Secara alamiah, setiap individu hidup akan melalui tahapan pertumbuhan dan
perkembangan, yaitu sejak masa embrio sampai akhir hayatnya mengalami
perubahan ke arah peningkatan baik secara ukuran maupun secara perkembangan.
Kecepatan pertumbuhan dan perkembangan anak akan bervariasi dari satu anak
dengan anak lainnya bergantung pada beberapa hal yang memengaruhinya,
sedangkan pendekatan dalam melaksanakan asuhan keperawatan sangat
bergantung pada tahapan perkembangan mana yang sedang dilalui anak pada saat
itu.
1
sebagai sinonim untuk perkembangan. Pertumbuhan fisis, sebagai pertumbuhan
badan sebagai keseluruhan. (Amirudin, 2007)
a. Faktor herediter
b. Faktor lingkungan
1. Faktor prenatal.
2
disinggung pula oleh Warkany dengan mengatakan “The most serious
congenital malformation is never to be conceived at all”.
b). Mekanis (pita amniotik, ektopia, posisi fetus yang abnormal, trauma,
oligohidroamnion).
d). Endokrin (diabetes mellitus pada ibu, hormon yang dimakan, umur tua
dan lain-lain)
Bayi yang lahir dari ibu yang menderita diabetes mellitus sering
menunjukkan kelainan berupa makrosomia, kardiomegali dan
hiperplasia adrenal. Hiperplasi pulau Langherhans akan
mengakibatkan hipoglikemia. Umur rata-rata ibu yang melahirkan
anak mongoloid dan kelainan lain umumnya lebih tinggi dibandingkan
umur ibu yang melahirkan anak normal. Ini mungkin disebabkan oleh
kelainan beberapa endokrin dalam tubuh ibu yang meningkat pada
umur lanjut, walaupun faktor lain yang bukan endokrin juga ikut
berperan.
3
Pemakaian radium dan sinar Rontgen yang tidak mengikuti aturan
dapat mengakibatkan kelainan pada fetus. Contoh kelainan yang
pernah dilaporkan ialah mikrosefali. Spina bifida, retardasi mental dan
deformitas anggota gerak. Kelainan yang ditemukan akibat radiasi
bom atom di Hiroshima pada fetus ialah mikrosefali, retardasi mental,
kelainan kongenital mata dan jantung.
f). Infeksi (trimester I: rubella dan mungkin penyakit lain, trimester II dan
berikutnya: toksoplasmosis, histoplasmosis, sifilis dan lain-lain)
4
2. Faktor Pascanatal
d. Musim
e. dan lain-lain
3. Faktor Internal
5
Factor internal yang dapat memengaruhu pertumbuhan dan
perkembangan anak antara lain,
a. Kecerdasan
b. Pengaruh hormonal
c. Pengaruh emosi
Orang tua terutama ibu adalah orang terdekat tempat anak belajar
untuk bertumbuh dan berkembana. Anak belajar dari orang tua untuk
6
dapat memenuhi kebituhan dasarnya sendiri. Dengan demikian,
apabila orang tua member contoh perilaku emosional, seperti
melempar sandal atau sepatu bekas dipakai, membentak saat anak
rewel, marah saat jengkel, anak akan belajar untuk menirukan perilaku
orang tua tersebut. Anak belajat mengekspresikan perasaan dan
emosinya dengan meniru perilaku orang tuanya. Apabila pola seperti
ini dibiarkan, anak akan mengembangkan perilaku emosional seperti
di atas karena maturasi atau pematangan kepribadian diperoleh anak
melalui proses belajar dari lingkungan keluarganya. Oleh karena itu,
orang tua harus berhati-hati dalam bersikap karena apabila orang tua
senang membentak, anak akan belajar untuk berbicara kasar pada
orang lain. Apabila orang tua suka memukul saat marah dan jengkel,
anak akan belajar bersikap kasar pada orang lain. Orang tua adalah
model peran bagi anak.
