Proposal Bab I
Proposal Bab I
JUDUL :
I. PENDAHULUAN
(Sekolah Menengah Atas), dan SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) atau sekolah-
sekolah sederajat dengan itu pada dasarnya sama. Tujuan yang hendak di capai
Selanjutnya melalui belajar matematika diharapkan pada diri siswa terbentuk pola
piker yang kritis, logis, kreatif dan sikap konsisten, cermat, objektif, jujur dan
disiplin.
tiap hari kehidupan kita melibatkan kegiatan yang bersifat matematika, misalnya
menghitung dan mengukur. Hampir semua mata pelajaran yang dipelajari siswa di
perluasan dari matematika Sekolah Dasar untuk dapat digunakan dalam kehidupan
sehari-hari.
memuaskan adalah merupakan harapan orang tua peserta didik dan seluruh pihak
yang terkait. Namun, pada kenyataannya bahwa harapan tersebut seringkali tidak
terwujud. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain siswa itu sendiri,
materi pelajaran, guru dan orang tua, strategi belajar mengajar yang disiapkan
oleh guru paling tidak guru harus menguasai materi yang diajarkan dan terampil
pendidikan adalah guru. Guru merupakan ujung tombak pendidikan. Guru secara
menjadi manusia yang cerdas, terampil dan bermoral tinggi. Oleh karena itu, guru
optimal agar mutu pendidikan dapat meningkat. Hal ini mutlak dilakukan karena
tugas dan latihan untuk pokok bahasan tertentu merupakan kegiatan pokok,
namun proses belajar seperti itu akan lebih efektif apabila siswa dilibatkan secara
3
tersebut.
Matematika sebagai salah satu ilmu dasar, baik aspek terapannya maupun
penguasaan ilmu dan teknologi. Ini berarti bahwa sampai batas tertentu
dengan guru sebagai pusat dan sumber belajar merupakan salah satu penyebab
proses pemahaman ini, siswa berusaha untuk mengkaitkan informasi yang telah
dia peroleh dengan informasi baru sehingga saling terhubung seperti jaring laba-
hasilnya, informasi yang tertanam di benak siswa tidak tersimpan sebagai satuan-
Perbaikan-perbaikan dapat dilakukan oleh pihak guru dan sekolah baik pada aspek
proses pembelajaran maupun pada aspek evaluasi yang diterapkannya. Hal ini
masyarakat antara lain rasa percaya diri yang tinggi, sikap saling menghargai dan
sosial,dengan kata lain kooperatif adalah cara belajar mengajar berbasis peace
education. Yaitu suatu metode belajar mengajar masa depan yang pasti. Dalam
tentang strategi yang tepat digunakan dalam proses belajar mengajar dan tidak
kelompok. Dalam hal ini diharapkan siswa dapat belajar lebih aktif, mempunyai
juga bervariasi, tergantung dari model pembelajaran kooperatif yang dipilih dan
meliputi empat komponen pokok, yaitu (1) presentasi kelas, (2) kerja kelompok,
(3) kuis atau tes, dan (4) penilaian kelompok. Pembelajaran kooperatif tipe STAD
B. Rumusan Masalahs
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya dan
mengacu pada tujuan yang akan dicapai dari penelitian ini, maka dirumuskan
1. Seberapa besar hasil belajar matematika siswa kelas … yang diajar dengan
2. Seberapa besar hasil belajar matematika siswa kelas … yang diajar dengan
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka tujuan
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi peneliti : Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan
serta pengalaman dalam melakukan penelitian dan memberikan gambaran
kepada peneliti sebagai calon guru tentang pembelajaran di sekolah
sehingga dapat dijadikan acuan dalam pengembangan ide-ide dalam
rangka perbaikan pembelajaran.
2. Bagi guru : Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai
alternative untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Dengan
peningkatan kualitas belajar mengajar diharapkan juga akan
meningkatkan prestasi belajar.
