Anda di halaman 1dari 25

TUGAS SISTEMATIK HEWAN

AVES
PENGENALAN ORDO-ORDO KELAS AVES

Disusun oleh :

UKHTI TYAS A.

08 / 267582 / BI / 8171

FAKULTAS BIOLOGI
UNIVERDITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2009
1. ORDO SPHECINIFORMES

a. Klasifikasi

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Sub Filum : Vertebrata

Class : Aves

Super Class : Neognathae

Ordo : Spheciniformes

Familia : Spheniscidae

Genus : Pygoscelia

Spesies : Pygoscelia papua

b. Gambar

Gambar 1. Pygoscelia papua ( Pinguin Gentoo )


c. Keterangan
Pinguin termasuk ordo Spheciniformes adalah jenis burung yang tidak bisa terbang
dan pada umumnya tinggal di habitat bersuhu dingin, walaupun ada tiga spesies yang tinggal di
daerah tropis salah satu spesiesnya tinggal di daerah Kepulauan Galapagos dan biasanya
menyebrangi garis khatulistiwa untuk mencari makan, makanan pinguin adalah krill (sejenis
kerang), ikan, cumi-cumi dan hewan air lainnya yang tertangkap ketika berenang di laut.
Pinguin dapat meminum air laut karena kelenjar supraorbital pada tubuhnya menyaring
kelebihan garam laut dari aliran darah. Garam ini lalu dikeluarkan dalam bentuk cairan lewat
saluran pernafasan pinguin.
Terdapat 17 hingga 19 spesies pinguin di dunia, pinguin terbesar adalah Pinguin
Emperor (Aptenodytes forsteri) dengan tinggi mencapai 1,1 meter dan berat 35 kilogram.
Sedangkan pinguin dengan ukuran tubuh terkecil yaitu Pinguin Peri (Eudyptula minor) dengan
tinggi sekitar 40cm dan berat 1 kilogram.
Pinguin mempunyai bentuk tubuh yang sesuai untuk berenang dan hidup air,
pinguin mampu berenang dengan kecepatan 6 hingga 12 km/jam. Sayapnya yang tidak bisa
terbang digunakan sebagai pendayung, ketika di daratan pinguin menggunakan ekor sayapnya
untuk menjaga keseimbangan tubuh. Setiap pinguin memiliki warna putih di sebelah dalam
tubuhnya dan warna gelap (biasanya hitam) di sebelah luar tubuh. Hal ini berguna untuk
kamuflase. Hewan pemangsa seperti singa laut dari dalam air akan sulit untuk melihat pinguin
karena perutnya yang berwarna putih bercampur dengan pantulan permukaan air laut.
Sedangkan permukaan gelap pada punggungnya juga menyamarkan pinguin dari pandangan
hewan pemangsa di atas air.

2. ORDO PODICIPEDIFORMES

a. Klasifikasi

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Sub Filum : Vertebrata

Class : Aves

Super class : Neognathae

Ordo : Pedicidiformes

Familia : Podicipedidae

Genus : Aechmophorus

Spesies : Aehcmophorus clarkii


b. Gambar

Gambar 2. Aehcmophorus clarkii ( Burung Grebes Clark )

