Anda di halaman 1dari 20

OP-AMP

Pengertian OP-AMP
OP adalah penguat beda (differential amplifier) dengan impedansi input tinggi dan output
impedansi rendah. Op amp banyak digunakan untuk pengubah tegangan (amplitudo dan
polaritas), osilator, filter dan rangkaian instrumentasi. Op amp terdiri dari sejumlah besar
difFerential amplifier untuk mendapatkan penguatan tegangan yang besar.
Gambar op amp :

Gambar 3.1 Operational Amplifier

Penguat operasional (operational amplifier) atau yang biasa disebut OP-AMP


merupakan suatu komponen elektronika berupa integrated circuit (IC) yang terdiri atas bagian
differensial amplifier, common emiter amplifier dan bagian push-pull amplifier. Bagian output
OP-AMP ini biasanya dikendalikan dengan umpan balik negatif (negative feedback) karena nilai
gain-nya yang tinggi.
Keuntungan dari penggunaan OP-AMP adalah karena komponen ini memiliki penguatan
(A) yang sangat besar, impedansi input yang besar, (Zin >>) dan impedansi output yang kecil
(Zout <<). Selain dari itu, kemampuan interval frekuensi dari komponen ini sangat lebar.

Op amp dasar
Op amp menggunakan differential amplifier dengan dua input (plus dan minus ) dan
setidaknya satu output.

Gambar 3.2 Op amp dasar


Rangkaian dasar op amp adalah sbb:

Gambar 3.3 Rangkaian dasar Op Amp

Penguatan yang terjadi adalah :

Unity gain yaitu Jika R = R maka penguatan tegangan = - 1


f 1

Penggunaan dari OP-AMP meliputi amplifier atau penguat biasa (non-inverting


amplifier), inverting amplifier, komputer analog (operasi jumlah, kurang, integrasi, dan
diferensiasi), dan lain sebagainya. Jenis OP-AMP yang populer dipakai adalah Chip μA741
yang dibuat oleh pabrik semikonduktor Fairchild.

OP-AMP dapat pula dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, misalnya sebagai penguat
audio, pengatur nada, osilator atau pembangkit gelombang, sensor circuit, dan lain sebagainya.
OP-AMP banyak disukai karena faktor penguatannya besar (100.000 kali).
Input OP-AMP bisa berupa tegangan searah maupun tegangan bolak-balik. Sedangkan
output OP-AMP tergantung input yang diberikan. Jika input OP-AMP diberi tegangan searah
dengan input “ Non Inverting “ (+) lebih besar dari pada input inverting (-), maka pada output
OP-AMP akan positip (+).
Sebaliknya jika input “ Non Inverting “ (+) lebih kecil dari pada input “ inverting “ (-), maka
output OP-AMP akan negatip (-). Jika input OP-AMP diberi tegangan bolak-balik dengan input “
Non Inverting “ ( + ), maka pada output OP-AMP akan sephasa dengan inputnya tersebut.
Sebaliknya jika input “ Inverting “ ( - ) diberi sinyal / tegangan bolak – balik sinus, maka pada
output OP-AMP akan berbalik phasa terhadap inputnya.
Dalam kondisi terbuka ( open ) besarnya tegangan output ( Uo ) adalah:
Uo = AoL ( Ui1 – Ui2 ) ( 1 – 1 )
Dimana : Uo = Tegangan output
AoL = Penguatan “ open loop “
Ui1 = Tegangan input Non Inverting
Ui2 =Tegangan input Inverting

Suatu amplifier dapat dikatagorikan operasional jika memenuhi tiga karakteristik utama,
yakni:

1. Very high gain (200.000 kali)


2. Very high input impedance
3. Very low output impedance

OP-AMP umumnya terdiri atas tiga stage atau amplifier yang dirangkai secara cascade.
Ketiga stage itu masing-masing:

1. Differensitial amplifier
2. Voltage amplifier
3. Output amplifier
Differential amplifier memiliki respon frekuensi yang sangat lebar dan input impedance
yang sangat tinggi. Voltage amplifier memberikan penguatan yang sangat tinggi dan output
amplifier memberikan output impedance yang sangat rendah sehingga dapat mengeluarkan
arus listrik yang besar terhadap beban.

