Anda di halaman 1dari 10

Pengertian Polusi Air Sejalan dengan perkembangan ilmu dan teknologi, terjadi juga

peningkatan aktivitas manusia. Namun tidak jarang, aktivitas manusia seniri juga dapat

menyebabkan penurunan kualitas (mutu) air. Bila penurunan mutu air ini tidak diminimalkan

maka akan terjadi pencemaran air. Penurunan kualitas air ditandai dengan perubahan bau, rasa

dan warna. Peraturan Pemerintah RI No.82 tahun 2001 menyebutkan, " Pencemaran air adalah

masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain ke dalam

air dan atau berubahnya tatanan air oleh kegiatan manusia, sehingga kualitas air turun sampai

ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapat berfungsi lagi sesuai peruntukannya."

Pencemaran air merupakan suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air

seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia. Walaupun fenomena alam

seperti gunung berapi, badai, gempa bumi dll juga mengakibatkan perubahan yang besar

terhadap kualitas air, tetapi hal ini tidak dianggap sebagai pencemaran. Di Indonesia,

peruntukan badan air / air sungai menurut kegunaannya ditetapkan oleh Gubernur. Peraturan

Pemerintah RI No.20 tahun 1990 mengelompokkan kualitas air menjadi beberapa golongan

menurut peruntukannya. Adapun penggolongan air menurut peruntukannya adalah sebagai

berikut : Golongan A : Air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung tanpa

pengolahan terlebih dahulu. Golongan B : Air yang dapat digunakan sebagai air baku air minum.

Golongan C : Air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan peternakan. Golongan D

: Air yang dapat digunakan untuk kperluan pertanian, usaha di perkotaan, industri dan

pembangkit listrik tenaga air. Menurut definisi di atas, bila suatu sumber air yang termasuk

dalam golongan B (air yang dapat digunakan sebagai air baku air minum) mengalami

pencemaran yang berasal dari air limbah suatu industri sehingga tidak dapat lagi dimanfaatkan
untuk air baku air minum, maka dikatakan sumber air tersbut telah tercemar. Secara umum,

pencemar air dapat dikategorikan sebagai berikut : · Infectious Agents Bahan pencemar yang

paling sering menyebabkan gangguan kesehatan manusia adalah mikroorganisme patogen.

Penyakit-pnyakit bawaan air umumnya disebabkan pencemar air yang berasal dari kategori ini.

Sumber utama mikroorganisme patogen berasal dari excreta manusia dan hewan yang tidak

dikelola dengan baik. · Zat-zat pengikat oksigen Jumlah oksigen terlarut (dissolved oxygen

dalam air merupakan indikator yang baik untuk menentukan kualitas air dan kehidupan di

dalam air. Air dengan kandungan oksigen di atas 6 ppm dapat mendukung kehidupan ikan dan

kehidupan air lainnya. Air dengan kandungan oksigen lebih kecil dari 2 ppm hanya mendukung

kehidupan cacing, bakteri, jamur dan mikroorganisme pengurai. Masuknya bahan organik

seperti sisa makanan menyebabkan peningkatan mikroorganisme pengurai di dalam air.

Mikroorganisme pengurai ini mengkonsumsi oksigen yang terlarut dalam air untuk proses

respirasinya. Sebagai akibatnya terjadi penurunan kadar oksigen dalam air sehingga terjadi

kepunahan sebagian besar makhluk hidup di dalam air. Bila ini terus terjadi hingga kadar

oksigen terlarut menurun sampai 2 ppm, di dalam air tersebut hanya hidup cacing, bakteri,

jamur dan mikroorganisme pengurai. Selanjutnya setelah bahan organik habis dan

mikroorganisme pengurai berkurang jumlahnya terjadi lagi proses secara alamiah. Akhirnya

kandungan oksigen terlarut di dalam air kembali normal. Siklus ini disebut dengan istilah oxygen

sag. · Sedimen Sedimen meliputi tanah dan pasir yang umumnya masuk ke badan air akibat

erosi atau banjir. Sedimen dapat mengakibatkan pendangkalan badan air (misalnya sungai). Di

samping itu, keberadaan sedimen di dalam air mengakibatkan terjadinya peningkatan

kekeruhan air. Hal ini menghambat penetrasi sinar matahari sehingga proses fotosintesis dalam
air akan terganggu. Hal ini memperlambat laju penambahan oksigen terlarut di dalam air.