c. Keterangan

Burung Grebes adalah jenis burung yang tersebar di daerah perairan air tawar dan
akan bermigrasi saat musim dingin. Ordo Podicipediformes hanya memiliki satu famili yaitu
Podicipedidae. Burung Grebes terkecil memiliki ukuran 23,5 cm dengan berat 120 gram
sedangkan yang terbesar memiliki ukuran 71 cm dengan berat 1,7 kilogram.
Burung Grebes merupakan burung perenang dan penyelam yang handal. Mereka
memiliki kaki yang terletak jauh di belakang, dapat berlari untuk waktu yang singkat namun
seringkali jatuh.Grebe memiliki sayap yang sempit, dan beberapa spesies dapat terbang rendah.
Dua spesies di Amerika Selatan tidak dapat terbang sama sekali. Mereka merespon bahaya
dengan menyelam daripada terbang. Paruh bervariasi dari pendek dan tebal hingga panjang dan
runcing, tergantung jenis mangsanya, yang berkisar dari serangga air hingga crustacea. Kaki
mereka selalu besar dengan selaput yang menghubungkan bagian depan jari-jari kaki mereka.
Burung ini memiliki bulu yang tidak biasa, sangat padat dan tahan air. Dengan
menekan bulu-bulu terhadap tubuh, grebes dapat mengatur gaya apung mereka. Terkadang
mereka berenang rendah dengan hanya memperlihatkan kepala dan lehernya saja. Paruh
bervariasi dari pendek dan tebal hingga panjang dan runcing, tergantung jenis mangsanya, yang
berkisar dari serangga air hingga crustacea.
Pada musim yang bukan musim kawin, grebes berwarna coklat gelap dan putih.
Ketika musim kawin, mereka memiliki tanda berupa mirip chestnut di kepala mereka, dan
menampilkan ritual tertentu. Grebes muda, khususnya dari genus Podiceps, terkadang
merontokkan bulu-bulu muda mereka bahkan setelah mencapai ukuran dewasa.
3. ORDO PROCELLARIIFORMES

a. Klasifikasi

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Sub Filum : Vertebrata

Class : Aves

Ordo : Procellariiformes

Familia : Diomedeidai

Genus : Thalassarche

Spesies : Thalassarche melanopris

b. Gambar

Gambar 3. Thalassarche melanopris ( Burung Albatros Pundak Biru )

c. Keterangan

Albatros, dari familia Diomedeidae, adalah burung laut besar dalam ordo
Procellariiformes. Burung ini ditemukan secara luas di Samudra Antartika dan Pasifik Utara.
Burung ini tidak terdapat di Atlantik Utara, tetapi temuan fosil membuktikan bahwa burung ini
dahulu pernah ada di sana. Burung albatros termasuk burung terbang yang paling besar, dan
burung albatros hebat (genus Diomedea) memiliki panjang sayap yang paling besar melebihi
burung lainnya.
Burung albatros sangat efisien di udara, dengan menggunakan teknik melayang
dinamis dan melayang bukit untuk dapat terbang pada jarak yang sangat jauh. Burung ini
memakan cumi-cumi, ikan, dan udang, dengan cara memakan hewan yang terdampar, berburu
di permukaan air, dan menyelam.

4. ORDO FALCONIFORMES

a. Klasifikasi

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Sub Filum : Vertebrata

Class : Aves

Ordo : Falconiformes

Familia : Accipitridae

Genus : Spizaetus

Spesies : Spizaetus bartelsi

b. Gambar

Gambar 4. Spizaetus bartelsi ( Elang Jawa )


c. Keterangan
Sebaran elang ini terbatas di Pulau Jawa, dari ujung barat (Taman Nasional Ujung
Kulon) hingga ujung timur di Semenanjung Blambangan Purwo. Namun demikian
penyebarannya kini terbatas di wilayah-wilayah dengan hutan primer dan di daerah perbukitan
berhutan pada peralihan dataran rendah dengan pegunungan. Sebagian besar ditemukan di
separuh belahan selatan Pulau Jawa. Elang Jawa menyukai ekosistem hutan hujan tropika yang
selalu hijau, di dataran rendah maupun pada tempat-tempat yang lebih tinggi. Mulai dari
wilayah dekat pantai seperti di Ujung Kulon dan Meru Betiri, sampai ke hutan-hutan
pegunungan bawah dan atas hingga ketinggian 2.200 m dan kadang-kadang 3.000 m dpl.
Burung pemangsa ini berburu dari tempat bertenggernya di pohon-pohon tinggi
dalam hutan. Dengan sigap dan tangkas menyergap aneka mangsanya yang berada di dahan
pohon maupun yang di atas tanah, seperti belbagai jenis reptil, burung-burung sejenis walik,
punai, dan bahkan ayam kampung. Juga mamalia berukuran kecil sampai sedang seperti tupai
dan bajing, kalong, musang, sampai dengan anak monyet.
Di habitatnya, Elang Jawa menyebar jarang-jarang. Sehingga meskipun luas daerah
agihannya, total jumlahnya hanya sekitar 137-188 pasang burung, atau perkiraan jumlah
individu elang ini berkisar antara 600 - 1.000 ekor. Kecilnya populasi Elang Jawa merupakan
ancaman akan kelestariannya, yang disebabkan oleh kehilangan habitat dan eksploitasi jenis.
Pembalakan liar dan konversi hutan menjadi lahan pertanian telah menyusutkan tutupan hutan
primer di Jawa. Elang ini juga terus diburu orang untuk diperjual belikan di pasar gelap sebagai
satwa peliharaan. Sehingga organisasi dunia IUCN memasukkan Elang Jawa ke dalam status
Endangered, terancam punah, Pemerintah Indonesia pun menetapkan Elang Jawa sebagai
hewan yang dilindungi oleh undang-undang.

5. ORDO GALLIFORMES

a. Klasifikasi

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Sub Filum : Vertebrata

Class : Aves

Ordo : Galliformes

Familia : Phasianidae

Genus : Pavo

Spesies : Pavo cristatus

b. Gambar
Gambar 5. Pavo cristatus ( Burung Merak Biru )

c. Keterangan
Merak Biru atau Merak India, yang dalam nama ilmiahnya Pavo cristatus adalah
salah satu burung dari tiga spesies burung merak. Populasi Merak Biru tersebar di hutan terbuka
dengan padang rumput di India, Pakistan, Sri Lanka, Nepal dan Bhutan. Merak Biru mempunyai
bulu berwarna biru gelap mengilap. Burung jantan dewasa berukuran besar, panjangnya dapat
mencapai 230cm, dengan penutup ekor yang sangat panjang berwarna hijau metalik. Di atas
kepalanya terdapat jambul tegak biru membentuk kipas. Burung betina berukuran lebih kecil
dari burung jantan. Bulu-bulunya tidak mengilap, berwarna coklat kehijauan dengan garis-garis
hitam dan tanpa dihiasi bulu penutup ekor.
Merak jantan adalah poligami spesies, mempunyai pasangan lebih dari satu. Pada
musim berbiak, burung jantan memamerkan bulu ekornya di depan burung betina. Bulu-bulu
penutup ekor dibuka membentuk kipas dengan bintik berbentuk mata berwarna biru. Burung
betina biasanya menetaskan tiga sampai enam butir telur.
Burung merak adalah pemakan biji-bijian, juga pucuk rumput dan dedaunan. Selain
itu burung merak juga memakan aneka serangga dan berbagai jenis hewan kecil seperti cacing,
laba-laba dan kadal kecil.

6. ORDO COLUMBIFORMES

a. Klasifikasi

Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Sub Filum : Vertebrata

Class : Aves

Ordo : Columbiformes

Familia : Columbidae

Genus : Geopelia

Spesies : Geopelia striata

b. Gambar

Gambar 6. Geopelia striata ( Burung Merbuk atau Perkutut )

c. Keterangan

Burung Merbuk atau Perkutut yang termasuk ordo Columbiformes adalah


sejenis burung berukuran kecil, panjangnya berkisar antara 20-25 cm. Kepalanya
membulat kecil,berwarna abu-abu. Kepala burung perkutut membulat keci berwarna
abu-abu dengan paruh panjang meruncing yang berwarna biru keabu-abuan. Bulu yang
menutupi seluruh ubuhnya berwarna coklat tua, bulu ekornya juga berwarna coklat agak
panjang. Jari-jari perkutut berjumlah 8 dengan kuku-kuku yang runcing.Jadi jumlah jari
sebelah kaki adalah 4. Tiga dari empat jarinya ada di depan dan sebuah jari di belakang.
Jari-jari perkutut berguna untuk bertengger.
Dalam tradisi Indonesia, terutama Jawa, burung ini sangat dikenal dan
digemari, bahkan agak lebih "dimuliakan" dibandingkan dengan burung peliharaan
lainnya. Perkutut masih berkerabat dekat dengan tekukur, puter, dan merpati.
Persilangan (hibrida) antara perkutut dan tekukur dikenal dalam dunia burung hias
sebagai "sinom" (bahasa Jawa) dan memiliki kekhasan pola suara tersendiri.

7. ORDO PASSERIFORMES
a. Klasifikasi

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Sub Filum : Vertebrata

Class : Aves

Ordo : Passeriformes

Familia : Sturnidae

Genus : Acridotheres

Spesies : Acridotheres javanicus

b. Gambar

Gambar 7. Acridotheres javanicus ( Burung Jalak Jawa )

c. Keterangan

Burung Jalak yang termasuk famili Sturnidae adalah jenis burung pengicau. Burung
ini berukuran kecil sekitar 20-25 cm, memiliki paruh yang kuat, tajam dan lurus. Berkaki
panjang sebanding dengan tubuhnya. Burung Jalak banyak bersarang di lubang-lubang pohon.
Bersuara ribut, berceloteh keras dan suka meniru suara burung lain. Burung ini suka memakan
semua jenis makanan, biasanya ketika dalam penangkaran makanannya berupa voer, pisang,
kroto, dan serangga kecil.
8. ORDO STRIGIFORMES
a. Klasifikasi

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Sub Filum : Vertebrata

Class : Aves

Ordo : Strigiformes

Familia : Strigidae

Genus : Ninox

Spesies : Ninox scutulata

b. Gambar

Gambar 8. Ninox scutulata (Burung Hantu Belang)

c. Keterangan
Burung hantu merupakan anggota Ordo Strigiformes yang termasuk jenis burung
buas atau karnivora (pemakan daging), burung hantu juga merupakan hewan malam (nokturnal).
Terdapat 222 spesies burung hantu yang menyebar di seluruh dunia kecuali Antartika, sebagaian
besar Greenland dan beberapa pulau kecil.
Burung hantu dikenal karena matanya besar dan menghadap ke depan, tak seperti
umumnya jenis burung lain yang matanya menghadap ke samping. Bersama paruh yang
bengkok tajam seperti paruh elang dan susunan bulu di kepala yang membentuk lingkaran
wajah, tampilan "wajah" burung hantu ini demikian mengesankan dan terkadang menyeramkan.
Apalagi leher burung ini demikian lentur sehingga wajahnya dapat berputar 180 derajat ke
belakang.
Di dunia barat, burung hantu adalah lambang kebijaksanaan, tidak demikian di
Indonesia, beberapa daerah di Indonesia menganggap bahwa burung hantu sebagai pembawa
pertanda maut. Umumnya burung hantu berbulu burik, kecoklatan atau abu-abu dengan bercak-
bercak hitam dan putih. Ekor burung hantu pendek dengan sayap yang besar dan lebar. Rentang
sayapnya bisa mencapai panjang tiga kali dari tubuhnya.
Kebanyakan jenis burung hantu berburu di malam hari, meski sebagiannya berburu
ketika hari remang-remang di waktu subuh dan sore (krepuskular) dan ada pula beberapa yang
berburu di siang hari. Mata yang menghadap ke depan, sehingga memungkinkan mengukur
jarak dengan tepat; paruh yang kuat dan tajam; kaki yang cekatan dan mampu mencengkeram
dengan kuat; dan kemampuan terbang tanpa berisik, merupakan modal dasar bagi kemampuan
berburu dalam gelapnya malam. Beberapa jenis bahkan dapat memperkirakan jarak dan posisi
mangsa dalam kegelapan total, hanya berdasarkan indera pendengaran dibantu oleh bulu-bulu
wajahnya untuk mengarahkan suara.
Burung hantu berburu aneka binatang seperti serangga, kodok, tikus, dan lain-lain.
Sarang terutama dibuat di lubang-lubang pohon, atau di antara pelepah daun bangsa palem.
Beberapa jenis juga kerap memanfaatkan ruang-ruang pada bangunan, seperti di bawah atap
atau lubang-lubang yang kosong. Bergantung pada jenisnya, bertelur antara satu hingga empat
butir, kebanyakan berwarna putih atau putih berbercak.

9. ORDO PSITTACIFORMES

a. Klasifikasi

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Sub Filum : Vertebrata

Class : Aves

Ordo : Psittaciformes

Familia : Cacatuidae
Genus : Cacatua

Spesies : Cacatua alba

b. Gambar

Gambar 9. Cacatua alba (Burung Kakatua Putih)

c. Keterangan

Kakatua (suku Cacatuidae) adalah jenis burung hias yang memiliki bulu yang indah
dengan lengkingan suara yang cukup nyaring. Spesies ini termasuk salah satu burung dengan
kecerdasan yang cukup bagus, sehingga sering digunakan untuk acara-acara hiburan di kebun
binatang atau tempat hiburan lainnya.
Kakatua menghuni hutan primer dan sekunder yang tinggi dan tepi hutan; juga
hutan monsun (Nusa Tenggara), hutan yang tinggi bersemak, semak yang pohonnya jarang dan
lahan budidaya yang pohonnya jarang. Dari permukaan laut sampai ketinggian 900 m
(Sulawesi), 1520 m (Lombok), 1000 m (Sumbawa), 700 m (Flores), 950+ m (Sumba) dan 500+
m (Timor). sedangkan untuk jenis Kakatua Maluku (bahasa Inggris: Salmon-crested Cockatoo)
biasanya hidup sendiri, berpasangan dan kelompok kecil; dahulu di pohon tidur berkelompok
hingga 16 ekor. Umumnya tidak mencolok, kecuali pada saat terbang ke dan dari lokasi pohon
tidur ketika petang dan menjelang fajar. Walaupun terlihat terbang di atas kanopi tapi
kebanyakan terbang di bawah batas kanopi. Mencari makan dengan tenang di kanopi dan
lapisan tengah kanopi dan memiliki sebaran lokal di daerah Seram, Ambon, Haruku dan
Saparua. Kakatua menghuni hutan primer dan sekunder yang tinggi, hutan yang rusak dan hidup
diatas permukaan laut sampai ketinggian 1000 m.

10. ORDO APODIFORMES

a. Klasifikasi

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Sub Filum : Vertebrata

Class : Aves

Ordo : Apodiformes

Familia : Apodidae

Genus : Apus

Spesies : Apus apus

b. Gambar

Gambar 10. Apus apus ( Bueung Layang-layang biasa )


c. Keterangan
Kelompok Burung Layang-layang atau burung walet mempunyai ukuran tubuh
kecil dengan jari dan kaki yang berukuran sangat kecil. Mempunyai sayap yang lancip dan
terbelah dua, paruh burung layang-layang kecil dan lemah. Habitat burung layang-layang
umumnya di daerah tropis.

11. ORDO CHARADRIIFORMES

a. Klasifikasi

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Sub Filum : Vertebrata

Class : Aves

Ordo : Charadriiformes

Familia : Charadriidae

Genus : Charadrius

Spesies : Charadrius dubius

b. Gambar

Gambar 11. Charadrius dubius


c. Keterangan
Terdapat 210 spesies, kebanyakan akrab dengan tanah basah dan lingkungan pantai.
Banyak spesies arktik dan iklim sedang adalah migratori, namun burung tropis menetap atau
hanya berpindah untuk merespon musim hujan. Burung Stint kecil adalah migratori arktik
terjauh, mereka menghabiskan musim non-kawin di belahan bumi selatan.
Mayoritas memakan invertebrata kecil yang diambil dari lumpur atau tanah terbuka.
Perbedaan panjang paruh memungkinkan spesies yang berbeda mencari makan di habitat yang
sama tanpa terjadinya kompetisi memperebutkan makanan. Banyak spesies sensitif terhadap
sentuhan di paruhnya sehingga memudahkan pencarian mangsa di dalam lumpur. Beberapa
spesies yang beradaptasi pada habitat yang kering akan mencari mangsa yang lebih besar
termasuk serangga dan reptil kecil.

