan harap di-kan Menyatakan keinginan supaya


sesuatu terjadi

7 merupakan rupa me-kan Menyatakan penjelasan sesuatu

8 memaksimalkan maksimal me-kan Menjadikan maksimal

9 pelayanan layan pe-an Menyatakan perihal atau cara


melayani

10 diperhitungkan hitung diper-kan Menyatakan sesuatu yang


diperkirakan

11 disoroti sorot di-i Menyatakan sesuatu yang

11
diawasi

12 kebersihan bersih ke-an Menyatakan (perihal) keadaan


bersih

13 menyalahkan salah me-kan Menyatakan (memandang;


menganggap) salah

14 memikirkan pikir me-kan Menyatakan suatu upaya untuk


menyelesaikan sesuatu

15 kemajuan maju ke-an Menyatakan hal (hasil)

16 bermunculan muncul ber-an Menyatakan sesuatu yang


muncul secara berturut-turut

17 pemandangan pandang pe-an Menyatakan sesuatu yang


dilihat

18 pendidikan didik pe-an Menyatakan


proses;cara;perbuatan mendidik

19 mengalami alam me-i Menyatakan sesuatu rasa


tentang suatu peristiwa

20 kejadian jadi ke-an Menyatakan perihal jadinya

21 dipungkiri pungkir di-i Menyatakan sesuatu yang tidak


membenarkan

22 persoalan soal per-an Menyatakan sesuatu yang


dibahas

23 disediakan sedia di-kan Menyatakan sesuatu yang


disiapkan

24 semestinya mesti se-nya Menyatakan sesuatu yang mesti

12
2. Kebersihan Milik Bersama

Dalam wacana ini jenis-jenis afiksasi yang ditemukan adalah :

a). Prefiks

No Kata Kata dasar Prefiks Makna

1 Terlintas Lintas ter- Menyatakan sesuatu yang


terbayang,teringat

2 Dipandang Pandang di- Menyatakan sesuatu yang


dilihat atau anggapan.

3 Terkadang Kadang ter- Menyatakan sesuatu yang


adakalanya; sekali-kali

4 Dianggap Anggap di- Meyatakan sesuatu tentang yang


dipandang sebagai

5 Dituntut Tuntut di- Menyatakan perbuatan untuk


mencapai suatu tujuan

6 Terhadap Hadap ter- Menyatakan sesuatu untuk


menandai arah; lawan

7 Menjaga Jaga meny- Melakukan suatu perbuatan

8 Terbanyak Banyak ter- Menyatakan paling

9 Memegang Pegang mem- Melakukan perbuatan

10 Memakan Makan me- Melakukan perbuatan

11 Mengingat ingat meng- Melakukan perbuatan

12 Terlihat Lihat ter- Menyatakan sesuatu yang dapat


dilihat

13 Petugas Tugas pe- Orang yang melakukan sesuatu


(tugas)

14 Sendiri Diri se- Menyatakan satu atau seorang


13
diri

15 belajar Ajar ber- Menyatakan melakukan sesuatu

b). Sufiks

No Kata Kata dasar sufiks Makna

1 Cekatan Cekat -an Menyatakan sifat

2 Lingkungan Lingkung -an Menyatakan suatu tempat atau


kawasan

3 pikiran Pikir -an Menyatakan hasil

4 giliran Gilir -an Menyatakan suatu waktu atau


kesempatan

c). Konfiks

No Kata Kata dasar Konfiks Makna

1 Berserakkan Serak ber-kan Menyatakan suatu keadaan

2 Kebersihan Bersih ke-an Menyatakan (perihal) keadaan


bersih

3 Merupakan Rupa me-kan Menyatakan penjelasan sesuatu

4 Sebagian Bagi se-an Menyatakan satu (bagian)

5 Menyibukkan Sibuk meny-kan Meelakukan perbuatan

6 Keorganisasian Organisasi ke-an Menyatakan perihal (organisasi)

7 Memiliki Milik me-i Menyatakan kepunyaan

8 Kepedulian Peduli ke-an Menyatakan perihal

9 Membersihkan Bersih mem-kan Melakukan perbuatan/kegiatan

10 Merapikan Rapi me-kan Melakukan perbuatan/kegiatan


14
11 Dibutuhkan Butuh di-kan Menyatakan sesuatu yang perlu

12 Kesadaran Sadar ke-an Menyatakan suatu tindakan

13 Dimudahkan Mudah di-kan Menyatakan sesuatu supaya


mudah

14 menjalankan Jalan meny-kan Melakukan perbuatan/kegiatan

3. Bersih VS Kotor

Dalam wacana ini jenis-jenis afiksasi yang ditemukan adalah :

