Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Agama Islam bersumber dari al-Qur’an dan Hadits. Kedua kitab suci yang
ditinggalkan Rasulullah SAW menjamin manusia selalu pada jalan yang lurus
sesuai petunjuk Allah dan Rasul.2 Siapa yang mampu bertahan di jalan Allah
dan Rasulnya dengan menjalankan segala perintah dan menjauhi semua
laranganNya, maka pasti orang tersebut akan selamat bahkan memperoleh
bahagia di dunia dan akhirta. Jika ia seorang ilmuwan (dosen atau guru) yang
ikhlas mengamalkan ilmunya, pandai beramal shaleh (sedekah), dan
senantiasa taqarrub kepada Allah (shalat tahajud, mengeluarkan zakat), maka
tempatnya pasti diangkat derajatnya disisi Allah.3 Dengan bekal ketundukan
yang sempurna kepada sang Pencipta, maka seorang pendidik atau pembelajar
(guru) selayaknya membeikan kontribusi nyata untuk mewariskan segala
kelebihan dan keistimewaan kepada generasi Muslim berikutnya. Tentunya,
cara mewariskan ilmu pengetahuan kepada peserta didik atau peserta belajar
(siswa) harus disesuaikan tuntutan zaman, dimana zaman yang akan dihadapi
oleh generasi tersebut.

Berkaitan dengan perbedaan zaman yang tengah dihadapi sang guru


dengan murid, mengingatkan kita semua sebagai pendidik dan pembelajar
bahwa ada dua dimensi yang akan diperoleh oleh peserta belajar. Pertama,
dimensi jangka pendek di mana materi tertentu dapat diterapkan langsung oleh
murid seperti; puasa, shalat, adab bersuci, tata krama dengan semua pihak.
Kedua, dimensi jangka panjang di mana materi diterima sebagai informasi dan
akan diterapkan pada saat mereka mencapai umur sempurna (balig atau sudah
kawin); seperti materi; haji, nikah, kepemimpinan dalam keluarga dan
masyarakat. Karena itu, materi pembelajaran agama yang bersifat normatif dan
prakatis yang akan diterapkan dalam beberapa tahun kemudian, para pendidik
(pembelajar) menampilkan dengan strategi yang mengundang mereka berpikir
jauh ke depan seperti; metode pemecahan masalah, dan studi kritis. Ali bin Abi
Thalib mengingatkan kita untuk senantiasa mengajarkan kepada generasi
penerus materi jangka panjang yaitu materi kira- kira 20GB tahun kemudian
baru mereka amalkan.4 Bagi kita sebagai pembelajar, maka penyesuaian
materi sesuai tuntutan zaman yang akan dihadapi para murid menjadi
pertimbangan utama sebab jika tidak ada penyesuaian dikhwatirkan materi sia-
sia dan tidak manfaat sama sekali. Dalam hal ini peran guru sebagai pendesain
materi pembelajaran yang memiliki visi jauh ke depan memiliki bobot nilai
tertinggi manfaatnya bagi peserta belajar.

II. Maksud dan Tujuan

Maksud dari penyusunan makalah ini adalah sebagai tugas Mata Kuliah
Pendidikan Agama Islam tentang hubungan Islam terhadap tumbuhan. Yang
juga sekaligus sebagai bahan diskusi bersama dalam proses pembelajaran.
Adapun judul yang diangkat dalam makalah ini yaitu “Keajaiban Tumbuhan”
BAB II

PEMBAHASAN

A. Keajaiban Tumbuhan

Seorang mukmin berjalan di sebuah taman. Ia terpesona dengan


keindahan taman yang merupakan kenikmatan Allah. Sesungguhnya, bagi
yang sudi merenung, pada setiap benda hidup terdapat kebesaran-Nya.

Sebagai contoh, tanaman merambat yang melingkarkan tubuhnya


mengelilingi sebuah dahan atau benda lain, merupakan fenomena yang perlu
dipikirkan secara seksama. Jika pertumbuhan tanaman ini direkam dan
dipertunjukkan ulang dengan cepat, akan terlihat bahwa tanaman merambat
ini bergerak seolah-olah ia adalah makhluk yang memiliki kesadaran. Ia
seolah-olah melihat dahan yang berada tepat di hadapannya, lalu ia
mengulurkan dirinya ke arah dahan tersebut dan mengikatkan diri ke dahan
seperti tali lasso.

