Anda di halaman 1dari 18

KERANGKA KAJIAN

RANCANG BANGUN HUKUM DAN


KEBIJAKAN PENGELOLAAN PULAU-
PULAU KECIL DAN PERBATASAN

Oleh :
DENNY KARWUR
Pulau-pulau kecil terluar di Provinsi
Sulawesi Utara
Isues kelautan
1.Aspek geopolitik
2.Aspek ekonomi
3.Aspek politis (teritorial)
4.Aspek pertahanan keamanan
5.Struktur geografi dan volume wilayah
6.Fungsi pemerintahan/birokrasi.
19 Potensi konflik
di ruang pesisir dan lautan
1. Penetapan batas laut dengan negara
tetangga
2. Penetapan batas wilayah pesisir laut provinsi
3. Penetapan kawasan konservasi laut dan
suaka alam laut
4. Penetapan kawasan rawan bencana
5. Perencanaan kawasan sempadan pantai
6. Perencanaan kawasan pelabuhan
7. Penetapan alur-alaur laut kepulauan
8. Penetapan kawasan suaka perikanan
9. Penetapan bagan dan rumpon jalur migrasi
ikan
10.Penetapan wilayah pengelolaan perikanan
11.Perencanaan kawasan budidaya laut
12.Pengakomodasian hak nelayan tradisional
negara tetangga
13.Pengembangan instalasi lepas pantai
14.Lokasi pengerukan pasir laut
15.Perencanaan reklamasi pantai
16.Perencanaan kawasan wisata bahari
17.Perencanaan kawasan ekonomi terpadu
18.Pembagian wewenang antar sektor
19.Pembagian wewenang antar pusat dan
daerah
Permasalahan

Permasalahan di wilayah perbatasan:

1.Batas wilayah Negara Indonesia dengan Negara


Philipina belum disepakati dan ditetapkan secara
bersama antara kedua negara.
2.Hak berdaulat pengelolaan dan pemanfaatan
sumberdaya di Zona Ekonomi Eklsklusif (ZEE) dan
Landas Kontinen (LK).
3.Hukum, sosial, dan ekonomi
4.Pertahanan dan keamanan negara Indonesia.
5. Kegiatan transnational crimes, illegal
fishing, illegal logging, woman and child
trades (trafficking), illegal imigrant,
people smuggling, peredaran narkotika,
pintu masuk teroris, dan potensi konflik
sosial dan politik.
6. Terisolasi karena sarana dan prasarana di
pulau-pulau kecil terluar sangat terbatas,
sehingga menjadikannya terisolir.
7. Pemanfaatan Potensi pulau-pulau kecil
terluar belum dimanfaatkan secara
optimal.
Kebijakan pengelolaan PPKT
• UU 17/1985. Pengesahan UNCLOS III (Hukum Laut)
• UU 5/1990 KSDAE
• UU 21/1992 Pelayaran
• UU 26/2007 Tata Ruang
• UU 6/1996 Perairan Indonesia
• UU 23/1997 PLH
• UU 3/2001 Pertahanan Negara
• UU 2/2002 Kepolisian
• UU 32/2004 Pemda
• UU 34 2004 TNI
• PP 38/2002 Daftar Koordinat Geografis Titik Pangkal Kepulauan Indonesia.
• Kepmen Perik-Kel. No.41 Thn 2000 tentang Pedoman Umum Pengelolaan PPK
• KepMen Perik-Kel. No.39 Thn 2004 tentang Pedoman Umum Investasi PPK
• Kepmen Perik-Kel. No. 341/M.PPN/12/05 tentang Kebijakan & Strategi Nasional
Pengembangan PPK (Pokja SP4K).
• PerPres No. 78 Thn 2005 tentang Pengelolaan PPKT
• PerPres No. 112 Thn 2006 tentang Tim Nas Pembakuan Nama Rupabumi.
RANCANG BANGUN HUKUM DAN KEBIJAKAN PENGELOLAAN
FOKUS PULAU PULAU KECIL TERLUAR

SUMBERDAYA ALAM SOSIAL EKONOMI HUKUM &


TUJUAN BUDAYA
KELEMBAGAAN

PENGELOLAAN KESEJAHTERAANMASSYARA PENETAPAN BATAS


BERKELANJUTAN KAT NEGARA
TINDAKAN

COASTAL
PROBLEMATIC

KONSERVASI STAKEHOLDERS TATA KELOLA


KELEMBAGAAN

KEBIJAKAN
PENGELOLAAN PENEGAKAN HUKUM
SUMBERDAYA TERPADU

PENGAKUAN KEARIFAN PENDANAAN COMMUNITY BASED


LOKAL MANAGEMENT
3 Prinsip PWPL

1. Transparansi/keterbukaan
2. Partisipasi
3. Koordinasi & Keterpaduan
Transparansi/keterbukaan
I. Dalam penyusunan Perda akan memberikan
informasi kepada masyarakat dengan
ditetapkannya suatu kebijakan.
II. Selain itu transparansi juga membuka peluang bagi
masyarakat untuk memberikan masukkan dan
melakukan pengawasan terhadap pemerintah.
III. Proses transparansi ini harus mampun
meniadakan batas antara pemerintah dan non-
pemerintah
Partisipasi
I. Mendorong terciptanya komunikasi publik,
untuk meningkatkan pemahaman masyarakat
terhadap proses pengambilan keputusan oleh
pemerintah
II. Partisipasi mengurangi kemungkinan terjadinya
konflik dalam penerapan suatu kebijakan dan
mendukung penerapan akuntabilitas, dan
mendorong publik untuk mengamati apa yang
dilakukan oleh pemerintah
Koordinasi dan Keterpaduan
I. Koordinasi dan keterpaduan berkaitan
dengan hubungan antara pemerintah
dan organiasi non-pemerintah dalam
upaya menyediakan mekanisme yang
melibatkan instasi lain dalam
pengambilan keputusan yang utuh.
II. Keterpaduan tidak mengurangi
kewenangan suatu instasi, melainkan
sekedar menguragi sifat
keotonomiannya. Keterpaduan
menghasilkan pemerintah yang lebih
efisien
Tujuan, penyusunan Perda
• Untuk mewujudkan pemanfaatan, perlindungan,
pelestarian sumberdaya pesisir secara terpadu.
• Menciptakan kepastian huku, transparansi dan
akuntabilitas dalam pemenfaatan potensi ekonomi
dan jasa-jasa lingkungan wilayah pesisir secara
optimal dan berkelanjutan untuk sebesar-besar
kemakmuran rakyak
• Untuk mengakomodasikepentingan dan aspirasi
masyarakat pesisir; dan
• Untuk mendorong pentaatan masyarakat terhadap
hukum dalam pengelolaan sumberdaya pesisir
Manfaat, penyusunan Perda
• Meningkatnya pertumbuhan ekonomi secara
berkelanjutan;
• Meningkatnya kesejahteraan seluruh pelaku
usaha, khususnya masyarakat pesisir;
• Terciptanya pentaatan terhadap peraturan
perundang-undangan pengelolaan pesisir; dan
• Terwujudnya keberlanjutan keberadaan
sumberdaya pesisir.
RANCANG BANGUN HUKUM DAN KEBIJAKAN
PENGELOLAAN - PPKT

1. RANPERDA PENGELOLAAN PESISIR DAN


PULAU-PULAU KECIL TERLUAR
2. RANPERDA TATARUANG PESISIR DAN PULAU-
PULAU KECIL TERLUAR
3. RANPERDES PENGELOLAAN PESISIR DESA
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai