Anda di halaman 1dari 4

Akademi Keperawatan Putra Periwi gowa ( AP2G )

Abstrak

Gagal jantung adalah sindrom klinis ( sekumpulan tanda dan gejala), ditandai oleh sesak napas
dan fatik (saat istirahat atau saat aktivitas) yang disebabkan oleh kelainan struktur atau fungsi
jantung.Pada wanita usia 57 tahun sesak nafas saat istirahat terutama saat aktifitas dan
bengkak seluruh tubuh. Pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya tanda gagal jantung dan
ascites. Pasien mendapat terapi diuretik, coronary dilator dan golongan statin .

 Keywords :Decompensatio cordis, hiperlidemia

History

Seorang pasien perempuan, 57 tahun, seorang Ibu Rumah Tangga, datang dengan keluhan sesak
nafas sejak 10 hari yang lalu Sesak dirasakan di seluruh bagian dada, tidak disertai nyeri dada
atau berdebar-debar. Sesak nafas terutama dirasakan setelah pasien beraktifitas atau setelah
berbaring lama, sehingga pasien lebih sering duduk. Sesak berkurang bila pasien istirahat. Pasien
juga makin sering sesak nafas saat malam hari. Pasien membutuhkan 2-3 bantal saat tidur agak
tidak sesak. Saat sesak pasien tidak mengeluarkan bunyi ngik-ngik, pasien tidak sesak bila
terkena debu atau udara dingin dan tidak mempunyai riwayat asma atau merokok. Pasien juga
mengeluh batuk namun tidak berdahak.Selain itu pasien mengeluh perut terasa membesar dan
terasa kencang yang disertai keluhan bengkak pada kedua tangan dan kedua tungkai kakinya,
bengkak tersebut bila ditekan menggunakan jari tangan akan menimbulkan cekungan (dekok)
dan akan kembali seperti semula dalam waktu sekitar 5-10 detik yang mulai dirasakan sejak 3
hari yang lalu.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos mentis dengan tanda vital tekanan darah
140/80, frekuensi nadi 80 x/menit dengan irama ireguler dan isi tegangan kuat, frekuensi
pernafasan 22 x/menit dan suhu 36,20C , tekanan vena jugular meningkat. Pada pemeriksaan
thoraks terdapat pergeseran ictus cordis SIC VI 2 cm lateral mid klavikula kiri. Pada auskultasi
thoraks suara jantung S1S2 ireguler, tidak terdapat bising. Pada pemeriksaan pulmo tidak
ditemukan adanya ronkhi dan wheezing. Pada pemeriksaan abdomen Nampak distensi, terdapat
pekak beralih dan tes undulasi positif. Tak ada nyeri tekan, hepar tak teraba dan peristaltic positif
normal. Pada pemeriksaan Kholesterol total 269 mg/dl,Kholesterol HDL 192 U/I

Diagnosis

Decompensatio Cordis NYHA III

Hiperlipidemia

 
Terapi

www.wahyu_nurse.com
Akademi Keperawatan Putra Periwi gowa ( AP2G )

Pasien dalam kasus ini mendapat terapi tirah baring ½ duduk, O2 kanul nasal 1-2 liter/menit,
pasang DC, infus Ringer laktat 18 tetes per menit, injeksi ceftriaxone 1 gram intravena tiap 12
jam, injeksi furosemid 1 ampul intravena tiap 12 jam. Untuk terapi per oral diberikan
spironolacton , KSR tablet tiap 12 jam, Furosemid 1x1/2 tab  dan Simvastatin 5 mg/hr

Diskusi

Gagal jantung adalah suatu keadaan yang serius, dimana jumlah darah yang dipompa oleh
jantung setiap menitnya (cardiac output, curah jantung) tidak mampu memenuhi kebutuhan
normal tubuh akan oksigen dan zat-zat makanan. Setiap penyakit yang mempengaruhi jantung
dan sirkulasi darah dapat menyebabkan gagal jantung. Beberapa penyakit dapat mengenai otot
jantung dan mempengaruhi kemampuannya untuk berkontraksi dan memompa darah. 

Penyebab paling sering adalah penyakit arteri koroner, yang menyebabkan berkurangnya aliran
darah ke otot jantung dan bisa menyebabkan suatu serangan jantung. Kerusakan otot jantung bisa
disebabkan oleh Miokarditis (infeksi otot jantung  karena bakteri, virus atau mikroorganisme
lainnya), Diabetes, Kelenjar tiroid yang terlalu aktif, kegemukan (obesitas). 

Penyakit katup jantung bisa menyumbat aliran darah diantara ruang-ruang jantung atau diantara
jantung dan arteri utama. Selain itu, kebocoran katup jantung bisa menyebabkan darah mengalir
balik ke tempat asalnya. Keadaan ini akan meningkatkan beban kerja otot jantung, yang pada
akhirnya bisa melemahkan kekuatan kontraksi jantung . 

Penyakit lainnya secara primer menyerang sistem konduksi listrik jantung dan menyebabkan
denyut jantung yang lambat, cepat atau tidak teratur, sehingga tidak mampu memompa darah
secara efektif. 

