Anda di halaman 1dari 19

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

MERINTIS WIRAUSAHA INOVATIF MELALUI PEMBUATAN


SIRUP ANTIDIABETES DARI JERUK PURUT DENGAN
MENGGUNAKAN GULA XILITOL
DARI LIMBAH PABRIK GULA

Bidang Kegiatan :
PKM Kewirausahaan

Diusulkan oleh:

BINA PERTAMASARI (G84070008/2007)


REZSA BERRI PERMANA (G84070012/2007)
MUJIBUR RAHMAN (G84070020/2007)
CINTHYA LESTARI HERTIANTI DEWI (G84080049/2008)
TRI SETIAWATI (H34070098/2007)

INSTITUT PERTANIAN BOGOR


BOGOR
2010
ii

HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul Kegiatan : Merintis Wirausaha Inovatif Melalui


Pembuatan Sirup Antidiabetes dari jeruk
purut dengan Menggunakan Gula Xylitol
dari Ampas Tebu

2. Bidang Kegiatan : ( ) PKM-P (√) PKM-K


( ) PKM-T ( ) PKM-M
3. Bidang Ilmu : (√) Kesehatan ( ) Pertanian
( ) MIPA ( ) Humaniora
( ) Sosial Ekonomi ( ) Pendidikan
( ) Teknologi dan Rekayasa
4. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : Bina Pertamasari
b. NIM : G84070008
c. Jurusan : Biokimia
d. Institut : Institut Pertanian Bogor
e. Alamat / No HP : Jl. Gang Bara IV, Wisma Satelit II Atas
/ 085722864672
f. Alamat e-mail :
5. Anggota Pelaksana Kegiatan : 4 orang
6. Dosen Pedamping
a. Nama Lengkap dan Gelar : Dimas Andrianto, M.Si
b. NIP :19831119 200912 1 003
c. Alamat / No HP : Jalan Sempur, Nomor 22. Bogor
No HP
7. Biaya Kegiatan
a. Dikti : Rp 7.000.000,-
b. Sumber Lain :-
8. Jangka Waktu Pelaksanaan : 5 Bulan
Bogor, 20 Oktober 2010
Menyetujui,
Ketua Departemen Biokimia Ketua Pelaksana Kegiatan

Dr. Ir. I Made Artika, M.App Sc Bina Pertamasari


NIP. 19630117 198903 1 000 NIM. G84070008
Wakil Rektor Bidang Akademik Dosen Pendamping
dan Kemahasiswaan

Prof. Dr. Ir. Yonny Koesmaryono, MS Dimas Andrianto, M.Si


NIP. 19581228 198503 1 003 NIP. 19831119 200912 1 003
1

A. Judul
Merintis Wirausaha Inovatif Melalui Pembuatan Sirup Antidiabetes dari
Jeruk Purut dengan Menggunakan Gula Xilitol dari Ampas Tebu.

B. Latar Belakang
Pola makan yang tidak sehat telah menjadi kebiasaan sehari-hari orang
saat ini, yang tidak lagi memperhatikan nilai gizi yang terkandung dalam
makanan. Kebanyakan orang sekarang lebih memilih hanya enak dimulut saja,
tanpa mempertimbangkan sebab-akibat yang akan terjadi dikemudian hari,
sehingga sering kita dengar belakangan ini banyak muncul kasus penyakit
kardiovaskuler termasuk stroke, sakit jantung, yang dikemudian hari dapat
menyebabkan kematian. Salah satunya adalah penyakit diabetes melitus, penyakit
ini adalah pembunuh utama didunia. Menurut World Health Organization
(WHO), Indonesia menempati peringkat ke-4 terbesar prevalensi 8.6 % dari total
penduduk dalam penderita penyakit diabetes melitus (Danawati 2005). Penyakit
ini juga dinamakan kencing manis karena air kencing penderita akan berbau
seperti gula dan banyak semut yang akan mengkerubuti air kencing orang
tersebut. Gula merupakan faktor utama penyebab penyakit ini, sehingga ketika
seseorang terkena penyakit ini otomatis akan terkena vonis untuk tidak makan
makanan yang manis-manis, terutama makanan yang berkalori tinggi seperti nasi,
gula pasir, dan segala sesuatu yang dapat meningkatkan kadar gula darah.
Salah satu tumbuhan yang bisa diolah dan dapat digunakan oleh penderita
penyakit diabetes melitus adalah jeruk purut. Jeruk purut (Citrus hystrix DC.)
merupakan tumbuhan perdu yang dimanfaatkan terutama buah dan daunnya
sebagai bumbu penyedap masakan. Tumbuhannya berbentuk pohon kecil (perdu)
dengan ranting berduri, daunnya tersusun vertikal berlapis malam, daun muda
dapat berwarna ungu yang kuat, buahnya berukuran lebih dari 5 cm, bulat dengan
tonjolan-tonjolan dan permukaan kulitnya kasar, serta tebal. Selain sebagai bumbu
masak jeruk purut juga dapat berfungsi sebagai wewangian yang diperoleh dari
daun sebagai komponennya. Karakteristik minyak daunnya terutama didominasi
oleh minyak atsiri (-)-(S)-citronelal (80%), sisanya adalah citronelol (10%), nerol
dan limonena. Jeruk purut adalah istimewa karena pada jeruk-jeruk lainnya yang
mendominasi adalah enantiomernya, (+)-(R)-citronelal (juga dapat ditemukan
2