Sejarah Perkembangan Op-Amp


Pengembangan rangkaian terpadu IC luar telah ada sejak tahun 1960, pertama telah
dikembangkan pada “ chip “ silikon tunggal. Dimana rangkaian terpadu tersebut merupakan
susunan antara transidtor, dioda sebagai penguat beda dan pasangannya Darlington.
Kemudian tahun 1963 industri semikonduktor Fairchild memperkenalkan IC OP-AMP pertama
kali µA 702, yang mana merupakan pengembangan IC OP-AMP yang lain sebelumnya, dimana
tegangan sumber (Catu Daya) dibuat tidak sama yaitu + UCC = + 12 V dan - UEE = - 6 V, dan
resistor inputnya rendah sekali yaitu (40 KW) dan gain tegangan (3600 V/V). IC tipe µA702 ini
tidak direspon oleh industri- industri lain karena tidak universal.
Tahun 1965 Fairchild memperkenalkan IC MA709 merupakan kelanjutan sebagai
tandingan dari µA702. Dengan banyak kekhususan tipe µA709 mempunyai tegangan sumber
yang simetris yaitu + UCC = 15 V dan – UEE = -15 V,resistan input yang lebih tinggi ( 400 KW )
dan gain tegangan yang lebih tinggi pula (45.000 V/v). IC µA709 merupakan IC linear pertama
yang cukup baik saat itu dan tidak dilupakan dalam sejarah dan merupakan generasi OP-AMP
yang pertama kali. Generasi yang pertama OP-AMP dari Motorola yaitu MC1537. Beberapa hal
kekurangan OP-AMP generasi pertama yaitu:
Tidak adanya proteksi hubung singkat pada OP-AMP dikarena OP-AMP sangat rawan
terhadap hubung singkat ke ground, maka seharusnya proteksi ini penting. Hal tersebut dapat
disebabkan oleh:
1. Suatu kemungkinan problem “ latch up “. Tegangan output dapat di “ latch up “ sampai
pada beberapa harga yang karena kesalahan dari inputnya.
2. Memerlukan Jaringan frekuensi eksternal sebagai kompensasi ( dua kapasitor dan
resistor ) untuk operasi yang stabil. Selanjutnya tahun 1968 teknologi OP-AMP
dikembangkan oleh Fairchild dengan IC µA741 yang telah dilengkapi proteksi hubung
singkat , stabil, resistor input yang lebih tinggi ( 2 MW ), gain tegangan yang ekstrim
( 200.000 V/V ) dan kemampuan offset null ( zerro offset ). OP-AMP 741 termasuk
generasi kedua dan IC yang lain juga termasuk OP-AMP generasi kedua yaitu LM101,
LM307, µA748 dani MC1558 merupakan OP-AMP yang berfungsi secara umum
sebagaimana LM307. Untuk tipe – tipe OP-AMP yang khusus seperti mengalami
peningkatan dari segii kegunaan atau fungsinya seperti : LM318 (dengan kecepatan tinggi
sekitar 15 MHZ). Lebar band kecil dengan “ slew rate “ 50 V/µS. IC µA 771 merupakan
OP-AMP dengan input bias arus yang rendah yaitu 200 pA dan “ slew rate “ yang tinggi
13 V/µS. Lalu µA714 yaitu IC OP AMP yang presisi dengan noise rendah (1,3 µA/10C),
offset tegangan yang rendah ( 75 µV ), offset arus yang rendah ( 2,8 nA ). Tipe IC OP-
AMP lain yaitu µA791 merupakan OP-AMP sebagai penguat daya (Power Amplifier)
dengan kemampuan arus output 1A. Dan IC OP-AMP µA776 adalah OP-AMP yang multi
guna bisa diprogram. Generasi – generasi yang akhir inilah yang banyak dijumpai dalam
pameran – pameran untuk pemakaian – pemakaian khusus.

