Anda di halaman 1dari 8

Proses Editing

1.Proses Editing di SBO

Seorang editor dibagi mejadi 2 profesi. Yaitu editor program produksi dan editor program
news. Editor produksi ini bekerja pada acara-acara produksi saja,software yang digunakan paling
banyak adalah adobe after effect. Dibandingkan dengan editor news, editor produksi tidak
terlibat langsung dengan kameramen lebih dekat dengan produser, deadline lebih lama untuk
mengedit sekitar 1 – 7 hari untuk satu acara. Untuk editor news lebih singkat yaitu 15-30menit
untuk satu segmen, satu hari ada 3-5 acara, 1 acara ada 4-5 segmen.

Program produksi yaitu meliputi acara musik, film/sinetron, variety show, kuis,dll.
Sedangkan program news meliputi news, talkshow, dll.

Dalam program live suatu acara di SBO seperti New VJ’s terbagi dalam beberapa
segmen, dan tiap segmen kadang menampilkan cuplikan-cuplikan profile, atau informasi lainnya
sesuai acara. Proses editing dilakukan untuk memproses file video mentah dari capturing atau
recording yang diambil oleh cameramen sebelumnya untuk keperluan program live sebagai
cuplikan-cuplikan di suatu segmen acara.

Langkah-langkah proses editing di SBO tv pada program live seperti new’s VJ, pertama-
tama dari produser dibuat narasi, narasi merupakan storyboard yang berupa cerita berurutan bisa
berupa table juga tapi tanpa gambar. Setelah mendapat narasi dari produser akan dilakukan voice
over (VO). VO akan membacakan narasi dari produser yang akan di masukan ke dalam video
editing. VO di record dilakukan di premiere dengan mixer audio. Hasil capture dari recording
voice over dimasukan ke dalam folder master capture dan digabung dengan video master. Hasil
dari VO biasanya tidak semulus narasi maka harus di cutting dan diperbaiki gain atau noisenya
lalu dicocokan dengan video di timeline. Sehingga menjadi 1 hasil video editan. Di edit sesuai
segmen. Dalam satu segmen durasinya 4-5menit. Dan lama pengeditan untuk acara live biasanya
30-45 menit. Untuk acara news lebih cepat lagi sekitar 15 menit.

Di dalam ruang editor news terdapat 6 komputer, 1 komputer ditempat kepala coordinator
editor SBO merupakan computer untuk mengedit dan record VO, 1 komputer lagi biasa
digunakan oleh kameramen untuk capturing hasil liputan, dan 4 lainnya digunakan untuk
mengedit. Semua computer di ruangan tersebut tersambung dalam satu jaringan untuk
mempermudah sharing data.

Software yang digunakan di SBO untuk mengedit biasanya menggunakan adobe premier
1,5 untuk recording voice over dan mengedit format video mpeg karena lebih ringan, lalu adobe
premier pro cs4, jazzler yang merupakan software pada ruangan program director karena jazzler
lebih mudah memutar format mpeg sehingga format video hasil editan dirubah menjadi mpeg2,
dan canopus procoder untuk convert format video. Canopus juga terintegrasi dengan premier,
dan ada hardware yang terhubung pada audio mixer. Yaitu acedvio converter card yang
merupakan hardware onboard pc. Hardware lainnya seperti vtr sony gv-hd700 untuk capturing
dari camera menjadi satu file video master, lalu untuk audio mixernya menggunakan behringer
xenyx 502.

VTR Sony GV-HD700 Behringer Xenyx 502

2. Penjelasan Proses Editing

Proses editing secara teknik dibagi menjadi dua cara,yaitu :

1. proses editing linear/analog yang merupakan proses editing langsung dari pita ke pita
biasa dilakukan di VTR.

2. Dan proses editing non linear/digital yang merupakan proses editing dari VTR kemudian
di capture terlebih dahulu menjadi file-file format video yang di simpan di PC atau
storage lainnya lalu barulah dimulai proses editing dengan software tertentu.

Editor akan mulai bekerja saat :

a. video mentah dari Kameramen telah tersedia, jika tidak ada video mentah editor tentu
tidak dapat mengedit. Namun hal ini kadang terjadi dan diakali dengan hasil record dari
tayangan sebelumnya.

b. Narasi dari Produser telah siap, karena editor bekerja sesuai rundown yang diberikan.
Memperhatikan waktu tayang yang disediakan.

c. Orang yang melakukan voice over (jika dibutuhkan) telah siap.