pada serai). Kulit buahnya memiliki komponen yang serupa dengan kulit buah
jeruk nipis, dengan komponen utama adalah limonena dan β-pinena (Dalirmartha
2006).
Pengolahan fisik jeruk purut menjadi sirup merupakan bentuk
pemanfaatan yang efektif dan marketable karena hasil olahan tersebut memiliki
rasa, aroma yang khas, selain itu juga memiliki nilai keunggulan tersendiri yang
mampu bersaing dengan produk sirup buah yang lain. Salah satunya adalah
kegunaannya sebagai obat, karena dapat memacu sel β pankreas untuk
menghasilkan insulin kembali. Sirup jeruk purut ini juga akan memerlukan
pemanis yang serupa dengan gula glukosa yakni gula xilitol yang aman bagi
metabolism penderita diabetes.
Xilitol adalah senyawa kimia organik yang digunakan sebagai pemanis
buatan pengganti gula. Rumus kimia xylitol adalah (CHOH)3(CH2OH)2. Gula
alkohol ini dapat dijumpai secara alami pada berbagai buah dan sayuran, seperti
bermacam jenis buah beri, oat, sekam jagung, dan jamur. Senyawa ini dapat juga
diperoleh melalui ekstraksi serat jagung, pohon birch, raspberry, plum, dan
jagung. Namun gula xilitol yang akan digunakan dalam pembuatan sirup ini
berasal dari limbah pabrik gula yaitu tebu, sehingga orang yang seharusnya tidak
boleh merasakan manisnya makanan dapat kembali merasakannya. Selain itu,
produk ini juga berfungsi sebagai obat dalam mengobati penyakit kencing manis.

C. Perumusan Masalah
a. Pemanfaatan kekayaan alam Indonesia sebagai produk fungsional dan
pengolahan kembali limbah pabrik gula menjadi bahan pembuatan sirup
antidiabetes.
b. Bagaimana mengawali kegiatan wirausaha baru berbasis produk inovatif
sirup jeruk purut sebagai minuman yang menyegarkan, menyehatkan, dan
juga berfungsi sebagai obat bagi penderita diabetes.
c. Bagaimana Memasarkan produk sirup jeruk purut agar menjadi Trademark
bagi penderita kencing manis, serta menganalisa Feasibility dari Bisnis
Pembuatan sirup Antidiabetes.
3

D. Tujuan
a. Merintis wirausaha baru yang inovatif melalui usaha pembuatan sirup
Antidiabetes sebagai minuman menyegarkan dan menyehatkan untuk
pemberdayaan masyarakat yang berbasis Home Industri.
b. Dapat memasarkan produk sirup Antidiabetes dan dapat menjadi satu-
satunya sirup yang baik bagi penderita diabetes.
c. Dapat menunjukkan bahwa bisnis ini sangat Feasible untuk dijalankan
mengingat besarnya potensi dari bisnis ini.

