Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH PRAKTIKUM BIOLOGI

Burung Puyuh

OLEH

KELAS E

KELOMPOK 5

Muh. Rusydi 200110100234

Wildan Prigustiyadi 200110100235

Dandy Suryansyah 200110100236

Denna Surahman Putra 200110100237

Satrio Budhi Nugroho 200110100238

Malda Ashril 200110100239

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

SUMEDANG

2010
I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Puyuh merupakan jenis burung yang tidak dapat terbang, ukuran
tubuh relatif kecil, berkaki pendek dan dapat diadu. Burung puyuh disebut
juga Gemak (Bhs. Jawa-Indonesia). Bahasa asingnya disebut “Quail”,
merupakan bangsa burung (liar) yang pertama kali diternakan di Amerika
Serikat, tahun 1870. Dan terus dikembangkan ke penjuru dunia.
Sedangkan di Indonesia puyuh mulai dikenal, dan diternak semenjak akhir
tahun 1979. Kini mulai bermunculan di kandang-kandang ternak yang ada
di Indonesia.

Burung puyuh adalah unggas daratan yang kecil namun gemuk.


Mereka pemakan biji-bijian namun juga pemakan serangga dan mangsa
berukuran kecil lainnya. Mereka bersarang di permukaan tanah, dan
berkemampuan untuk lari dan terbang dengan kecepatan tinggi namun
dengan jarak tempuh yang pendek. Beberapa spesies seperti puyuh
jepang adalah migratori dan mampu terbang untuk jarak yang jauh.
Beberapa jenis puyuh diternakkan dalam jumlah besar. Puyuh jepang
diternakkan terutama karena telurnya.

1.2 Maksud dan Tujuan


Adapun maksud dan tujuan dari makalah ini adalah untuk menggali
leibih dalam tentang burung puyuh.

1.3 Identifikasi Masalah


1. Apa itu burung puyuh
2. Hama dan penyakit yang dapat diderita burung puyuh
II

Pembahasan

2.1 Burung Puyuh


Puyuh umum berada pada daerah beriklim sedang dan
tropis. Padang rumput merupakan habitat umum burung
puyuh. Daerah Padat, dan daerah dengan vegetasi tinggi lebih
disukai, sementara hutan tepi dan pagar tanaman dihindari. 
Puyuh umum berukuran sekitar 17,5 cm, dengan berat 70-
155 g. Panjang sayap jantan 110-115 mm dan 107-116 mm untuk
betina. Ekor ukuran 31-38 mm untuk pria dan 36-44 mm untuk
wanita.
Betina memerlukan diet protein tinggi untuk pembiibitan.Biji
gulma, sedikit sereal, serangga kecil dan juga larva serangga
termasuk kumbang, kumbang sejati, semut, cocopet, dan juga
orthoptera juga dikonsumsi.
Coturnix telah digambarkan dalam hieroglif Mesir sekitar
tahun 5000 SM. Burung puyuh telah mulai diternakan sejak tahun
1920-an.
Data hibridasi DNA menunjukan bahwa coturnix
berhubungan erat dengan Francolinus dan Alectoris.
Burung puyuh yang hidup di alam membuat sarang mereka
dari rerumputan. Di Eropa musim kawin burung puyuh adalah
antara pertengahan Mei sampai akhir Agustus. Di Afrika musim
kawin terjadi pada bulan September sampai bulan Maret, namun di
Kenya burung puyuh mulai berkembang biak pada musim
penghujan yaitu bulan Januari sampai Februari. Burung puyuh
mampu kawin tiga kali per musim kawin.
Telur puyuh berukuran sekitar 2,5 cm atau lebih panjang.
Dengan berat sekitar 8,5 g. Burung puyuh merupakan petelur yang
produktif. Burung puyuh di Eropa dapat bertelur 8 sampai 13 telur
per sarang, di Afrika burung ini mampu bertelur 6 sampai 12 telur
per sarang. Jika dalam sarang terdapat lebih banyak telur, mungkin
sarang itu di simpan telur oleh dua atau lebih betina.
Puyuh muda dapat terbang ketika mereka berumur sebelas
hari.
Burung puyuh jantan memegang wilayah kawin dimana
mereka memanggil dan menarik perhatian puyuh betina.
Ketika di wilayah kawin, puyuh jantan akan memanggil
betina dengan panggilan menggeram sebelum panggilan wilayah.
Betina menanggapi panggilan jantan dengan mengeluarkan
panggilan atraksi yaitu dengan bunyi seperti “which! Which ic-“ atau
“Whit! Whit’it”. Jantan dalam wilayah kawin kemudian membuat
lingkaran pertunjukan untuk si betina dengan mengacak bulu
tenggorokan dan bulu dada mereka, sayap yang paling dekat
dengan si betina ditundukan ketanah, dan si jantan menari di sekitar
betina sambil mengekuarkan suara bernada rendah. Lalu betina
mengeluarkan suara undangan kepada jantan sebelum melakukan
kawin.

Keluarga burung puyuh termasuk jenis burung yang sering


dimakan. Burung puyuh sering dimasak ala Prancis. Daging burung
puyuh juga biasa ditemukan pada masakan Malta, Portugis,
dan India. Burung puyuh umumnya dimakan bersama dengan
tulangnya karena mudah dikunyah dan karena ukurannya yang
kecil sangat menyulitkan untuk mengeliminasi tulang dari
dagingnya.
Telur burung puyuh juga merupakan makanan yang lezat.
Seringkali mereka dimakan mentah bersama sushi dan umum
ditemukan pada menu makan siang Jepang. Di Kolombia, telur
burung puyuh rebus digunakan untuk pelengkap hot
dog dan hamburger. Di Filipina, telur burung puyuh yang direbus
dan dicelup dengan saus lalu digoreng dengan
banyak minyak adalah jajanan lokal yang populer.

