Abstrak
ANALISIS BIAYA EKSTERNAL PLTU BATUBARA.Telah dilakukan analisis biaya eksternal PLTU
batubara dengan membandingkan antara PLTU yang telah dilengkapi dengan penangkap emisi desulfurisasi
gas buang (flue gas desulfurization, FGD) dan teknologi pembakar NOx kadar rendah (low NOx burner),
dengan PLTU yang belum memanfaatkan teknologi tersebut. Tujuan analisis adalah untuk mengetahui
seberapa besar pengaruh pemanfaatan FGD dan pembakar NOx kadar rendah terhadap biaya eksternal
PLTU batubara. Perhitungan biaya eksternal dilakukan dengan Modul Airpact yang dikembangkan oleh
IAEA. Hasil studi menunjukkan bahwa pemanfaatan FGD dan pembakar NOx kadar rendah mampu
menekan total biaya eksternal PLTU batubara sampai 1/7 nya. Perbandingan komponen biaya eksternal
menunjukan bahwa komponen biaya eksternal dari emisi polutan SO2 dan sulfat lebih rendah 1/45 nya,
polutan NOx dan nitrat lebih rendah 1/3 nya, sedang untuk polutan PM10 bisa lebih rendah 1/7 nya.
Kata Kunci: biaya eksternal, modul Airpact,FGD, pembakar NOx kadar rendah
Abstract
EXTERNAL COST ANALYSIS FOR COAL POWER PLANTS. External cost analysis for coal power plant
by comparing common plant with plant equipped with flue gas desulfurization (FGD) and low NOx burner
technology has been carried out. The purpose of this study is to understand the impact of equipping such
complete emissions control to the external cost of coal power plants. The calculation of external cost is done
by Airpact module developed by IAEA. Result of the study shows that utilization of FGD and low NOx burner
technologies is able to decrease the total external cost by about 1/7. The external cost from pollutant
emission of SO2 and sulfate, NOx and nitrate, and PM10 is lower by about 1/45, 1/3, and 1/7 respectively.
Keywords: external cost, Airpact module, flue gas desulphurization, pembakar NOx kadar rendah
Polutan terbesar dari pembakaran bahan sebelumnya. Untuk mencapai tujuan penelitian
bakar fosil adalah emisi CO2, SO2, NOx, tahapan-tahapan yang dilakukan meliputi:
partikel dan debu pengotor. Emisi CO2 bisa 1. Melakukan pengumpulan data, yang
berdampak pada pemanasan global, sedang meliputi data teknis pembangkit (terutama
emisi SO2 dan NOx berpotensi menimbulkan yang terkait dengan emisi polutan), data
hujan asam. Sementara partikel dan debu kependudukan, maupun data meteorologi
pengotor dapat mengakibatkan polusi udara meliputi kecepatan angin, lokasi pabrik, dll.
yang bisa berdampak serius pada kesehatan 2. Melakukan perhitungan dan simulasi
manusia. komputer dengan paket program SIMPACT
Biaya eksternal pembangkit listrik untuk menghitung biaya eksternal masing-
didefinisikan sebagai nilai moneter dan masing pembangkit.
kerusakan lingkungan yang diakibatkan dari 3. Melakukan analisis hasil perhitungan.
emisi gas buang pembangkit listrik[2,3]. Biaya
Paket Program SIMPACTS
eksternal ini merupakan biaya yang harus
ditanggung masyarakat dan lingkungan tapi Paket program SIMPACTS adalah
tidak masuk hitungan baik oleh pihak produsen perangkat lunak yang dikembangkan oleh
maupun konsumen energi listrik. Kerusakan International Atomic Energy Agency (IAEA)
lingkungan dapat berupa lingkungan alam untuk menganalisis dampak kerusakan
maupun lingkungan buatan seperti: dampak lingkungan termasuk di dalamnya menghitung
polusi udara terhadap kesehatan, bangunan, dampak fisik dan biaya kerusakan terhadap
tumbuhan, hutan dan pemanasan global; kesehatan, tanaman pertanian, dan material
kecelakaan kerja dan penyakit; serta gangguan bangunan yang diakibatkan polusi udara, polusi
kenyamanan karena kebisingan[4]. Aktivitas air permukaan, dan konversi lahan.