Seorang mukmin yang menyaksikan semua ini kembali sadar bahwa Allah
telah menciptakan semua benda hidup, dan bahwa Dia menciptakannya
sebagai sistem yang unik dan tanpa cacat.

Ketika seseorang terus mengamati gerakan-gerakan tanaman ini, ia


menemukan satu ciri menarik lain dari tumbuhan tersebut. Ia melihat bahwa
batang tanaman merambat tersebut dengan kuat melekatkan dirinya di atas
permukaan dimana ia berada dengan menjulurkan lengan-lengan
sampingnya. Bahan yang kental yang diproduksi oleh tanaman yang tidak
memiliki kesadaran tersebut merekat sedemikian kuat sehingga ketika
tanaman ini dicoba untuk dipindahkan dengan cara menariknya dari tempat ia
berada, maka cat yang ada ditembok akan ikut terangkat juga.
Begitupun dengan pepohonan. Pernahkan kita memikirkan bagaimana air
mencapai dedaunan yang tinggi? Tidaklah mungkin bagi air dalam sebuah
tanki di bagian bawah bangunan anda untuk naik ke lantai yang lebih atas
tanpa adanya sebuah tanki hidroforik atau mesin pompa air yang kuat. Anda
tidak akan mampu memompa air kendatipun hanya sampai ke lantai pertama.
Oleh karena itu, sudah seharusnya ada sistem pemompaan yang mirip
dengan mesin hidrofonik yang dimiliki oleh pohon.

Allah telah menciptakan untuk tiap-tiap pohon semua sarana dan


perlengkapan yang diperlukan. Tambahan lagi, sistem pemompaan di setiap
pohon terlalu canggih dibandingkan dengan yang ada di bangunan tempat
tinggal manusia. Hal lain yang dapat dipikirkan berhubungan dengan
dedaunan. Dedaunan itu sesungguhnya bukan bentuk sederhana seperti
yang terlihat mata. Dedaunan, misalnya, adalah sesuatu yang rentan dan
mudah rusak. Namun, daun-daun ini tidak kering kerontang karena panasnya
terik sinar matahari yang menyengat. Ketika seorang manusia berada pada
suhu 40oC dalam waktu yang sebentar, warna kulitnya berubah, ia menderita
dehidrasi. Sebaliknya, daun mampu untuk tetap hijau di bawah panas
matahari yang menyengat tanpa terbakar selama berhari-hari, bahkan
berbulan-bulan meskipun sangat sedikit sekali jumlah air yang mengalir
melalui pembuluh-pembuluhnya yang mirip benang. Ini adalah sebuah
keajaiban penciptaan yang menunjukkan bahwa Allah menciptakan segala
sesuatu dengan ilmu yang tak tertandingi. Begitulah, ketika menyusuri taman,
kita memahami semua itu merupakan perwujudan sifat-Nya Yang Maha Indah
(Al-Jamaal). Lihatlah: bunga daisy yang menguning. Kupu-kupu dengan
ekornya yang indah meliuk di sela bunga.

Kupu-kupu, misalnya, adalah makhluk yang sangat indah dan elok untuk
dilihat. Kupu-kupu, yang memiliki sayap dengan simetri dan disain semacam
renda yang demikian teliti sehingga terlihat seolah-olah dilukis dengan
tangan, dengan warna yang harmoni dan dipenuhi fosfor sehingga berpendar,
adalah bukti daya seni yang tak tertandingi dari ciptaan Allah.Banyaknya jenis
tanaman dan pohon yang tak terhitung di muka bumi merupakan bagian dari
keindahan ciptaan Allah. Bunga-bunga dengan warna yang beraneka-ragam
dan berbagai bentuk pepohonan telah diciptakan sedemikian rupa sehingga
memberikan kenyamanan bagi manusia.

Seseorang yang memiliki keimanan akan berpikir bagaimana bunga


seperti mawar, violet, daisy, hyacinth, anyelir, anggrek dan bunga-bunga
lainnya memiliki permukaan yang sedemikian mulus, bagaimana mereka
muncul dari biji-biji mereka dalam keadaan yang halus sama sekali tanpa ada
lipatan-lipatan, bagaikan telah disetrika.