IC linear dalam pengembangannya tidak cukup hanya disitu saja bahkan sudah dibuat
blok – blok sesuai keperluan seperti untuk keperluan
konsumen (audio, radio dan TV), termasuk keperluan industri seperti (timer, regulator dan lain-
lainnya). Bahkan belakangan ini dikembangkan OP-AMP dengan teknologi BI - FET dan “ laser
trimming “. Karena dengan teknologi BI - FET lebar band bisa ditekan dan “ slew rate “ cepat,
bersama ini pula bias arus rendah dan offset input arus rendah. Contoh tipe OP-AMP BI – FET
LF351, dan LF353 dengan input bias ( 200 pA ) dan offset arus ( 100 pA ), bandwidth gain unity
yang besar ( 4 MHZ ), dan “ slew rate “ yang cepat (13V/MS ) dan ditambah lagi pin kaki –
kakinya sama dengan IC µA741 (yang ganda) dan IC MC1458 ).

JENIS OP-AMP DAN BENTUK KEMASANNYA


Ada banyak jenis OpAmp, namun yang umum dijual di pasaran adalah OpAmp 741.
OpAmp type 741 dijual dengan dua tampilan, yakni silinder dan DIL (Dial In Line). Yang
berbentuk silinder berkaki 8 pin, sedangkan yang berbentuk DIL ada yang berkaki 8 pin, namun
ada juga yang berkaki 14 pin.

Gambar 3.4 Jenis Op-Amp

Nomor pin untuk 8 kaki dan 14 kaki:


Pin 1 (3) + Pin 5 (9) untuk penyetelan 0 volt.
Pin 2 (4) untuk inverting input.
Pin 3 (5) untuk noninverting input.
Pin 4 (6) untuk ground atau tegangan negatif.
Pin 6 (10) terminal keluaran (output).
Pin 7 (11) untuk tegangan positif.
Nomor pin dalam kurung untuk DIL 14 kaki.
Gambar 3.5 Op-Amp

Bentuk Kemasan OP-AMP


Ada 3 ( tiga ) macam bentuk kemasan IC linear yaitu
 Bentuk kemasan datar ( Flat pack )
 Bentuk kemasan logam / transistor ( Metal or transistor pack )
 Bentuk kemasan sisi gari ganda ( Dual-in-line pack)

Gambar 3.6 Kemasan OP-AMP

Satu penguat operasional atau operational amplifier dalam bahasa inggris, sering disebut
sebagai Op-Amp, yang biasanya dikenal dengan sebuah IC dimana banyak transistor
digabungkan dalam satu kristal semikonduktor. Dengan memakai teknologi IC banyak transistor
dan komponen elektronika lain bias digabungkan menjadi satu komponen dengan berbagai
sambungan dan sifat tertentu yang canggih. Rangkaian Op-Amp dalam IC modern merupakan
pendekatan yang baik untuk sifat Op-Amp ideal.
Op-amp ideal memiliki open loop gain(penguatan loop terbuka) yang tak terhingga
besarnya. Seperti misalnya op-amp LM741 yang sering digunakan oleh banyak praktisi
elektronika,memiliki karakteristik tipikal open loop gain sebesar 104 ~ 105. Penguatan yang
sebesar ini membuat opamp menjadi tidak stabil, dan penguatannya menjadi tidak terukur
(infinite). Disinilah peran rangkaian negative feedback (umpanbalik negatif) diperlukan,sehingga
op-amp dapat dirangkai menjadi aplikasi dengan nilai penguatan yang terukur (finite). Impedasi
input op-amp ideal mestinya adalah tak terhingga,sehingga mestinya arus input pada tiap
masukannya adalah 0. Sebagai perbandingan praktis, op-amp LM741 memiliki impedansi input
Zin = 106 Ohm. Nilai impedansi ini masih relatif sangat besar sehingga arus
input op-amp LM741 mestinya sangat kecil. Ada dua aturan penting dalam melakukan
analisa rangkaian op-amp berdasarkan karakteristik op-amp ideal. Aturan ini dalam beberapa
literatur dinamakan golden rule, yaitu :
Aturan 1 : Perbedaan tegangan antara input v+ dan v- adalah nol
(v+ - v- = 0 atau v+ = v- )
Aturan 2 : Arus pada input Op-amp adalah nol (i+ = i- = 0).
Satu Op-Amp merupakan suatu penguat diferensial dengan penguatan yang tak
terhingga. Satu penguat diferensial adalah suatu yang mempunyai dua masukkan dan voltase
pada keluaran tergantung dari perbedaan potensial antara kedua masukkannya. Berarti
terdapat persamaan :