pembangkit tenaga listrik dari saat mulai Paket program ini terdiri atas 3 buah
pembangunan, transportasi bahan bakar, modul yaitu: AirPacts, NukPacts, dan
pembangkitan, transmisi dan distribusi serta HydroPacts. Modul AirPacts digunakan untuk
penanganan limbah merupakan sumber memprediksi dampak fisik dan biaya kerusakan
munculnya biaya eksternal. Tetapi konstribusi terhadap kesehatan, tanaman pertanian, dan
terbesar dari biaya eksternal adalah pada saat material bangunan akibat emisi udara dan
operasi pembangkitan yang berupa dampak sumber tak bergerak. Sedangkan NukPacts
polusi udara terhadap kesehatan. digunakan untuk menganalisis dampak
Pada makalah ini akan dilakukan analisis kontaminasi radioaktif terhadap kesehatan
biaya eksternal 2 buah PLTU batubara. manusia dan lingkungan sebagai akibat operasi
Parameter yang ditinjau pada penelitian ini normal PLTN. Selain itu, juga dapat digunakan
adalah parameter teknologi pemasangan untuk memprediksi nilai ekspektasi kerusakan
penangkap emisi gas hasil pembakaran pada lingkungan bila terjadi kecelakaan
PLTU batubara, yaitu flue gas desulphurizer pengoperasian PLTN. Sementara modul
(FGD). Untuk itu akan ditinjau dengan HydroPacts digunakan untuk memperkirakan
membandingkan antara PLTU batubara yang kerugian dari penggunaan lahan dan
telah memasang alat pengurang emisi dan pemindahan penduduk karena adanya
belum. pembangunan PLTA skala besar. Ketiga modul
Tujuan penelitian ini adalah mempelajari tersebut dapat dioperasikan sendiri-sendiri.
seberapa besar pengaruh pemasangan alat Dalam studi ini akan digunakan modul
penangkap emisi gas buang terhadap besarnya AirPacts untuk memperkirakan biaya eksternal
biaya eksternal PLTU batubara. karena gangguan kesehatan yang dihitung
menggunakan metode penyebaran dampak dari
METODOLOGI
emisi atau sering disebut sebagai metode impact
pathway analysis (IPA). Emisi gas buang luaran
Metode Penelitian
PLTU batubara dikelompokkan menjadi 2 yaitu
Metode penelitian yang dipakai pada polutan primer dan sekunder. Polutan primer
studi ini adalah penelusuran data berdasarkan meliputi partikel pengotor dan debu terbang
survei yang pernah dilakukan peneliti-peneliti yang selanjutnyua disebut sebagai PM10, gas
sulfur dioksida (SO2) dan nitrogen oksida
menyumbang biaya eksternal hanya sekitar karena Nox terbentuk sebagai sesuatu yang
10%, sisanya disumbang oleh polutan sekunder. alamiah pada setiap proses pembakaran.
Ini disebabkan karena polutan
primer SO2 dan NOx dalam penyebarannya Tabel 4. Perbandingan Biaya Eksternal PLTU
akan berubah menjadi polutan sekunder sulfat Batubara
dan nitrat setelah beberapa km dari sumber
emisi
Polutan PLTU A PLTU B Rasio*)
Jika dibandingkan antara PLTU dengan PM10
sistem pengendali emisi yang lengkap dan yang Mortalitas, 0,00624 0,0434
belum, pemasangan flue gas desulfurization (¢$/kWh) 0,00269 0,0186
(FGD) dan pemakaian teknologi Pembakar Morbiditas, 0,00893 0,062 6,94
NOx kadar rendah berpengaruh sangat (¢$/kWh)
signifikan terhadap penurunan biaya eksternal Subtotal,
PLTU batubara. Secara total, biaya eksternal (¢$/kWh)
PLTU tanpa pemasangan FGD dan teknologi SO2
Pembakar NOx kadar rendah , biaya Mortalitas, 0,00016 0,00798
(¢$/kWh) 0,000034 0,000298
eksternalnya nya sekitar 7 kali lebih mahal.
