Anda di halaman 1dari 17

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK

Secara alamiah, setiap individu hidup akan melalui tahapan pertumbuhan dan
perkembangan, yaitu sejak masa embrio sampai akhir hayatnya mengalami
perubahan ke arah peningkatan baik secara ukuran maupun secara perkembangan.
Kecepatan pertumbuhan dan perkembangan anak akan bervariasi dari satu anak
dengan anak lainnya bergantung pada beberapa hal yang memengaruhinya,
sedangkan pendekatan dalam melaksanakan asuhan keperawatan sangat
bergantung pada tahapan perkembangan mana yang sedang dilalui anak pada saat
itu.

1. Definisi Pertumbuhan dan Perkembangan

Whaley dan Wong (2000) dalam Supartini 2004, mengemukakan


pertumbuhan sebagai suatu peningkatan jumlah dan ukuran, sedangkan
perkembangan menitikberatkan pada perubahan yang terjadi secara bertahap dari
tingkat yang paling rendah ke tingkat yang paling tinggi dan kompleks melalui
proses maturasi dan pembelajaran. Jadi, pertumbuhan berhubungan dengan
perubahan pada kuantitas yang maknanya terjadi perubahan pada jumlah dan
ukuran sel tubuh yang ditunjukkan dengan adanya peningkatan ukuran dan berat
seluruh bagian tubuh. Perkembangan berhubungan dengan perubahan secara
kualitas, di antaranya terjadi peningkatan kapasitas individu untuk berfungsi yang
dicapai melalui proses pertumbuhan, pematangan, dan pembelajaran. Proses
pematangan berhubungan dengan peningkatan kematangan dan adaptasi. Proses
tersebut terjadi secara terus-menerus dan saling berhubungan serta ada keterkaitan
antara satu komponen dengan komponen lain. Jadi, jika tubuh anak semakin besar
dan tinggi, kepribadiannya secara simultan juga semakin matang.

Dalam ilmu kesehatan anak, istilah pertumbuhan dan perkembangan


menyangkut semua aspek kemajuan yang dicapai oleh jazad manusia dari
konsepsi sampai dewasa.Pertumbuhan berarti bertambah besar dalam aspek fisis
akibat multiplikasi sel dan bertambahnya jumlah zat interseluler. Oleh karena itu,
pertumbuhan dapat diukur dalam sentimeter atau inchi dan dalam kilogram atau
pound. Selain itu dapat pula diukur dalam keseimbangan metabolik, yaitu retensi
kalsium dan nitrogen oleh badan.

Perkembangan digunakan untuk menunjukkan bertambahnya


keterampilan dan fungsi kompleks. Seseorang berkembang dalam pengaturan
neuromoskuler, berkembang dalam mempergunakan tangan kanannya dan
terbentuk pula kepribadiannya. Maturasi dan diferensiasi sering dipergunakan

1
sebagai sinonim untuk perkembangan. Pertumbuhan fisis, sebagai pertumbuhan
badan sebagai keseluruhan. (Amirudin, 2007)

2. Faktor yang Memengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Anak

a. Faktor herediter

Faktor pertumbuhan yang dapat diturunkan (herediter) adalah jenis


kelamin, ras, dan kebangsaan (Marlow, 1988 dalam Supartini 2004).jenis
kelamin ditentukan sejak awal dalam kandungan (fase konsepsi) dan setelah
lahir, anak laki-laki cenderung lebih tinggi dan berat daripada anak
perempuan dan hal ini bertahan sampai usia tertentu karena anak perempuan
biasanya lebih awal mengalami masa prapubertas sehingga kebanyakan pada
usia tersebut, anak perempuan lebih tinggi dan besar. Akan tetapi, begitu anak
laki-laki memasuki masa prapubertas, mereka akan berubah lebih tinggi dan
besar daripada anak perempuan.

Ras atau suku bangsa dapat memengaruhi prtumbuhan dan perkembangan


anak. Beberapa suku bangsa meninjukkan karakteristik yang khas misalnya
Suku Asmat di Irian Jaya secara turun temurun berkulit hitam demikian juga
kebangsaan tertentu menunjukkan karakteristik tertentu seperti bangsa Asia
cenderung pendek dan kecil, sedangkan bangsa Eropa dan Amerika cenderung
tinggi dan besar.

b. Faktor lingkungan

Faktor lingkungan yang dapat memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan


anak adalah sebagai berikut

1. Faktor prenatal.

a). Gizi (defisiensi vitamin, jodium dan lain-lain)

Dengan menghilangkan vitamin tertentu dari dalam makanan


binatang yang sedang hamil, Warkany menemukan kelainan pada anak
binatang tersebut. Jenis kelainan tersebut dapat diduga sebelumnya
dengan menghilangkan vitamin tertentu. Telah dibuktikan pula bahwa
kurang makanan selama kehamilan dapat meningkatkan angka
kelahiran mati dan kematian neonatal. Diketahui pula bahwa pada ibu
dengan keadaan gizi jelek tidak dapat terjadi konsepsi. Hal ini

2
disinggung pula oleh Warkany dengan mengatakan “The most serious
congenital malformation is never to be conceived at all”.

b). Mekanis (pita amniotik, ektopia, posisi fetus yang abnormal, trauma,
oligohidroamnion).