Editor merupakan eksekutor akhir setelah kameramen yang me-record video mentah,
yang kemudian akan ditampilkan di cuplikan live. Maka yang bertanggung jawab bila hasil akhir
video suatu cuplikan buruk atau tidak pantas tayang adalah seorang editor. Seorang editor harus
benar-benar teliti terhadap segala sesuatu yang seharusnya di sensor karena tidak layak tayang
seperti unsur pornografi,orang-orang yang melontarkan kata-kata kurang pantas, dan termasuk
merek-merek yang tidak sengaja terekam dan tidak mempunyai kontrak dengan pihak SBO
sebelumnya. Editing juga dilakukan pada saat wawancara yang terlalu memakan durasi, dan
lebih sulit lagi jika gambar yang diinginkan lebih sedikit dari durasi yang akan tayang, atau tidak
sesuai dengan narasi atau rundown dari produser. Editor biasanya akan mengambil stok video
dari tayangan sebelumnya.

Karena tanggung jawab editor sebagai eksekutor video sangat besar, editor mempunyai
wewenang untuk menolak hasil record dari kameramen sebelum melakukan editing. Video yang
akan ditolak seperti :

1. video yang terlalu gelap dan tidak bisa diperbaiki meskipun melalui proses editing,

2. video yang blur atau tidak focus pada objek,

3. Video yang tidak proposional atau terlalu miring,

4. Komposisi video yang salah (suatu gambar video harus memperhatikan headroom,
leadroom, dan noseroom)

5. WB video salah (tidak boleh terlalu bluesy dan yellowise).

Editing suatu video mempunyai dasar-dasar tertentu, apapun softwarenya aturan editing
video tetap sama. Aturan dasar editing video berdasarkan pengambilan gambar harus berurutan :

Wide  medium shot  closeup  medium shot  wide . dan looping seterusnya.
Kadang di kreasikan oleh editor sendiri, sesuai selera editor. Editor mungkin bisa
berekspresi dari editannya tapi tetap saja terikat dengan aturan-aturan tersebut. Sehingga gambar
video tersebut dapat bercerita, mengalir sesuai alur, hentakan dengan timing yang pas dan
ketukan audio yang pas. Berikut penjelasannya :

1. Wide shot – Gambar video yang menjelaskan tentang tempat kejadian.

2. Medium shot – untuk menjelaskan profile general pada pelaku atau objek. Tentang siapa
atau apa.

3. Close up – untuk menjelaskan lebih detail tentang apa yang dilakukan pelaku, atau detail
suatu objek.

Memulai mengedit suatu project, harus diperhatikan deadline untuk tayang. Biasanya
30menit sblm deadline sudah harus selesai untuk dikoreksi. Pertama adalah penamaan folder,
yang harus diperhatikan adalah folder master video, project, dan result. Didalam folder itu dibagi
lagi sesuai tanggal dan bulan. Lebih dari 1-2bulan folder itu direset ulang. Agar space hardsik
lebih besar dan tidak menjadi masalah saat ada project lain.

Inti dari suatu proses editing adalah keterkaitan. Sebuah shot apabila disambungkan
dengan shot-shot lain, maka pasti shot tersebut memiliki keterkaitan baik secara grafis, ritmis
(irama), spasi (ruang), dan temporal (waktu)

a. Nilai grafis. Setiap shot editing memiliki nilai grafis, yaitu : garis, bentuk, cahaya, gerak
(subjek ataupun gerak kamera), dan warna.

b. Nilai ritmis. Ritmis (irama) yang ada dalam film-film itu sebenarnya ada 2 jenis, yaitu:

- Irama Internal: yaitu irama yang ada dalam shot itu sendiri. Karena dalam satu shot
itu terdapat frame, moving subject/kamera, audio (dialog,efek,dan music).

- Irama Eksternal: terjadi ketika ada sambungan dan dipengaruhi oleh: durasi shot,
metode transisi (cut-to-cut, dissolve, fade,dsb).

c. Nilai spasial. Spasial atau ruang tercipta sesuai keinginan editor, ruang dalam realita atau
bisa juga buatan dalam film tergantung juga pada saat pengambilan gambar.
Ketersinambungan 2 shot atau lebih akan menciptakan ruang baru pada penonton.

d. Nilai temporal. Temporal atau waktu penceritaan dibagi menjadi 3. :

- Urutan: berurutan (linear), Tak berurutan (non linear) ,adanya flashback atau
flashforward.