V output = ( V input 1 – V input 2 ) . A

Dimana A adalah factor penguatan. Karena penguatan A tak terhingga dari Op-Amp,
maka terdapat persamaan untuk Op-Amp:

V output = ( V input1 – V input 2 ) . 

Sifat- sifat yang lain dari Op-Amp ideal adalah sebagai berikut :
- Tidak ada yang masuk atau keluar dari masukkannya, berarti resistivitas
masukannya Ri = .
- Resistivitas keluaran sebesar R out = 0
- Penguatan Op-Amp tak berhingga.
Tegangan keluaran hanya tergantung dari selisih voltase pada masukan dan tidak
tergantung dari potensial bersama pada mesukannya.

Karakteristik dan Parameter OP-AMP


A. Op-Amp Dasar
Op-Amp menggunakan differential amplifier dengan dua input (plus dan minus ) dan
setidaknya satu output.

Gambar 3.7 Op-Amp Dasar


Rangkaian dasar Op-Amp sebagai berikut :

Gambar 3.8 Rangkaian Dasar Op-Amp

Penguatan yang terjadi adalah :

Unity gain
Jika Rf = R1 maka penguatan tegangan = - 1

B. Op-Amp Ideal dan Op-Amp Real


Tentu saja Op-Amp yang ada tidak persis seperti Op-Amp ideal,tetapi terdapat
beberapa sifat yang tidak ideal. Pada banyak rangkaian dan pemakaian rangkaian tersebut,
pengaruh sifat real dari Op-Amp pelu diperhatikan karena pengaruh pada fungsi rangkaian
cukup besar. Rangkaian ini misalnya rangkaian ukur yang harus memberikan hasil yang sangat
teliti atau rangkaian dimana Op-Amp dirangkai bersama dengan resistivitas yang sangat besar
pada masukkan Op-Amp.

C. Diferential Amplifier
Differential amplifier adalah rangkaian yang banyak digunakan dalam IC.Perhatikan
bahwa rangkaian mempunyai dua input dan dua output.
Gambar 3.8 Rangkaian Diferential Amplifier

Jika sinyal input diaplikasikan pada salah satu input, dengan input yang lain
dihubungkan ke ground, operasi kerjanya disebut dengan single-ended. Jika dua input
dengan polaritas berlawanan diaplikasikan, disebut dengan double-ended. Jika input
yang sama diaplikasikan pada ke dua terminal input, disebut dengan common mode.
Dalam operasi common-mode, input sinyal yang sama menghasilkan sinyal yang
berlawanan pada masing-masing collector. Kedua sinyal saling meniadakan sehingga
outputnya menjadi nol. Dalam praktek, nilai output tidak benar-benar nol, tapi
menghasilkan sinyal yang kecil. Fitur utama dari differential amplifier adalah gain yang
sangat besar jika sinyal yang berlawanan diberikan pada input, dibandingkan dengan
gain yang sangat kecil yang dihasilkan dari common input. Ratio dari perbedaan
penguatan ini disebut common mode rejection.

