Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.1.1 Akhlak
Kerangka bangun agama islam terdiri atas dua bagian yaitu, amal bathin dan amal
zahir. Amal bathin terbagi atas dua bagian yaitu, aqidah dan akhlak. Dalam makalah ini
kami akan membahas pengertian akhlak dan hal-hal yang berkaitan dengannya.

1.1.2 Perbuatan-perbuatan yang termasuk dalam akhlak yang mulia


Salah satu perbuatan yang termasuk dalam akhlak yang mulia adalah “menepati
janji” yang akan kami bahas dalam makalah ini.dan kami berharap agar para pembaca
sekalian dapat memahami pentingnya melaksanakan perbuatan ‘menepati janji’.

1.2 Masalah
1.2.1 Apakah yang dimaksud dengan akhlak?
1.2.2 Bagaimanakah hubungan akhlak dengan kerangka bangun islam?
1.2.3 Hal-hal apakah yang menegaskan bahwa perbuatan “menepati janji”
termasuk dalam akhlak yang mulia?
1.2.4 Akibat-akibat apakah yang disebabkan oleh perbuatan ingkar janji?

1.3 Tujuan
Tujuan dari penullisan makalah ini adalah untuk menegaskan kepada para
pembaca tentang pentingnya berakhlak baik. Salah satunya adalah menepati janji.

1
BAB II
ISI

2.1 Pengertian Akhlak

Akhlak berasal dari kata “akhlaq” yang merupakan jama’ dari “khulqu” yang
berasal dari bahasa arab yang artinya adalah tingkah laku secara umum, peringai, budi,
tabiat, dan adab. Akhlak menurut bahasa terbagi atas dua yaitu, akhlak yang mulia atau
terpuji (Al-Akhlakul Mahmudah) dan akhlak yang buruk atau tercela (Al –Akhlakul
Mazmumah).
Sedangkan menurut istilah, akhlak adalah perbuatan-perbuatan atau tingkah laku
terpuji berdasarkan Al-Quran dan As-Sunnah, yang terbagi atas dua bagian yaitu, akhlak
kepada Allah SWT dan akhlak kepada sesama makhluk ciptaan Allah.
Jadi, akhlak adalah segala tingkah laku atau perbuatan yang terpuji yang
berdasarkan Al-Quran dan As-Sunnah. Maksudnya , jika seseorang dikatakan berakhlak,
maka ia memiliki akhlak yang terpuji.

2.1.1 Akhlak dalam Islam


Islam bukanlah agama yang mengabaikan akhlak, bahkan islam mementingkan
akhlak. Yang perlu diingat bahwa tauhid sebagai sisi pokok/inti islam yang memang
seharusnya kita utamakan, namun tidak berarti mengabaikan perkara penyempurnaannya.
Dan akhlak mempunyai hubungan yang erat. Tauhid merupakan realisasi akhlak seorang
hamba terhadap Allah dan ini merupakan pokok inti akhlak seorang hamba. Seorang
yang bertauhid dan baik akhlaknya berarti ia adalah sebaik-baik manusia. Semakin
sempurna tauhid seseorang maka semakin baik akhlaknya, dan sebaliknya bila seorang
muwahhid memiliki akhlak yang buruk berarti lemah tauhidnya. Akhlak merupakan tolak
ukur kesempurnaan iman seseorang hamba, sebagaimana telah disabdakan oleh
Rasulullah Saw dalam hadistnya:
“Orang mukmin yang paling sempurna imannya ialah yang terbaik akhlaknya.” (HR
Tirmidzi, dari abu Hurairah radhiallahu ‘anhu).

2
Rasulullah Saw diutus kepada umatnya dengan membawa risalah yang telah
diwahyukan Allah SWT melalui Jibril, diantaranya yaitu untuk menyempurnakan akhlaq.
Sebagai mana sabda Rasulullah Saw dalam salah satu haditsnya:

“Sesungguhnya Aku diutus untuk menyempurnakan keluhuran akhlak. (HR. Malik).

Islam menempatkan akhlak di posisi yang sangat tinggi. Orang-orang mukmin


yang bagus keimanannya dan lebih baik diantara mereka adalah yang paling mulia
akhlaknya. Disebutkan juga bahwa akhlak memiliki timbangan yang paling berat pada
hari kiamat nanti, seperti disabdakan oleh Rasulullah Saw dalam hadistnya:

“Timbangan yang berat pada hari perhitungan nanti adalah takwa kepada Allah
dan akhlak mulia“.