Kekeruhan air juga dapat menghambat transfer oksigen dari atmosfer ke dalam air. Selain itu

juga badan air yang keruh akan mengganggu ditinjau dari sudut estetika. · Nutrisi / unsur hara

Nutrisi / unsur hara, khususnya Nitrat dan Posfat dapat mengakibatkan peningkatan

produktivitas primer perairan. Peningkatan produktivitas primer perairan sebagai akibat

pengayaan (enrichment) air dengan nutrien / unsur hara yang dibutuhkan oleh tumbuhan

disebut Eutrofikasi. Eutrofikasi tersebut menyebabkan pertumbuhan tumbuhan air, khususnya

alga dan bakteri secara melimpah. Hal ini menyebabkan badan air menjadi keruh dan bau.

Selain itu juga, bakteri dan alga ang tumbuh di permukaan air dapat menghambat proses aerasi.

Aerasi adalah proses transfer oksigen ke periran melalui proses difusi. Akibat terjadi penurunan

kadar oksigen terlarut di dalam air. · Pencemar anorganik Banyak pencemar anorganik, seperti

logam, garam, asam dan basa dapat masuk ke badan air melalui proses alam ataupun sebagai

akibat aktiitas manusia. Beberapa jenis logam seperti mercury, timbal, cadmium dan nikel,

dengan konsentrasi yang relatif kecil sudah dapat membahayakan makhluk hidup. Logam

merupakan zat yang sangat persisten sehingga dapat berakumulasi pada rantai makanan dan

menyebabkan dampak kumulasi pada manusia. · Zat kimia organik Sumber utama zat kimia

organik berbahaya adalah limbah industri kimia dan rumah tangga yang tidak dikelola dengan

semestinya. · Energi panas Kenaikan temperatur sebagai akibat pembuangan air limbah yang

mengandung panas juga menyebabkan penurunan kadar oksigen terlarut di dalam air.

Penurunan oksigen disebabkan oleh keberadaan air panas pada lapisan air yang kadar oksigen

yang lebih rendah ini akan menghambat transfer oksigen ke lapisan di bawahnya. · Zat

radioaktif Pembuangan sisa zat radioaktif ke lingkungan air secara langsung tidak
diperbolehkan. Pada kadar tinggi, pengaruh radioaktif terhadap makhluk hidup bersifat akut.

Banyak penyebab pencemaran air tetapi secara umum dapat dikategorikan sebagai sumber

kontaminan langsung dan tidak langsung. Sumber langsung meliputi efluen yang keluar dari

industri, TPA (tempat Pembuangan Akhir Sampah), dan sebagainya. Sumber tidak langsung

yaitu kontaminan yang memasuki badan air dari tanah, air tanah, atau atmosfer berupa hujan.

Tanah dan air tanah mengandung mengandung sisa dari aktivitas pertanian seperti pupuk dan

pestisida. Kontaminan dari atmosfer juga berasal dari aktivitas manusia yaitu pencemaran

udara yang menghasilkan hujan asam. Sumber polusi air antara lain limbah industri, pertanian

dan rumah tangga. Ada beberapa tipe polutan yang dapat masuk perairan, yaitu bahan-bahan

yang mengandung bibit penyakit, bahan-bahan yang banyak membutuhkan oksigen untuk

pengurainya, bahan-bahan kimia organik dari industri atau limbah pupuk pertanian, bahan-

bahan yang tidak sedimen (endapan), dan bahan-bahan yang mengandung radioaktif dan

panas. Berikut beberapa contoh polutan air, diantaranya : a. Fosfat Fosfat berasal dari

penggunaan pupuk buatan yang berlebihan dan deterjen. b. Nitrat dan Nitrit Kedua senyawa ini

berasal dari penggunaan pupuk buatan yang berlebihan dan proses pembusukan materi

organik. c. Poliklorin Bifenil (PCB) Senyawa ini berasal dari pemanfaatan bahan-bahan pelumas,

plastik dan alat listrik. d. Residu Pestisida Organiklorin Residu ini berasal dari penyemprotan

pestisida padaa tanaman untuk membunuh serangga. e. Minyak dan Hidrokarbon Minyak dan

hidrokarbon dapat berasal dari kebocoran pada roda dan kapal pengangkut minyak. f. Radio