Gambar 3.10 Rangkaian Bias DC

VE = 0 V – VBE = - 0.7 V
Arus emitter :

Dengan asumsi kedua transistor sama (Q1 = Q2) maka


IC1= IC2 = ½ IE
Menghasilkan tegangan collector
VC1 = VC2 = VCC – ICRC = VCC- ½ IE RC

D. Penguatan Diferensial
Sifat dari Op-Amp ideal adalah voltase pasa keluaran hanya tergantung dari selisih
antara kedua masukkan dan penguatan diferensialnya tak terhingga. Sebenarnya penguatan
diferensial memiliki nilai yang terhingga. Penguatan diferensial biasa disebut sebagai AD dan
terdifinisi sebagai berikut :

Di mana :

E. Penguatan Bersama ( Common Amplification )


Pada Op-Amp ideal voltase keluaran hanya tergantung dari perbedaan voltase pada
kedua masukkan dn tidak tergantung dari besar potensial pada masukkannya. Berarti keluaran
sama persis ketika kedua masukan sama-sama mempunyai potensial IV terhadap GND atau
mempunyai potensial 8V terhadap GND. Pada Op-Amp real potensial bersama dari input akan
mempengaruhi keluaran. Terhadap penguatan bersama AC ( common Amplification ) dengan
definisi sebagai berikut :
dimana :

Common Mode Rejection Ratio ( CMRR ) sering dinyatakan dengan huruf besar G adalah
perbandingan antara penguatan diferensial AD dan
bersama AC :

F. Input Op-Amp
Untuk Op-Amp ideal voltase keluaran nol ketika perbedaan voltase input nol,tetapi
dalam Op-Amp real voltase input biasanya berbeda dari nol ketikakeluaraaan nol. Perbedaan
voltase input dimana voltase output nol tersebut Input Offset, Voff. Besar dari input offset
tergantung dari Op-Amp dan biasanyan besarnya antara 25 V dan 5mV. Kalau suhu berubah
maka voltase offset juga berubah. Besar perubahan voltase offset

(Temperature coeffisien). Pada berbagai Op_amp ada masukan khusus untuk


menghilangkan input offset. Dengan rangkaian tambahan dan memakai masukan
tersebut,besar dari voltase offset bias diatur. Biasanya prlengkapan ini dipakai untuk
menghilangkan voltase offset, berarti mengaturnya menjadi nol. Hal ini disebut dengan
menolkan voltase offset. Kalau offset sudah dinolkan pada suhu tertentu,voltase offset hanya
timbul kalau suhu berbeda dengan suhu tersebut. Tetapi kalau offset diatur dengan rangkaian
pengatur tersebut maka pengaruh suhu lingkungan pada besar voltase biasanya menjadi lebih
besar berarti koefisien suhu menjadi lebih besar. Satu lagi perbedaan lagi yang harus
diperhatikan pada Op-Ampreal adalah arus yang terdapat pada inputnya. Arus tersebut
sebenarnya merupakan arus yang terdiri dari dua macam arus, yaitu satu bagian yang
besarnya tidak tergantung pada besar voltase input dan satu bagian yang tergantung pada
voltase input (arus yang terjadi karena adanya resistivitas input).

G. Output Op-Amp
Pada keluaran terdapat resistivitas keluaran. Resistivitas keluaran biasanya sebesar
beberapa puluh ohm sampai orde k . juga terdapat batas maksimal dan batas minimal untuk
voltase keluaran. Voltase keluaran ,aksimalpositif biasanya 1 sampai 3V (tergantung Op-Amp
dan beban pada outputnya) di bawah voltase sumber positif dan voltase keluaran minimal
negative biasanya 1 sampai 3 V (tergantung Op-Amp dan beban pada outputnya) di atas
voltase sumber negative. Tetapi juga ada Op-Amp yang bias memiliki voltase output sampai
voltase sumber negatif atau sampai voltase sumber positif. Selain terdapat resistivitas outpunya
juga terdapat suatu pembatasan arus pada keluaran Op-Amp untuk melidungi Op-Amp dari
penyerapan daya yang terlalu besar. Op-Amp biasanya bias dipakai hanya dengan arus
keluaranmaksimal sebesar beberapa mA. Kalau arus yang lebih besar dibutuhkan pada
keluaran rangkaian.