12. ORDO CORACIIFORMES

a. Klasifikasi

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Sub Filum : Vertebrata

Class : Aves

Ordo : Coraciiformes

Familia : Alcenididae

Genus : Halcyon

Spesies : Halcyon cyanoventris

b. Gambar

Gambar 12. Halcyon cyanoventris (Cekakak Jawa)


c. Keterangan
Halcyon cyanoventris memiliki tubuh berukuran sedang (25 cm) berwarna gelap.
Pada Halcyon dewasa: kepala coklat tua, tenggorokan dan kerah coklat, perut dan punggungnya
biru ungu. Penutup sayap hitam, bulu tebang biru terang, bercak putih pada sayap terlihat
sewaktu terbang. Sedangkan pada Halcyon remaja: tenggorokan keputih-putihan. Iris coklat tua,
paruh dan kaki merah. Bertengger pada cabang rendah pohon yang terisolasi atau pada tiang
dilahan rumput terbuka. Memburu serangga dan mangsa lain. Jarang sekali berburu diatas air
lebih pendiam dari cekakak sungai tapi suara sering terdengar
Halcyon cyanoventris berkembang biak pada bulan Maret dan September. Habitat
di lahan terbuka, dekat air bersih, ditemukan sampai ketinggian 1000 m mdpl.

13. ORDO GRUIFORMES

a. Klasifikasi

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Sub Filum : Vertebrata

Class : Aves

Ordo : Gruiformes

Familia : Gruidae

Genus : Grus

Spesies : Grus japonensis

b. Gambar

Gambar 13. Grus japonensis ( Burung Jenjang )


c. Keterangan
Burung Jenjang terdapat di seluruh benua kecuali di Antartika dan Amerika Selatan.
Semua spesies mempunyai ciri-ciri berupa paruh, leher dan kaki yang panjang. Pada burung
Jenjang ukuran besar, tinggi badan bisa mencapai sekitar 1 meter. Warna bulu bisa hitam, putih
dan merah dengan badan berukuran besar sehingga terlihat sangat mencolok di alam terbuka.
Ciri khas lain pada kulit bagian muka bagian tertentu yang tidak ditumbuhi bulu.
Sarang dibangun di atas tanah. Bergantung pada spesies, jumlah telur antara 1 butir
hingga 4 butir. Masa pengeraman telur sekitar 30 hari. Anak burung yang baru menetas tidak
bisa terbang, tapi langsung bisa berjalan mengikuti induknya mencari makanan ke sana ke mari.
Habitat di sawah, danau, rawa, lahan basah dan padang rumput. Burung Jenjang
merupakan burung pemangsa yang memakan apa saja, tapi makanan bisa berubah bergantung
pada musim. Mangsa berupa hewan-hewan kecil seperti binatang pengerat, ikan dan binatang
amfibi, walaupun juga memakan biji-bijian dan buah-buahan keluarga beri di akhir musim
panas dan musim gugur. Salah satu spesies buah beri disebut Kranberi (cranberry) karena
merupakan makanan favorit burung Jenjang yang dalam bahasa Inggris disebut Crane.
Burung Jenjang merupakan burung yang setia seumur hidup terhadap pasangannya.
Burung Jenjang berkencan dengan pasangannya dengan mengeluarkan suara yang ribut sambil
diiringi gerakan-gerakan seperti menari sehingga terkenal sebagai "dansa" burung Jenjang.
Beberapa spesies burung Jenjang merupakan burung migran ke tempat yang sangat jauh,
sedangkan beberapa spesies yang hidup di iklim panas bukan merupakan burung migran.
Burung Jenjang hidup berkelompok dan jika jumlahnya cukup dapat membentuk kawanan yang
besar. Di Indonesia, burung Jenjang terkenal berkat seni melipat kertas (origami). Lipatan kertas
burung Jenjang (orizuru) sering disebut sebagai lipatan kertas burung bangau karena memang
bentuknya mirip.