E. Luaran yang Diharapkan


a. Terwujudnya ketrampilan berwirausaha bagi mahasiswa, sehingga
mahasiswa dapat memberikan kontribusi nyata untuk mengurangi
pengangguran dengan menyerap tenaga kerja melalui usaha pembuatan
sirup Antidiabetes.
b. Program ini diharapkan dapat mewujudkan masyarakat yang sehat dengan
mengkonsumsi sirup ini.
c. Program ini diharapkan mampu memotivasi mahasiwa serta masyarakat
untuk terus bereksplorasi dan memanfaatkan potensi kekayaan alam
Indonesia.

F. Kegunaan Program
a. Bagi Mahasiswa
Program ini diharapkan mampu merangsang kreativitas dan daya inovasi
mahasiswa untuk menghasilkan produk yang inovatif dan bermanfaat.
Serta dapat membuka wawasan mahasiswa dalam meningkatkan
ketrampilan dalam berwirausaha sehingga mampu menghadapi persaingan
bebas dengan cara menjadi entrepreneur muda Indonesia.
b. Bagi Masyarakat
Program ini diharapkan mampu membuka wawasan masyarakat akan
potensi kekayaan alam Indonesia sehingga mau memanfaatkan bagian
tumbuhan yang umumnya tidak digunakan menjadi lebih bermanfaat, serta
mampu menumbuhkan motivasi bagi masyarakat untuk terus bekarya.
4

c. Bagi Negara
Program ini diharapkan mampu memberikan kotribusi positif bagi
pemerintahan dalam usaha pemanfaatan limbah pabrik gula, dalam hal ini
adalah ampas tebu, selain itu mampu memberikan stimulus untuk
menciptakan lapangan pekerjaan secara mandiri yang berbasis potensi
lokal dan home industri.

G. GAMBARAN UMUM USAHA


1. Ide Produk
Jeruk purut merupakan tumbuhan perdu yang dibeberapa daerah
memanfaatkan daunnya sebagai bumbu penyedap masakan, sedangkan buahnya
dibiarkan begitu saja, padahal buahnya dapat dimanfaatkan sebagai alternatif
pengobatan penyakit diabetes. Hal ini sudah dilakukan secara tradisional di daerah
NTB yang menggunakan jeruk purut sebagai terapi penyakit diabetes. Buah jeruk
purut dipilih untuk dijadikan sirup karena dari segi rasa, aroma, dan tekstur yang
khas dan berpotensi untuk dijadikan sirup. Selain itu menurut Dalimartha (2006)
jeruk purut mempunyai keistimewaan tersendiri yaitu mengandung minyak atsiri
(-)-(S)-citronelal (80%), sisanya adalah citronelol (10%), nerol dan limonena.

2. Deskripsi Usaha
Merujuk pada Dalimartha (2006), jeruk purut mempunyai peluang besar
untuk dijadikan suatu inovasi wirausaha baru berskala Home industri. Wirausaha
baru di bidang sirup Antidiabetes ini sangat potensial menjadi unit usaha baru
karena produk tersebut merupakan suatu inovasi baru di bidang industri sirup.
Selain itu keunggulan yang dimiliki produk tersebut belum dijumpai pada produk
sirup yang ada dipasaran. Nilai lebih dari produk tersebut adalah pemanfaatan
sumberdaya alam yang melimpah namun belum dapat dimanfaatkan secara
langsung oleh masyarakat. Oleh karena itu pasokan bahan baku produk ini sangat
melimpah di Indonesia. Keunggulan dari produk ini antara lain manfaatnya bagi
tubuh kita yaitu sangat baik untuk pertumbuhan, perkembangan, kecerdasan,
meningkatkan daya tahan tubuh, perlindungan terhadap radikal bebas penyebab
sel kanker, dan yang terpenting dapat menjadi sirup khusus dan hanya ada satu-
satunya bagi penderita diabetes.
5

Nilai positif usaha ini adalah belum adanya usaha sejenis di pasaran,
sehingga produk ini belum memiliki kompetitor yang memiliki kesamaan produk
dengan produk ini. Terkait dengan kontinuitas produk sirup ini memiliki waktu
produksi yang lebih baik dibandingkan dengan sirup lainya, karena pemanenan
jeruk purut dapat dilakukan lebih dari sekali dalam setahun dan pohonnya dapat
tumbuh pada berbagai kondisi iklim.
Dengan melihat nilai positif tersebut maka kami menjadikan hal ini
sebagai peluang untuk membuat suatu produk minuman yaitu dalam bentuk sirup
dari jeruk purut dengan gula rendah kalori. Sirup ini akan semakin menarik daya
beli masyarakat karena sirup ini mengandung gula rendah kalori yang baik untuk
kesehatan terutama bagi konsumen penderita diabetes. Sehingga kami yakin
produk ini yang kami beri nama “Citrus-β” ini, akan terjual di masyarakat.