Nuklida Radio nuklida atau unsur radioaktif berasal dari kebocoran tangki penyimpanan limbah

radioaktif. g. Logam-logam Berat Logam berat berasal dari industri bahan kimia, penambangan

dan bensin. h. Limbah Pertanian Limbah pertanian berasal dari kotoran hewan dan tempat
penyimpanan makanan ternak. i. Kotoran manusia Kotoran manusia berasal dari saluran

pembuangan tinja manusia. Pencemar air dapat diklasifikasikan sebagai organik, anorganik,

radioaktif, dan asam/basa. Saat ini hampir 10 juta zat kimia telah dikenal manusia, dan hampir

100.000 zat kimia telah digunakan secara komersial. Kebanyakan sisa zat kimia tersebut

dibuang ke badan air atau air tanah. Pestisida, deterjen, PCBs, dan PCPs (polychlorinated

phenols), adalah salah satu contohnya. Pestisida digunakan di pertanian, kehutanan dan rumah

tangga. PCB, walaupun telah jarang digunakan di alat-alat baru, masih terdapat di alat-alat

elektronik lama sebagai insulator, PCP dapat ditemukan sebagai pengawet kayu, dan deterjen

digunakan secara luas sebagai zat pembersih di rumah tangga. Penggunaan insektisida seperti

DDT (Dichloro Diphenil Trichonethan) oleh para petani, untuk memberantas hama tanaman dan

serangga penyebar penyakit lain secara berlabihan dapat mengakibatkan polusi air. Terjadinya

pembusukan yang berlebihan diperairan dapat pula menyebabkan polusi. Pembuangan sampah

dapat mengakibatkan kadar O2 terlarut dalam air semakin berkurang karena sebagian besar

dipergunakan oleh bakteri pembusuk. Pembuangan sampah organik maupun yang anorganik

yang dibuang kesungai terus-menerus, selain mencemari air, terutama dimusim hujan ini akan

menimbulkan banjir. Belakangan ini musibah karena polusi air datang seakan tidak terbendung

lagi disetip musim hujan. Sebenarnya air hujan adalah rahmat. Akan tetapi rahmat dapat

menjadi ujian apabila kita tidak mengelolanya dengan benar. Jika kita amati, air adalah unsur

alam yang penting bagi manusia dengan sifat mengalir dan meresapnya. Apabila jalur-jalur

alirannya terganggu dan lahan resapannya terbatas, air akan mengalir ke segala penjuru

mengisi ruang-ruang yang paling rendah. Akhirnya terjadilah banjir. Polusi air dapat terjadi

karena banyak masyarakat yang kurang disiplin, misalnya dalam kebersihan lingkungan dan
membuang sampah sembarangan. Dampak Polusi Air Pencemaran air berdampak luas,

misalnya dapat meracuni sumber air minum, meracuni makanan hewan, ketidakseimbangan

ekosistem sungai dan danau, pengrusakan hutan akibat hujan asam, dan sebagainya. Di badan

air, sungai dan danau, nitrogen dan fosfat (dari kegiatan pertanian) telah menyebabkan

pertumbuhan tanaman air yang di luar kendali (eutrofikasi berlebihan). Ledakan pertumbuhan

ini menyebabkan oksigen, yang seharusnya digunakan bersama oleh seluruh hewan/tumbuhan

air, menjadi berkurang. Ketika tanaman air tersebut mati, dekomposisi mereka menyedot lebih

banyak oksigen. Sebagai akibatnya, ikan akan mati, dan aktivitas bakteri menurun. Dampak