Faktor mekanis seperti posisi fetus yang abnormal dan


oligohidroamnion dapat menyebabkan kelainan kongenital seperti
clubfoot, mikrognatia dan kaki bengkok. Kelainan ini tidak terlalu
berat karena mungkin terjadi pada masa kehidupan intrauterine akhir.
Implantasi ovum yang salah, yang juga dianggap faktor mekanis dapat
mengganggu gizi embrio dan berakibat gangguan pertumbuhan.

c). Toksin kimia (propiltiourasil, aminopterin, obat kontrasepsi dan dll)

Telah lama diketahui bahwa obat-obatan tersebut dapat


menimbulkan kelainan seperti misalnya palatoskizis, hidrosefalus,
distosis kranial.

d). Endokrin (diabetes mellitus pada ibu, hormon yang dimakan, umur tua
dan lain-lain)

Bayi yang lahir dari ibu yang menderita diabetes mellitus sering
menunjukkan kelainan berupa makrosomia, kardiomegali dan
hiperplasia adrenal. Hiperplasi pulau Langherhans akan
mengakibatkan hipoglikemia. Umur rata-rata ibu yang melahirkan
anak mongoloid dan kelainan lain umumnya lebih tinggi dibandingkan
umur ibu yang melahirkan anak normal. Ini mungkin disebabkan oleh
kelainan beberapa endokrin dalam tubuh ibu yang meningkat pada
umur lanjut, walaupun faktor lain yang bukan endokrin juga ikut
berperan.

e). Radiasi (sinar Rontgen, radium dan lain-lain)

3
Pemakaian radium dan sinar Rontgen yang tidak mengikuti aturan
dapat mengakibatkan kelainan pada fetus. Contoh kelainan yang
pernah dilaporkan ialah mikrosefali. Spina bifida, retardasi mental dan
deformitas anggota gerak. Kelainan yang ditemukan akibat radiasi
bom atom di Hiroshima pada fetus ialah mikrosefali, retardasi mental,
kelainan kongenital mata dan jantung.

f). Infeksi (trimester I: rubella dan mungkin penyakit lain, trimester II dan
berikutnya: toksoplasmosis, histoplasmosis, sifilis dan lain-lain)

Rubela (German measles) dan mungkin pula infeksi virus atau


bakteri lainnya yang diderita oleh ibu pada waktu hamil muda dapat
mengakibatkan kelainan pada fetus seperti katarak, bisu-tuli,
mikrosefali, retardasi mental dan kelainan kongenital jantung.
Kongenital merupakan contoh infeksi yang dapat menyerang fetus
intrauterin hingga terjadi gangguan pertumbuhan fisik dan mental.
Toksoplasmosis pranatal dapat mengakibatkan makrosefali kongenital
atau mikrosefali dan retinitis.

g). Imunitas (eritroblastosis fetalis, kernicterus)

Keadaan ini timbul atas dasar adanya perbedaan golongan darah


antara fetus dan ibu, sehingga ibu membentuk antibodi terhadap sel
darah merah bayi yang kemudian melalui plasenta masuk ke dalam
peredaran darah bayi yang akan mengakibatkan hemolisis. Akibat
penghancuran sel darah merah bayi akan timbul anemia dan
hiperbilirubinemia. Jaringan otak sangat peka terhadap
hiperbilirubinemia ini dan dapat terjadi kerusakan.

h). Anoksia embrio (gangguan fungsi plasenta)

Keadaan anoksia pada embrio dapat mengakibatkan


pertumbuhannya terganggu.