Satu lagi keajaiban ciptaan Allah adalah aroma sedap yang menakjubkan
dari bunga-bunga ini. Mawar, misalnya, memiliki wangi yang tidak pernah
berubah yang selalu dikeluarkannya. Bahkan dengan teknologi paling maju
sekalipun, bau yang menyamai mawar tidak dapat dibuat.

Penelitian di laboratorium-laboratorium untuk menyerupai bau ini belum


mendatangkan hasil yang memuaskan. Aroma parfum yang diproduksi
dengan meniru bau mawar pada umumnya memiliki bau harum yang
sedemikian kuat sehingga mengganggu orang. Tetapi bau asli dari bunga
mawar tidak menimbulkan gangguan apapun bagi manusia.

Orang yang beriman sadar bahwa segala sesuatu ini diciptakan Allah agar ia
memuji-Nya. Sadar akan hal ini, seseorang yang menyaksikan keindahan kebun
ketika sedang berjalan-jalan akan mengagungkan Allah seraya mengatakan, ''Maa
syaa Allahu, laa quwwata illaa billaah (sungguh atas kehendak Allah semua ini
terwujud, tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah)'' (QS. Al-Kahfi, 18: 39).

B. Tumbuhan Guru Besar Matematika

Beberapa tanaman “memperhitungkan" bahwa struktur Aerodinamis


cocok untuk penyebaran serbuk sari oleh angin, dan setiap generasi
berikutnya menggunakan cara yang sama. Sedangkan tanaman yang Lain
"memahami" bahwa mereka tidak akan cukup dengan memanfaatkan angin
dan, untuk alasan ini, mereka menggunakan serangga untuk membawa
serbuk sari mereka. Mereka "tahu" bahwa mereka harus dapat menarik
serangga kepada mereka untuk dapat berkembang biak, dan mencoba
berbagai cara untuk menarik para serangga. Mereka secara khusus
mengidentifikasi hal yang disukai serangga.

Setelah menemukan nektar dan aroma yang efektif untuk serangga,


mereka menghasilkan aroma dengan berbagai proses kimiawi dan
memberikan hasil produksinya ketika mereka telah menetapkan waktu yang
tepat untuk melakukannya. Mereka mengidentifikasi rasa dalam nektar yang
akan disukai oleh serangga dan keseluruhan dari zat-zat di dalamnya, dan
memproduksi sendiri. Jika bau dan nektar tidak cukup untuk menarik
serangga kepada mereka, mereka memutuskan untuk mencoba metode
lain, dan, agar sesuai dengan situasi ini, yaitu dengan cara "meniru dan
mengimitasi".

Lebih jauh lagi, mereka "menghitung" volume serbuk sari yang akan
mencapai tanaman lain dengan spesies yang sama dan juga jarak yang
harus dilakukan untuk melakukan perjalanan, dan atas dasar ini, mereka
menghasilkan serbuk sari dalam jumlah yang paling sesuai dan pada. Saat
yang paling tepat . Mereka "berpikir" tentang kemungkinan-kemungkinan
yang mungkin mencegah serbuk sari mencapai sasarannya dan "mengambil
tindakan" terhadap hal tersebut. Tentu saja, skenario seperti itu tidak akan
pernah menjadi kenyataan: pada kenyataannya, skenario seperti ini di luar
dari aturan logika.

Tidak ada strategi tersebut di atas dapat dibuat oleh tanaman biasa,
karena tanaman tidak bisa berpikir, tidak dapat menghitung waktu, tidak
dapat menentukan ukuran dan bentuk, tidak dapat menghitung kekuatan
dan arah angin, tidak dapat menentukan sendiri jenis teknik itu akan perlu
untuk pembuahan, tidak dapat berpikir bahwa ia akan memiliki untuk
menarik serangga itu belum pernah dilihat, dan lebih jauh lagi, tidak bisa
memutuskan metode apa yang akan harus dilakukan dengan salah satu
atau dari semua cara tersebut.
Tidak peduli berapa banyak rincian yang berkembang, dari pendekatan
apa kepada subjek yang digunakan, dan logika apa yang digunakan,
kesimpulan bahwa ada sesuatu yang luar biasa dalam hubungan antara
tanaman dan hewan tidak akan pernah berubah.