a. Periode prenatal
7
dan perkembangan fetus yang optimal. Asupan nutrisi ibu yang
adekuat selama masa kehamilan terutama kadar protein yang tinggi
akan membantu anak untuk mencapai perkembangan otak yang
optimal. Sebaliknya, penyakit atau masalah kesehatan yang sering
dialami ibu akan berdampak pada kesejahteraan fetus, bahkan sangat
dimungkinkan terjadinya pertumbuhan abnormal pada ibu yang
mengkonsumsi obat diluar pengawasan dokter, atau terpaksa
kehamilan harus diakhiri apabila ibu menderita penyakit yang
mengancam nyawa apabila kehamilan diteruskan (misalnya,
preeklamsia berat, gangguan kardiovaskuler, atau gangguan fungsi
ginjal berat).
b. Periode bayi
a. Bayi usia 1-3 bulan: belajar mengangkat kepala, mengikuit objek dengan
matanya, melihat kemuka orang dengan tersenyum, bereaksi terhadap suara atau bunyi,
mengenal ibunya dengan penglihatan, penciuman, pendengaran, dan kontak, menaham
barang yang dipegangnya, mengoceh spontan atau bereaksi dengan mengoceh.
b. Bayi usia 3-6 bulan: mengangkat kepala sampai 90 derajat dan mengangkat dada
dengan bertopang tangan, mulai belajar meraih benda-benda yang ada dalam jangkauan
atau di luar jangkaunnya, menaruh benda-benda di mulutnya, berusaha memperluas
lapang pandang, tertawa dan menjerit karena gembira bila diajak bermain, mulai
berusaha mencari benda-benda yang hilang.
c. Bayi usia 6-9 bulan: mulai dapat duduk tanpa dibantu, dapat tengkurap dan
berbaring sendiri, dapat merangkak meraih benda atau mendekati seseorang,
8
memindahkan benda dari satu tangan ke tangan yang lain, memegang benda kecil dengan
ibu jari dan jari telunjuk, bergembira dengan melempar benda-benda, mengeluarkan kata-
kata tanpa arti, mengenal muka anggota keluarga, dan takut pada orang lain, mulai
berpartisipasi dalam permainan tepuk tangan.
d. Bayi usia 9-12 bulan: dapat berdiri sendiri tanpa dibantu, dapat berjalan dengan
dituntun, menirukan suara, mengulang bunyi yang didengarnya, belajar menyatakan satu
atau dua kata, mengerti perintah sederhana atau larangan, memperlihatkan minat yang
besar dalam mengekplorasi sekitarnya, ingin menyentuh apa saja, dan memasukkan
benda-benda ke mulutnya, berpartisipasi dalam permainan.
Periode ini terdiri atas: usia anak usia 1-3 tahun yang disebut dengan
toddler dan prasekolah, yaitu antara 3-6 tahun.
9
bermain dengan anak lain, dan meyadari adanya lingkungan lain di
luar keluarganya.
10
c. Anak usia 6 tahun : ketangkasan meningkat, melompat tali, bermain
sepeda, dapat menjahit dengan kasar, menguraikan objek-objek
dengan gambar, mengetahui kanan dan kiri, memperlihatkan
tempertantrum, mungkin menentang dan tidak sopan.
Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk memilih sekolah yang baik
bagi perkembangan anak. Harapannya, dengan perkembangan yang
dicapai melalui lingkungan sekolah, anak lebih mandiri dan tidak terlalu
bergantung pada keluarga serta punya kemandirian dalam merawat diri
sendiri. Masa usia sekolah juga merupakan fase penting dalam pencapaian
perkembangan konsep diri, dan keterampilan dasar membaca, menulis,
serta berhitung lebih dikuasai.