4
2. Faktor Pascanatal

a. Gizi (masukan makanan kualitatif dan kuantitatif)

Termasuk dalam hal ini bahan pembangun tubuh yaitu protein,


karbohidrat, lemak, mineral dan vitamin.

b. Penyakit (penyakit kronis dan kelainan kongenital)

Beberapa penyakit kronis seperti glumerulonefritis kronik, tuberkulosis


paru dan penyakit sesak dapat mengakibatkan retardasi pertumbuhan
jasmani. Hal yang sama juga dapat terjadi pada penderita kelainan
jantung bawaan.

c. Keadaan sosial ekonomi

Hal ini memegang peranan penting dalam pertumbuhan anak, jelas


dapat terlihat ukuran bayi yang lahir dari golongan orang tua dengan
keadaan sosial-ekonomi yang kurang, yang lebih rendah dibandingkan
dengan bayi dari keluarga dengan sosial-ekonomi yang cukup.

d. Musim

Di negeri yang mempunyai empat musim terdapat perbedaan


kecepatan tumbuh berat badan dan tinggi. Pertambahan tinggi terbesar
pada musim semi dan paling rendah pada musim gugur. Sebaliknya
penambahan berat badan terbesar terjadi pada musim gugur dan
terkecil pada musim semi.

e. dan lain-lain

Banyak faktor lain yang ikut berpengaruh terhadap pertumbuhan


dan perkembangan anak, antara lain pengawasan medis, perbaikan
sanitasi, pendidikan, faktor psikologis dan lain-lain.

3. Faktor Internal

5
Factor internal yang dapat memengaruhu pertumbuhan dan
perkembangan anak antara lain,

a. Kecerdasan

Kecerdasan dimiliki anak sejak ia dilahirkan. Anak yang dilahirkan


dengan tingkat kecerdasan yang rendah tidak akan mencapai prestasi
yang cemerlang walaupun stimulus yang diberikan lingkungan
demikian tinggi. Sementara anak yang dilahirkan dengan kecerdasan
tinggi dapat didorong oleh stimulus lingkungan untuk berprestasi
secara cemerlang.

b. Pengaruh hormonal

Ada tiga hormon utama yang memengaruhi pertumbuhan dan


perkembangan anak, yaitu hormone somatotropik, hormone tiroid, dan
hormone gonadodtropin. Hormon somatotropik (growth hormone)
terutama digunakan selama masa kanak-kanak yang memengaruhi
pertumbuhan tinggi badan karena menstimulasi terjadinya proliferasi
sel kartilago dan system skeletal. Apabila kelebihan, hal ini akan
menyebabkan gigantisme, yaitu anak tumbuh sangat tinggi dan besar;
dan apabila kekurangan, menyebabkan dwarfism atau kerdil. Hormon
tiroid mestimulasi metabolism tubuh, sedangkan hormon
gonadotropik menstimulasi pertumbuhan sel interstitial dari testis
untuk memproduksi testosterone, dan ovarium untuk memproduksi
estrogen. Selanjutnya, testosterone akan menstimulasi perkembangan
karakteristik seks sekunder laki-laki, yaitu menghasilkan spermatozoa,
sedangkan estrogen akan menstimulasi perkembangan karakteristik
seks sekunder anak perempuan, yaitu menghasilkan ovum.

c. Pengaruh emosi

Orang tua terutama ibu adalah orang terdekat tempat anak belajar
untuk bertumbuh dan berkembana. Anak belajar dari orang tua untuk

6
dapat memenuhi kebituhan dasarnya sendiri. Dengan demikian,
apabila orang tua member contoh perilaku emosional, seperti
melempar sandal atau sepatu bekas dipakai, membentak saat anak
rewel, marah saat jengkel, anak akan belajar untuk menirukan perilaku
orang tua tersebut. Anak belajat mengekspresikan perasaan dan
emosinya dengan meniru perilaku orang tuanya. Apabila pola seperti
ini dibiarkan, anak akan mengembangkan perilaku emosional seperti
di atas karena maturasi atau pematangan kepribadian diperoleh anak
melalui proses belajar dari lingkungan keluarganya. Oleh karena itu,
orang tua harus berhati-hati dalam bersikap karena apabila orang tua
senang membentak, anak akan belajar untuk berbicara kasar pada
orang lain. Apabila orang tua suka memukul saat marah dan jengkel,
anak akan belajar bersikap kasar pada orang lain. Orang tua adalah
model peran bagi anak.