H. METODOLOGI PELAKSANAAN PROGRAM


1. Analisis Produksi
a. Lokasi Produksi
Lokasi yang akan digunakan untuk memproduksi Citrus-β adalah
rumah kontrakan salah satu anggota tim di wisma al-afkar Babakan raya
IPB Dramaga Bogor.
b. Perencanaan Produksi
- Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan untuk pembuatan gula xilitol dari ampas
tebu adalah ampas tebu, pisau, air, pengering, saringan, penggiling,
ayakan, enzim xilanase, HCl, pH meter, dan pompa vakum.
Alat yang digunakan untuk pembuatan gula xilitol dari ampas
tebu adalah pisau, pengering, saringan, penggiling, ayakan, pH meter, dan
pompa vakum.
Bahan yang diperlukan untuk pembuatan sirup adalah jeruk purut
(yang dipilih adalah jeruk yang rasanya asam dan tidak disukai untuk
dikosumsi secara langsung), gula xylitol dari ampas tebu, natrium bisulfit
untuk mencegah reaksi mailard, natrium benzoat sebagai pengawet, dan
bahan pewarna untuk minuman.
6

Alat yang diperlukan untuk pembuatan sirup adalah pisau,


talenan, ember plastik, alat pemisah, kain saring, panci tahan asam,
pemeras jeruk, Jeruk purut, natrium benzoate, natrium bisulfit, xylitol.

- Proses produksi

A. Tahap gula xylitol dari ampas tebu


1. Persiapan alat pengolahan ampas tebu menjadi Xylitol
Ampas tebu, pisau, air, pengering, saringan, penggiling, ayakan,
enzim xilanase, HCl, pH meter, dan pompa vakum.
2. Pengolahan menjadi xylitol
Sebanyak 100 Kg ampas tebu dipotong menjadi 1,5 cm, lalu
dibleaching dengan uap air selama 10 menit, diblender sambil
ditambahkan air dan kemudian disaring dengan kertas saring, filtratnya
dibuang. Dari proses ini diperoleh ampas basah yang akan dikeringkan
pada 60oC selama 24 jam. Setelah itu dilakukan penggilingan dan
pengayakan untuk memperoleh subtract xylan, kedalam subtract xylan ini
ditambakan enzyme xylanase sehingga xylan terhidrolisis pada pH 9,
kemudian dinetralkan dengan penambahan HCl dan didinginkan, setelah
itu dilakukan penyaringan dengan pompa vakum whatman dan
dihedrogenasi, dan dilakukan pemekatan untuk memperoleh xylitol.

B. Tahap pembuaan sirup jeruk purut


3. Persiapan Perlengkapan Produksi
Pisau, talenan, ember plastik, alat pemisah, kain saring, panci tahan asam,
pemeras jeruk, Jeruk purtu, natrium benzoate, natrium bisulfit, xylitol.
4. Pengolahan Jeruk Purut
Bahan yang diperlukan untuk pembuatan sirup adalah jeruk purut, dan yang
dipilih adalah jeruk yang rasanya asam dan tidak disukai untuk dikosumsi
secara langsung, gula xylitol dari ampas tebu, natrium bisulfit untuk
mencegah reaksi mailard, natrium benzoat sebagai pengawet, dan bahan
pewarna untuk minuman.
7

