Pengertian OP-AMP
OP adalah penguat beda (differential amplifier) dengan impedansi input tinggi dan output
impedansi rendah. Op amp banyak digunakan untuk pengubah tegangan (amplitudo dan
polaritas), osilator, filter dan rangkaian instrumentasi. Op amp terdiri dari sejumlah besar
difFerential amplifier untuk mendapatkan penguatan tegangan yang besar.
Gambar op amp :
Op amp dasar
Op amp menggunakan differential amplifier dengan dua input (plus dan minus ) dan
setidaknya satu output.
OP-AMP dapat pula dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, misalnya sebagai penguat
audio, pengatur nada, osilator atau pembangkit gelombang, sensor circuit, dan lain sebagainya.
OP-AMP banyak disukai karena faktor penguatannya besar (100.000 kali).
Input OP-AMP bisa berupa tegangan searah maupun tegangan bolak-balik. Sedangkan
output OP-AMP tergantung input yang diberikan. Jika input OP-AMP diberi tegangan searah
dengan input “ Non Inverting “ (+) lebih besar dari pada input inverting (-), maka pada output
OP-AMP akan positip (+).
Sebaliknya jika input “ Non Inverting “ (+) lebih kecil dari pada input “ inverting “ (-), maka
output OP-AMP akan negatip (-). Jika input OP-AMP diberi tegangan bolak-balik dengan input “
Non Inverting “ ( + ), maka pada output OP-AMP akan sephasa dengan inputnya tersebut.
Sebaliknya jika input “ Inverting “ ( - ) diberi sinyal / tegangan bolak – balik sinus, maka pada
output OP-AMP akan berbalik phasa terhadap inputnya.
Dalam kondisi terbuka ( open ) besarnya tegangan output ( Uo ) adalah:
Uo = AoL ( Ui1 – Ui2 ) ( 1 – 1 )
Dimana : Uo = Tegangan output
AoL = Penguatan “ open loop “
Ui1 = Tegangan input Non Inverting
Ui2 =Tegangan input Inverting
Suatu amplifier dapat dikatagorikan operasional jika memenuhi tiga karakteristik utama,
yakni:
OP-AMP umumnya terdiri atas tiga stage atau amplifier yang dirangkai secara cascade.
Ketiga stage itu masing-masing:
1. Differensitial amplifier
2. Voltage amplifier
3. Output amplifier
Differential amplifier memiliki respon frekuensi yang sangat lebar dan input impedance
yang sangat tinggi. Voltage amplifier memberikan penguatan yang sangat tinggi dan output
amplifier memberikan output impedance yang sangat rendah sehingga dapat mengeluarkan
arus listrik yang besar terhadap beban.
IC linear dalam pengembangannya tidak cukup hanya disitu saja bahkan sudah dibuat
blok – blok sesuai keperluan seperti untuk keperluan
konsumen (audio, radio dan TV), termasuk keperluan industri seperti (timer, regulator dan lain-
lainnya). Bahkan belakangan ini dikembangkan OP-AMP dengan teknologi BI - FET dan “ laser
trimming “. Karena dengan teknologi BI - FET lebar band bisa ditekan dan “ slew rate “ cepat,
bersama ini pula bias arus rendah dan offset input arus rendah. Contoh tipe OP-AMP BI – FET
LF351, dan LF353 dengan input bias ( 200 pA ) dan offset arus ( 100 pA ), bandwidth gain unity
yang besar ( 4 MHZ ), dan “ slew rate “ yang cepat (13V/MS ) dan ditambah lagi pin kaki –
kakinya sama dengan IC µA741 (yang ganda) dan IC MC1458 ).
Satu penguat operasional atau operational amplifier dalam bahasa inggris, sering disebut
sebagai Op-Amp, yang biasanya dikenal dengan sebuah IC dimana banyak transistor
digabungkan dalam satu kristal semikonduktor. Dengan memakai teknologi IC banyak transistor
dan komponen elektronika lain bias digabungkan menjadi satu komponen dengan berbagai
sambungan dan sifat tertentu yang canggih. Rangkaian Op-Amp dalam IC modern merupakan
pendekatan yang baik untuk sifat Op-Amp ideal.