3. Periode Perkembangan Anak

Wong (2000) dalam Supartini (2004), mengemukakan


perkembangan anak secara umum terdiri atas tahapan prenatal, periode
bayi, masa kanak-kanak awal, masa kanak-kanan pertengahan, dan
masa kanak-kanak akhir.

a. Periode prenatal

Periode ini terdiri atas fase germinal, embrio, dan fetal.Fase


germinal, yaitu mulai dari konsepsi sampai kurang lebih usia
kehamilan 2 minggu. Fase embrio mulai dari usia kehamilan 2
minggu sampai 8 minggu dan periode fetal mulai dari 8 minggu
sampai 40 minggu atau kelahiran. Pada periode ini terjadi
pertumbuhan yang sangat cepat dan sangat penting karena terjadi
pembentukan organ dan system organ anak. Selain itu, adanya
hubungan antara kondisi ibu dan fetus yang member dampak pada
pertumbuhannya. Oleh karena itu, perawatan prenatal yang adekuat
sangat diperlukan untuk memelihara dan meningkatkan pertumbuhan

7
dan perkembangan fetus yang optimal. Asupan nutrisi ibu yang
adekuat selama masa kehamilan terutama kadar protein yang tinggi
akan membantu anak untuk mencapai perkembangan otak yang
optimal. Sebaliknya, penyakit atau masalah kesehatan yang sering
dialami ibu akan berdampak pada kesejahteraan fetus, bahkan sangat
dimungkinkan terjadinya pertumbuhan abnormal pada ibu yang
mengkonsumsi obat diluar pengawasan dokter, atau terpaksa
kehamilan harus diakhiri apabila ibu menderita penyakit yang
mengancam nyawa apabila kehamilan diteruskan (misalnya,
preeklamsia berat, gangguan kardiovaskuler, atau gangguan fungsi
ginjal berat).

b. Periode bayi

Periode ini terbagi atas neonatus dan bayi.

1. Neonatus adalah sejak lahir (0 hari) sampai 28 hari. Pada


tahap ini, perkembangan neonatus sangat memungkinkan untuk
dikembangkan sesuai keinginan.

2. Periode bayi di atas 28 hari sampai usia di atas 12 bulan.


Pada periode ini, pertumbuhan dan perkembangan cepat terutama
pada aspek kognitif, motorik, social, dan pembentukan rasa
percaya diri pada anak melalui perhatian dan pemenuhan
kebutuhan dasar dari orang tua.

Berdasarkan skema perkembangan balita dari bagian Psikologi Anak


FKUI (dalam Ardiana, 2007):

a. Bayi usia 1-3 bulan: belajar mengangkat kepala, mengikuit objek dengan
matanya, melihat kemuka orang dengan tersenyum, bereaksi terhadap suara atau bunyi,
mengenal ibunya dengan penglihatan, penciuman, pendengaran, dan kontak, menaham
barang yang dipegangnya, mengoceh spontan atau bereaksi dengan mengoceh.

b. Bayi usia 3-6 bulan: mengangkat kepala sampai 90 derajat dan mengangkat dada
dengan bertopang tangan, mulai belajar meraih benda-benda yang ada dalam jangkauan
atau di luar jangkaunnya, menaruh benda-benda di mulutnya, berusaha memperluas
lapang pandang, tertawa dan menjerit karena gembira bila diajak bermain, mulai
berusaha mencari benda-benda yang hilang.

c. Bayi usia 6-9 bulan: mulai dapat duduk tanpa dibantu, dapat tengkurap dan
berbaring sendiri, dapat merangkak meraih benda atau mendekati seseorang,

8
memindahkan benda dari satu tangan ke tangan yang lain, memegang benda kecil dengan
ibu jari dan jari telunjuk, bergembira dengan melempar benda-benda, mengeluarkan kata-
kata tanpa arti, mengenal muka anggota keluarga, dan takut pada orang lain, mulai
berpartisipasi dalam permainan tepuk tangan.

d. Bayi usia 9-12 bulan: dapat berdiri sendiri tanpa dibantu, dapat berjalan dengan
dituntun, menirukan suara, mengulang bunyi yang didengarnya, belajar menyatakan satu
atau dua kata, mengerti perintah sederhana atau larangan, memperlihatkan minat yang
besar dalam mengekplorasi sekitarnya, ingin menyentuh apa saja, dan memasukkan
benda-benda ke mulutnya, berpartisipasi dalam permainan.

Kemampuan orang tua dalam memenuhi kebutuhan dasar dan


memberikan stimulus sensoris-motoris mutlak diperlukan untuk
pertumbuhan dan perkembangan anak karena anak masih bergantung
secara total pada lingkungan, terutama keluarga sebagai lingkungan
pertama.

c. Periode kanak-kanak awal

Periode ini terdiri atas: usia anak usia 1-3 tahun yang disebut dengan
toddler dan prasekolah, yaitu antara 3-6 tahun.