2.1.2 Cara-Cara Membentuk Akhlak

Akhlak yang baik secara umum dapat dibentuk di dalam diri kita, karena Allah
SWT memerintahkan kita untuk berakhlak. Dan jikalau hal ini tidak mungkin ditetapkan
kepada manusia pasti Allah tidak akan mentaklifkan kepada manusia karena Islam tidak
memerintahkan hal-hal yang mustahil kepada umatnya. Dan hal ini berdasakan
kemampuan yang dimiliki setiap individu dan juga ilmu pengetahuan yang dikuasainya.
Umumnya manusia itu telah dianugerahi sebagian akhlak, dan akhlak-akhlak ini bisa
terlihat dalam kehidupan sehari-hari.

Sabda Rasulullah Saw kepada Abdul Qais;

“Sesungguhnya pada engkau ada dua sifat yang Allah Swt. dan Rasul-Nya menyukai
keduanya yaitu kelembutan dan kesabaran“;

3
kemudian ia bertanya kepada Rasulullah;

“saya akan berakhlak dengan keduanya, apakah Allah Swt. telah menciptakan keduanya
kepadaku ?”. Rasulullah Saw. bersabda “bahkan kedua-duanya diciptakan kepada
engkau”, maka ia menjawab; “alhamdulillah Allah Swt. telah menciptakan kedua sifat
kepadaku yang mana Allah dan Rasul-Nya menyukai keduanya“.

Akhlak yang baik dapat diwujudkan dengan mendekatkan diri kita kepada Allah
yaitu dengan mematuhi segala perintahnya dan meninggalkan semua larangannya,
mengikuti ajaran-ajaran dari sunnah Rasulullah, mencegah diri kita untuk mendekati
yang ma’ruf dan menjauhi yang munkar, seperti firman Allah dalam surat Al-Imran 110:

   


    
  
   
    
   
   

Yang artinya ; ” kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia,
menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada
Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara
mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.”

Adapun cara-cara dalam membentuk akhlak:

a. Mengetahui macam-macam akhlak yang baik yang telah ditetapkan dalam agama Islam
dan juga macam-macam akhlak yang buruk yang telah dilarang oleh Islam. Hal ini sangat
penting sekali karena jikalau tidak diketahui oleh seseorang muslim bagaimana ia bisa
membedakan akhlak yang baik dan akhlak yang tidak baik.

4
b. Seseorang muslim juga harus mengetahui dan menyadari akan pentingnya ia berakhlak
yang baik karena hal ini berhubungan dengan keimanan dan ketakwaan kepada Allah
SWT sebagaimana ia juga harus mengetahui akan bahayanya berakhlak yang buruk.

c. Tidak cukup hanya dengan mengetahuinya saja, tapi juga harus direalisasikan dalam
perilaku sehari-hari sebagai bukti nyata dari keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah
SWT karena akhlaq yang buruk itu menunjukkan lemahnya keimanannya kepada sang
Khalik, tapi akhlak yang mulia menunjukkan tingginya iman dan takwa kepada Allah
SWT.

d. Memelihara ma’ani-ma’ani aqidah Islam dalam diri karena ia merupakan kunci


keimanan kepada Allah Swt. dan Rasul-Nya yang bisa membuka jiwa dalam menerima
akhlak-akhlak Islami serta merealisasikannya di dalam kehidupan sehari-hari.

Dan masih banyak lagi cara-cara dalam membina dan membentuk akhlak yang
Islami. Sekarang kita telah mengetahui bahwa akhlak merupakan sesuatu yang terbuka
untuk pengembangan, yang memerlukan pendidikan dan latihan secara kontinyu sehingga
menjadi tabiat dan karakter yang melekat dalamkehidupan sehari-hari yang tentunya kita
tetap berqudwah kepada baginda kita nabi Muhammad Saw.

2.2 Hubungan Akhlak dengan Kerangka Bangun Agama Islam

Kerangka bangun agama islam terbagi atas dua yaitu, amal bathin dan amal zahir.
Amal bathin terbagi atas dua yaitu, Aqidah dan Akhlak. Hal-hal yang termasuk dalam
akhlak adalah:

1. Mencintai ALLAH
2. Cinta dan benci karena ALLAH
3. Mencintai Rasul
4. Ikhlas
5. Taubat

5
6. Takut (Khauf)
7. Harap (Roja)
8. Syukur
9. Menepati janji
10. Sabar
11. Ridho terhadap qadha
12. Tawakal
13. Menjauhi Ujub dan Takabbur
14. Ramah dan Syafaqah
15. Tawadhu dan Malu
16. Membuang Dendam
17. Menjauhi Dengki
18. Menahan Amarah dan Memaafkan
19. menghindari Tipu Menipu

Pada makalah ini kami akan membahas tentang “menepati janji” sebagai akhlak
yang mulia.