7
A. Tinjauan Pustaka
a. Pengertian belajar
Belajar ialah suatu proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu
baru atau merubah kelakuan lama sehingga seseorang lebih mampu memecahkan
segera nampak dalam prilaku nyata (Winkel, 1991). Belajar ialah proses orang
adalah suatu perkembangan dari seseorang yang dinyatakan dalam cara bertingkah
8
laku yang baru berkat pengalaman dan latihan. Belajar itu perubahan-perubahan
yang sama, yaitu : 1) belajar itu merupakan suatu kegiatan yang disadari dan
Belajar dapat pula diartikan secara luas dan secara sempit. Secara luas,
pelajaran.
b. Pengertian mengajar
berupa pengalaman dan kecakapan kepada anak didik kita. Adapun definisi lain di
bimbingan kepada siswa dalam proses belajar. Definisi ini menunjukkan bahwa
yang aktif adalah siswa, yang mengalami proses belajar. Guru hanya
Kesempatan untuk berbuat dan aktif berpikir lebih banyak diberikan kepada
siswa.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa mengajar adalah suatu kegiatan
yang optimal.
akhir ini sangat popular karena diterapkan dalam banyak bidang studi. Beberapa
ahli menyatakan bahwa model pembelajaran kooperatif tidak hanya unggul dalam
pertama setelah masehi, para filosof sudah mengemukakan bahwa agar seorang
belajar, dia harus memiliki teman belajar. Dalam pembelajaran kooperatif, siswa
akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit apabila
(Slavin, 2000).
menemukan bahwa kelompok STAD mendapatkan skor yang lebih baik pada tes
matematika.
teori belajar yang dikembangkan berdasarkan teori belajar kognitif. Menurut teori
merevisinya apabila aturan-aturan tersebut tidak lagi sesuai. Belajar itu lebih dari
sesuatu untuk dirinya dan berusaha dengan susah payah dengan ide-ide (Slavin,
2000).
kooperatif dapat terlaksana dengan baik, siswa harus diberi lembar kegiatan yang
berisi pertanyaan atau tugas yang direncanakan untuk dikerjakan. Selama kerja
11
kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang siswa, campuran siswa berkemampuan
tinggi, sedang, rendah, jenis kelamin dan suku/ras, serta saling membantu satu
sama lain. Selama belajar secara kooperatif, siswa tetap bersama-sama dengan
keterampilan khusus agar dapat bekerja sama dengan baik di dalam kelompoknya,
sekelompok yang baik, berdiskusi dan sebagainya. Agar terlaksana dengan baik,
siswa diberi lembar kegiatan yang berisi pertanyaan atau tugas yang direncanakan
mencapai ketuntasan materi yang disajikan guru dan saling membantu teman
sekelompok mencapai ketuntasan materi. Belajar belum selesai jika salah satu
Menurut Johnson (1994) dan Sutton (1992) terdapat lima unsur penting
antara siswa.Dalam belajar kooperatif siswa merasa bahwa mereka sedang bekerja
sama untuk mencapai satu tujuan dan terikat satu sama lain. Seorang siswa tidak
akan sukses kecuali semua anggota kelompoknya juga sukses. Siswa akan merasa
bahwa dirinya merupakan bagian dari kelompok yang juga mempunyai andil
Belajar kooperatif akan meningkatkan interaksi antara siswa. Hal ini terjadi dalam
hal seorang siswa akan membantu siswa lain untuk sukses sebagai anggota
kelompok. Untuk mengatasi masalah ini, siswa yang membutuhkan bantuan akan
kooperatif adalah dalam hal tukar menukar ide mengenai masalah yang sedang
dalam belajar kelompok dapat berupa tanggung jawab siswa dalam hal (a)
membantu siswa yang membutuhkan bantuan dan (b) siswa tidak hanya sekedar
interpersonal dan kelompok kecil. Dalam belajar kooperatif, selain dituntut untuk
Konsep utama dari belajar kooperatif menurut Slavin (1995) adalah sebagai
Tanggung jawab ini terfokus dalam usaha untuk membantu yang lain dan
bantuan yang lain. 3) Kesempatan yang sama untuk sukses, bermakna bahwa
sendiri. Hal ini memastikan bahwa siswa berkemampuan tinggi, sedang dan
rendah sama-sama tertantang untuk melakukan yang terbaik dan bahwa kontribusi
yang perlu diperhatikan sebagai berikut (Slavin, 2000). Yang pertama adalah
tahap persiapan, meliputi: (1) materi pelajaran, (2) menetapkan siswa dalam
kelompok, (3) menentukan skor awal, dan (4) menyiapkan siswa untuk bekerja
kooperatif.
materi pelajaran, dibuat lebih dahulu lembar kegiatan dan lembar jawaban yang
akan dipelajari siswa dalam kelompok kooperatif. Pada tahap menetapkan siswa
beranggotakan 4-5 orang siswa yang terdiri dari siswa tinggi, sedang dan rendah
yakni jenis kelamin, latar belakang sosial, kesenangan dan lain sebagainya.
siswa, (2) menentukan jumlah kelompok, (3) membagi siswa dalam kelompok.