Jika jantung harus bekerja ekstra keras untuk jangka waktu yang lama, maka otot-ototnya akan
membesar; sama halnya dengan yang terjadi pada otot lengan setelah beberapa bulan melakukan
latihan beban. Pada awalnya, pembesaran ini memungkinkan jantung untuk berkontraksi lebih
kuat; tetapi akhirnya jantung yang membesar bisa menyebabkan berkurangnya kemampuan
memompa jantung dan terjadilah gagal jantung. Tekanan darah tinggi (hipertensi) bisa
menyebabkan jantung bekerja lebih berat. jantung juga bekerja lebih berat jika harus mendorong
darah melalui jalan keluar yang menyempit (biasanya penyempitan katup aorta).

Penyebab yang lain adalah kekakuan pada perikardium (lapisan tipis dan transparan yang
menutupi jantung). Kekakuan ini menghalangi pengembangan jantung yang maksimal sehingga
pengisian jantung juga menjadi tidak maksimal. Penyebab lain yang lebih jarang adalah penyakit
pada bagian tubuh yang lain, yang menyebabkan meningkatnya kebutuhan akan oksigen dan zat-
zat makanan, sehingga jatnung yang normalpun tidak mampu memenuhi peningkatan kebutuhan
tersebut dan terjadilah gagal jantung.

Penyebab gagal jantung bervariasi di seluruh dunia karena penyakit yang terjadipun tidak sama
di setiap negara. Misalnya di negara tropis sejenis parasit tertentu bisa bersemayam di otot
jantung dan menyebabkan gagal jantung pada usia yang jauh lebih muda.

www.wahyu_nurse.com
Akademi Keperawatan Putra Periwi gowa ( AP2G )

Penderita gagal jantung yang tidak terkompensasi akan merasakan lelah dan lemah jika
melakukan aktivitas fisik karena otot-ototnya tidak mendapatkan jumlah darah yang cukup.
Pembengkakan juga menyebabkan berbagai gejala. Selain dipengaruhi oleh gaya gravitasi, lokasi
dan efek pembengkakan juga dipengaruhi oleh sisi jantung yang mengalami gangguan.  Gagal
jantung kanan cenderung mengakibatkan pengumpulan darah yang mengalir ke bagian kanan
jantung.  Hal ini menyebabkan pembengkakan di kaki, pergelangan kaki, tungkai, hati dan perut. 
Gagal jantung kiri menyebabkan pengumpulan cairan di dalam paru-paru (edema pulmoner),
yang menyebabkan sesak nafas yang hebat. Pada awalnya sesak nafas hanya terjadi pada saat
melakukan aktivitas; tetapi sejalan dengan memburuknya penyakit, sesak nafas juga akan timbul
pada saat penderita tidak melakukan aktivitas.

Kadang sesak nafas terjadi pada malam hari ketika penderita sedang berbaring, karena cairan
bergerak ke dalam paru-paru. Penderita sering terbangun dan bangkit untuk menarik nafas atau
mengeluarkan bunyi mengi. Duduk menyebabkan cairan mengalir dari paru-paru sehingga
penderita lebih mudah bernafas.

Untuk menghindari hal tersebut, sebaiknya penderita gagal jantung tidur dengan posisi setengah
duduk. Pengumpulan cairan dalam paru-paru yang berat (edema pulmoner akut) merupakan
suatu keadaan darurat yang memerlukan pertolongan segera dan bisa berakibat fatal.

Pada kasus ini terdapat penimbunan cairan sehingga untuk mengurangi beban jantung, maka
terapi dengan diuretik sangat diperlukan. Furosemid adalah diuretik kuat yang menurunkan
reabsorbsi sodium dan klorida di ansa henle loop dan tubulus distal ginjal. Fungsinya adalah
meningkatkan ekskresi air, kalium, natrium dan magnesium. Untuk mencegah terjadi
hipokalemia yang dapat menyebabkan memburuknya kontraktilitas jantung, maka pada kasus ini
diberikan suplemen kalium.

Hiperlipidemia adalah salah satu kelas lipoprotein atau komponen lipid lipoprotein lebih tinggi
dari nilai normal. Meningkatnya kadar kolesterol dan/ atau trigliserida.

Kesimpulan

Pasien mengalami gagal jantung dengan faktor resiko hiperlipidemia. Diagnosis ditegakkan
melalui pemeriksaasn fisik. Terapi pada pasien ini adalah diuretic, coronary dilator dan golongan
statin untuk memperbaiki kondisi pasien.

Referensi

 1. Amin, Zulkifli, Asril Bahar, dkk. 2006. Buku ajar Ilmu Penyakit Dalam. Fakultas Kedokteran
UI. Jakarta

2.  Mansjoer A, Suprohalita, Wardhani WL, Setiowulan W: Kapita Selekta Kedokteran, Jakarta,


Media Aaesculapius FKUI, 2001

www.wahyu_nurse.com
Akademi Keperawatan Putra Periwi gowa ( AP2G )

3.  Sudoyo W. Aru. Et al.2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. Jakarta

4. Dickstein, Kenneth, et al. 2008. ESC Guidelines For The Diagnosis and Treatment of Acute
and Chronic Heart Failure. European Society of Cardiology. Doi: 10.106/j.ejheart.2008.08.005

5. Kasper , Dennis L. MD. et al. 2004. The 16th Edition of Harrison's Principles of Internal
Medicine. Mc-Graw Hill Professional

6.Ali,wahyuddin,dkk.2010.http//www.wahyu_nurse.com

www.wahyu_nurse.com

Anda mungkin juga menyukai