2.3 Menepati Janji

Janji memang ringan diucapkan namun berat untuk ditunaikan. Betapa banyak
orangtua yang mudah mengobral janji kepada anaknya tapi tak pernah menunaikannya.
Betapa banyak orang yang dengan entengnya berjanji untuk bertemu namun tak pernah
menepatinya. Dan betapa banyak pula orang yang berhutang namun menyelisihi janjinya.
Bahkan meminta udzur pun tidak. Padahal, Rasulullah Saw telah banyak memberikan
teladan dalam hal ini termasuk larangan keras mengingkari janji dengan orang-orang
kafir. Seseorang yang terbiasa menapati janji-janjinya akan mendapat kepercayaan di
dalam pergaulannya di dalam masyarakat dan mendapat pahala dari Allah SWT.

6
Allah SWT memerintahkan kepada hamba-hamba-Nya yang beriman untuk
senantiasa menjaga, memelihara, dan melaksanakan janjinya. Hal ini mencakup janji
seorang hamba kepada Allah SWT, janji hamba dengan hamba, dan janji atas dirinya
sendiri seperti nadzar. Termasuk juga apa yang telah dijadikan sebagai persyaratan dalam
akad pernikahan, akad jual beli, perdamaian, gencatan senjata dan sebagainya.hal ini
seperti yang tertulis dalam firman Allah SWT pada Surah An-Nahl: 91,

   


   
  
   
      
 

Yang artinya, “dan tepatilah Perjanjian dengan Allah apabila kamu


berjanji dan janganlah kamu membatalkan sumpah-sumpah(mu) itu,
sesudah meneguhkannya, sedang kamu telah menjadikan Allah
sebagai saksimu (terhadap sumpah-sumpahmu itu). Sesungguhnya
Allah mengetahui apa yang kamu perbuat.”

Juga pada surah Al-Isra: 34,

  


   
  
  
   

7
Yang artinya, “dan janganlah kamu mendekati harta anak yatim, kecuali dengan cara
yang lebih baik (bermanfaat) sampai ia dewasa dan penuhilah janji; Sesungguhnya janji
itu pasti diminta pertanggungjawabannya.”

2.3.1 Para Rasul Menepati Janji

Allah SWT telah menyebutkan dalam firmannya tentang para Rasul yang
menepati janji. Yaitu, seperti disebutkan dalam surah-surah berikut,

Dalam surah An-Najm: 37,

   

Yang artinya, ” dan lembaran-lembaran Ibrahim yang selalu menyempurnakan janji.”

Maksudnya adalah Nabi Ibrahim As telah melaksanakan seluruh apa yang Allah SWT
ujikan dan perintahkan kepadanya dari syariat, pokok-pokok agama, serta cabang-
cabangnya.

Dalam surah Maryam: 54 tentang nabi Ismail As,

  


   
   
  

Yang artinya, ” dan Ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka) kisah Ismail (yang
tersebut) di dalam Al Quran. Sesungguhnya ia adalah seorang yang benar janjinya, dan
Dia adalah seorang Rasul dan Nabi.”

8
Yakni tidaklah ia (Ismail As) menjanjikan sesuatu kecuali dia tepati. Hal ini mencakup
janji yang ia ikrarkan kepada Allah SWT maupun kepada manusia. Oleh karena itu,
tatkala ia berjanji atas dirinya untuk sabar disembelih oleh bapaknya –karena perintah
Allah SWT– ia pun menepatinya dengan menyerahkan dirinya kepada perintah Allah
SWT.