Selanjutnya adalah tahap menentukan skor awal. Skor awal merupakan skor rata-
rata siswa secara individual pada tes sebelumnya atau nilai akhir siswa secara
dengan latihan-latihan kerja sama kelompok. Hal ini dilakukan untuk memberikan
dan menjelaskan tiga aturan dasar pembelajaran kooperatif berikut: (1) tahap
berada dalam kelompok, (2) ajukan suatu pertanyaan kepada kelompok sebelum
mengajukan pertanyaan kepada guru, dan (3) berikan umpan balik pada aide-ide
dan hindari mengkritik orang. Selain tiga aturan dasar tersebut, guru juga perlu
telah mempelajari materi pelajaran, (2) tidak seorang pun siswa selesai belajar
sebelum senua anggota kelompok menguasai materi pelajaran, dan (3) dalam satu
pembelajaran dan memotivasi siswa untuk belajar. Langkah ini diikuti dengan
penyajian informasi, sering dalam bentuk teks bukan verbal. Dalam menyajikan
materi pelajaran sesuai dengan apa yang akan dipelajari siswa dalam kelompok,
tersebut benar atau salah, dan (5) beralih pada konsep lain, jika siswa telah
kelompok belajar. Langkah ini diikuti dengan langkah di mana siswa di bawah
produk akhir kelompok atau mengetes (mengevaluasi) materi yang telah dipelajari
memotivasi.
Fase 2: Penyajian informasi/materi Guru menyampaikan informasi /
pembentukan kelompok.
Fase 4: Kerja dan belajar kelompok Guru membantu kelompok saat
16
pekerjaannya.
Fase 6: Pengenalan Guru menemukan cara-cara untuk
permainan itu terjadi yang biasanya diadakan di akhir minggu atau akhir suatu
meja-meja turnamen, di mana setiap meja terdiri dari 3 siswa yang berkemampuan
sama. Seorang siswa akan mengambil sebuah kartu yang diberi angka dan
untuk memahami materi pelajarannya. Kemudian kuis dinilai dan skor yang
mini adalah menghitung skor individu dan skor kelompok. Segera setelah
penghargaan pada tim yang memperoleh nilai baik. Untuk menentukan skor
membaginya dengan sejumlah anggota kelompok yang ada. Sedangkan kuis selain
awal
Sepuluh hingga satu poin di bawah 10
skor awal
Skor awal hingga 10 poin di atasnya 20
Lebih dari 10 poin di atas skor awal 30
Nilai sempurna (tidak berdasarkan 50
skor awal)
tiga tingkat penghargaan kelompok, yaitu : (1) kelompok dengan rata-rata skor 40,
sebagai kelompok baik, (2) kelompok dengan rata-rata skor 45, sebagai kelompok
18
hebat, dan (3) kelompok dengan rata-rata skor 50, sebagai kelompok super. Dalam
penghitungan ulang skor evaluasi sebagai skor awal siswa baru. Selain itu, juga
kesempatan kepada siswa bekerja dengan siswa lain dan memelihara agar
Universitas John Hopkins. Salah satu model pembelajaran kooperatif dengan tipe
yang paling sederhana. Tipe ini mengacu kepada belajar kelompok siswa,
persentase verbal atau teks. Siswa dalam satu kelas dipecah menjadi beberapa
heterogen dalam artian satu kelompok terdapat jenis kelamin, ras, etnik maupun
lembar kerja akademik, siswa saling membantu untuk menguasai bahan ajar
melalui tanya jawab atau diskusi antar sesama anggota kelompok. Setelah
seluruh siswa dikenai kuis individual tentang bahan ajaran tersebut. Pada saat itu,
setiap anggota kelompok tidak boleh bekerja sama atau saling membantu.
Skor kuis siswa dibandingkan dengan rata-rata skor mereka yang lalu dan
poin diberikan berdasarkan seberapa jauh siswa dapat menyamai atau melampaui
kinerja mereka terdahulu. Poin-poin ini dijumlahkan untuk mendapatkan skor tim
dan tim-tim yang memenuhi criteria tertentu dapat diberi sertifikat atau
penghargaan lain. Keseluruhan siklus kegiatan ini, yaitu dari presentasi guru
Ide utama dibalik STAD adalah untuk memotivasi siswa saling membantu
membantu teman satu tim dalam mempelajari bahan ajar tersebut. Mereka
mengajar teman timnya dan mengakses kekuatan dan kelemahan mereka untuk
membantu agar mereka berhasil dalam kuis. Meskipun siswa belajar bersama,
sebagai yang telah dicapai (telah dilakukan, dikerjakan dan sebagainya). Menurut
Arifin (1991 : 3), prestasi berarti hasil usaha. Dalam hubungannya dengan usaha
belajar, prestasi berarti hasil belajar yang dicapai oleh siswa setelah melakukan
kegiatan belajar pada kurun waktu tertentu. Prestasi belajar siswa mampu
20
merupakan hasil usaha yang telah dicapai oleh seseorang sedangkan prestasi
belajar adalah hasil yang dapat dicapai oleh seseorang setelah melakukan kegiatan
hasil belajar yang dicapai oleh siswa setelah mempelajari matematika dalam
kurun waktu tertentu dan diukur dengan menggunakan alat evaluasi (tes).