1. Toddler menunjukkan perkembangan motorik yang dapat meningkatkan otonomi


fisik. Terjadi peningkatan kemampuan psikososial anak. Berikut ini perkembangan anak
toddler berdasarkan skema perkembangan balita dari Bagian Psikologi Anak FKUI :

a. Anak usia 12-18 bulan : mulai mampu berjalan dan


mengeksplorasi rumah serta sekeliling rumah, menyusun 2 atau 3
kotak, dapat mengatakan 5-10 kata, memperlihatkan rasa cemburu dan
rasa bersaing.

b. Anak usia 18-24 bulan : mampu naik turun tangga, menyusun 6


kotak, menunjuk mata dan hidungnya, menyusun dua kata, belajar
makan sendiri, menggambar garis di kertas atau di pasir, mulai belajar
mengontrol buang air besar dan buang air kecil, menaruh minat
kepada apa yang dikerjakan oleh orang lebih besar, memperlihatkan
minat kepada anak lain dan bermain-main dengan mereka.

c. Anak usia 2-3 tahun : anak belajar meloncat, memanjat, meloncat


dengan satu kaki, membuat jembatan dengan 3 kotak, mampu
menyusun kalimat, mempergunakan kata-kata saya, bertanya,
mengerti kata-kata yang ditujukan kepadanya, menggambar lingkaran,

9
bermain dengan anak lain, dan meyadari adanya lingkungan lain di
luar keluarganya.

Toddler menunjukkan perkembangan motorik yang lebih lanjut


dan anak menunjukkan kemampuan aktivitas lebih banyak bergerak,
mengembangkan rasa ingin tahu, dan eksplorasi benda yang ada di
sekelilingnya. Dengan demikian, bahaya atau risiko terjadi kecelakaan
harus diwaspadai pada periode toddler. Orang tua perlu mendapatkan
bimbingan antisipasi terhadap kemungkinan terjadinya bahaya atau
ancaman kecelakaan tersebut. Kemampuan interaksi social lebih luas
terutama pada anak prasekolah dan mempersiapkan diri untuk
memasuki dunia sekolah, dan perkembangan konsep diri telah dimulai
pada periode ini. Pada usia prasekolah perkembangan fisik lebih
lambat dan relative menetap. Sistem tubuh seharusnya sudah matang
dan sudah terlatih dengan toileting. Keterampilan motorik, seperti
berjalan, berlari, melompat menjadi semakin luwes, tetapi otot dan
tulang belum begitu sempurna.

2. Prasekolah (3-6 tahun)

Dunia pre sekolah berkembang. Selama bermain, anak mencoba


pengalaman baru dan peran social. Pertumbuhan fisik lebih lambat.

a. Anak usia 3-4 tahun : berjalan-jalan sendiri mengunjungi tetangga,


berjalan pada jari kaki, belajar berpakaian dan membuka pakaian
sendiri, menggambar garis silang, menggambar orang (hanya kepala
dan badan), mengenal 2 atau 3 warna, bicara dengan baik, dapat
menyebut namanya, jenis kelaminnya dan umurnya, banyak bertanya,
bertanya bagaimana anak dilahirkan, mengenal berbagai sisi (atas,
bawah, muka, belakang), mendengarkan cerita-cerita, bermain dengan
anak lain, menunjukkan rasa saying kepada saudara-saudaranya, dapat
melaksanakan tugas-tugas sederhana.

b. Anak usia 4-5 tahun : mampu melompat dan menari, menggambar


orang terdiri dari kepala, lengan dan badan, menggambar segiempat
dan segitiga, pandai bicara, dapat menghitung jari-jarinya, dapat
menyebut hari-hari dalam seminggu, mendengar dan mengulang hal-
hal penting dan cerita, minat pada kata baru dan artinya, memprotes
bila dilarang apa yang diinginkannya, mengenal empat warna,
memperkirakan bentuk dan besarnya benda, membedakan besar dan
kecil, menaruh minat kepada aktivitas orang dewasa.

10
c. Anak usia 6 tahun : ketangkasan meningkat, melompat tali, bermain
sepeda, dapat menjahit dengan kasar, menguraikan objek-objek
dengan gambar, mengetahui kanan dan kiri, memperlihatkan
tempertantrum, mungkin menentang dan tidak sopan.

d. Periode kanak-kanak pertengahan

Kelompok teman sebaya mempengaruhi perilaku anak. Perkembangan fisik,


kognitif, dan social meningkat. Anak meningkatkan kemampuan komunikasi.

1. Anak usia 6-7 tahun: membaca seperti mesin, mengulangi 3 angka


mengurut kebelakang, membaca waktu untuk seperempat jam, anak
wanita bermain dengan wanita, anak laki-laki bermain dengan laki-laki,
cemas terhadap kegagalan, kadang malu atau sedih, peningkatan minat
pada bidang spiritual.