Telur burung puyuh dipercaya memiliki kolesterol yang


tinggi, namun penelitian menunjukkan bahwa kandungan kolesterol
yang terdapat pada telur burung puyuh adalah sama dengan telur
ayam.
2.2 Hama dan Penyakit yang Seriing Diderita Burung Puyuh

1.Radang usus (Quail enteritis)


Penyebab: bakteri anerobik yang membentuk spora dan menyerang
usus, sehingga timbul peradangan pada usus.
Gejala: puyuh tampak lesu, mata tertutup, bulu kelihatan kusam,
kotoran berk yang membentuk spora dan menyerang usus,
sehingga timbul peradangan pada usus.
Gejala: puyuh tampak lesu, mata tertutup, bulu kelihatan kusam,
kotoran berair dan mengandung asam urat.
Pengendalian: memperbaiki tata laksana pemeliharaan, serta
memisashkan burung puyuh yang sehat dari yang telah terinfeksi.

2.Tetelo (NCD/New Casstle Diseae)


Gejala: puyuh sulit bernafas, batuk-batuk, bersin, timbul bunyi
ngorok, lesu, mata ngantuk, sayap terkulasi, kadang berdarah, tinja
encer kehijauan yang spesifik adanya gejala “tortikolis”yaitu kepala
memutar-mutar tidak menentu dan lumpuh.
Pengendalian: (1) menjaga kebersihan lingkungan dan peralatan
yang tercemar virus, binatang vektor penyakit tetelo, ayam yang
mati segera dibakar/dibuang; (2) pisahkan ayam yang sakit,
mencegah tamu masuk areal peternakan tanpa baju yang
mensucihamakan/ steril serta melakukan vaksinasi NCD. Sampai
sekarang belum ada obatnya.

3.Berak putih (Pullorum)


Penyebab: Kuman Salmonella pullorum dan merupakan penyakit
menular.
Gejala: kotoran berwarna putih, nafsu makan hilang, sesak nafas,
bulu-bulu mengerut dan sayap lemah menggantung.
Pengendalian: sama dengan pengendalian penyakit tetelo.
4.Berak darah (Coccidiosis)
Gejala: tinja berdarah dan mencret, nafsu makan kurang, sayap
terkulasi, bulu kusam menggigil kedinginan.
Pengendalian: (1) menjaga kebersihan lingkungaan, menjaga litter
tetap kering; (2) dengan Tetra Chloine Capsule diberikan melalui
mulut; Noxal, Trisula Zuco tablet dilarutkan dalam air minum atau
sulfaqui moxaline, amprolium, cxaldayocox

5.Cacar Unggas (Fowl Pox)


Penyebab: Poxvirus, menyerang bangsa unggas dari semua umur
dan jenis kelamin.
Gejala: imbulnya keropeng-keropeng pada kulit yang tidak berbulu,
seperti pial, kaki, mulut dan farink yang apabila dilepaskan akan
mengeluarkan darah.
Pengendalian: vaksin dipteria dan mengisolasi kandang atau puyuh
yang terinfksi.

6.Quail Bronchitis
Penyebab: Quail bronchitis virus (adenovirus) yang bersifat sangat
menular.
Gejala: puyuh kelihatan lesu, bulu kusam, gemetar, sulit bernafas,
batuk dan bersi, mata dan hidung kadang-kadang mengeluarkan
lendir serta kadangkala kepala dan leher agak terpuntir.
Pengendalian: pemberian pakan yang bergizi dengan sanitasi yang
memadai.

7.Aspergillosis
Penyebab: cendawan Aspergillus fumigatus.
Gejala: Puyuh mengalami gangguan pernafasan, mata terbentuk
lapisan putih menyerupai keju, mengantuk, nafsu makan berkurang.

Pengendalian: memperbaiki sanitasi kandang dan lingkungan


sekitarnya.
8.Cacingan
Penyebab: sanitasi yang buruk.
Gejala: puyuh tampak kurus, lesu dan lemah.
Pengendalian: menjaga kebersihan kandang dan pemberian pakan
yang terjaga kebersihannya.
III
Kesimpulan

Puyuh umum berada pada daerah beriklim sedang dan


tropis. Padang rumput merupakan habitat umum burung
puyuh. Daerah Padat, dan daerah dengan vegetasi tinggi lebih
disukai, sementara hutan tepi dan pagar tanaman dihindari. 
Puyuh umum berukuran sekitar 17,5 cm, dengan berat 70-
155 g. Panjang sayap jantan 110-115 mm dan 107-116 mm untuk
betina. Ekor ukuran 31-38 mm untuk pria dan 36-44 mm untuk
wanita.
Burung puyuh juga memiliki hama dan pemyalit yang
lumayan banyak, sehingga dalam beternak puyuh harus sangat
telaten dan harus terus dipantau perkembangannya.
Daftar Pustaka

http://animaldiversity.ummz.umich.edu/site/accounts/information/Coturnix_c
oturnix.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Burung_puyuh
http://www.vet-indo.com/Kasus-Non-Medis/Penyakit-Penyakit-pada-
Puyuh.html
www.disnak.jabarprov.go.id/data/arsip/BUDIDAYA%20BURUNG%20PUYU
H.doc

Anda mungkin juga menyukai