Terhadap Kesehatan Manusia Penggunaan air yang tidak memenuhi persyaratan dapat

menimbulkan terjadinya gangguan kesehatan. Gangguan kesehatan tersebut dapat berupa

penyakit menular maupun penyakit tidak menular. Penyakit menular umumnya disebabkan

oleh makhluk hidup, sedangkan penyakit tidak menular umumnya bukan disebabkan oleh

makhluk hidup. Penyakit menular yang disebabkan oleh air secara langsung diantara

masyarakat disebut penyakit bawaan air (waterborne diseases). Hal ini dapat terjadi karena air

merupakan media yang baik tempat bersarangnya bibit penyakit (agent). Beberapa penyakit

bawaan air yang sering ditemukan di Indonesia antara lain cholera, typus abdominalis, hepatitis

A dan dysentrie amoeba. Selain penyakit menular, penggunaan air dapat juga memicu

terjadinya penyakit tidak menular. Penyakir tidak menular terutama terjadi karena air telah

terkontaminasi zat-zat berbahaya (bahan radioaktif) atau beracun. Bahan atau logam yang

berbahaya seperti cobalt, mercury, cadmium, arsenat, uradium, krom, timah, air raksa, benzon,

tetraklorida, karbon dan lain-lain. Bahan-bahan tesebut dapat merusak organ tubuh manusia

atau dapat menyebabkan kanker. Air juga dapat berperan sebagai sarang insekta yang
membawa / menyebarkan penyakit pada masyarakat. Insekta demikian disebut sebagai vektor

penyakit. Beberapa penyakit yang disebabkan vektor penyakit diantaranya adalah filariasis (kaki

gajah) dan demam berdarah atau dengue haemorrhagic fever (DHF). Dampak Terhadap

Lingkungan Sekitar Polutan dapat merusak kehidupan air sekitar muara sungai dan sebagian

kecil laut muara. Bahan-bahan berbahaya yang masuk ke laut atau samudera mempunyai

akibat jangka panjang yang belum diketahui. Banyak jenis kerang-kerangan yang mungkin

mengandung zat yang berbahaya untuk dimakan. Laut dapat pula tecemar oleh minyak yang

asalnya mungkin dari pemukiman, pabrik, melalui sungai atau dari kapal tanker yang rusak.

Minyak dapat mematikan, burung dan hewan laut lainnya. Sebagai contoh, efek keracunan

hingga dapat dilihat di Jepang. Merkuri yang dibuang sebuah industri plastik keteluk minamata

terakumulasi di jaringan tubuh ikan dan masyarakat yang mengkonsumsinya menderita cacat

dan meninggal. Polusi air juga dapat menyebabkan musibah banjir. Musibah banjir dapat

terbagi dua, antara lain : · Banjir bandang (banjir besar), terjadi akibat air meluap dari jalur-jalur

aliran (sungai) dengan volume air yang besar. · Banjir genangan yaitu banjir lokal (setempat)

akibat tergenangnya / terkonsentrasinya air hujan disuatu daerah yang saluran air (arainase)

dan lahan resapannya terbatas. Akibatnya dalam waktu tertentu (temporer) air akan mengalir

disekitar lingkungan rumah kita. Dampak lain yang ditimbulkan akibat polusi air adalah

terjadinya ledakan ganggang dan tumbuhan air (eurotrofikasi), pendangkalan dasar perairan,

tersumbatnya penyaring reservoir dan menyebabkan perubahan ekologi. Akibat penggunaan

pertisida yang berlebihan selain membunuh hama dan penyakit, juga membunuh serangga dan

makhluk berguna terutama predator serta kematian biota kuno, seperti plankton, ikan, bahkan

burung. Penanggulangan Polusi Air Dalam keseharian kita dapat mengurangi pencemaran air,
dengan cara mengurangi jumlah sampah yang kita produksi setiap hari (minimize), mendaur

ulang (recycle), mendaur pakai (reuse). Kita pun perlu memperhatikan bahan kimia yang kita

buang dari rumah kita. Karena saat ini kita telah menjadi "masyarakat kimia", yang

menggunakan ratusan jenis zat kimia dalam keseharian kita, seperti mencuci, memasak,

membersihkan rumah, memupuk tanaman, dan sebagainya. Teknologi dapat kita gunakan

untuk mengatasi pencemaran air misalnya instalasi pengolahan air bersih, instalasi pengolahan

air limbah, yang dioperasikan dan dipelihara baik, mampu menghilangkan substansi beracun

dari air yang tercemar. Walaupun demikian, langkah pencegahan tentunya lebih efektif dan

bijaksana. Pengenceran dan penguraian polutan air tanah sulit sekali karena airnya tidak

mengalir dan tidak mengandung bakteri pengurai aerob. Jadi, air tanah yang tercemar akan

tetap tercemar dalam yang waktu yang sangat lama walau tidak ada bahan pencemaran yang

masuk. Karena ini banyak usaha untuk menjaga agar tanah tetap bersih misalnya : ·