Rangkaian Praktis Op Amp


Inverting Amplifier
Rangkaian dasar penguat inverting adalah seperti yang ditunjukkan pada gambar di
bawah ini, dimana sinyal masukannya dibuat melalui input inverting. Seperti tersirat pada
namanya, pembaca tentu sudah menduga bahwa fase keluaran dari penguat inverting ini akan
selalu berbalikan dengan inputnya. Pada rangkaian ini, umpanbalik negatif di bangun melalui
resistor R2. 
 

Gambar 3.11 Penguat inverter


Input non-inverting pada rangkaian ini dihubungkan ke ground, atau v + = 0. Dengan mengingat
dan menimbang aturan 1 (lihat aturan 1), maka akan dipenuhi v - = v+ = 0. Karena nilainya = 0
namun tidak terhubung langsung ke ground, input op-amp v - pada rangkaian ini dinamakan
virtual ground. Dengan fakta ini, dapat dihitung tegangan jepit pada R adalah v in – v- = vin dan
tegangan jepit pada reistor R2 adalah vout – v- = vout. Kemudian dengan menggunakan aturan 2,
di ketahui bahwa :
iin + iout = i- = 0, karena menurut aturan 2, arus masukan op-amp adalah 0.
iin + iout = vin/R1 + vout/R2 = 0
Selanjutnya :
vout/R2 = - vin/R1 .... atau
vout/vin = - R2/R1

Jika penguatan G didefenisikan sebagai perbandingan tegangan keluaran terhadap tegangan


masukan, maka dapat ditulis 

 …(1)

Impedansi rangkaian inverting didefenisikan sebagai impedansi input dari sinyal masukan
terhadap ground. Karena input inverting (-) pada rangkaian ini diketahui adalah 0 (virtual
ground) maka impendasi rangkaian ini tentu saja adalah Zin = R1.

Non- Inverting Amplifier


Prinsip utama rangkaian penguat non-inverting adalah seperti yang diperlihatkan pada
gambar di bawah ini. Seperti namanya, penguat ini memiliki masukan yang dibuat melalui input
non-inverting. Dengan demikian tegangan keluaran rangkaian ini akan satu fasa dengan
tegangan inputnya. Untuk menganalisa rangkaian penguat op-amp non inverting, caranya sama
seperti menganalisa rangkaian inverting. 
Gambar 3.12 Penguat non-inverter
 
Dengan menggunakan aturan 1 dan aturan 2, kita uraikan dulu beberapa fakta yang
ada, antara lain :
vin = v+
v+ = v-  = vin ..... lihat aturan 1.

Dari sini ketahui tegangan jepit pada R 2 adalah vout – v- = vout – vin, atau iout = (vout-vin)/R2.
Lalu tegangan jepit pada R1 adalah v- = vin, yang berarti arus iR1 = vin/R1. Hukum kirchkof pada
titik input inverting merupakan fakta yang mengatakan bahwa :
iout + i(-) = iR1
Aturan 2 mengatakan bahwa i(-) = 0 dan jika disubsitusi ke rumus yang sebelumnya,
maka diperoleh 
iout = iR1
Jika ditulis dengan tegangan jepit masing-masing, maka diperoleh : 
(vout – vin)/R2 = vin/R1
Yang kemudian dapat disederhanakan menjadi :
vout = vin (1 + R2/R1)
Jika penguatan G adalah perbandingan tegangan keluaran terhadap tegangan masukan,
maka didapat penguatan op-amp non-inverting :

… (2)
Impendasi untuk rangkaian Op-amp non inverting adalah impedansi dari input non-inverting
op-amp tersebut. Dari datasheet, LM741 diketahui memiliki impedansi input Zin = 108 to 1012
Ohm.
Differensiator

Gambar 3.13 Rangkaian op-amp sebagai Differensiator

Gambar diatas merupakan rangkaian differensiator, yaitu rangkaian yang akan


mendifferensialkan sinyal yang masuk ke rangkaian tersebut. Output dari rangkaian ini seakan-
akan merupakan fungsi hasil pendifferensialan dari fungsi masukan. Rangkaian ini dinamakan
pula “the differentiation amplifier”.
Dapat dilihat dari gambar berikut :

Gambar 3.14 Pendiferensialan sinyal kotak


Sama halnya dengan sinyal-sinyal lain yang dimasukkan ke rangkaian itu, keluarannya
akan terdifferensialkan.
Dengan KCL, akan dicari persamaan-persamaan yang berlaku pada rangkaian diatas :

karena , maka .
Persamaan lain yaitu : , tetapi karen , maka :

bila ditulis dalam bentuk lain :

Dapat dilihat merupakan fungsi differensial dari dengan sebagai


konstanta.