2. Anak usia 8-9 tahun: kecepatan dan kehalusan aktivitas motorik


meningkat, menggunakan alat-alat seperti palu, peralatan rumah tangga,
keterampilan lebih individual, ingin terlibat dalam segala sesuatu,
menyukai kelompok dan mode, mencari teman secara aktif.

3. Anak usia 10-12 tahun: pertambahan tinggi badan lambat, pertambahan


berat badan cepat, perubahan tubuh yang berhubungan dengan pubertas
mungkin tampak, mampu melakukan aktivitas seperti mencuci dan
menjemur pakaian sendiri, memasak, menggergaji, mengecat,
menggambar, senang menulis surat atau catatan tertentu, membaca untuk
kesenangan atau tujuan tertentu, pemikiran logis, teman sebaya dan orang
tua penting, mulai tertarik dengan lawan jenis, sangat tertarik pada
bacaan, dan ilmu pengetahuan.

Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk memilih sekolah yang baik
bagi perkembangan anak. Harapannya, dengan perkembangan yang
dicapai melalui lingkungan sekolah, anak lebih mandiri dan tidak terlalu
bergantung pada keluarga serta punya kemandirian dalam merawat diri
sendiri. Masa usia sekolah juga merupakan fase penting dalam pencapaian
perkembangan konsep diri, dan keterampilan dasar membaca, menulis,
serta berhitung lebih dikuasai.

e. Periode kanak-kanak akhir

Periode ini merupakan fase transisi, yaitu anak mulai memasuki usia
remaja, pada usia 11 atau 12 tahun sampai 18 tahun. Anak perempuan
mulai memasuki fase pubertas pada usia 11 tahun, sedangkan anak laki-

11
laki 12 tahun. Perkembangan yang mencolok pada periode ini adalah
kematangan identitas seksual dengan berkembangnya organ reproduksi
dan pencapaian identitas diri anak sebagai remaja yang akan
meninggalkan masa kanak-kanak dan memasuki perkembangan sebagai
orang dewasa, terutama pada fase remaja akhir. Boleh dikatakan pada fase
ini anak melalui krisis identitas sebagai seorang remaja yang sedang
tumbuh untuk menjadi dewasa dan dengan sendirinya diperlukan bantuan
orang tua untuk memfasilitasinya melewati fase tersebut sehingga berhasil
mempunyai identitas diri yang positif.

Konsep diri berubah sesuai dengan perkembangan biologi. Mencoba nilai-


nilai yang berlaku. Terjadi perkembangan fisik yang cepat. Stress
meningkat terutama saat terjadi konflik, pertambahan maksimum pada
tinggi dan berat badan, anak wanita sudah mendapat haid, anak wanita
tampak lebih gemuk, berbicara lama di telpon, suasana hati berubah-ubah
(emosi labil), menyesuaikan diri dengan standar kelompok, anak laki-laki
lebih menyukai olahraga, anaka wanita lebih suka membicarakan pakaian,
make-up, hubungan anak dan orang tua mencapai titik terendah, mulai
melepaskan diri dari bergantung pada orang tua, takut ditolak oleh teman
sebaya, kesukaan seksual mulai terlihat. Pada akhir masa remaja,
mencapai maturitas fisik, mengejar karir, identitas seksual terbentuk, lebih
nyaman dengan diri sendiri, kelompok sebaya kurang begitu penting,
emosi lebih terkontrol, dan membentuk hubungan yang menetap

4. Teori-teori Perkembangan Anak

A. Perkembangan Kognitif ( Piaget)

Perkembangan kognitif pada anak menurut piaget membagi dengan empat


tahap, yaitu :

1. Tahap sensori motor (umur 0-2 tahun) dengan perkembangan kemapuan


sebagai berikut anak mempunyai kemampuan dalam mengasimilasi dan
mengakomodasi informasi dengan cara melihat, mendengar, menyentuh dan
aktivitas motorik.Semua gerakan pada masa ini akan diarahkan kemulut
dengan merasakan keingintahuan sesuatu dari apa yang dilihat, didengar,
disentuh.
2. Tahap praoperasional ( umur 2-7 tahun)dengan perkembangan
kemampuan sebagai berikut anak belum mampu mengoperasionalisasikan apa