1. Pemilihan jeruk purut


Jeruk perut dipilih yang berukuran lebih dari 5 cm, dengan kulit banyak
tonjolan, warna hijau pekat, tekstur buah agak lunak, aroma yang kuat,
dan sudah kelihatan hampir jatuh dari pohonnya.
2. Pencucian buah
Pencucian buah dilakukan dengan menggunakan air yang mengalir baik
itu dari sumur atau ari pam, dan yang terpenting airnya bebas logam
berat dan senyawa kimia berbahaya.
3. Pemerasan buah
Jeruk dibelah menjadi dua secara simetris, lalu diperas dengan tangan
atau alat bantu pemerasan
4. Penyaringan dan pengendapan sari buah
a. Sari buah hasil pemerasan disaring dengan kain saring. Kemudian sari
jeruk ditambah dengan natrium bisulfit dan natrium benzoat. Setiap 1
liter sari jeruk ditambah dengan 2 gram natrium bisulfit, dan 0,5 gram
natrium benzoat. Larutan ini dimasukkan ke dalam alat pemisah,
kemudiam didiamkan selama 2 malam di dalam ruang pendingin.
b. Pada dasar wadah akan terkumpul endapan dan cairan keruh. Endapan
dan cairan keruh ini banyak mengandung senyawa limonine yang
akan memberikan rasa pahit bila terkena panas. Oleh sebab itu,
endapan dan cairan keruh ini dibuang. Cara membuangnya adalah
sebagai berikut. Mula-mula saluran udara pada bagian atas alat
pemisah dibuka, kemudian saluran keluar pada dasar wadah dibuka.
Dengan demikian endapan dan cairan keruh akan mengalir keluar.
5. Penambahan gula
Penambahan gula. Sari jeruk yang jernih hasil pemisahan ditambah
dengan gula xylito. Setiap 1 liter sari jeruk ditambah dengan 1,5 kg gula
xylitol halus, karena setelah diperas jeruk purut tidak menghasilkan
warna yang khas maka dilakukan penambahan bahan tambahan pangan
yaitu bahan pewarna secukupnya. Campuran tersebut diaduk sampai
semua gula larut. Hasil yang diperoleh disebut dengan sirup mentah jeruk
purut.
8

6. Pemasakan dan sterilisasi sari buah


Sebelum dimasak menjadi sirup, sari buah dimasak terlebih dahulu
selama 15 menit pada suhu konstan ± 80 ºC. Tujuan proses pemasakan
ini untuk membunuh mikroba serta menginaktifkan enzim yang terdapat
dalam sari buah sehingga bisa diawetkan lebih lama. Selain itu
pemasakan sari buah dalam waktu yang lama dan suhu tinggi dapat
merusak komponen-komponen yang memberi rasa dan aroma khas pada
sari buah.
7. Pencucian botol dan sterilisasi
Penyucian botol dilakukan dengan menggunakan kaporit 60 ppm. Proses
pencucian diawali dengan melarutkan ± 2 gr kaporit ke dalam 1 liter air.
Botol direndam selama 1 jam kemudian dibilas dengan air panas.
Sterilisasi botol dilakukan dengan memasukkan air ke dalam botol, lalu
direbus selama ± 1 jam. Hal ini dilakukan untuk membunuh mikroba
yang terdapat di dalam botol.
8. Pasteurisasi
Botol diangkat dari air panas dan dibalikkan agar airnya keluar dari botol.
Ketika botol masih panas, sirup yang masih panas dimasukkan ke dalam
botol dengan bantuan corong sampai permukaan sirup 2 cm dari bibir
botol paling atas. Botol berisi sirup ini diletakkan di dalam air mendidih
selama 5 menit, kemudian botol diangkat dan segera ditutup dengan
penutup botol. Setelah itu botol ini direbus di dalam air mendidih selama
30 menit.
9. Pelabelan
Tahap akhir adalah dengan memasang label pada botol yang sudah siap
untuk dipasarkan.
10. Uji Organoleptik
Uji organoleptik adalah rancangan respon dari panelis yang untuk
mengukur tingkat kesukaan terhadap warna, rasa, aroma, dan tekstur
produk yang diujikan. Dalam menentukan mutu suatu produk, sifat
pertama kali yang menentukan diterima tidaknya suatu produk oleh
konsumen adalah sifat organoleptik yang dimilikinya. Uji organoleptik
9

dilakukan dengan melibatkan 20 orang panelis. Hasil pengujian


organoleptik didapatkan dari hasil pengisian kuisioner, setelah mencoba
sampel sirup yang diberikan kepada panelis.

Kapasitas produksi
Produksi sirup dilakukan setiap satu bulan sekali dengan kapasitas produksi 50
botol Citrus-β. Produksi akan dilakukan sebanyak 5 kali periode produksi
sehingga kapasitas total produksi adalah 250 botol. Citrus-β ini dijual dengan
harga Rp. 30.000.

