Anda di halaman 1dari 8

http://www.scribd.

com/doc/28383623/Polip-Hidung-angiofibroma

http://www.scribd.com/doc/28383620/polip-hidung

http://ijul-fkua.blog.friendster.com/2007/10/polip-nasi/

http://www.scribd.com/doc/29935434/Rhinitis-Alergi

Ø  Berdasarkan cara masuknya allergen dibagi atas :

1.      Alergen Inhalan, yang masuk bersama dengan udara pernafasan, misalnya debu rumah,
tungau, serpihan epitel dari bulu binatang serta jamur.

2.      Alergen Ingestan, yang masuk ke saluran cerna, berupa makanan, misalnya susu, telur,
coklat, ikan dan udang.

3.      Alergen Injektan, yang masuk melalui suntikan atau tusukan, misalnya penisilin atau
sengatan lebah.

4.      Alergen Kontaktan, yang masuk melalui kontak dengan kulit atau jaringan mukosa,
misalnya bahan kosmetik atau perhiasan

Dengan masuknya allergen ke dalam tubuh, reaksi alergi dibagi menjadi tiga tahap
besar :

1.      Respon Primer, terjadi eliminasi dan pemakanan antigen, reaksi non spesifik

2.      Respon Sekunder, reaksi yang terjadi spesifik, yang membangkitkan system humoral,
system selular saja atau bisa membangkitkan kedua system terebut, jika antigen berhasil
dihilangkan maka berhenti pada tahap ini, jika antigen masih ada, karena defek dari ketiga
mekanisme system tersebut maka berlanjut ke respon tersier

3.      Respon Tersier , Reaksi imunologik yang tidak meguntungkan

Manifestasi Klinis :

1.      Bersin berulang-ulang, terutama setelah bangun tidur pada pagi hari (umumnya bersin
lebih dari 6 kali).

2.      Hidung tersumbat.

3.      Hidung meler. Cairan yang keluar dari hidung meler yang disebabkan alergi biasanya
bening dan encer, tetapi dapat menjadi kental dan putih keruh atau kekuning-kuningan jika
berkembang menjadi infeksi hidung atau infeksi sinus.

4.      Hidung gatal dan juga sering disertai gatal pada mata, telinga dan tenggorok.

5.      Badan menjadi lemah dan tak bersemangat


Pilek dikenal dengan istilah rhinitis. Bila dilihat dari lama berlangsungnya, rhinitis
bisa berlangsung singkat atau lama dan bersifat menahun. Pada rhinitis yang
berlangsung singkat, biasanya gejala muncul dengan cepat dan cepat pula
hilangnya, baik hilang sendiri secara spontan atau hilang setelah diberi obat-
obatan.

Pada pilek yang bersifat menahun, keluhan biasanya berlangsung lama, hilang
timbul, tapi tidak hilang secara tuntas. Keadaan yang menahun ini biasanya lebih
sulit diatasi, kadang-kadang dengan obat-obat sepertinya tidak menolong bahkan
keluhan semakin berat dirasakan. Yang banyak dijumpai dan sering menimbulkan
masalah dalam jangka waktu lama adalah rhinitis menahun.

Pada prinsipnya ada dua hal berbeda yang menyebabkan pilek, yaitu alergi dan
bukan alergi. Pada pilek alergi, faktor kepekaan penderita merupakan kunci utama
timbulnya keluhan ini. Kepekaan penderita terhadap suatu bahan, zat, makanan
tertentu, dan udara dapat mencetuskan keluhan ini.

Sedangkan rhinitis yang non-alergi disebabkan adanya gangguan keseimbangan


fungsi-fungsi saraf pada hidung. Artinya, permukaan dalam hidung mudah
mengalami pembengkakan yang menimbulkan keluhan hidung tersumbat,
memudahkan timbulnya rangsangan pada permukaannya dan keluarnya cairan yang
berlebihan sehingga timbul pilek.

Bagaimana pilek alergi bisa muncul? Penyakit ini timbul apabila seseorang (pernah)
kontak dengan suatu bahan/zat tertentu baik dengan cara dihirup, dimakan,
kontak kulit maupun disuntikkan. Selang beberapa saat, tubuh akan mengadakan
reaksi dengan jalan membentuk zat anti. Zat anti ini akan bereaksi dengan bahan
tadi sehingga menimbulkan respon berlebihan atau alergi.

Pilek alergi umumnya bersifat menahun, gejala yang ditimbulkannya bersifat hilang
timbul berupa bersin-bersin yang mengganggu, hidung terasa tersumbat, disertai
keluar cairan encer dan bening. Keluhan ini berlangsung tiap kali penderita kontak
dengan bahan yang menjadi penyebab alergi.