12
yang dipikirkan melalui tindakan dalam pikiran anak perkembangan anak
masih bersifat egosentrik seperti anak akan memilih sesuatu atau ukuran yang
besar walaupun isi sedikit.masa ini sifat pikiran bersifat transduktif
menganggap semuanya sama, seperti seorang pria dikeluaga adalah ayah
maka semua pria adalah ayah, pikiran kedua adalah pikiran animisme selalu
memperhatikan adanya benda mati.
3. Tahap kongkret (7-11 tahun) dengan perkembangan kemampuan senangi
berikut anak sudah memandang realistis dari dunianya dan mempunyai
anggapan yang sama dengan orang lain, sifat egosetik sudah mulai hilang
sebab anak mempunyai pengertian tentang keterbatasan diri sendiri, sifat
pikiran sudah mempunyai dua pandangan atau disebut reversibilitas
merupakan cara memandang dari arah berlawanan ( kebalikan), sifat realistis
tersebut belum sampai kedalam pikiran dalam membuat suatu konsep atau
hipotesis.
4. Formal operasional (lebih dari 11 tahun) dengan perkembangan
kemampuan sebagai berikut perkembangan anak pada masa ini sudah terjadi
dalam perkembangan pikiran dengan membentuk gambaran mental dan
mampu menduga dan memperkirakan dengan pikiran yang abstrak

B. Perkembangan psikosexsual Anak (Freud)

Pada perkembangan psikosexual anak pertama kali ditemukan oleh Sigmund


freud yang merupakan proses dalam perkembangan anak denga pertambahan
pematangan fungsi struktur serta kejiwan yang dapat menimbulkan dorongan
untuk mencari rangsangan dan kesenangan secara umum untuk menjadikan diri
anak menjadi orang dewasa. Tahapannya sebagai berikut :

1. Tahap oral terjadi pad aumur 0-1 tahun dengan perkembangan sebagai berikut
kepuasan dan kesenangan, kenikmatan dapat melalui dengan cara menghisap,
mengigit, mengunyah, atau bersuara, ketergantungan sangat tinggi dan selalu
minta dilindungi untuk mendapatkan rasa aman.

13
2. Tahap anal terjadi pada umur 1-3 tahun dengan perkembangan sebagai berikut
kepuasan pada fase ini adalah pada pengeluaran tinja, anakakan menunjukan
keakuannya dan sikapnya sangat narsistik yaitu cinta terhadap dirinya sendiri dan
sangat egoistik, mulai mempelajari struktur tubuhnya. Pada fase ini tugas yang
dapat dilaksanakan anak adalah latihan kebersihan.
3. Tahap oedipal / Phalik terjadi pada umur 3-5 tahun dengan perkembangan sebagai
berikut kepuasan anak terletak pada rangsangan autoerotic yaitu meraba-rasa,
merasakan kemikmatan dari beberapa daerah erogennya, suka pada lain jeni.
Anak laki-laki cenderung suka pada ibunya daripada ayahnya demikian
sebaliknya anak perempuan senang pada ayahnya.
4. Tahap laten terjadi pada umur (5-10 tahun) dengan perkembangan sebagai berikut
kepuasan anak mulai terintegrasi, anak masuk dalam masa pubertas dan
berhadapan langsung pada tuntutan sosial seperti suka hubungan dengan
kelompoknya atau sebaya, dorongan libido mulai mereda.
5. Tahap genital terjadi pada umur lebih dari 12 tahun dengan perkembangan
sebagia berikut kepuasan anak pada fase ini akan kembali bangkit dan mengarah
pada perasaan cinta yang matang terhadap lawan jenis.

C. Perkembangan Psikososial Anak ( Erikson)

Merupakan perkembangan anak yang ditinjau dari aspek psikososial,


perkembangan ini ditemukan oleh Erikson bahwa anak dalam perkembangannya
selalu dipengaruhi oleh lingkungan sosial dan untuk mencapai kematangan
kepribadian anak. Tahap-tahapnya adalah :

1. Tahap percaya dan tidak percaya terjadi pada umur 0-1 tahun ( bayi) dengan
perkembangan sebagai berikut tahap ini bayi sudah terbentuk rasa percaya kepada
seseorang baik orang tua maupun orang yang mengasuhnya ataupun juga perawat
yang merawatnya, kegagalan pada tahap ini apabila terjadi kesalahan dalam
mengasuh atau merawat maka akan dapat timbul rasa tidak percaya.
2. Tahap kemandirian, rasa malu, dan ragu terjadi pada umur 1-3 tahun(toddler )
dengan perkembangan sebagai berikut anak sudah mulai mencoba mandiri dalam