Rasulullah Saw memperoleh bagian yang besar dalam permasalahan ini. Sebelum
diutus oleh Allah, beliau telah dijuluki sebagai seorang yang jujur dan terpercaya. Maka
tatkala beliau diangkat menjadi rasul, semakin sempurnalah kejujurannya. Sehingga
orang-orang kafir pun mengaguminya, terlebih mereka yang mengikuti ajarannya.
Pada tahun keenam Hijriah Rasulullah berangkat dari Madinah menuju Mekah
untuk melaksanakan umrah beserta para shahabatnya. Waktu itu Mekah masih dikuasai
musyrikin Quraisy. Ketika sampai di Al-Hudaibiyah, beliau dan kaum muslimin
dihadang oleh kaum musyrikin. Perundingan pun terjadi antara Rasulullah SAW dan
kaum musyrikin. Disepakatilah butir-butir perjanjian yang di antaranya adalah gencatan
senjata selama sepuluh tahun, tidak boleh saling menyerang, kaum muslimin tidak boleh
umrah tahun ini tetapi tahun depan –di mana ini dirasakan sangat berat oleh kaum
muslimin karena mereka harus membatalkan umrahnya–, dan kalau ada orang Mekah
masuk Islam lantas pergi ke Madinah, maka dari pihak muslimin harus memulangkannya
ke Mekah.
Bertepatan dengan akan ditandatanganinya perjanjian tersebut, anak Suhail –juru
runding orang Quraisy– masuk Islam dan ingin ikut bersama sahabat Rasulullah Saw ke
Madinah. Suhail pun mengatakan kepada Rasulullah Saw bahwa jika anaknya tidak
dipulangkan kembali, dia tidak akan menandatangani kesepakatan. Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam akhirnya menandatangani perjanjian tersebut dan menepati janjinya.
Anak Suhail dikembalikan, dan muslimin harus membatalkan umrahnya. Namun di balik
peristiwa itu justru kebaikan bagi kaum muslimin, di mana dakwah tersebar dan ada nafas
untuk menyusun kembali kekuatan. Namun beluml lama perjanjian itu berjalan, orang-
orang kafirlah yang justru mengkhianatinya. Akibat pengkhianatan tersebut, mereka

9
harus menghadapi pasukan kaum muslimin pada peristiwa pembukaan kota Mekah
(Fathu Makkah) sehingga mereka bertekuk lutut dan menyerah kepada kaum muslimin.
Dengan demikian, jatuhlah markas komando musyrikin ke tangan kaum muslimin.
Orang-orang pun berbondong-bondong masuk Islam. Demikianlah manfaat menepati
janji: mendapat pertolongan dari Allah SWT.

2.3.2 Menepati Janji dengan kaum Kafir

Janji yang harus ditepati bukan hanya dengan sesama muslimin, tetapi juga
dengan orang-orang kafir. Seperti firman Allah yang tertulis dalam surah At-Taubah: 4,

    


   
  
  
 
   
   

Yang artinya, “kecuali orang-orang musyrikin yang kamu telah Mengadakan Perjanjian
(dengan mereka) dan mereka tidak mengurangi sesuatu pun (dari isi perjanjian)mu dan
tidak (pula) mereka membantu seseorang yang memusuhi kamu, Maka terhadap mereka
itu penuhilah janjinya sampai batas waktunya[*]. Sesungguhnya Allah menyukai orang-
orang yang bertaqwa.”

[*] Maksud yang diberi tangguh empat bulan itu Ialah: mereka yang memungkiri janji mereka dengan
Nabi Muhammad SAW. Adapun mereka yang tidak memungkiri janjinya Maka Perjanjian itu

10
diteruskan sampai berakhir masa yang ditentukan dalam Perjanjian itu. sesudah berakhir masa itu,
Maka tiada lagi perdamaian dengan orang-orang musyrikin.

Perjanjian dengan kaum kafir terbatas pada hal-hal yang bersifat halal, seperti
sabda Rasulullah Saw:

‫حَراًما‬
َ ‫ل‬
ّ‫ح‬َ ‫ل َأْو َأ‬
ً‫ل‬َ‫ح‬
َ ‫حّرَم‬
َ ‫طا‬
ً ‫شْر‬
َ ‫ل‬
ّ ‫طِهْم ِإ‬
ِ ‫شُرْو‬
ُ ‫ى‬
َ ‫عل‬
َ ‫ن‬
َ ‫سِلُمْو‬
ْ ‫َوالُْم‬

Yang artinya, “Dan kaum muslimin (harus menjaga) atas persyaratan/perjanjian


mereka, kecuali persyaratan yang mengharamkan yang dihalalkan atau menghalalkan
yang haram.” (Shahih Sunan At-Tirmidzi no. 1352, lihat Irwa`ul Ghalil no. 1303).