morbiditas 0,000194 0,008278 42,67
Sedang jika ditinjau dari komponen polutan, (¢$/kWh)
untuk polutan primer SO2 dan polutan sekunder subtotal
sulfat, biaya eksternalnya lebih mahal sampai (¢$/kWh)
45 kalinya. Untuk polutan NOx dan polutan NOx
sekundernya (nitrat), biaya eksternalnya hanya Mortalitas, 0,000725 0,00254
3 kali lebih mahal. Sedang untuk polutan PM10, (¢$/kWh) 0,000201 0,000056
biaya eksternalnya sekitar 7 kali lebih mahal. morbiditas 0,000926 0,002596 2,80
Dari hal tersebut, bisa dipahami bahwa (¢$/kWh)
pemasangan FGD dengan kemampuan efisiensi subtotal
(¢$/kWh)
penyerapan sampai 96% sangat berkemampuan
Sulfat
menyerap SO2 dari cerobong asap. Ini Mortalitas, 0,00301 0,16
berdampak sangat rendahnya komponen biaya (¢$/kWh) 0,00405 0,162
eksternal yang disumbang dari emisi SO2 dan morbiditas 0,00706 0,322 45,60
polutan sekundernya (sulfat). Sedang (¢$/kWh)
pemanfaatan teknologi pembakaran Pembakar subtotal
NOx kadar rendah mampu menekan (¢$/kWh)
komponen biaya eksternal sampai 1/3 nya, ini
KESIMPULAN
Dari penelitian ini dapat disimpulkan hal-
hal sebagai berikut:
1. Pemasangan flue gas desulfurization dan
pemanfaatan teknologi Pembakar NOx
kadar rendah untuk menyerap dan
mengendalikan emisi gas hasil pembakaran
pada PLTU A, akan menurunkan
komponen biaya eksternal emisi SO2 dan
sulfat dalam jumlah penurunan sampai 45
kalinya, biaya eksternal emisi NOx dan
nitrat turun 3 kali lipat, dan untuk polutan
PM10 turun sekitar 7 kali lipat.
2. Total biaya eksternal PLTU A (dengan
pemanfaatan teknologi FGD dan Pembakar
NOx kadar rendah ), akan 7 kali lebih
murah disbanding PLTU B yang belum
memanfatkan penangkap emisi gas buang.
DAFTAR ACUAN
1. DESDM, Rencana Umum Ketenagalistrikan
Nasional Tahun 2005-2015, Departemen
Energi dan Sumber Daya Mineral, 2005.
2. LECHON, Y., CABAL, H., GOMEZ, M.,
SANCHEZ, E., AND SAEZ, R.,
Environmental Externalities Caused by SO2
and Ozone Pollution in the Metropolitan of
Madrid, Evironmental Science & Policy, Vol.
5, 2002.
3. SPADARO, J. V., A Simplified Methodology
for Calculating the Health Impact
andDamage Cost of Airborne Pollution: The
Uniform World Models, IAEA, 2002.
4. KOVACEVIC, T., TOMSIC, Z.,
DEBRECIN, N., External Cost of Electricity,
18th Congress of World Energy Council,
Buenos Aires, 2001.
5. IAEA, AIRPACT MANUAL (Version 1.0),
IAEA Publ, Vienna, 2002.
6. ___________, Comprehensive Assessment of
Different Energy Sources for Electricity
Generation in Indonesia, Phase II, Report
Prepared for the International Atomic Energy
Agency, 2003.