14. ORDO CICONIIFORMES

a. Klasifikasi

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Sub Filum : Vertebrata

Class : Aves

Ordo : Ciconiiformes

Familia : Ciconiidae

Genus : Ciconia

Spesies : Ciconia ciconia


b. Gambar

Gambar 14. Ciconia ciconia

c. Keterangan

Ordo Ciconiiformes terdiri dari berbagai burung besar, berkaki panjang, dan
berparuh besar. Bangau, kuntul, egret, ibis, dan spoonbill masuk ke dalam ordo ini.
Ciconiiformes diketahui ada sejak zaman Eosen akhir.
Burung ini muncul di sebagian besar wilayah hangat. Burung dari ordo ini memiliki
sedikit bulu halus di bagian bawah bulu utamanya yang berguna untuk mengeringkan diri dari
lendir ikan. Bangau tidak memiliki pita suara sehingga tidak ada suara burung dari jenis burung
ini. Gerakan paruh menjadi cara komunikasi yang umum diantara burung-burung tersebut.
Banyak dari spesies ini adalah migratori. Terdapat 19 spesies hidup dari enam genera.
Burung jenis ini umumnya memakan katak, ikan, serangga, kadal, cacing, dan
burung kecil.Sarang mereka seringkali berukuran sangat besar dan bisa dugunakan bertahun-
tahun. Beberapa diketahui berdiameter 2 meter dengan kedalaman 3 meter. Bangau diperkirakan
adalah monogami, namun hanya sebagian yang menganggapnya benar. Mereka mungkin
berganti pasangan setelah migrasi, dan mungkin bermigrasi tanpa pasangan.

15. ORDO PICIFORMES

a. Klasifikasi

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Sub Filum : Vertebrata


Class : Aves
Ordo : Piciformes

Familia : Picidae

Genus : Sphyrapicus

Spesies : Sphrapicus varius

b. Gambar

Gambar 15. Sphrapicus varius ( Burung Pelatuk Berbadan Kuning)

c. Keterangan
Familia unggas Picidae mencakup Burung pelatuk, Tukik dan Wrynecks. Anggota
familia ini dapat detemukan di seluruh dunia, kecuali Australia, Madagaskar, dan wilayah kutub
yang beriklim ekstrim. Kebanyakan spesies ini hidup di hutan atau habitat Tanah kayu,
meskipun sedikit spesies yang diketahui hidup di area gurun.
Picidae adalah salah satu dari delapan familia dalam ordo Piciformes. Anggota
dalam ordo Piciformes mencakup, seperti Cirik-Cirik, puffbirds, Takur, Tukan dan Burung
pemandu lebah, sudah secara tradisional berkerabat dengan pelatuk, piculet dan wrynecks.
Burung pelatuk berbadan kunin ini adalah burung pelatuk pemakan getah yang
banyak terdapat didalam pohon.

16. ORDO CUCULIFORMES


a. Klasifikasi

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Sub Filum : Vertebrata

Class : Aves

Ordo : Cuculiformes

Familia : Cuculidae

Genus : Centropus

Spesies : Centropus sinensis

b. Gambar

Gambar 16. Centropus sinensis

17. ORDO PELECONIFORMES

a. Klasifikasi

Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Sub Filum : Vertebrata

Class : Aves

Ordo : Pelecaniformes

Familia : Pelecanidae

Genus : Pelecanus

Spesies : Pelecanus conspicillatus

b. Gambar

Gambar 17. Pelecanus conspicillatus ( Burung Pelikan Australia )

18. ORDO TROGONIFORMES

a. Klasifikasi

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Sub Filum : Vertebrata

Class : Aves

Ordo : Trogoniformes
Familia : Trogonidae

Genus : Trogon

Spesies : Trogon viridis

b. Gambar

Gambar 18. Trogon viridis

19. ORDO CAPRIMULGIFORMES

a. Klasifikasi

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Sub Filum : Vertebrata

Class : Aves

Ordo : Caprimulgiformes
Familia : Caprimulgidae

Genus : Caprimulgus

Spesies : Caprimulgus carolinensis

b. Gambar

Gambar 19. Caprimulgus carolinensis

20. ORDO ANSERIFORMES

a. Klasifikasi

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Sub Filum : Vertebrata

Class : Aves

Ordo : Anseriformes

Familia : Anatidae

Sub Familia : Anatinae

Genus : Heteronetta

Spesies : Heteronetta atricapilla


b. Gambar

Gambar 20. Heteronetta atricapilla

Anda mungkin juga menyukai