Sedangkan pileks yang diduga akibat gangguan pada saraf, secara prinsip, sampai
sekarang belum diketahui dengan pasti penyebabnya. Diduga terjadi
ketidakseimbangan fungsi saraf, di mana keadaan ini juga disertai dengan
beberapa faktor pencetus. Faktor-faktor pencetus yang telah diketahui antara lain
keadaan fisik lingkungan (udara yang terlalu lembab, suhu udara yang dingin),
faktor psikis (stres), gangguan hormonal, dan pemakaian obat-obatan seperti obat
anti hipertensi. Gejala yang ditimbulkan hampir sama seperti pilek alergi, hanya
saja saat dilakukan tes alergi hasilnya negatif.

Jika terjadi infeksi di hidung, biasanya tubuh merespon dengan rasa demam di
tubuh. Artinya, antibodi yang ada di dalam tubuh sedang berupaya melawan
penyebab infeksi tersebut. Sayangnya, anda tidak menyebutkan apakah badan
anda terasa demam pula?

Biasanya, jika infeksi, dokter cenderung memberi obat antibiotik. Padahal,


antibiotik ini sebenarnya bukan solusi yang tepat, karena selain hanya meredam
gejala, juga sekaligus membunuh antibodi yang sedang bertarung melawan infeksi
tersebut. Jadi, tidaklah mengherankan bila setelah obatnya habis, penyakitnya
timbul kembali. Pemberian antibiotik yang kurang tepat justru merugikan diri si
pasien karena dapat melemahkan daya tahan tubuh.

Hal lain yang bisa menyebabkan pilek menahun itu merupakan gejala dari sinusitis.
Sinusitis selinstas memang mirip pilek.Sehingga banyak pasien yang tidak sadar
bahwa dirinya tidak hanya menderita pilek, melainkan sinusitis. Karena salah satu
penyebab sinusitis adalah pilek terutama pilek yang menahun.

Prosesnya, ketika pilek, hidung menjadi tersumbat. Sementara itu, di dalam sinus
terdapat lubang drainase. jika sering pilek maka lubang drainase ini akan tertutup.
Sehingga terjadi gangguan drainase yang bisa menyebabkan sinusitis.

Sinus sendiri adalah rongga atau ruang yang terdapat di sekitar hidung. Setiap
manusia mempunyai empat pasang sinus, yakni sinus frontalis yang berada di dahi,
sinus ethmoidalis yang terletak di antara hidung dan mata, sinus maksilaris yang
terdapat di daerah pipi dan merupakan sinus terbesar. Dan yang terakhir adalah
sinus sfenoidalis yang terletak di bawah otak.

Selain pilek, ada faktor lain yang terkait dengan hidung, sebagai penyebab
sinusitis. Semisal polip di hidung, atau bengkoknya sekat rongga hidung, yang
membagi hidung bagian kanan dan kiri. Bengkoknya rongga hidung ini bisa terjadi
karena trauma ataupun kecelakaan. Ini bisa menyebabkan hidung tersumbat.

Seperti pilek, sinusitis pun ada yang berlangsung sebentar dan lama. Durasinya ada
yang sampai tiga minggu lebih, namun bila sudah kronis bisa berlangsung bulanan
hingga tahunan. Seseorang terkena sinusitis akut karena dia sering mengalami pilek
yang akut. Bedanya dengan pilek biasa, gejala ditambah dengan adanya meriang,
badan lesu dan demam. Gejala ini merupakan gejala secara sistemik luar. Secara
lokal, seseorang merasakan nyeri di bagian sinusitis menyerang. Semisal nyeri di
daerah pipi jika yang terkena adalah sinus maksilaris. Pipi tampak kemerahan.
Selain itu juga muncul bengkak dan terasa sakit saat disenggol.

Jika yang terkena sinus frontalis, nyeri biasanya dirasakan di dahi. Sedangkan jika
yang terkena adalah sinus ethmoidalis, nyeri akan terasa di bagian belakang dan
antara mata, serta dahi.

Sementara gejala sinusitis kronis pada dasarnya mirip dengan akut, seperti nyeri di
pipi atau tempat lain yang sakit. Hanya bila ditekan tidak sesakit sinusitis akut.
Namun, kepala sering terasa sakit, batuk serta ada banyak lendir di tenggorokan.
Karena sudah kronis dan iritasi, hidung pun jadi tersumbat. Sehingga lendir
tersedot ke arah belakang. Bahkan tidak jarang lendir jatuh sendiri ke
tenggorokan. Pada beberapa kasus bahkan terdapat nanah pada sinus sehingga
memunculkan bau busuk.

