Anda di halaman 1dari 10

Untuk yang baru belajar Filsafat

Manusia
Dan
Dunia
Terang benderang meliputi

mayapada, makhluk hidup sibuk mengisi

hidup untuk mempertahankan hidup. Dan

manusia yang menggeluti berbagai profesi

beraksi sesuai dengan lakon yang

diperankan, ada yang sepenuh hati menjalani

hidup dengan rezeki yang pas-pasan, ada

yang berusaha untuk mendapatkan yang

lebih banyak dari kemarin, ada yang patuh

pada kedisiplinan dan ada yang angkuh serta

arogan. Semua seakan diburu karena terang

saat itu terbatas, waktu yang terang itu

dinamakan siang.

Pergolakan hidup di siang hari

merupakan fenomena siklus kehidupan,

dimana semua adegan merupakan mata

rantai yang saling berhubungan untuk mencapai tujuan peribadi dan tujuan

bersama. Manusia dalam berusaha ada yang memeras keringat, ada yang

memeras otak dan ada yang memeras keringat dan otak serta ada yang

memeras sesamanya manusia. Seperti apa tujuan peribadi yang ingin

2
dicapai? Tidakkah kita menyadari kalau dalam tubuh manusia ada ruangan

yang senantiasa menuntut untuk diisi materi, ia tak mau kosong, jika

dikosongkan dalam waktu lama maka ia dapat menyiksa dan tempat itu

dinamakan perut dan perut yang kosong dinamakan lapar. Rasa lapar dapat

menimbulkan kesadaran untuk mensyukuri nikmat dan dapat juga menjadi

sumber kekhilafan, gelap mata atau tidak terkontrolnya emosi. Kelaparan

dapat menjadikan manusia sebagai makhluk yang arif dan dapat pula

menjadi makhluk yang menghalalkan segala cara. Banyak aktifitas yang

dilakukan manusia untuk mencapai tujuan bersama, koperasi, gotong

royong / kerja bakti atau bakti sosial, berpartai atau terlibat dalam suatu unit

kerja. Kegiatan yang bersipat sosial atau kemasyarakatan disamping

memenuhi kepentingan orang banyak (bersama) juga dapat tercapai

kepentingan peribadi. Salah satu kepentingan peribadi yang dapat tercapai

melalui kegiatan untuk kepentingan bersama adalah “pengakuan dari

individu-individu lain”, setiap aktifitas yang terlaksana dimana di dalamnya

berkumpul beberapa individu akan memunculkan tokoh yang berusaha

menampakkan keakuannya. Sebesar dan sekecil apapun peranan yang

didapatkan, tiap individu merasa dan ingin

diketahui bahwa dalam kurun waktu itu ia

telah melakukan suatu hal penting dan

“berarti” untuk orang banyak (umum).

Manusia adalah lakon yang memiliki watak

3
dan profesi yang memiliki corak, watak

dapat mempengaruhi profesi dan

profesi dapat mempengaruhi watak.

Dalam melakonkan aktifitas manusia

memiliki kemampuan adaptrasi,

kemampuan adaptrasi tidak mampu

merubah watak, watak dan corak

profesi saling mempengaruhi maka

adaptrasi adalah usaha bijak untuk

menselaraskan kemampuan dan

keadaan. Jadi sesungguhnya manusia mengalami dan melakukan

perubahan setiap hari, berbagai aktifitas yang dilakukan manusia pada

siang hari sesungguhnya adalah pembelajaran untuk esok hari dan

keterbatasan waktu di siang hari juga merupakan keterbatasan kemampuan

manusia itu sendiri. Terbatasnya waktu siang dan terbatasnya kemampuan

manusia, maka ada lagi satu waktu dimana manusia melakukan aktifitas

yang berbeda, dan waktu itu dinamakan malam.

Malam adalah suasana saat bumi dirangkul kegelapan, sejauh

mata memandang yang nampak hanyalah hitam. Inilah waktu pergantian

makhluk hidup mencari kehidupan, tiba saatnya makhluk hidup yang

beraktifitas di siang hari untuk kembali melatih diri menuju kematian,

melepaskan lelah, melepas ingatan dan menanggalkan kesadaran dan ini

dinamakan tidur. Saat yang hidup menjalani terapi tidur, apa yang sanggup

4
dilakukan oleh tubuh, apa yang bisa terucap dari

bibir, apa yang dapat dilihat oleh mata, apa yang

mampu didengar telinga dan mengapa tidak

mampu mengingat serta memikirkan segala

harapan dan cita-cita. Manusia yang tergolek

tanpa daya menjadi makhluk yang tak sanggup

melakukan apa-apa, tidak ada keriangan, tiada tangis dan tanpa orasi.