Strategi Pemasaran Produk


a. STP (Segmentation, Targeting, Positioning)
1. Segmentation
a. Kelompok mahasiwa
Segmen mahasiwa merupakan pangsa pasar yang besar dengan
jumlah mahasiwa yang besar yakni mencapai ribuan. Selain itu,
faktor lokasi yang dekat dengan tempat produksi menjadi
kelebihan tersendiri sehingga memudahkan kegiatan survei,
promosi, dan pemasaran produk.
b. Kelompok umum
Segmen umum yang menjadi sasaran adalah lapisan masyarakat
yang berdomilisi di wilayah Bogor. Target awal pemasaran pada
kelompok ini adalah masyarakat yang berada di dekat lokasi usaha.
Pemasaran dilakukan secara langsung (direct selling) kepada
masyarakat umum di pusat keramaian yang melibatkan banyak
massa.
c. Kelompok penderita diabetes
Segmen ini merupakan segmen utama yang menjadi target produk
ini. Seperti yang kita ketahui, bahwasannya penderita diabetes
tidak boleh mengkonsumsi bahan makanan yang manis-manis,
akan tetapi sirup ini menjadi pengecualian. Hal ini dikarenakan
sirup menggunakan gula xylitol yang rendah kalori, serta jeruk
purut yang dapat berfungsi sebagai obat antidiabetes.
10

2. Targeting
Kelompok ketiga merupakan fokus dari sasaran produk ini, hal ini
didasarkan pada kebutuhan seseorang akan cita rasa produk ini yang
khas yaitu rasa manis. Penderita diabetes otomatis tidak bisa minum
minuman yang kadar gulanya tinggi, karena dapat menyebabkan gula
darahnya meningkat, kecuali produk ini. Selain memberikan rasa
manis produk ini juga dapat menjadi salah satu alterntif pengobatan
penyakit diabetes. Sedangkan segmen pertama dan kedua merupakan
target jangka panjang, bagi mereka yang menggunakan produk ini
dapat mengurangi resiko terkena penyakit diabetes dikemudian hari.
3. Positioning
Pelanggan melihat produk ini sebagai minuman sehat dan
menyegarkan, sekaligus dapat menjadi bahan makanan fungsional
yang mampu mengobati penyakit diabetes dengan merangsang insulin
untuk kembali bekerja.
b. Strategi produk dan produksi
Produk ini akan dikemas dalam botol 600 mL. Namun produk produk
Citrus-β ini tidak akan menutup kemungkinan untuk dikembangkan produk dalam
bentuk lain, seperti produk Citrus-β yang siap minum dalam kemasan botol
plastik 300 mL atau tetra pak. Produk produk Citrus-β ini akan dibalut dengan
label menarik dan akan didaftarkan sistem jaminan halal (SJH) MUI dan Badan
POM. Hal ini akan lebih meyakinkan konsumen bahwa produk ini aman untuk
dikonsumsi.
Produksi akan diterapkan dengan sistem job shop dimana produk akan
mulai diproduksi ketika ada pesanan, namun sistem ini akan berganti dengan
sistem flow shop ketika permintaan meningkat.
c. Strategi distribusi
Strategi distribusi yang dipilih untuk memasarkan produk Citrus-β ini
sebagai langkah awal adalah dengan mendistribusikan pada beberapa tempat di
daerah lingkar kampus IPB. Penentuan lokasi pemasaran didasarkan pada kriteria
antara lain strategis, akses masuk mudah, dan pengeluaran biaya sekecil mungkin.
Menjalin kerjasama dengan KOPMA IPB yang merupakan inkubator bisnis bagi
11

mahasiswa IPB merupakan salah satu stategi strategi yang efisien. Kerjasama
dengan kelompok usaha lain juga akan penting dilakukan, baik itu kecil,
menengah, dan besar, diantaranya warung, ruko-ruko, minimarket, supermarket,
dan juga dapat menjalin kerja sama dengan poliklinik IPB, klinik pengobatan.
Tahap berikutnya dalam rangka memperluas daerah pemasaran, maka
akan digunakan beberapa distributor dan agen untuk memasarkan produk Citrus-
β. Daerah pemasaran masih dalam lingkup Pulau Jawa, meliputi wilayah
pemasaran JABODETABEK, Cianjur, Bandung, dan Banten.

