I. KLARIFIKASI ISTILAH
1. Rakorbang : Rapat koordinasi pembangunan
2. Demam Berdarah Dengue : Penyakit virus di daerah tropis dengan infeksi, erupsi,
demam, ditularkan oleh nyamuk Aedes, dan ditandai dengan nyeri hebat pada
kepala, mata, otot, dan sendi, sakit tenggorokan serta kadang-kadang disertai erupsi
kulit.
1
3. Endemic : Penyakit yang selalu ada di dalam komunitas tertentu.
4. Promotif : Promosi kesehatan
5. Preventif : Bersifat mencegah
6. Kuratif : Bersifat mengobati
7. Rehabilitatif : Tahap pemulihan dari kondisi sakit
8. Mortalitas : Angka kematian
9. Morbiditas : Angka Kesakitan
10. Five star doctor : dokter bintang lima menurut kriteria WHO
IV. HIPOTESIS
Derajat kesehatan masyarakat (tingginya angka kejadian DBD) dipengaruhi oleh
profesionalitas seluruh jajaran dan pimpinan puskesmas.
V. SINTESIS
1. Puskesmas
Definisi
2
Puskesmas ialah suatu unit pelaksana fungsional yang berfungsi sebagai pusat
pembangunan kesehatan, pusat pembinaan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan
serta pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menyelenggarakan kegiatannya secara
menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan pada suatu masyarakat yang bertempat tinggal
dalam suatu wilayah tertentu.
Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten atau kota yang
bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di datu atau sebagian wilayah
kecamatan.
Visi:
Tercapainya kecamatan sehat menuju terwujudnya indonesia sehat 2010.
Misi:
- Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya.
- Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah
kerjanya.
- Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan, dan keterjangkauan pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan.
- Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga, dan masyarakat
beserta lingkungannya.
Tujuan:
Mendukung tercapainya pembangunan kesehatan nasional yakni meningkatkan kesadaran,
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah
kerja puskesmas.
Fungsi:
a. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan
- Berupaya menggrakkan lintas sector dan dunia usaha di wilayah kerjanya agar
menyelenggarakan pembangunan yang berwawasan kesehatan.
- Aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap
program pembangunan di wilayah kerjanya.
- Mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa
mengabaikan penyembuhan dan pemulihan.
b. Pusat pemberdayaan masyarakat
Berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga, dan masyarakat:
3
- Memiliki kesadaran, kemauan, dan kemampuan melayani diri sendiri dan
masyarakat untuk hidup sehat.
- Berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk
pembiayaan.
- Ikut menetapkan, menyelenggarakan, dan memantau pelaksanaan program
kesehatan.
c. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama
Menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu,
dan berkesinambungan.
- Pelayanan kesehatan perorangan
- Pelayanan kesehatan masyarakat
Upaya Kesehatan
Puskesmas bertangung jawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan
masyarakat. Ada 2 Upaya :
a. Upaya kesehatan Wajib
Adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan komitmern nasional,regional dan global serta
mempunyai daya ungkit tinggi untuk meningkatkan derajat kesehatan masyrakat. Upaya
ini harus diselenggarakan oleh setiap puskesmas yang ada di Indonesia, meliputi:
- Upaya Promosi Kesehatan
- Upaya Kesehatan Lingkungan
- Upaya Kesehatan Ibu & Anak Serta Kb
- Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
- Upaya Pencegahan Dan Pemberantasan Penyakit Menular
- Upaya Pengobatan
b. Upaya Kesehatan Pengembangan
Adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di
masyarakat serta yang disesuaikan dengan kemampuan puskesmas. Upaya kesehatan ini
meliputi:
- UpayaKesehatanSekolah
- UpayaKesehatanOlahraga
- UpayaKesehatanKesehatanMasyarakat
- UpayaKesehatanKerja
- UpayaKesehatanGigidanMulut
4
- UpayaKesehatanJiwa
- UpayaKesehatanMata
- UpayaKesehatanusialanjut
- UpayaPembinaanPengobatanTradisional
Asas Pengelolaan
- Asas pertanggungjawaban wilayah
Artinya, puskesmas bertanggung jawab atas semua masalah kesehatan yang terjadi
di wilayah kerjanya.