Para Makhluk hidup ini diciptakan secara serasi satu dengan yang
lainnya. Sistem sempurna yang saling menguntungkan ini menunjukkan
kepada kita bahwa kekuatan yang menciptakan baik bunga dan serangga
mengetahui kedua jenis makhluk hidup tersebut dengan sangat baik, dan
mengetahui semua kebutuhan mereka, dan menciptakan mereka untuk
saling melengkapi satu sama lain. Kedua makhluk hidup adalah karya
daripada Tuhan semesta alam, Allah Swt, yang mengetahui mereka dengan
sangat baik, yang dengan tanpa terkecuali mengatahui segalanya. Mereka
dibebankan dengan menggambarkan kebesaran Allah, kekuasaan-Nya
Yang Maha Tinggi, dan seni tanpa cela-Nya kepada Manusia.

Tanaman tidak memiliki pengetahuan tentang eksistensi mereka sendiri,


begitu juga cara untuk menjalankan kemampuan luar biasa mereka, karena
hal tersebut berada di bawah pengendalian Allah SWT, yang merencanakan
setiap kemampuan tersebut, yang menciptakan segala sesuatu di alam
semesta, dan yang terus menciptakan setiap saat. Kebenaran ini diberitakan
kepada kita oleh Allah SWT dalam Al Qur'an:

Dan tumbuh-tumbuhan dan pohon-pohonan kedua-duanya tunduk


kepada Nya. (QS. Ar-Rahman; 6)

C. Pola Warna Pada Tumbuhan

Jika seseorang tidak merenungi, orang tidak dapat melihat karakteristik


makhluk-makhluk luar biasa yang berada di sekitarnya. Selama seseorang
tidak memikirkan tentang bagaimana kupu-kupu terbang dengan sayap
bermembrannya, bagaimana seseorang melihat bunga yang memiliki
keragaman warna, bagaimana cabang-cabang teratas pada ratusan pohon-
pohon yang setinggi ratusan meter itu tetap hijau, orang tidak dapat
memahami seluk-beluk ini. Bahkan karya seni yang luar biasa yang terdapat
dalam sekuntum bunga mungkin luput dari perhatian seseorang.

Namun, karya seni yang sempurna ini jelas ditampilkan dalam semua
makhluk hidup dari serangga sampai burung, dari tanaman sampai dengan
makhluk laut. Tentu saja karya seni ini milik Allah SWT yang menjadi
Pencipta dari semua makhluk hidup.

Mari kita berpikir tentang tanaman, buah-buahan, sayuran, bunga, dan


pepohonan. Tanaman, masing-masing memiliki warna yang berbeda,
mewangian dan citarasa, adalah bukti dari karya seni dalam ciptaan Allah.
Setiap tanaman yang Anda lihat di sekitar Anda atau yang anda tahu dari
buku memiliki warna dan pola yang khusus untuk jenisnya. Proses
reproduksi dari masing-masing jenis berbeda, proporsi nektar yang
terkandung di dalamnya serta aroma juga berbeda semuanya. Mari kita
berpikir tentang mawar. Ada merah, putih, kuning, oranye, pink, bermata
putih, berwarna ganda, bahkan mawar dengan warna bergradasi . Tentu
saja, hal ini akan menjadi kebutaan yang nyata untuk seseorang yang tidak
merasa kagum melihat semua ini dan tidak melihat keMaha Kuasaan Allah,
Yang menjadi pencipta dari semua bunga-bunga ini.

Dalam Al Qur'an, Allah merujuk kepada mereka yang lalai menghargai


tanda-tanda dari ciptaan yang mereka lihat sebagai berikut:

Dan banyak sekali tanda-tanda (kekuasaan Allah) di langit dan di


bumi yang mereka melaluinya, sedang mereka berpaling dari
padanya. Dan sebahagian besar dari mereka tidak beriman kepada
Allah, melainkan dalam keadaan mempersekutukan Allah (dengan
sembahan-sembahan lain). (QS. Yusuf, 105-106)

Apakah Anda pernah berpikir mengapa tanaman berwarna hijau? Seperti


yang jelas terlihat, warna yang berlaku di dunia tanaman adalah hijau dan
nuansa kehijauan. Klorofil merupakan substansi utama yang menghasilkan
warna hijau. Klorofil, sebuah zat yang sangat penting, yaitu sebuah pigmen
yang terkandung dalam kloroplas yang tersebar dalam sitoplasma sel
tanaman. Pigmen ini menyerap cahaya yang berasal dari matahari dengan
sangat mudah, tetapi pigmen ini hanya memantulkan warna hijau saja.
Selain memberikan warna hijau untuk daun, Proses ini juga menyebabkan
terpenuhinya proses penting yang disebut "fotosintesis".