d. Strategi harga
Strategi harga dilakukan berdasarkan harga pasar. Dikarenakan target dari
produk adalah penderita diabetes maka harganya juga tergantung cara
pengolahan bahan bakunya. Akan tetapi tetap diusahakan tidak terlalu jauh
dari harga barang sejenis.Harga yang ditawarkan untuk satu botol Citrus-β
adalah Rp. 30.000.
e. Strategi promosi
Strategi promosi yang kami lakukan dalam memasarkan produk Citrus-β
ini adalah dengan mengikutkan produk ini pada berbagai macam pameran
yang berhubungan dengan makanan, dan ikut serta dalam Bazar kampus
yang ada pelatihan kewirausahaan. Selain itu dapat pula dilakukan dengan
penyebaran brosur produk, promosi dari mulut ke mulut, dan penekanan
pada pendekatan perorangan. Selain itu promosi juga dilakukan dengan
memanfaatkan media informasi berupa internet, baik melalui facebook,
twitter, blog, dan lain-lain. Pembelian Citrus-β dalam jumlah banyak yaitu
lebih dari 10 botol maka konsumen akan mendapat potongan harga.

4. Desain Organisasi
Beberapa unsur yang terdapat dalam pengorganisasian kerja sirup jeruk
purut: bagian keuangan, bagian produksi, bagian pemasaran, dan bagian riset
dan pengembangan. Penanggung jawab manajemen keempat bidang tersebut ada
di bawah koordinasi koordinator pelaksana.
12

Koordinator Pelaksana

Bina Pertamasari

Bagian keuangan Bagian Produksi Bagian Bagian R&D


Pemasaran
Tri Mujib Rezsa
Cinthya
Gambar 1 Struktur organisasi kelompok usaha.
Mujibur
Koordinator pelaksana bertanggungjawab terhadap perencanaan, produksi,
pemasaran, dan evaluasi usaha. Manajer keuangan bertugas mengatur arus masuk
dan keluarnya kas perusahaan. Manajer produksi adalah penanggung jawab
operasional produksi. Manajer pemasaran berwenang dalam pendistribusian
produk dan kerjasama dengan pihak luar untuk kelancaran pemasaran. Manajer
R&D adalah pihak yang bertanggung jawab dalam riset dan pengembangan
produk.
13

I. JADWAL KEGIATAN
Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4 Bulan 5
Rencana 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Uni analisis
dan
organoleptik                                        
Pengadaan
alat dan bahan                                        
pembuatan
publikasi dan
promosi                                        
Mencari mitra
kerja                                        
Produksi                                        
Promosi                                        
Penjualan
produk                                        
Evaluasi
Bulanan                                        
Lamporan
akhir PKMK                                        

J. RENCANA BIAYA
A. Peralatan Penunjang Program (Biaya Investasi)
Nama Alat Harga Jumlah Total
Pisau 5.000 5 Buah Rp 25.000
Panci tahan asam 84.000 1 Buah Rp 84.000
Gilingan 30.000 1 Buah Rp 30.000
Ayakan 7.000 4 Buah Rp 28.000
Penyewaan pH meter 1 Buah Rp 78.000
Penyewaan pompa vakum 1 Buah Rp 240.000
Ember 10.000 2 Buah Rp 20.000
Kompor 100.000 3 Buah Rp 300.000
Alat pemisah 70.000 1 Buah Rp 70.000
Kain saring 5.000/m 5 Meter Rp 25.000
Pemeras jeruk 15.000 1 Buah Rp 15.000
Total Rp1.015.000

B. Bahan Baku Pembuatan Gula Xylitol dan Sirup (Biaya Produksi)


14

Bahan Harga Jumlah Total


Pembelian botol 6.000 50 Buah Rp 300.000
Ampas tebu 1000 100 Kg Rp 100.000
Jeruk Purut 7000/Kg 100 Kg Rp 700.000
Enzim Xylanase 100 mL Rp 2.206.000
HCl 160.000 1 Liter Rp 160.000
Natrium benzoat 100 gr Rp 189.000
Natrium bisulfit 100 gr Rp 120.000
Air galon 15.000 10 Galon Rp 150.000
Total Rp 3.925.000

C. Biaya Promosi Produk (Biaya Operasional)


Kegiatan Biaya
Periklanan Rp 250.000
Survei pasar Rp 200.000
Cuci cetak Rp 150.000
Komunikasi Rp 200.000
Transportasi Rp 350.000
Total Rp 1.150.000