- Asas peran serta masyarakat
Artinya, puskesmas berupaya melibatkan masyarakat dalam menyelenggarakan
program kerjanya.
- Asas keterpaduan
lintas program
lintas sektoral
- Asas rujukan
rujukan medis
rujukan kesehatan masyarakat
Stuktur Organisasi Puskesmas
- Kepala Puskesmas
- Unit Tata Usaha
- Unit Pelaksana Teknis Fungsional
Upaya Kesehatan Masyarakat
Upaya Kesehatan perorangan
- Jaringan Pelayanan
Puskesmas pembantu
Puskesmas Keliling
Bidan di Desa/Komunitas
a. Dokter Umum : Melakukan pelayanan medis di poli umum, puskel, pustu, posyandu.
Khusus untuk puskesmas rawat inap bagus juga adakunjungan dokter spesialis sebagai
dokter konsultan, misalnya : dokter ahli anak, kandungan dan penyakit dalam.
- Organisasi Tatalaksana
6
- Bimbingan Teknis dan Supervisi
Mengusahakan agar fungsi Puskesmas dapat diselenggarakan dengan baik dan dapat
memberi manfaat kepada masyarakat di wilayah kerjanya.
Fungsi
7
- Sebagai seorang manajer
Kegiatan Pokok
Lima tugas utama seorang manajer atau kepala puskesmas, untuk menjalankan
prinsip manajemen puskesmas berikut ini:
8
1. Membuat perencanaan Puskesmas :menganalisa kondisi, situasi dan kinerja
puskesmas, apakah sudah baik, masih kurang ataukah banyak yang belum
beres, kemudian menentukan perencanaan kegiatannya.
2. Mengatur pelayanan Puskesmas : menata apa saja jenis kegiatan program
pelayanan, siapa saja yang akan menjalankannya bersama seluruh staf
puskesmas
3. Menggerakkan pegawai Puskesmas : mendorong segenap komponen
pelayanan puskesmas untuk melaksanakan tugas pokok sesuai fungsinya
dalam pelayanan kepada masyarakat
4. Mengevaluasi kinerja Puskesmas :menelaah hasil pencapaian program
puskesmas secara terpadu dengan instansi terkait, sebagai pedoman untuk
menentukan perencanaan pelayanan puskesmas.
5. Menggalang kerjasasam pelayanan Puskesmas: menjalin kerjasama internal
puskesmas dan eksternal puskesmas, antara staf, pegawai, petugas, aparat,
pejabat, kader kesehatan, tokoh masyarakat, dan yang lainnya, khususnya
diwilayah kerja puskesmas
10
11
2. KLB DBD
a. Definisi KLB
KLB (Kejadian Luar Biasa) adalah salah satu status yang diterapkan di Indonesia untuk
mengklasifikasikan peristiwa merebaknya suatu wabah penyakit. Status Kejadian Luar
Biasa diatur oleh Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 949/MENKES/SK/VII/2004.
Kejadian Luar Biasa dijelaskan sebagai timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan
atau kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu daerah dalam kurun waktu
tertentu.
Menurut aturan itu, suatu kejadian dinyatakan luar biasa jika ada unsur:
1. Timbulnya suatu penyakit menular yang sebelumnya tidak ada atau tidak
dikenal.
2. Peningkatan kejadian penyakit/kematian terus-menerus selama 3 kurun waktu
berturut-turut menurut jenis penyakitnya (jam, hari, minggu).
3. Peningkatan kejadian penyakit/kematian 2 kali lipat atau lebih dibandingkan
dengan periode sebelumnya (jam, hari, minggu, bulan, tahun).
4. Jumlah penderita baru dalam satu bulan menunjukkan kenaikan 2 kali lipat
atau lebih bila dibandingkan dengan angka rata-rata perbulan dalam tahun
sebelumnya.
KLB DBD dapat terjadi akibat ketidakseimbangan antara host, agen, dan lingkungan.