14
tugas tumbuh kembang seperti dalam motorik dan bahasa, anak sudah mulai
latihan jalan sendiri, berbicara dan pada tahap ini pula anak akan merasakan malu
apabila orang tua terlalu melindungi atau tidak memberikan kemandirian atau
kebebasa anak dan menuntut tinggi harapan anak.
3. Tahap inisiatif, rasa bersalah terjadi pada umur 4-6 tahun (prasekolah) dengan
perkembangan sebagai berikut anak akan memulai inisiatif dalam melakukan
aktivitasnya, dan apabila pada tahap ini anak dilarang atau dicegah maka tumbuh
perasaan bersalah pada diri anak.
4. Tahap rajin dan rendah diri terjadi pada umur (sekolah) dengan perkembangan
sebagai berikut anak selalu berusaha untuk mencapai sesuatu yang diinginkan
atau prestasinya sehingga anak pada usia ini adalah rajin dalam melakukan
sesuatu akan tetapi apabila harapan pada anak ini tidak tercapai kemungkinan
besar anak akan merasakan rendah diri.
5. Tahap identitas dan kebingungan peran terjadi pada masa adolesence dengan
perkembangan sebagai berikut terjadi perubahan dalam diri anak khususnya
dalam fisik dan kematangan usia, perubahan hormonal, akan menunjukan
identitas dirinya seperi siapa saya kemudian apabila kondisi tidak sesuai dengan
suasana hati maka dapat kemungkinan menyebabkan terjadi kebingungan dalam
peran.
6. Tahap keintiman dan pemisahan peran terjadi pada masa dewasa muda dengan
perkembang sebagai berikut anak mencoba melakukan hubungan dengan teman
sebaya atau kelompok masyarakat dalam kehidupan sosial untuk menjalin
keakraban dan apabila anak tidak mampu bergabung atau membina hubungan
dengan orang lain maka kemungkinan dapat memisahkan diri dari anggota atau
kelompok orang.
7. Tahap generasi dan penghentian terjadi pada masa dewasa pertengahan dengan
perkembangan sebagai berikut seseorang ingin mencoba memperhatikan generasi
berikutnya dalam kegiatan aktivitas di masyarat dan selalu melibatkannya dan
keinginannya membuat dunia menerimanya, apabila tahap ini terjadi ini terjadi
kegagalan maka akan terjadi penghentian dalam kegiatan atau aktivitasnya.

15
8. Tahap integrasi dan keputusan terjadi pada masa dewasa lanjut dengan
perkembangan sebagai berikut seseorang memikirkan tugas-tugas dalam
mengakhiri kehidupan, perasaan keputusasaan akan mudah timbul karena
kegagalan pada dirinya untuk melakukan aktivitas dalam kehidupan.

D. Perkembangan Psikomoral Anak (Kohlberg)

Perkembangan psikomoral ini oleh Kohlberg dalam memandang tumbuh


kembang anak yang ditinjau segi moralitas anak dalam menghadapi kehidupan.

Tahapan psikomoral menurut Kohlberg dapat meliputi ;

1. Tahap orientasi hukum kepatuhan pada tingkat pemikiran pra konvensional


mempunyai perkembangan sebagai berikut: anak peka terhadap peraturan yang
berlatar budaya, menghindari hukuman dan patuh pada hukum, bukan atas dasar
norma pada peraturan moral yang mendasarinya.
2. Tahap orientasi relativitas dan instrumental pada tingkat pemikiran pra
konvensional mempunyai perkembangan sebagai berikut: segala tindakan
dilakukan hanya untuk memuaskan individu akan tetapi juga kadang-kadang
untuk orang lain, kesetiaan, penghargaan, kebijakan diambil untuk
diperhitungkan.
3. Tahap orientasi masuk kelompok ( hubungan dengan orang lain) pada tingkat
pemikiran konvensional mempunyai perkembangan sebagai berikut: bertingkah
laku yang dapat menyenangkan dan diterima orang lain.
4. Tahap orientasi hukam dan ketertiban pada tingkat pemikiran konvensional
mempunyai perkembangan sebagai berikut: membuat keputusan yang benar
berarti mengerjakan tugas, berorientasi kepada otoritas yang sudah pasti dan
usaha untuk memelihara ketertiban sosial.
5. Tahap orientasi kontrak sosial tingkat pemikiran post konversional otonom /
berprinsip mempunyai perkembangan sebagai berikut: mementingkan
kegunaannya, berprinsip tindakan yang benar adalah tindakan yang dimengerti
dari segala hak individu yang umum dan disetujui oleh seluruh masyarakat,

16
adanya kesadaran yang jelas bahwa nilai dan pandangan pribadi adalah relative,
menekankan bahwa hukum yang bisa diambil atas dasar rasional.
6. Tahap orientasi azas etika universal pada tingkat pemikiran post konversional
otonom/berprinsip mempunyai perkembangan sebagai berikut: keputusan yang
diambil berdasarkan suasana hati, prinsip dan etika yang dipilih sendiri,
berpedoman kepada peraturan-peratuaran yang umum dimasyarakat.

17

Anda mungkin juga menyukai