Cara mengatasinya adalah dengan mendeteksi penyebabnya, lalu menghindari


faktor penyebab tersebut. Olahraga di pagi hari yang teratur disertai latihan
pernafasan dapat mengurangi keluhan.
POLIP HIDUNG

Juni 29, 2009 · Disimpan dalam Berita Kesehatan · Tagged puskesmas simpang empat,
hidung, polip, alergi, bersin, sinusitis

Polip Hidung
DEFINISI
Polip Hidung adalah suatu pertumbuhan dari selaput lendir hidung yang bersifat jinak.
PENYEBAB
Penyebab terjadinya polip tidak diketahui, tetapi beberapa polip tumbuh karena adanya
pembengkakan akibat infeksi.

Polip sering ditemukan pada penderita:

 Rinitis alergika
 Asma
 Sinusitis kronis
 Fibrosis kistik.
GEJALA
Polip biasanya tumbuh di daerah dimana selaput lendir membengkak akibat penimbunan
cairan, seperti daerah di sekitar lubang sinus pada rongga hidung.
Ketika baru terbentuk, sebuah polip tampak seperti air mata dan jika telah matang, bentuknya
menyerupai buah anggur yang berwarna keabu-abuan.

Polip menyebabkan penyumbatan hidung, karena itu penderita seringkali mengeluhkan


adanya penurunan fungsi indera penciuman.
Karena indera perasa berhubungan dengan indera penciuman, maka penderita juga bisa
mengalami penurunan fungsi indera perasa dan penciuman.

Polip hidung juga bisa menyebabkan penyumbatan pada drainase lendir dari sinus ke hidung.
Penyumbatan ini menyebabkan tertimbunnya lendir di dalam sinus. Lendir yang terlalu lama
berada di dalam sinus bisa mengalami infeksi dan akhirnya terjadi sinusitis.

Penderita anak-anak sering bersuara sengau dan bernafas melalui mulutnya.


DIAGNOSA
Diagnosa ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.
PENGOBATAN
Obat semprot hidung yang mengandung corticosteroid kadang bisa memperkecil ukuran
polip atau bahkan menghilangkan polip.

Pembedahan dilakukan jika:

 Polip menghalangi saluran pernafasan


 Polip menghalangi drainase dari sinus sehingga sering terjadi infeksi sinus
 Polip berhubungan dengan tumor.

Polip cenderung tumbuh kembali jika penyebabnya (alergi maupun infeksi) tidak terkontrol.
Pemakaian obat semprot hidung yang mengandung corticosteroid bisa memperlambat atau
mencegah kekambuhan. Tetapi jika kekambuhan ini sifatnya berat, sebaiknya dilakukan
pembedahan untuk memperbaiki drainase sinus dan membuang bahan-bahan yang terinfeksi.

Bila anda mengalami hidung tersumbat yang menetap dan semakin lama semakin berat
ditambah dengan ingus yang selalu menetes serta gangguan fungsi penciuman, kemungkinan
besar anda menderita polip hidung. Polip hidung terjadi karena munculnya jaringan lunak
pada rongga hidung yang berwarna putih atau keabuan. Jaringan ini bisa diamati langsung
dengan mata telanjang setelah lubang hidung diperbesar dengan alat spekulum hidung.

Polip hidung biasanya menyerang orang dewasa yang kemungkinan disebabkan oleh karena
reaksi hipersensitif atau reaksi alergi pada mukosa hidung yang berlangsung lama. Beberapa
faktor lain yang meningkatkan kemungkinan terkena polip hidung antara lain sinusitis
(radang sinus) yang menahun, iritasi, sumbatan hidung oleh karena kelainan anatomi dan
adanya pembesaran pada konka.
Prinsip pengobatan dari polip hidung yaitu mengatasi polipnya dan menghindari penyebab
atau faktor faktor yang mendorong terjadinya polip. Bila polip kecil dilakukan pengobatan
dengan obat obatan oral dan penyemprotan dengan obat semprot hidung. Namun bila polip
besar dan tidak dimungkinan dengan pengobatan oral atau semprot maka harus dilakukan
operasi pengangkatan polip.

Sayangnya bila faktor yang menyebabkan terjadinya polip tidak teratasi maka polip hidung
ini rawan untuk kambuh kembali demikian berulang ulang. Oleh sebab itu sangat diharapkan
kepatuhan pasien untuk menghindari hal hal yang menyebabkan alergi yang bisa menjurus
untuk terjadinya polip hidung.