Periode ini merupakan fase transisi, yaitu anak mulai memasuki usia
remaja, pada usia 11 atau 12 tahun sampai 18 tahun. Anak perempuan
mulai memasuki fase pubertas pada usia 11 tahun, sedangkan anak laki-
11
laki 12 tahun. Perkembangan yang mencolok pada periode ini adalah
kematangan identitas seksual dengan berkembangnya organ reproduksi
dan pencapaian identitas diri anak sebagai remaja yang akan
meninggalkan masa kanak-kanak dan memasuki perkembangan sebagai
orang dewasa, terutama pada fase remaja akhir. Boleh dikatakan pada fase
ini anak melalui krisis identitas sebagai seorang remaja yang sedang
tumbuh untuk menjadi dewasa dan dengan sendirinya diperlukan bantuan
orang tua untuk memfasilitasinya melewati fase tersebut sehingga berhasil
mempunyai identitas diri yang positif.
12
yang dipikirkan melalui tindakan dalam pikiran anak perkembangan anak
masih bersifat egosentrik seperti anak akan memilih sesuatu atau ukuran yang
besar walaupun isi sedikit.masa ini sifat pikiran bersifat transduktif
menganggap semuanya sama, seperti seorang pria dikeluaga adalah ayah
maka semua pria adalah ayah, pikiran kedua adalah pikiran animisme selalu
memperhatikan adanya benda mati.
3. Tahap kongkret (7-11 tahun) dengan perkembangan kemampuan senangi
berikut anak sudah memandang realistis dari dunianya dan mempunyai
anggapan yang sama dengan orang lain, sifat egosetik sudah mulai hilang
sebab anak mempunyai pengertian tentang keterbatasan diri sendiri, sifat
pikiran sudah mempunyai dua pandangan atau disebut reversibilitas
merupakan cara memandang dari arah berlawanan ( kebalikan), sifat realistis
tersebut belum sampai kedalam pikiran dalam membuat suatu konsep atau
hipotesis.
4. Formal operasional (lebih dari 11 tahun) dengan perkembangan
kemampuan sebagai berikut perkembangan anak pada masa ini sudah terjadi
dalam perkembangan pikiran dengan membentuk gambaran mental dan
mampu menduga dan memperkirakan dengan pikiran yang abstrak
1. Tahap oral terjadi pad aumur 0-1 tahun dengan perkembangan sebagai berikut
kepuasan dan kesenangan, kenikmatan dapat melalui dengan cara menghisap,
mengigit, mengunyah, atau bersuara, ketergantungan sangat tinggi dan selalu
minta dilindungi untuk mendapatkan rasa aman.
13
2. Tahap anal terjadi pada umur 1-3 tahun dengan perkembangan sebagai berikut
kepuasan pada fase ini adalah pada pengeluaran tinja, anakakan menunjukan
keakuannya dan sikapnya sangat narsistik yaitu cinta terhadap dirinya sendiri dan
sangat egoistik, mulai mempelajari struktur tubuhnya. Pada fase ini tugas yang
dapat dilaksanakan anak adalah latihan kebersihan.
3. Tahap oedipal / Phalik terjadi pada umur 3-5 tahun dengan perkembangan sebagai
berikut kepuasan anak terletak pada rangsangan autoerotic yaitu meraba-rasa,
merasakan kemikmatan dari beberapa daerah erogennya, suka pada lain jeni.
Anak laki-laki cenderung suka pada ibunya daripada ayahnya demikian
sebaliknya anak perempuan senang pada ayahnya.
4. Tahap laten terjadi pada umur (5-10 tahun) dengan perkembangan sebagai berikut
kepuasan anak mulai terintegrasi, anak masuk dalam masa pubertas dan
berhadapan langsung pada tuntutan sosial seperti suka hubungan dengan
kelompoknya atau sebaya, dorongan libido mulai mereda.
5. Tahap genital terjadi pada umur lebih dari 12 tahun dengan perkembangan
sebagia berikut kepuasan anak pada fase ini akan kembali bangkit dan mengarah
pada perasaan cinta yang matang terhadap lawan jenis.
