Anda di halaman 1dari 4

TINJAUAN PUSTAKA

Karsinoma Penis

Di Amerika Serikat, karsinoma skuamosa penis tidak lebih dari 0.5% karsinoma pada pria.

Bentuk karsinoma lain jarang dijumpai. Kelainan ini sangat jarang didapati pada yang telah

disunat pada usia muda, karena dengan sunatan, akumulasi bahan karsinogen dalam smegma

dapat ditiadakan, walaupun pada penyelidikan terakhir ini diperkirakan bahwa virus papiloma

(subtipe 16 & 18) manusia yang terdapat pada karsinoma alat kelamin wanita tertentu dapat

terlibat sebagai penyebab karsinoma penis. Karenanya, pengaruh pencegahan penyakit

dengan cara disunat mungkin berhubungan dengan faktor kebersihan, sehingga memperkecil

kontak dengan virus yang berpotensi onkogen. Angka kejadian karsinoma ini paling tinggi

pada usia 40 tahun ke atas. Seperti telah diterangkan, bentuk karsinoma dapat didahului oleh

penyakit Bowen.

Gambaran morfologi karsinoma sel skuamosa penis mungkin diawali dengan pembentukan

papula kecil yang bertanduk, berwarna kelabu yang terletak di glans penis atau permukaan

prepusium di dekat sulkus koronarius. Bila papula itu mencapai ukuran kurang lebih 1 cm,

pada bagian tengah biasanya membentuk ulkus disertai nekrosis, dengan radang sekunder

pada dasarnya disertai tepi meninggi dan tidak teratur. Tidak sering tumor tersebut berbentuk

papilar seperti papiloma jinak. Bentuk ini kemudian membesar dan tumbuh seperti bunga kol.

Kedua bentuk bersifat merusak secara lokal dan berakibat nekrosis luas. Gambaran

histopatologinya sama dengan karsinoma sel skuamosa di permukaan kulit atau mukosa.

Karsinoma penis memiliki kecenderungan tumbuh lambat. Metastasis pada kelenjar inguinal

hanya dijumpai 25% pada waktu dibuat diagnosis, adapun yang lebih sering ialah

limfadenopati. Penyebaran luas jarang, dan untuk semua stadium masa hidup 5 tahun kurang

lebih 70%.
Penyakit Bowen

Penyakit Bowen berupa karsinoma in situ. Kelainan ini tidak khas pada penis saja, tetapi

dapat terjadi padak kulit ataupun permukaan mukosa, termasuk jaringan pada vulva dan

rongga mulut. Hal ini perlu diperhatikan, karena kelainan ini mempunyai potensi untuk

berubah menjadi karsinoma skuamosa invasif. Frekuensi perubahan bentuk praganas (in situ)

menjadi bentuk invasif, tidak diktetahui dengan jelas, tetapi diperkirakan tidak lebih dari

11%. Menurut beberapa peneliti, diketahui bahwa penyakit Bowen ini angka kejadiannya

sangat tinggi pada orang yang menderita karsinoma visera, tetapi beberapa peneliti lain tidak

berhasil menemukan hubungan ini.

Karsinoma Sel Skuamosa

Karsinoma sel skuamosa dapat tumbuh dalam setiap epitel berlapis skuamosa atau mukosa

yang mengalami metaplasi skuamosa. Jadi bentuk kanker ini dapat terjadi misalnya di lidah,

bibir, esofagus, serviks, vulva, vagina, bronkus, atau kandung kencing. Pada permukaan

mukosa mulut atau vuvla, lekoplaki merupakan predisposisi yang penting. Tetapi kebanyakan

karsinoma sel skuamosa tumbuh di kulit (90-95%). Individu berkulit putih yang memiliki

pekerjaan di luar, terutama lebih mudah tumbuh bentuk kanker ini. Sering tumor didahului

oleh yang disebut keratosis aktini (solar), suatu bentuk displasi atau anaplasi sel-sel

epidermis. Arsen dan jelaga juga dinyatakan sebagai penyebab. Radang kronik

berkepanjangan juga merupakan pengaruh membakat lain dan dengan begitu bentuk kanker

ini kadang-kadang dianggap dalam batas tepi pematusan sinus yang bertahan lama dan pada

parut lama sinar-X atau luka bakar. Kadang-kadang neoplasma tidak timbul sampai puluhan

tahun setelah jejas sinar-X atau jejas suhu.


Lesi dini dikenali, karsinoma in situ tampak sebagai bercak merah coklat kecil (1 sampai 2

cm) berbatas tegas dengan sedikit peninggia tepi-tepinya. Sering permukaan mengkilat

karena hiperkeratinisasi. Pada mukosa yang basah, tempat keratinisasi jarang terdapat, bercak

dapat merah dengan perembesan basah. Tahap in situ disusul oleh invasi progresif dan

perluasan tumor membenruk bercak padat yang meninggi. Sering diikuti oleh ulserasi tengah

membentuk kawah nekrosis, dengan tepi-tepi padat meninggi. Secara histologi, tumor in situ

menunjukkan penggantian lengkap ketebalan epidermis normal oleh sel-sel atipi,

menunjukkan variasi morfologi klasik sel dan ukuran inti, disertain hiperkromasi, kadang-

kadang dengan gambaran mitosis yang banyak, dan kemungkinan gambaran mitosis

abnormal di atas daerah basal. Penembusan progresif selaput basal dan invasi dermis atau

jaringan ikat di bawahnya mengikuti bentuk penembusan menyerupai lidah.

Hampir 80% kanker-kanker ini berdiferensiasi sangat baik dan terususun oleh keratinosit

yang segera dapat dikenal yang membentuk mutiara keratin (lapisan keratin berlapis-lapis

konsentrik). Pita-pita dan sarang-sarang sel invasi dalam lesi berdiferensiasi baik cenderung

melipatgandakan kesatuan epidermis normal, sel-sel basal menempati bagian tepi sarang-

sarang ini dan maturasi progresif sel-sel di bagian tengah pulau-pulau tersebut. Jadi daerah

pusat sarang-sarang tumor ini sering mengalami keratinasi dan kadang-kadang berbentuk

“kista tanduk”. Sisanya 20% karsinoma sel skuamosa menunjukkan berbagai tingkat

kehilangan diferensiasim beberapa tidak berdiferensiasi baik dengan anaplasi nyata,

pembentukan sel datia, mitosis yang banyak dan tanpa ada keratinisasi.

Prognosis lebih tergantung lokasi, ukuran, kedalaman penetrasi tumor, daripada atas tingkat

anaplasinya. Lesi kulit cenderung ditemukan bila sejumlah kecil dan kurang dari 2 sampai

5% penderita mengalami metastasis ke dalam kelenjar regional. Selanjutnya reseksi dapat

menyembuhkan. Karsinoma sel skuamosa yang tumbuh dalam paru biasanya bermetastasis

ke dalam kelenjar regional dan mungkin lebih luas pada saat diagnosis, dan sampai dengan
50% yang tumbuh pada kebanyakan permukaan mukosa dan dalam jejas kulit kronik telah

bermetastasis paling tidak ke kelenjar regional pada saat diagnosis dibuat. Untuk ini

prognosis tergantung perluasan penyebaran dan kelengkapan eksisi tumor primer berikut

daerah perluasannya.

Anda mungkin juga menyukai