Faktor agen yaitu virus dengue dan nyamuk Ae.aetypti , dipengaruhi faktor lingkungan
12
yang padat, banyak tempat penampungan air yang terbuka, dan faktor musim pancaroba
yang menyebabkan vektor nyamuk dapat banyak berkembang biak, serta faktor host
yang kurang menjaga kebersihan lingkungan dan pencegahan terhadap DBD serta
imunitas yang rendah.
Tempat perindukan utama Aedes aegypti adalah tempat-tempat berisi air bersih yang
berdekatan letaknya dengan rumah penduduk, biasanya tidak melebihi jarak 500 meter
dari rumah. Tempat perindukan tersebut berupa:
Selain itu, tempat istirahat Aedes Aegypti berupa semak-semak atau tanaman rendah
termasuk rerumputan yang terdapat di halaman/kebun/pekarangan rumah, juga berupa
benda-benda yang tergantung di dalam rumah seperti pakain, sarung, dan lain-lain.
Nyamuk betina meletakkan telurnya diatas permukaan air dalam keadaan menempel
pada dinding tempat perindukannya → seekor nyamuk betina dapat meletakkan rata-rata
sebanyak 100 butir telur tiap kali bertelur → setelah kira-kira 2 hari telur menetas
13
menjadi larva lalu mengadakan pengelupasan kulit sebanyak 4 kali → tumbuh menjadi
pupa→ akhirnya menjadi dewasa.
Pertumbuhan dari telur sampai menjadi dewasa memerlukan waktu kira-kira 9 hari.
Diantara telur nyamuk yang menetas, hanya nyamuk betina saja yang dapat menjadi
perantara pembawa virus Dengue . Sedangkan umur nyamuk betina tersebut 2-3 bulan.
Karena nyamuk yang menggigit orang yang darahnya mengandung virus dengue,
sepanjang nyamuk tersebut hidup akan tetap mengandung virus dengue dan setiap saat
dapat ditularkan kepada orang lain melalui gigitannya pula (menggigit pada siang hari).
Apabila terdapat tetangga Anda yang menderita DBD dan lokasi rumahnya berada tidak
jauh dari rumah Anda, maka perlu diwaspadai akan keberadaan nyamuk Aedes aegypti,
hal ini karena kemampuan terbang nyamuk tersebut +40 m, dan jangkauan terbang
maksimal sejauh 100 m.
Nyamuk dewasa betina menghisap darah manusia pada siang hari yang dilakukan baik di
dalam rumah ataupun di luar rumah. Penghisapan darah dilakukan dari pagi sampi
petang dengan dua puncak waktu yaitu setelah matahari terbit (08.00-10.00) dan sebelum
matahari terbenam (15.00-17.00).
Walaupun nyamuk ini berumur pendek yaitu kira-kira sepuluh hari tetapi dapat
menularkan virus dengue yang masa inkubasinya antara 3-10 hari.
Siklus hidup penyebaran virus Dengue dapat terjadi melalui beberapa tahap, yaitu :
1. Nyamuk Aedes aegypti yang terinfeksi dengue menggigit manusia
2. Virus berkembang pada jaringan dekat titik inokulasi atau Lymph node
3. Virus keluar dari jaringan ini dan menyebar melalui darah untuk menginfeksi sel-sel
darah putih
4. Virus keluar dari sel darah putih dan bersirkulasi di darah
5. Nyamuk lain menggigit dan tertular
6. Virus berkembang di perut nyamuk
14
7. Virus berkembang di kelenjar ludah
8. Sistem kekebalan tubuh merusak sel-sel yang terinfeksi
Untuk dapat memberantas nyamuk Aedes Aegypti secara efektif diperlukan pengetahuan
tentang pola perilaku nyamuk tersebut yaitu perilaku mencari darah, istirahat dan
berkembang biak, sehingga diharapkan akan dicapai Pemberantasan Sarang Nyamuk dan
jentik Nyamuk Aedes Aegypti yang tepat.