Op-amp ideal memiliki open loop gain(penguatan loop terbuka) yang tak terhingga
besarnya. Seperti misalnya op-amp LM741 yang sering digunakan oleh banyak praktisi
elektronika,memiliki karakteristik tipikal open loop gain sebesar 104 ~ 105. Penguatan yang
sebesar ini membuat opamp menjadi tidak stabil, dan penguatannya menjadi tidak terukur
(infinite). Disinilah peran rangkaian negative feedback (umpanbalik negatif) diperlukan,sehingga
op-amp dapat dirangkai menjadi aplikasi dengan nilai penguatan yang terukur (finite). Impedasi
input op-amp ideal mestinya adalah tak terhingga,sehingga mestinya arus input pada tiap
masukannya adalah 0. Sebagai perbandingan praktis, op-amp LM741 memiliki impedansi input
Zin = 106 Ohm. Nilai impedansi ini masih relatif sangat besar sehingga arus
input op-amp LM741 mestinya sangat kecil. Ada dua aturan penting dalam melakukan
analisa rangkaian op-amp berdasarkan karakteristik op-amp ideal. Aturan ini dalam beberapa
literatur dinamakan golden rule, yaitu :
Aturan 1 : Perbedaan tegangan antara input v+ dan v- adalah nol
(v+ - v- = 0 atau v+ = v- )
Aturan 2 : Arus pada input Op-amp adalah nol (i+ = i- = 0).
Satu Op-Amp merupakan suatu penguat diferensial dengan penguatan yang tak
terhingga. Satu penguat diferensial adalah suatu yang mempunyai dua masukkan dan voltase
pada keluaran tergantung dari perbedaan potensial antara kedua masukkannya. Berarti
terdapat persamaan :
Dimana A adalah factor penguatan. Karena penguatan A tak terhingga dari Op-Amp,
maka terdapat persamaan untuk Op-Amp:
Sifat- sifat yang lain dari Op-Amp ideal adalah sebagai berikut :
- Tidak ada yang masuk atau keluar dari masukkannya, berarti resistivitas
masukannya Ri = .
- Resistivitas keluaran sebesar R out = 0
- Penguatan Op-Amp tak berhingga.
Tegangan keluaran hanya tergantung dari selisih voltase pada masukan dan tidak
tergantung dari potensial bersama pada mesukannya.
Unity gain
Jika Rf = R1 maka penguatan tegangan = - 1
C. Diferential Amplifier
Differential amplifier adalah rangkaian yang banyak digunakan dalam IC.Perhatikan
bahwa rangkaian mempunyai dua input dan dua output.
Gambar 3.8 Rangkaian Diferential Amplifier
Jika sinyal input diaplikasikan pada salah satu input, dengan input yang lain
dihubungkan ke ground, operasi kerjanya disebut dengan single-ended. Jika dua input
dengan polaritas berlawanan diaplikasikan, disebut dengan double-ended. Jika input
yang sama diaplikasikan pada ke dua terminal input, disebut dengan common mode.
Dalam operasi common-mode, input sinyal yang sama menghasilkan sinyal yang
berlawanan pada masing-masing collector. Kedua sinyal saling meniadakan sehingga
outputnya menjadi nol. Dalam praktek, nilai output tidak benar-benar nol, tapi
menghasilkan sinyal yang kecil. Fitur utama dari differential amplifier adalah gain yang
sangat besar jika sinyal yang berlawanan diberikan pada input, dibandingkan dengan
gain yang sangat kecil yang dihasilkan dari common input. Ratio dari perbedaan
penguatan ini disebut common mode rejection.