1. Tahap percaya dan tidak percaya terjadi pada umur 0-1 tahun ( bayi) dengan
perkembangan sebagai berikut tahap ini bayi sudah terbentuk rasa percaya kepada
seseorang baik orang tua maupun orang yang mengasuhnya ataupun juga perawat
yang merawatnya, kegagalan pada tahap ini apabila terjadi kesalahan dalam
mengasuh atau merawat maka akan dapat timbul rasa tidak percaya.
2. Tahap kemandirian, rasa malu, dan ragu terjadi pada umur 1-3 tahun(toddler )
dengan perkembangan sebagai berikut anak sudah mulai mencoba mandiri dalam
14
tugas tumbuh kembang seperti dalam motorik dan bahasa, anak sudah mulai
latihan jalan sendiri, berbicara dan pada tahap ini pula anak akan merasakan malu
apabila orang tua terlalu melindungi atau tidak memberikan kemandirian atau
kebebasa anak dan menuntut tinggi harapan anak.
3. Tahap inisiatif, rasa bersalah terjadi pada umur 4-6 tahun (prasekolah) dengan
perkembangan sebagai berikut anak akan memulai inisiatif dalam melakukan
aktivitasnya, dan apabila pada tahap ini anak dilarang atau dicegah maka tumbuh
perasaan bersalah pada diri anak.
4. Tahap rajin dan rendah diri terjadi pada umur (sekolah) dengan perkembangan
sebagai berikut anak selalu berusaha untuk mencapai sesuatu yang diinginkan
atau prestasinya sehingga anak pada usia ini adalah rajin dalam melakukan
sesuatu akan tetapi apabila harapan pada anak ini tidak tercapai kemungkinan
besar anak akan merasakan rendah diri.
5. Tahap identitas dan kebingungan peran terjadi pada masa adolesence dengan
perkembangan sebagai berikut terjadi perubahan dalam diri anak khususnya
dalam fisik dan kematangan usia, perubahan hormonal, akan menunjukan
identitas dirinya seperi siapa saya kemudian apabila kondisi tidak sesuai dengan
suasana hati maka dapat kemungkinan menyebabkan terjadi kebingungan dalam
peran.
6. Tahap keintiman dan pemisahan peran terjadi pada masa dewasa muda dengan
perkembang sebagai berikut anak mencoba melakukan hubungan dengan teman
sebaya atau kelompok masyarakat dalam kehidupan sosial untuk menjalin
keakraban dan apabila anak tidak mampu bergabung atau membina hubungan
dengan orang lain maka kemungkinan dapat memisahkan diri dari anggota atau
kelompok orang.
7. Tahap generasi dan penghentian terjadi pada masa dewasa pertengahan dengan
perkembangan sebagai berikut seseorang ingin mencoba memperhatikan generasi
berikutnya dalam kegiatan aktivitas di masyarat dan selalu melibatkannya dan
keinginannya membuat dunia menerimanya, apabila tahap ini terjadi ini terjadi
kegagalan maka akan terjadi penghentian dalam kegiatan atau aktivitasnya.
15
8. Tahap integrasi dan keputusan terjadi pada masa dewasa lanjut dengan
perkembangan sebagai berikut seseorang memikirkan tugas-tugas dalam
mengakhiri kehidupan, perasaan keputusasaan akan mudah timbul karena
kegagalan pada dirinya untuk melakukan aktivitas dalam kehidupan.
16
adanya kesadaran yang jelas bahwa nilai dan pandangan pribadi adalah relative,
menekankan bahwa hukum yang bisa diambil atas dasar rasional.
6. Tahap orientasi azas etika universal pada tingkat pemikiran post konversional
otonom/berprinsip mempunyai perkembangan sebagai berikut: keputusan yang
diambil berdasarkan suasana hati, prinsip dan etika yang dipilih sendiri,
berpedoman kepada peraturan-peratuaran yang umum dimasyarakat.
17