- Durasi : manipulasi durasi dari waktu sebenarnya, untuk memperlambat dapat


menggunakan slowmotion dan freeze time. Untuk mempercepat dapat dengan
fastmotion. Editan lain dapat menggunakan cutaway, jumpcut, frame kosong, dan
optical effect.

- Frekuensi: yaitu pengulangan scene untuk memperpanjang durasi film. Biasanya


digunakan pada berita dengan stock video yagn terbatas di ulang scene yang menarik
untuk mendramatiskan berita.

3. Audio Editing

Pertama yang dilakukan mengedit adalah Voice over dari sebuah narasi, kadang Voice
over tidak sesuai dengan narasi dari produser, saat VO banyak pengucapan yang salah dan
kadang volume terlalu kecil. Untuk mempermudah editor, VO akan mengucapkan “ulang” setiap
ada pengucapan yang salah sehingga editor hanya memotong kata sebelum dan sesudah ulang
dan digabung dengan kata yang benar. Gain akan dibesarkan jika volume VO terlalu kecil, tapi
tidak akan membantu bila dari master capture memang terlalu kecil dan lebih parah lagi jika gain
saat record VO terlalu besar maka akan terjadi pitch sound yang tidak bisa di edit lagi karena
pecah.

F5 pada premier untuk memunculkan window capture (untuk VO)

Setting output folder dengan nama sesuai bulan capture ke master capture yang telah di
share, sebelumnya setting mixer audio dengan audio meter tidak sampai ke LED kuning agar
tidak terjadi pitch.
Mixer audio mic dynamic LED meter display

Dari settingan mixer audio, kemudian canopus yang berada di PC di aktifkan untuk
capturing, cek suara voice overnya pada led meter, harus tetap hijau warnanya bila kuning harus
diturunkan. Dari premier tekan G untuk mulai record.

Setelah VO,audio yang perlu diperhatikan adalah Backsound, yang dipilih harus sesuai
dengan tema, fade in fade out dilakukan saat awal higlite, masuk ke segmen, jeda untuk
wawancara,dan akhir segmen. Backsound harus lebih kecil saat voice over masuk dan saat
wawancara, di kecilkan gainnya di audio control.

4. Video Editing

Saat klip dimainkan, yang pertama muncul biasanya Highlite. Higlite merupakan scene awal
yang dibuat editor sebagai profile yg menarik dari sebuah segmen. Highlite ini dibuat semenarik
mungkin dengan penambahan background music dan transisi yang cepat beserta efek-efeknya.
Biasanya 15detik pertama kemudian bg sound fading out dan transisi masuk ke scene yang
sebenarnya. Bila masih ada durasi biasanya akan di tambahkan higlite untuk akhir segmen
sekitar 5-7detik.
Highlite dengan transisi audio fade out yang tepat saat sebelum masuk ke audio VO

Selain audio yang diperhatikan, transisi dari gambar ke gambar juga perhatikan.
Mengedit seperti bermain puzzle, menyusun gambar hingga cocok menjadi satu gambar. Dalam
penyusunan video dalam mengedit juga harus diperhatikan efek-efek kamera seperti wide-
medium-CU. Jika tidak akan terjadi Jumping, jumping merupakan penyusunan gambar yang
tidak mengalir, seperti dari CU-wide-CU-medium, atau dari orang yang memakai baju merah
dipasar,kemudian tiba-tiba memakai baju hitam sedang melayat di kuburan. Hal ini akan
membuat penonton kaget karena video yang dihasilkan tidak mengalir (tidak bercerita). Harus
mengalir sesuai dengan narasi dari produser.

Segmen tertentu ada yang menggunakan banyak kamera (Multicam) untuk pengambilan
scene yang sama. Camera 1 untuk steady cam (diam dan wide), camera selanutnya 2-3 untuk
camera person (camper) yang bergerak focus ke subjek tertentu. Mencari angel yang unik namun
jelas. Dalam pengeditan harus menggunakan multicam control. Atau dengan singkronisasi
lypsinc dengan video dari video1, dan video2.

 Multicamera adalah format shooting dengan


menggunakan lebih dari satu kamera, dihubungkan melalui satu sistem yang
terintegrasi. Jadi, kalaupun menggunakan lebih dari satu kamera ketika tidak
terintegrasi satu sama lain maka format tersebut belum bisa dikategorikan
sebagai multicam system. Sedangnkan dari segi penayangannya bisa
disiarkan secara langsung (live) atau tayang tunda (live on tape). Jenis acara
televisi yang menggunakan multicamera di antaranya : talkshow, sitkom,
game show, music show, quiz, magazine, variety show.

Anda mungkin juga menyukai