a). Prefiks

No Kata Kata dasar Prefiks Makna

1 Memilih Pilih mem- Melakukan suatu perbuatan

2 Tersenyum Senyum ter- Melakukan suatu perbuatan

3 Menjadi Jadi meny- Melakukan suatu perbuatan

4 Kemana Mana ke- Menyatakan ke segala tempat

5 Bercermin Cermin ber- Melakukan suatu kegiatan

6 Mencari Cari meny- Melakukan suatu perbuatan


15
7 Merasa Rasa me- Menyatakan sesuatu tentang
rasa

8 Memungut Pungut mem- Melakukan suatu perbuatan

9 Berpikir Piker ber- Melakukan suatu kegiatan

10 Menuntut tuntut men- Melakukan suatu perbuatan

11 Menjaga Jaga meny- Melakukan suatu perbuatan

12 Melempar Lempar me- Melakukan suatu perbuatan

b). Sufiks

No kata Kata dasar Sufiks Makna

1 Lakukan Laku -kan Menyatakan suatu perbuatan

2 Andaikan Andai -kan Menyatakan anggap sebagai

3 Ruangan Ruang -an Menyatakan tempat

4 Hentikan Henti -kan Menyatakan suatu perbuatan

5 Tanamkan Tanam -kan Menyatakan suatu perbuatan

6 lingkungan Lingkung -an Menyatakan suatu tempat atau


kawasan

c). Konfiks

No Kata Kata dasar Konfiks Makna

1 Kebersihan Bersih ke-an Menyatakan (perihal) keadaan


16
bersih

2 Bertebaran Tebar ber-an Menyatakan suatu tempat atau


kawasan

3 Menyayangkan Sayang meny-kan Menyatakan suatu sikap

4 Kesadaran Sadar ke-an Menyatakan suatu sikap

5 Memiliki Milik me-i Menyatakan kepunyaan

6 Memperlakukan Laku mem-kan Menyatakan suatu sikap

7 Keadaan Ada ke-an Menyatakan

8 Keberatan Berat ke-an Menyatakan suatu sikap

9 Memanfaatkan Manfaat me-kan Menyatakan suatu perbuatan

10 Memunguti pungut me-i Menyatakan suatu perbuatan

11 Melakukan Laku me-kan Menyatakan suatu perbuatan

12 Mengadakan Ada meng-kan Menyatakan suatu perbuatan

13 Kebiasaan Biasa ke-an Menyatakan suatu sifat

14 Menyediakan Sedia meny-kan Menyatakan suatu perbuatan

15 Menanamkan tanam men-kan Menyatakan suatu sikap

17
V. PENUTUP

V.1Simpulan

Afiksasi adalah proses pembubuhan afiks pada sebuah dasar atau bentuk dasar. Dalam
proses ini terlibat unsur-unsur (1) dasar atau bentuk dasar, (2) afik, (3) makna gratikal yang
dihasilkan. Proses ini dapat bersifat inflektif dan dapat pula bersifat derivatif (Chaer,1994).
Proses ini banyak kita temukan dalam buletin ini namun jarang sekali ada yang menggunakan
infiksasi mungkin dikarenakan hanya ada 3 bentuknya yaitu: el, em, dan er. Dari afiksasi,
sufiksasi, dan konfiksasi tersebut mempunyai makna-makna tertentu sesuai dengan afiks yang
mendekatinya, misalnya: prefiks ber- melekati kata dasar kerja maka akan menjadi kata bekerja,
makna dari kata itu adalah “melakukan suatu perbuatan”, sufiks –an melekati kata lingkung
maka akan menjadi “lingkungan” yang maknanya menyatakan suatu tempat atau kawasan,
konfiks me-i melekati kata dasar luka maka akan menjadi “melukai” yang maknanya juga
melakukan suatu perbuatan.

V.2Saran

Dalam menentukan suatu afiks kita harus mengetahui kaidah-kaidahnya agar tidak terrjadi
kesalahan dalam menentukan termasuk jenis apa afiks itu dan juga makna yang ditimbulkannya.
Apabila afiks melekat pada di muka bentuk dasar maka itu merupakan konfiks, jika afiks
melekat di belakang bentuk dasar maka itu merupakan sufiks, dan apabila afiks melekat di muka
dan di belakang bentuk dasar maka itu merupakan konfiks.

18
DAFTAR PUSTAKA

Noortyani, Rusma. 2010. Morfologi Bahasa Indonesia (Kajian Seluk-beluk Kata). Banjarbaru:

Scripta Cendikia

Chaer, Abdul. 1994. Linguistik Umum. Jakarta:

PT Rineka Cipta

http://sohdis.wordpress.com/2010/08/19/hello-world/

(diakses pada tanggal 28 november 2010 pada pukul 22:24 WITA)

19

Anda mungkin juga menyukai