Menempatkan daerah industri atau pabrik jauh dari daerah perumahan atau pemukiman. ·

Pembuangan limbah industri diatur sehingga tidak mencermari lingkungan atau ekosistem. ·

Pengawasan terhadap penggunaan jenis – jenis pestisida dan zat – zat kimia lain yang dapat

menimbulkan pencemaran. · Memperluas gerakan penghijauan. · Tindakan tegas terhadap

perilaku pencemaran lingkungan. · Memberikan kesadaran terhadap masyaratkat tentang arti

lingkungan hidup sehingga manusia lebih lebih mencintai lingkungan hidupnya. · Melakukan

intensifikasi pertanian. Pengolahan air limbah dapat dilakukan secara alamiah maupun dengan

bantuan peralatan. Pengolahan air limbah secara alamiah biasanya dilakukan dengan bantuan

kolam stabilisasi. Kolam stabilisasi merupakan kolam yang digunakan untuk mengolah air

limbah secara alamiah. Kolam stabilisasi yang umum digunakan adalah kolam anarobik, kolam
fakultatif, dan kolam maturasi. Mencegah/Mengurangi Dampak Pencemaran Air Limbah atau

bahan buangan yang dihasilkan dari semua aktifitas kehidupan manusia, baik dari setiap rumah

tangga, kegiatan pertanian, industri serta pertambangan tidak bisa kita hindari. Namun kita

masih bisa mencegah atau paling tidak mengurangi dampak dari limbah tersebut, agar tidak

merusak lingkungan yang pada akhirnya juga akan merugikan manusia. Untuk mencegah atau

paling tidak mengurangi segala akibat yang ditimbulkan oleh limbah berbahaya; setiap rumah

tangga sebaiknya menggunakan deterjen secukupnya dan memilah sampah organik dari

sampah anorganik. Sampah organik bisa dijadikan kompos, sedangkan sampah anorganik bisa

didaur ulang. Pemerintah bekerjasama dengan World Bank, pada saat ini tengah

mempersiapkan pemberian insentif berupa subsidi bagi masyarakat yang melakukan

pengomposan sampah kota. Beberapa manfaat pengomposan sampah antara lain : *

Mengurangi sampah di sumbernya * Mengurangi beban volume di TPA * Mengurangi biaya

pengelolaan * Menciptakan peluang kerja * Memperbaiki kondisi lingkungan * Mengurangi

emisi gas rumah kaca * Penggunaan kompos mendukung; Produk organik > Green

Consumerism dan more sustain land use. Penggunaan pupuk dan pestisida secukupnya atau

memilih pupuk dan pestisida yang mengandung bahan-bahan yang lebih cepat terurai, yang

tidak terakumulasi pada rantai makanan, juga dapat megurangi dampak pencemaran air. Setiap

pabrik / kegiatan industri sebaiknya memiliki Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), untuk

mengolah limbah yang dihasilkannya sebelum dibuang ke lingkungan sekitar. Dengan demikian

diharapkan dapat meminimalisasi limbah yang dihasilkan atau mengubahnya menjadi limbah

yang lebih ramah lingkungan. Mengurangi penggunaan bahan-bahan berbahaya dalam kegiatan

pertambangan atau menggantinya dengan bahan-bahan yang lebih ramah lingkungan. Atau
diharuskan membangun Instalasi Pengolahan Air Limbah pertambangan, sehingga limbah bisa

diolah terlebih dahulu menjadi limbah yang lebih ramah lingkungan, sebelum dibuang keluar

daerah pertambangan.

Anda mungkin juga menyukai