Manusia yang terlena dalam ketenangan seakan memiliki jiwa yang tak

pernah tersentuh oleh cinta, lalu di mana ia letakkan degup asmara yang

menggelora, di mana ia sandarkan ambisi dan emosi. Dalam terlena seakan

ia tak berwatak, dan sepertinya ia tak perlu adaptrasi sebab yang

dibutuhkan hanyalah udara yang masuk silih berganti, sungguh suatu

kepasrahan yang tidak diketahuinya dan kepasrahannya sama selagi ia

masih bayi. Apakah terlena yang membuatnya pasrah ataukah kepasrahan

yang membuatnya terlena, yang pasti itu hal yang harus dijalani. Saat

tergolek tanpa daya sesuatu diluar kemampuan bekerja menampakkan

sesuatu yang hidup, jelas, dan dapat disaksikan tapi itu adalah sesuatu

yang tak pasti dan itu dinamakan mimpi. Mimpi itu tidak pasti karena dapat

saja terjadi dan tidak terjadi karena sumber mimpi ada tiga yaitu pertama

dari yang maha berkuasa pada manusia itu, kedua akibat gangguan syaitan

dan yang ketiga dari pikiran-pikiran manusia itu sendiri yang mengendapat

di dasar otak hingga akhirnya muncul dan terlihat dalam tidur. Jika dunia

memiliki siang dan malam, maka manusia memiliki tidur dan terjaga.

5
Saat tidur manusia memiliki mimpi dan

saat terjaga manusia memiliki khayalan.

Dalam keadaan tidak tidur manusia dapat saja

melihat sesuatu bukan dengan mata, namun

suatu bentuk dapat disaksikan dengan jelas,

nampak hidup dan seakan nyata. Sesuatu

yang disaksikan itu dikendalikan oleh manusia

itu sendiri, berbeda dengan mimpi yang sama sekali di luar kendali manusia.

Jadi dunia memiliki makhluk yang hidup dan benda yang tidak hidup,

“makhluk hidup” memiliki kemampuan untuk melihat yang nyata dan yang

tidak nyata. Maka khayalan dan mimpi adalah peristiwa yang hanya dapat

disaksikan oleh individu itu sendiri.

Tubuh manusia disamping memerlukan materi, jiwa manusia

juga memerlukan sandaran batin. Kebutuhan materi untuk tubuh

berpengaruh terhadap jiwa dan sandaran batin dapat mempengaruhi jiwa

maka kebutuhan tubuh dan kebutuhan jiwa dapat mempengaruhi aksi dan

reaksi manusia. Seperti apa sandaran batin itu? Kalau pada dunia ada siang

dan malam, panas terik dan hujan, badai angin, air, salju dan gempa maka

manusia juga memiliki rasa senang (tertawa), sedih (menangis), gundah

(gelisah), dapat dikatakan bahwa manusia memiliki potensi “sedih” dan

“bahagia”. Pada saat jiwa mengalami kesedihan rasa berada dalam

perbedaan rasio dan realitas, pada saat bahagia rasa berada dalam

kebersamaan “rasio” dan “realitas”. Ketika rasa mengalami kebahagiaan

6
atau kesedihan pada saat itu jiwa manusia lepas dari “kestabilan”, reaksi

yang timbul adalah wujud dari rasa. Saat terjadi kebersamaan dan ketidak

bersamaan rasa antara rasio dan realitas maka jiwa memerlukan sandaran

batin, sebab bila tidak ada sandaran batin jiwa akan semakin jauh dari

kestabilan.

Saat manusia merasakan kesedihan, dalam hatinya akan

berbicara, bercerita atau mengungkapkan segala beban rasa yang dialami

(membatin), kadang menggerutu, mengumpat, meratap atau sebaliknya

tertawa, tersenyum, bahkan kombinasi dari keduanya dimana reaksi yang

ditimbulkan dapat berupa tersenyum saat mengalami rasa haru atau

menitikkan air mata saat mengalami kegembiraan atau kebahagiaan.

Semua reaksi manusia itu hendaknya ditampilkan tidak secara berlebih-

lebihan. Agar reaksi tidak berlebihan inilah diperlukan adanya sandaran

batin, agar segala rasa dapat dicurahkan pada satu wadah atau tertuju pada

satu sentra yang diyakini mampu dan sanggup melakukan perubahan dan

dapat mendengarkan keluhan manusia serta mewujudkan harapan-

harapannya itu. Jadi sandaran batin itu adalah keyakinan terhadap suatu

yang maha suci, maha agung, maha kuasa dan maha bijaksana.