Polip hidung adalah kelainan mukosa hidung dan sinus paranasal terutama kompleks
osteomeatal (KOM) di meatus nasi medius berupa massa lunak yang bertangkai, bentuk bulat
atau lonjong,berwarna putih keabu-abuan. Permukaannya licin dan agak bening karena
banyak mengandung cairan.Sering bilateral dan multipel. Polip merupakan manifestasi dari
berbagai penyakit dan sering dihubungkan dengan sinusitis, rinitis alergi, asma, dan lain-lain.
Etiologi Polip Hidung
Etiologi polip hidung belum diketahui secara pasti. Namun ada 3 faktor yang berperan dalam
terjadinya polip nasi, yaitu :
1. Peradangan. Peradangan mukosa hidung dan sinus paranasal yang kronik dan berulang.
2. Vasomotor. Gangguan keseimbangan vasomotor.
3. Edema. Peningkatan tekanan cairan interstitial sehingga timbul edema mukosa hidung.
Terjadinya edema ini dapat dijelaskan oleh fenomena Bernoulli.
Fenomena Bernoulli merupakan penjelasan dari hukum sunnatullah yaitu udara yang
mengalir melalui tempat yang sempit akan menimbulkan tekanan negatif pada daerah
sekitarnya sehingga jaringan yang lemah ikatannya akan terisap oleh tekanan negatif tersebut.
Akibatnya timbullah edema mukosa.Keadaan ini terus berlangsung hingga terjadilah polip
hidung. Ada juga bentuk variasi polip hidung
yang disebut polip koana (polip antrum koana).Polip koana (polip antrum koana) adalah polip
yang besar dalam nasofaring dan berasal dari antrum sinus maksila. Polip ini keluar melalui
ostium sinus maksila dan ostium asesorisnya lalu masuk ke dalam rongga hidung kemudian
lanjut ke koana dan membesar dalam nasofaring.

Diagnosis Polip Hidung


Cara menegakkan diagnosa polip hidung, yaitu :
1. Anamnesis.
2. Pemeriksaan fisik. Terlihat deformitas hidung luar.
3. Rinoskopi anterior. Mudah melihat polip yang sudah masuk ke dalam rongga hidung.
4. Endoskopi. Untuk melihat polip yang masih kecil dan belum keluar dari kompleks
osteomeatal.
5. Foto polos rontgen & CT-scan. Untuk mendeteksi sinusitis.
6. Biopsi. Kita anjurkan jika terdapat massa unilateral pada pasien berusia lanjut, menyerupai
keganasan pada penampakan makroskopis dan ada gambaran erosi tulang pada foto polos
rontgen.
Anamnesis untuk diagnosis polip hidung :
1. Hidung tersumbat.
2. Terasa ada massa didalam hidung.
3. Sukar membuang ingus.
4. Gangguan penciuman : anosmia & hiposmia.
5. Gejala sekunder. Bila disertai kelainan jaringan & organ di sekitarnya seperti post nasal
drip, sakit kepala, nyeri muka, suara nasal (bindeng), telinga rasa penuh, mendengkur,
gangguan tidur dan penurunan kualitas hidup.
Terapi Polip Hidung
Ada 3 macam terapi polip hidung, yaitu :
1. Medikamentosa : kortikosteroid, antibiotik & anti alergi.
2. Operasi : polipektomi & etmoidektomi.
3. Kombinasi : medikamentosa & operasi.
Berikan kortikosteroid pada polip yang masih kecil dan belum memasuki rongga hidung.
Caranya bisa sistemik, intranasal atau kombinasi keduanya. Gunakan kortikosteroid sistemik
dosis tinggi dan dalam jangka waktu singkat. Berikan antibiotik jika ada tanda infeksi.
Berikan anti alergi jika pemicunya dianggap alergi.Polipektomi merupakan tindakan
pengangkatan polip menggunakan senar polip dengan bantuan anestesi lokal. Kategori polip
yang diangkat adalah polip yang besar namun belum memadati rongga hidung. Etmoidektomi
atau bedah sinus endoskopi fungsional (BSEF/FESS) merupakan tindakan pengangkatan
polip sekaligus operasi sinus. Kriteria polip yang diangkat adalah polip yang sangat besar,
berulang,dan jelas terdapat kelainan di kompleks osteomeatal. Antibiotik sebagai terapi
kombinasi pada polip hidung bisa kita berikan sebelum dan sesudah operasi.Berikan
antibiotik bila ada tanda infeksi dan untuk langkah profilaksis pasca operasi.

Anda mungkin juga menyukai