A. Perilaku mencari darah
1. Setelah kawin, nyamuk betina memerlukan darah untuk bertelur
2. Nyamuk betina menghisap darah manusia setiap 2 – 3 hari sekali
3. Menghisap darah pada pagi hari sampai sore hari, dan lebih suka pada jam 08.00 –
12.00 dan jam 15.00 – 17.00
4. Untuk mendapatkan darah yang cukup, nyamuk betina sering menggigigt lebih dari
satu orang
5. Jarak terbang nyamuk sekitar 100 meter
6. Umur nyamuk betina dapat mencapai sekitar 1 bulan.
B. Perilaku istirahat
Setelah kenyang menghisap darah, nyamuk betina perlu istirahat sekitar 2 – 3 hari
untuk mematangkan telur.
Tempat istirahat yang disukai :
1. Tempat-tempat yang lembab dan kurang terang, seperti kamar mandi, dapur,
WC
2. Di dalam rumah seperti baju yang digantung, kelambu, tirai
3. Di luar rumah seperti pada tanaman hias di halaman rumah
Kuratif
16
Promotif dan preventif
Sehingga dari itu cara yang untuk menurunkan populasi nyamuk Aedes aegypti adalah
melalui cara yang telah dikenal oleh masyarakat yakni melalui 3 M, yakni :
1. Menutup TPA
2. Menguras TPA seminggu sekali dan terus menerus
3. Mengubur barang-barang bekas yang menjadi TPA
Akhir-akhir ini pencegahan dan pemberantasan DBD tidak hanya dapat ditempuh
melalui 3M, cara terefektif adalah melalui PSJN (Pemberantasan Sarang Jentik dan
Nyamuk). PSJN merupakan cara paling ‘mujarab’ untuk menekan angka kasus DBD.
Selain karena tempat jentiknya yang jelas, yakni di Tempat Penampungan Air (TPA),
juga karena jentik merupakan awal fase hidup nyamuk. Dan upaya dalam menerapkan
PSJN ini ditempuh dengan beberapa cara diantaranya adalah melalui :
Dari penjelasan di atas mestinya sudah bisa diambil kesimpulan bahwa penanggulangan
demam berdarah dengan cara fogging memang tidak effektif apabila tidak diikuti
dengan Pemberantasan sarang nyamuk (PSN) atau dengan ABATISASI. Selain tidak
begitu effektif penanggulangan dengan cara ini juga membutuhkan biaya yang mahal.
Oleh karenanya fogging tidak perlu dilakukan kalau memang tidak sangat mendesak.
Pemahaman ini harus tertanam di masyarakat, sehingga tidak salah langkah dalam
melakukan tindakan menanggulangi penyakit yang sudah banyak memakan korban ini.
Satu hal yang perlu ditekankan berulang kali adalah mencegah lebih baik dari pada
mengobati, cara mencegah yang benar adalah gaya hidup bersih dan sehat dengan PSN
teratur di rumah masing-masing. Cara inilah yang paling effektif menanggulangi DBD
bukan dengan melakukan Fogging.
19
Jika alat fogging di Puskesmas tidak ada maka untuk pemberantasan nyamuk pun tidak
bisa walaupun peralatan lain yang ada di Puskesmas sudah canggih, sehingga perlu
diusulkan untuk menyediakan alat fogging apalagi daerah itu adalah daerah endemik
DBD.
2. pembinaan perilaku
Pembinaan disini terutama ditujukan kepada perilaku masyarakat yang sudah
sehat agar dipertahankan, artinya masyarakat yang sudah mempunyai perilaku
hidup sehat (healthy life style) tetap dilanjutkan atau dipertahankan.
20
3. pengembangan perilaku
Pengembangan perilaku sehat ini terutama ditujukan untuk membiasakan hidup
sehat bagi anak-anak. Perilaku sehat pada anak seyogyanya dimulai sedini
mungkin, karena kebiasaan perawatan terhadap anak termasuk kesehatan yang
diberikan oleh orang tua akan langsung berpengaruh kepada perilaku sehat anak
selanjutnya.