Manusia adalah satu dunia dan dunia adalah satu alam,

manusia dan dunia memiliki persamaan dalam hakikat. Hakikat persamaan

manusia dan dunia adalah sama-sama memiliki aksi dan reaksi, gejolak,

perubahan, dan keterikatan unsur dari keduanya. (Dunia memiliki angin dan

manusia memiliki nafas). Dunia memiliki angkasa yang luas, manusia pun

7
juga memiliki alam pikiran dan daya khayal yang luas pula dan masih

banyak lagi persamaan manusia dan dunia. Manusia dan dunia saling

membutuhkan, dunia didiami manusia maka manusia menjaga dunia, Pada

keduanya hendaknya terbina hubungan harmonis. Rasa cinta dan kasih

sayang yang dimiliki manusia hendaknya disisihkan sedikit untuk tempat

cinta dan kasih sayang terhadap dunia. Tanamlah setangkai bunga, dunia

akan menerima sampai tumbuh hingga engkau memiliki sebuah kembang.

Bajaklah sawah dan ladangmu, tanamilah dengan kebutuhanmu dengan

begitu kau dapat menikmati hidupmu. Dunia akan selalu menerima seperti

apapun kau memperlakukannya dan tunggulah reaksi dari perlakuanmu

padanya, ia akan memberi sebagaimana engkau memberinya dan setiap

yang kau berikan sesungguhnya untuk dirimu sendiri. Masa keberadan

manusia di dunia hanya dalam beberapa waktu saja, ibarat kendaraan

hanya singgah mengisi bahan bakar setelah itu kembali melanjutkan

perjalanan. Kasih sayang manusia dan dunia itu terjalin sampai akhirnya

manusia kembali dalam rengkuhan dunia. Apakah keberadaan manusia

untuk dunia ataukah keberadaan dunia untuk manusia.

Nikmatilah siang dan malammu, resapilah kebisingan di siang

hari dan renungkanlah keheningan di malam hari dengan begitu akan kau

lihat seperti apa dirimu. Siapakah yang membuat kegaduhan di saat siang

dan siapakah yang melantunkan irama di saat malam, semakin kau hayati

maka jiwamu akan membawamu pada pintu keinsyafan. Disaat dirimu

kegerahan siapakah yang memberimu kesejukan dan di saat dirimu

8
kedinginan siapakah yang memberimu kehangatan, lalu untuk siapa segala

keangkuhan yang kau pertontonkan dengan penuh kebanggaan. Hidupmu

untuk jiwamu, semarakkanlah dengan pesta namun jangan lupakan

sandaran batinmu. Ingatlah pestamu membuatmu tertawa tapi pesta alam

akan membuatmu menitikkan air mata. Jika dalam hatimu ada amarah

maka dunia memiliki murka (bencana) dan yang kudus sandaran batinmu

memiliki laknak, jangan jadikan alam murka yang membuatmu dilaknak

karena semarak pestamu yang penuh kebanggan, kesombongan dan

keangkuhan yang kau sebut sebagai manusia kelas atas, golongan elit. Jika

kau merasa manusia kelas atas golongan elit apakah kau tak

akan pernah kembali dalam rengkuhan dunia, apakah dengan keelitanmu

membuat cacing dan belatung muak dengan aroma kelas atasmu dan tak

mau mencicipi tubuhmu? Segeralah gunakan kemampuanmu untuk

beradaptrasi dan kokohkanlah sandaran batinmu, jangan jadi penumpang

yang diturunkan di tengah perjalanan karena kendaraan kehabisan bahan

bakar sebelum sampai di perhentian.

Suburkanlah cinta pada dunia, semaikanlah asmara pada semua makhluk

dan carilah pengisi perutmu jangan tunggu disebut namamu, pangkatmu,

jabatanmu serta segala embel kehormatan yang melebarkan dada dan

menjenjangkan lehermu sebab cacing dan belatung tak mengenal

keakuanmu.

9
Data Diri

1. Nama Lengkap : L. A. Sanrang S., S.Pd., M.Pd.I


2. Tempat Tanggal Lahir : Rappang, 18 Agustus 1973
3. Jenis Kelamin : Laki-Laki
4. Alamat Rumah : Rappang Jl. Korban 40.000 Jiwa
Kelurahan Lalebata
Kec. Pancarijang Kab. Sidenreng
Rappang Kode Pos 91651
5. Nomor Telepon (HP) : (0421) 94536, 93588
(HP) 0813 555 43843
6. Alamat E-mail/Blog : san_salisa@yahoo.co.id
http://sansalisa.blogspot.com/
7. Pendidikan : a. SD Negeri 6 Rappang
b. SMP Negeri 2 Watan Soppeng
c. SMA PGRI Rappang
d. STKIP MUHAMMADIYAH
SIDENRENG RAPPANG (S.1)
e. UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH
MAKASSAR (S.2)
8. Pekerjaan : Guru
9. Guru Mata Pelajaran : a. Bahasa Indonesia
b. Bahasa Daerah Bugis

10

Anda mungkin juga menyukai