Dalam fotosintesis, tanaman memanfaatkan sinar matahari, yang terdiri


dari kombinasi warna yang berbeda. Salah satu sifat yang paling penting
dari warna dalam cahaya matahari adalah bahwa tingkat energi mereka
berbeda satu sama lain. bermacam-macam warna inilah yang disebut
spektrum, sebagai contoh yang diperoleh oleh pembiasan warna dalam
sebuah prisma memiliki corak merah dan kuning di salah satu ujung, dan
biru dan warna ungu di ujung lainnya. Warna dengan tingkat energi tertinggi
adalah yang berwarna biru yang berada di akhir daripada spektrum tersebut.

Perbedaan tingkat energi diantara warna-warna tersebut sangatlah


penting bagi tanaman, karena mereka membutuhkan sejumlah besar energi
untuk fotosintesis. Untuk alasan ini, selama fotosintesis, tanaman yang
menyerap sinar matahari dari tingkat energi tertinggi berada menjelang akhir
dari spektrum ultraviolet, yaitu warna violet dan biru, sebagaimana warna
yang menuju kepada infra merah (panas) di akhir spektrum, yaitu merah,
jingga dan kuning. Daun melakukan semua proses ini melalui pigmen
klorofil yang ada di kloroplas.

Pada tanaman untuk melakukan proses photosintesa, tingkat energi


partikel cahaya yang diserap oleh zat klorofil haruslah cukup. Proses
fotosintesis dimulai saat tanaman, dengan energi yang diterimanya dari
partikel cahaya, memecah molekul air menjadi molekul oksigen dan
hidrogen. Hidrogen bereaksi dengan karbon dalam gas karbondioksida
untuk membentuk getah tanaman yang sangat penting bagi tanaman untuk
bertahan hidup. Dengan kata lain, tanaman memproduksi makanan sendiri.
Oksigen yang tidak digunakan, di sisi lain, dilepaskan ke udara. Sebagian
besar oksigen yang kita hirup di atmosfer dihasilkan dengan cara itu.

Sebagai hasil dari proses fotosintesis pada tanaman, mereka


menghasilkan karbohidrat, salah satu sumber makanan utama bagi makhluk
hidup lainnya. Zat yang dihasilkan selama fotosintesis sangatlah penting
bagi tanaman diri sendiri maupun untuk hewan dan manusia, karena
tanaman adalah sumber utama makanan dari semua makhluk hidup di
bumi.

Sebagaimana telah kita lihat, selain memberikan penampilan yang indah,


warna hijau pada tanaman juga sangat penting bagi kelangsungan hidup
bagi tumbuhan dan makhluk hidup lainnya. Allah SWT membuat zat klorofil
sebagai pemberi makan untuk tanaman dan kelangsungan semua makhluk
hidup lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

 http://us1.harunyahya.com/Detail/T/EDCRFV/productId/29883/POLA_WARNA_
PADA_TANAMAN_
 http://us1.harunyahya.com/Detail/T/EDCRFV/productId/4513/KEAJAIBAN_TUM
BUHAN
 http://us1.harunyahya.com/Detail/T/724BBCSO189/productId/29884/TANAMAN
:_GURU_BESAR_MATEMATIKA
KESIMPULAN

Allah menciptakan makhluk selain hewan dan tumbuhan bertujuan agar


mereka bisa saling hudup berdampingan dan saling melengkapi. Seperti diatas,
bahwa sebenarnya allah telah menjadikan tanaman sebagai perantara untuk
mengajarkan manusia suatu hal yang tidak bisa dianggap sepele,yaitu tentang
matetatika. Itulah kebesaran Allah SWT, dan itu hanyalah sedikit tanda
kekuasaan Allah. Masih banyak lagi tanda kebesaran Allah yang lainnya yang
bertujuan untuk mengajarkan manusia tentang apa yang mereka tidak ketahui.

Anda mungkin juga menyukai