21
dan cara-cara mencari dana untuk pengadaan sarana dan prasarana. Pemberian
fasilitas ini dimungkinkan hanya sebagai percontohan (pilot project). Prinsip
pendidikan kesehatan dalam kondisi seperti ini adalah “give a man to fish, but
not give man a fish” (memberikan pancingnya untuk memperoleh ikan, bukan
memberikan ikannya). Bentuk pendidikan yang sesuai dengan prinsip ini
antara lain: pengembangan dan pengorganisasian masyarakat (PPM), upaya
peningkatan pendapatan keluarga (income generating), bimbingan koperasi
dan sebagainya yang memungkinkan tersedianya polindes, pos obat desa, dana
sehat, dsb
22
lingkungan, gizi, imunisasi, pelayanan kesehatan dan sebagainya) sudah
tinggi, tetapi apabila tidak didukung oleh fasilitas yaitu tersedianya jamban
sehat, air bersih, makanan yang bergizi, fasilitas imunisasi, pelayanan
kesehatan dan sebagainya, maka mereka sulit untuk mewujudkan perilaku
tersebut.
23
3. Pandangan Hidup
4. Status Ekonomi
5. Pelayanan Kesehatan
Keadaan biologis
Sangat ditentukan oleh kondisi genetik yang dihasilkan pada saat konsepsi (bersatunya sifat
genetik dari kedua orang tua). Kondisi genetik ini, secara konservatif, tidak akan dapat
dirubah lagi setelah periode konsepsi dilalui.
Lingkungan
1. Lingkungan internal
Keseluruhan komponen, jaringan, organ dan sistem organ, dengan segala kondisinya
yang harmonis. Terdapat sistem tatanan yang mengatur secara dinamis agar setiap
keadaan menjadi seimbang secara fisiologis. Kondisi ini dikenal sebagai keadaan
keseimbangan fisiologis yang homeostatis.
2. Lingkungan external
Sekumpulan dan semua kondisi ekstemal yang melingkupi segala aspek
perkembangan dan kehidupan manusia. Tidak ada keraguan sedikitpun yang menyatakan
bahwa lingkungan eksternal ini memainkan peran yang penting untuk terjadinya keadaan
sehat-sakit.
Pandangan Hidup
Kebiasaan dan perilaku yang berhubungan dengan pengetahuan akan hidup sehat, meliputi
semua factor faktor perseorangan dapat yang mempengaruhi kondisi kesehatan.
Setiap kondisi yang merusak keadaan ini, akan menimbulkan pengaruh terhadap kesehatan
individu.
Status Ekonomi
Status ekonomi merupakan salah satu faktor yang menentukan dalam kesehatan masyarakat.
Negara-negara yang memiliki pendapatan per kapita yang rendah, biasanya akan diikuti
dengan tingginya angka kematian, khususnya kematian anak. Terdapat korelasi yang erat
antara pendapatan per kapita sebuah negara dengan kalori per hari, dan angka kematian bayi .
ini masih harus dibandingkan dengan hasil diskusi para ahli kesehatan Amerika.
24
Pelayanan Kesehatan
Tindakan medis dan pelayanan kesehatan dapat mempengaruhi angka prevalensi dan angka
insidensi penyakit-penyakit tertentu.
Melalui pelayanan kesehatan pada seluruh lapisan individu dan masyarakat maka proteksi
dan promosi kesehatan dapat dijalankan.
1. Perilaku (50%)
2. Lingkungan (20%)
3. Genetik (20%)
4. Pelayanan Kesehatan (10%)
Derajat kesehatan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu perilaku, lingkungan,
pelayanan kesehatan dan keturunan. Diantara faktor – faktor tersebut pengaruh perilaku
terhadap status kesehatan , baik kesehatan individu maupun kelompok sangatlah besar. Salah
satu usaha yang sangat penting di dalam upaya merubah perilaku adalah dengan melakukan
kegiatan pendidikan kesehatan atau yang biasa dikenal dengan penyuluhan. Sejauh mana
kegiatan tersebut bisa merubah perilaku masyarakat akan sangat dipengaruhi oleh faktor
-faktor lain yang ikut berperan dan saling berkaitan dalam proses perubahan perilaku itu
sendiri.