D. Lain-lain (Biaya Operasional)


Perlengkapan Kegiatan Biaya
Alat tulis Kesekretariatan Rp. 100.000
Pelabelan produk Produksi Rp 450.000
Stempel perusahaan Kesekretariatan Rp 30.000
Penyusunan proposal Kesekretariatan Rp 100.000
Persuratan Kesekretariatan Rp 80.000
Penyusunal laporan Rp 150.000
Total Rp 910.000

Jumlah Anggaran Biaya Rp 7.000.000


Total Biaya
15

Total Biaya = Biaya Produksi + Biaya Operasional + Biaya Investasi


= Rp 3.925.000+ (Rp 1.150.000 + Rp 910.000) + Rp1.015.000
= Rp 7.000.000,-

Biaya Penyusutan Alat


Umur Teknis Peralatan : 10 tahun
Nilai akhir setelah umur ekonomis alat : 10%
Biaya penyusutan per tahun = (Harga awal– harga akhir)
umur ekonomis alat
= (697.000– 69.700)/10
= Rp. 62.730
Harga Pokok Produksi
Jumlah Produksi : 50 botol
Peride Produksi : 5 kali
Kapasitas Produksi (5 batch) : 250 botol
Biaya tetap = Biaya penyusutan + Biaya operasional
= Rp. 62.730 + Rp 2.060.000
= Rp. 2.122.730
Harga pokok produksi = (Biaya tetap + biaya tidak tetap)
kapasitas produksi
= (Rp. 2.122.730+ Rp 3.925.000)/250
= Rp 24.190,92/ botol
Harga jual produk = Rp. 30.000/ botol

Proyeksi Laba Rugi

Penerimaan = 250 botol x Rp. 30.000


= Rp. 7.500.000
Pengeluaran = 250 botol x Rp. 24.190,92
= Rp. 6.047.730
Keuntungan = Rp. 7.500.000– Rp. 6.047.730
= Rp. 1.452.270
Lampiran 2 Biodata Anggota dan Dosen Pedamping
16

KETUA KELOMPOK
Nama Lengkap : Bina Pertamasari
NIM : G84070008
Fakultas / Departemen : FMIPA/Biokimia
Perguruan tinggi : Institut Pertanian Bogor
Waktu untuk kegiatan PKM : 5 jam / minggu

Bina Pertamasari
NIM. G84070008
ANGGOTA KELOMPOK
Nama : Tri Setiawati
NIM : H34070098
Fakultas / Departemen : FEM / Agribisnis
Perguruan tingg : Institut Pertanian Bogor
Waktu untuk kegiatan PKM : 5 jam / minggu

Tri Setiawati
ANGGOTA KELOMPOK
Nama Lengkap : Rezsa Berri Permana
NIM : G84070012
Fakultas / Departemen : FMIPA/Biokimia
Perguruan tinggi : Institut Pertanian Bogor
Waktu untuk kegiatan PKM : 5 jam / minggu

Rezsa Berri Permana


ANGGOTA KELOMPOK
Nama Lengkap : Mujibur Rahman
Tempat tanggal lahir : Padang kasap / 16 Februari 1989
NIM : G84070020
Fakultas / Departemen : FMIPA/Biokimia
Waktu untuk kegiatan PKM : 5 jam / minggu

Mujibur Rahman
ANGGOTA KELOMPOK
Nama : Cinthya Lestari Hertianti Dewi
Tempat tanggal lahir : Bandung, 7 Agustus 1990
NIM : G84080049
Fakultas / Departemen : FMIPA / BIOKIMIA
Waktu untuk kegiatan PKM : 4 jam / minggu

Cinthya Lestari Hertianti Dewi

DOSEN PEMBIMBING
17

Nama Lengkap dan Gelar : Dimas Andrianto, M.Si


NIP : 19831119 200912 1 003
Pangkat/Golongan : Penata / IIIC
Jabatan Fungsional : Lektor Kepala
Fakultas/Program Studi : FMIPA/Biokimia
Perguruan Tinggi : Institut Pertanian Bogor
Bidang Keahlian : Biologi Molekuler
Waktu untuk Kegiatan PKM : 3 jam/minggu

Dimas Andrianto, M.Si

Anda mungkin juga menyukai