2.3.4 Menunaikan Nazar dan Membayar Hutang

Di antara bentuk menepati janji adalah membayar hutang apabila jatuh temponya
dan tiba waktu yang telah ditentukan. Rasulullah Saw bersabda:

ُ ‫لَفَها َأْتَلَفُه ا‬
‫ل‬ َ ‫خَذَها ُيِرْيُد ِإْت‬
َ ‫ن َأ‬
ْ ‫ َوَم‬،‫عْنُه‬
َ ‫ل‬
ُ ‫س ُيِرْيُد َأَداَءَها َأّدى ا‬
ِ ‫ل الّنا‬
َ ‫خَذ َأْمَوا‬
َ ‫َمنْ َأ‬

Yang artinya, “Barangsiapa yang mengambil harta manusia dalam keadaan ingin
menunaikannya niscaya Allah akan (memudahkan untuk) menunaikannya. Dan
barangsiapa mengambilnya dalam keadaan ingin merusaknya, niscaya Allah akan
melenyapkannya.” (HR. Ahmad, Al-Bukhari dan Ibnu Majah dari Abu Hurairah
radhiyallahu ‘anhu, lihat Faidhul Qadir, 6/54)

Adapun menunaikan nazar, Allah SWT berfirman dalam surah Al-Insaan: 7,

 
  
  

11
Yang artinya, “mereka menunaikan Nazar dan takut akan suatu hari yang azabnya
merata di mana-mana.”

2.4 Akibat Perbuatan Ingkar Janji

Ajaran islam tidak mengizinkan para pemeluknya untuk mengingkari janji yang
pernah disepakati atau dibuat sebelumnya. Sebaliknya islam sangat menganjurkan
ummatnya untuk senantiasa menepati janji, karena islam sangat menjunjung tinggi akhlak
tersebut. Banyak akibat yang timbul akibat tidak menepati janji, antara lain dia akan rugi
sendiri. Allah SWT berfirman dalam surah Al-Baqarah: 27

  


   
   
   
    
 

Yang artinya, “(yaitu) orang-orang yang melanggar Perjanjian Allah sesudah


Perjanjian itu teguh, dan memutuskan apa yang diperintahkan Allah (kepada mereka)

12
untuk menghubungkannya dan membuat kerusakan di muka bumi. mereka Itulah orang-
orang yang rugi.”

2.4.1 Ingkar Janji mendatangkan Kutukan dan Menjerumuskan ke dalam Siksa

Siapapun orangnya yang masih sehat fitrahnya tidak akan suka kepada orang yang
ingkar janji. Karenanya, dia akan dijauhi di tengah-tengah masyarakat dan tidak ada
nilainya di mata mereka. Namun anehnya ternyata masih banyak orang yang jika berjanji
hanya tetapi ingkar janji. Dia tidak peduli dengan kehinaan yang disandangnya, karena
mereka pun tidak akan risih dengan kotoran yang menyelimuti dirinya. Allah SWT
berfirman dalam surah Al-Anfal: 55-56,

    


   
   
    
    
   

Yang artinya, 55. Sesungguhnya binatang (makhluk) yang paling buruk di sisi
Allah ialah orang-orang yang kafir, karena mereka itu tidak beriman.

56. (yaitu) orang-orang yang kamu telah mengambil Perjanjian dari mereka,
sesudah itu mereka mengkhianati janjinya pada Setiap kalinya, dan mereka tidak takut
(akibat-akibatnya).

2.4.2 Ingkar Janji Termasuk dalam Tanda-Tanda Kemunafikan

Orang yang ingkar janji adalah orang yang munafik seperti yang disabdakan oleh
Rasulullah Saw,

13
َ ‫خا‬
‫ن‬ َ ‫ن‬
َ ‫ف َوِإَذا اْئُتِم‬
َ ‫خَل‬
ْ ‫عَد َأ‬
َ ‫ب َوِإَذا َو‬
َ ‫ث َكَذ‬
َ ‫حّد‬
َ ‫ ِإَذا‬:‫ث‬
ٌ ‫ل‬
َ ‫ق َث‬
ِ ‫آَيةُ اْلُمَناِف‬

“Tanda-tanda munafik ada tiga; apabila berbicara dusta, apabila berjanji mengingkari,
dan apabila dipercaya khianat.” (HR. Muslim)

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Akhlak adalah tingkah laku atau perbuatan yang terpuji yang berdasarkan Al-
quran danAs-Sunnah.

Menepati janji termasuk dalam perbuatan akhlak yang mulia.

14
DAFTAR PUSTAKA

www.google.co.id. Akhlak.

Departemen Agama. 2005. Pendidikan Agama Islam. Medan: PT. Cipta Prima Budaya.

15

Anda mungkin juga menyukai