Bentuk Perilaku
25
Secara operasional perilaku dapat diartikan sebagai respon organisme terhadap rangsangan
tertentu dari luar subyek. Respon
1. Bentuk pasif atau covert behaviour adalah respon internal yang terjadi di dalam diri
manusia dan tidak secara langsung bisa dilihat orang lain, misalnya berpikir,
tanggapan, sikap atau pengetahuan. Misalnya seorang ibu yang tahu bahwa membawa
anak untuk diimunisasi dapat mencegah penyakit tertentu akan tetapi dia tidak
membawa anaknya ke puskesmas atau posyandu.
2. Bentuk aktif atau overt behaviour , apabila perilaku ini jelas bisa dilihat. Misalnya
pada contoh di atas si ibu membawa anaknya ke posyandu atau puskesmas untuk
diimunisasi.
Faktor Penentu ( Determinan ) Perilaku
Perilaku kesehatan seperti halnya perilaku pada umumnya melibatkan banyak faktor.
Menurut Lawrence Green ( 1980 )
kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh dua hal pokok yaitu faktor perilaku
dan di luar perilaku. Selanjutnya
Seseorang yang tidak mau mengimunisasikan anaknya , dapat disebabkan karena dia memang
belum tahu manfaat imunisasi ( predisposing factor ),.atau karena jarak posyandu dan
26
puskesmas yang jauh dari rumahnya ( enabling factor ) sebab lain bisa jadi karena tokoh
masyarakat di wilayahnya tidak mau mengimunisasikan anaknya ( reinforcing factor ).
Model di atas dengan jelas menggambarkan bahwa terjadinya perilaku secara umum
tergantung faktor intern ( dari dalam individu ) dan faktor ekstern ( dari luar individu ) yang
saling memperkuat . Maka sudah selayaknya kalau kita ingin merubah perilaku kita harus
memperhatikan faktor – faktor tersebut di atas.
Hal yang penting di dalam perilaku kesehatan adalah masalah pembentukan dan
perubahan perilaku. Karena perubahan perilaku merupakan tujuan dari pendidikan kesehatan
atau penyuluhan kesehatan sebagai penunjang program kesehatan lainnya. Perubahan yang
dimaksud bukan hanya sekedar covert behaviour tapi juga overt behaviour.
2. Pemberian informasi
Adanya informasi tentang cara mencapai hidup sehat, pemeliharaan kesehatan , cara
menghindari penyakit dan sebagainya akan meningkatkan pengetahuan masyarakat.
Selanjutnya diharapkan pengetahuan tadi menimbulkan kesadaran masyarakat yang pada
akhirnya akan menyebabkan orang berperilaku sesuai pengetahuan yang dimilikinya.
Perubahan semacam ini akan memakan waktu lama tapi perubahan yang dicapai akan
bersifat lebih langgeng.
3. Diskusi partisipatif
27
Cara ini merupakan pengembangan dari cara kedua dimana penyampaian informasi
kesehatan bukan hanya searah tetapi dilakukan secara partisipatif. Hal ini berarti bahwa
masyarakat bukan hanya penerima yang pasif tapi juga ikut aktif berpartisipasi di dalam
diskusi tentang informasi yang diterimanya. Cara ini memakan waktu yang lebih lama
dibanding cara kedua ataupun pertama akan tetapi pengetahuan kesehatan sebagai dasar
perilaku akan lebih mantap dan mendalam sehingga perilaku mereka juga akan lebih
mantap.
Daftar pustaka
Djakaria, S. 2006. Vektor Penyakit Virus, Riketsia, Spiroketa, dan Bakteri. Dalam :
Gandalhusada, Srisasi,. Herry D. Ilahude,. Wita Pribadi. (Editor). Parasitologi Kedokteran.
Halaman 235-237. Gaya Baru, Jakarta, Indonesia.
http://www.lrc-kmpk.ugm.ac.id/id/UP-PDF/_working/No.11_supardi_01_09.pdf
http://surabaya-eHealth.org
http://www.kaskus.us/images/smilies/s_sm_maho.gif
28
http://www.surabaya-ehealth.org/dkksurabaya/berita/demam-berdarah-dengue-cara-
mencegah-dan-menanggulanginya
http://puskesmaskarangrejo.blogspot.com/
hukum.jogjakota.go.id/upload/3%201999.doc
http://www.puskel.com/5-tanggung-jawab-utama-tugas-manajer-puskesmas/
29