Integrator
Kebalikan dari rangkaian semula, rangkaian ini akan mengintegralkan sinyal masukan
ke sinyal keluaran.

Gambar 3.15 Rangkaian Op-Amp sebagai Integrator

Perhatikan perbedaannya dengan rangkaian differensiator pada gambar 3.7 diatas.


Yaitu tidak adanya capasitor pada jalur input. Bila diberikan sinyal kotak sebagai masukan,
akan dihasilkan sinyal mirip segitiga. Dapat dilihat pada gambar berikut :
Contoh sinyal :
Gambar 3.16 Pengintegralan sinyal kotak

Dengan dasar KCL seperti diatas :

karena , maka .
Sedangkan arus pada kapasitor dapat dirumuskan sebagai :

Maka :

karena sehingga :

bila masing-masing ruas diintegralkan, maka :

dapat ditulis :

sudah terbentuk. Bahwa merupakan fungsi integral dari .


Comparator
Rangkaian comparator digunakan untuk membandingkan tegangan masukan. Apakah
positif ataukan negatif. Rangkaian ini dapat digunakan sebagai sensor. Dengan mengetahui
masukan bertegangan positif/negatif output maka akan mempengaruhi output rangkaian,
sehingga dapat diambil langkah-langkah yang sekiranya perlu dilakukan bila suatu gejala
tertentu terjadi.
Gambar rangkaian sebagai berikut :

Gambar 3. 17 Rangkaian Op-Amp sederhana sebagai comparator

Karena sinyal input dimasukkan melalui kaki + maka bila Vin positif maka Vout juga
positif. Demikian pula bila Vin negatif maka Vout negatif. Bila masukan nol, maka sinyal
keluaran juga akan nol.

Adder

Gambar 3.18 Rangkaian Op-Amp sebagai adder


Rangkaian adder merupakan rangkaian yang menjumlahkan tegangan masukan
menjadi tegagan output. Juga tergantung dari berapa besar penguatannya. Sehingga bila
dimasukkan tegangan masing-masing 1V, 2V dan 3V, maka output yang didapat adalah 6V.
Dihitung dengan persamaan :
disederhanakan :

Sedangkan bila kita hitung Vo berdasarkan V1 sebagai berikut :

Karena = 2 kOhm dan = 1 kOhm, maka besarnya gain sebesar 1+2 = 3.

maka :

Sehingga telah terbukti secara matematis bahwa rangkaian diatas merupakan adder /
penjumlah.

Unity Follower
Unity follower menghasilkan gain = 1 tanpa pembalikan phase. Dengan demikian maka Vo
= V1. Ini berarti bahwa output mempunyai magnitud phase yang sama dengan input.

Gambar 3.19 Unity Follower


Inverting Amplifier
Rangkaian penguatan konstan yang banyak digunakan adalah inverting
amplifier, seperti gambar berikut :

Gambar 3.20 Rangkaian Inverting Amplifier

Output diperoleh dengan mengalikan input dengan suatu konstanta penguatan yang
nilainya ditentukan oleh resistor input R1 dan resistor umpan balik Rf. Output ini terbalik
(inverted) dari input (beda phase 180o).

Summing Amplifier
Rangkaian menunjukkan penguatan dengan tiga input yang menghasilkan suatu fungsi
penjumlahan. Masing-masing input dikuatkan dengan suatu konstanta penguatan sebelum
dijumlahkan.

Gambar 3.21 Summing Amplifier

Tegangan output yang dihasilkan adalah :

Anda mungkin juga menyukai