a. Pengertian efektivitas
Proses belajar mengajar yang ada baik di sekolah dasar maupun di sekolah
menengah sudah mempunyai target bahan ajar yang harus dicapai oleh setiap guru
yang didasarkan pada kurikulum yang berlaku pada saat itu. Kurikulum yang
sekarang ada sudah jelas berbeda dengan kurikulum zaman dulu. Ini ditengarai
disesuaikan dengan waktu yang tersedia pada hari efektif yang ada pada tahun
ajaran tersebut. Namun, terkadang materi yang ada dikurikulum lebih banyak
daripada waktu yang tersedia. Ini sangat ironis sekali dikarenakan semua mata
21
pelajaran dituntut untuk bias mencapai target tersebut. Untuk itu perlu adanya
Efektivitas berasal dari Bahasa Inggris yaitu Effective yang berarti berhasil,
tepat atau manjur. Efektivitas menunjukkan taraf tercapainya suatu tujuan. Suatu
usaha dikatakan efektif jika usaha itu mencapai tujuannya. Secara ideal,
Di dalam kamus Bahasa Indonesia, Efektivitas berasal dari kata efektif yang
berarti mempunyai efektif, pengaruh atau akibat, atau efektif juga dapat diartikan
dengan memberikan hasil yang memuaskan. Dari uraian di atas dapat dijelaskan
kembali bahwa efektivitas merupakan keterkaitan antara tujuan dan hasil yang
b. Pengertian pembelajaran
Pembelajaran berasal dari kata belajar, yang memiliki arti yaitu aktivitas
perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku yang dimaksud itu nyata
memiliki arti yang sangat luas yaitu perubahan tingkah laku dari tidak tahu
menjadi tahu, dari yang tidak mengerti menjadi mengerti. Pada kenyataannya,
di mana saja tanpa ada ruang dan waktu karena memang pembelajaran biasa
dilakukan kapan saja dan di mana saja. Walaupun banyak orang beranggapan
tercapai apabila pemilihan tujuan, peralatan dan metode (cara) yang tepat dalam
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Dalam penelitian ini, efektivitas yang
STAD.
5. Tinjauan materi
B. Kerangka Berpikir
efektif, bermakna dan ditunjang oleh sumber daya yang wajar. Dikatakan berhasil
belajar yang harus dikuasai dengan sasaran dan tujuan pembelajaran. Oleh karena
itu, guru sebagai pendidik dan pengajar bertanggung jawab merencanakan dan
Proses belajar mengajar bukanlah hal yang sederhana karena siswa tidak
maupun tindakan yang harus dilaksanakan terutama bila diinginkan hasil belajar
yang lebih baik. Salah satu belajar mengajar yang menekankan berbagai kegiatan
dan tindakan tertentu dalam belajar mengajar karena pendekatan dalam proses
hanya berorientasi pada target penguasaan materi. Salah satu contoh fenomena
23
materi, menghafal terbukti berhasil dalam kompetisi belajar jangka pendek, tetapi
jangka panjang. Sehingga pada umumnya anak dalam proses belajar mengajar
memiliki tingkat hasil belajar yang rendah. Hal ini bukan sebuah indikasi bahwa
anak mempunyai kompetisi belajar yang lemah, tetapi hal ini disebabkan oleh
kurangnya inovasi dan kreatifitas pendidik dalam mendidik siswa. Salah satu
kepada siswa untuk lebih aktif dalam pembelajaran. Strategi tersebut tumbuh dari
C. Perumusan Hipotesis
H0 : µ1 = µ2 versus H1 : µ1 ≠ µ2
dengan
A. Jenis Penelitian
1. Variabel penelitian
Variabel dalam penelitian ada dua jenis, yakni variabel terikat dan variabel
2. Desain penelitian