VE = 0 V – VBE = - 0.7 V
Arus emitter :
D. Penguatan Diferensial
Sifat dari Op-Amp ideal adalah voltase pasa keluaran hanya tergantung dari selisih
antara kedua masukkan dan penguatan diferensialnya tak terhingga. Sebenarnya penguatan
diferensial memiliki nilai yang terhingga. Penguatan diferensial biasa disebut sebagai AD dan
terdifinisi sebagai berikut :
Di mana :
Common Mode Rejection Ratio ( CMRR ) sering dinyatakan dengan huruf besar G adalah
perbandingan antara penguatan diferensial AD dan
bersama AC :
F. Input Op-Amp
Untuk Op-Amp ideal voltase keluaran nol ketika perbedaan voltase input nol,tetapi
dalam Op-Amp real voltase input biasanya berbeda dari nol ketikakeluaraaan nol. Perbedaan
voltase input dimana voltase output nol tersebut Input Offset, Voff. Besar dari input offset
tergantung dari Op-Amp dan biasanyan besarnya antara 25 V dan 5mV. Kalau suhu berubah
maka voltase offset juga berubah. Besar perubahan voltase offset
G. Output Op-Amp
Pada keluaran terdapat resistivitas keluaran. Resistivitas keluaran biasanya sebesar
beberapa puluh ohm sampai orde k . juga terdapat batas maksimal dan batas minimal untuk
voltase keluaran. Voltase keluaran ,aksimalpositif biasanya 1 sampai 3V (tergantung Op-Amp
dan beban pada outputnya) di bawah voltase sumber positif dan voltase keluaran minimal
negative biasanya 1 sampai 3 V (tergantung Op-Amp dan beban pada outputnya) di atas
voltase sumber negative. Tetapi juga ada Op-Amp yang bias memiliki voltase output sampai
voltase sumber negatif atau sampai voltase sumber positif. Selain terdapat resistivitas outpunya
juga terdapat suatu pembatasan arus pada keluaran Op-Amp untuk melidungi Op-Amp dari
penyerapan daya yang terlalu besar. Op-Amp biasanya bias dipakai hanya dengan arus
keluaranmaksimal sebesar beberapa mA. Kalau arus yang lebih besar dibutuhkan pada
keluaran rangkaian.
…(1)
Impedansi rangkaian inverting didefenisikan sebagai impedansi input dari sinyal masukan
terhadap ground. Karena input inverting (-) pada rangkaian ini diketahui adalah 0 (virtual
ground) maka impendasi rangkaian ini tentu saja adalah Zin = R1.
Dari sini ketahui tegangan jepit pada R 2 adalah vout – v- = vout – vin, atau iout = (vout-vin)/R2.
Lalu tegangan jepit pada R1 adalah v- = vin, yang berarti arus iR1 = vin/R1. Hukum kirchkof pada
titik input inverting merupakan fakta yang mengatakan bahwa :
iout + i(-) = iR1
Aturan 2 mengatakan bahwa i(-) = 0 dan jika disubsitusi ke rumus yang sebelumnya,
maka diperoleh
iout = iR1
Jika ditulis dengan tegangan jepit masing-masing, maka diperoleh :
(vout – vin)/R2 = vin/R1
Yang kemudian dapat disederhanakan menjadi :
vout = vin (1 + R2/R1)
Jika penguatan G adalah perbandingan tegangan keluaran terhadap tegangan masukan,
maka didapat penguatan op-amp non-inverting :
… (2)
Impendasi untuk rangkaian Op-amp non inverting adalah impedansi dari input non-inverting
op-amp tersebut. Dari datasheet, LM741 diketahui memiliki impedansi input Zin = 108 to 1012
Ohm.
Differensiator
karena , maka .
Persamaan lain yaitu : , tetapi karen , maka :
Integrator
Kebalikan dari rangkaian semula, rangkaian ini akan mengintegralkan sinyal masukan
ke sinyal keluaran.
karena , maka .
Sedangkan arus pada kapasitor dapat dirumuskan sebagai :
Maka :
karena sehingga :
dapat ditulis :
Karena sinyal input dimasukkan melalui kaki + maka bila Vin positif maka Vout juga
positif. Demikian pula bila Vin negatif maka Vout negatif. Bila masukan nol, maka sinyal
keluaran juga akan nol.
Adder
maka :
Sehingga telah terbukti secara matematis bahwa rangkaian diatas merupakan adder /
penjumlah.
Unity Follower
Unity follower menghasilkan gain = 1 tanpa pembalikan phase. Dengan demikian maka Vo
= V1. Ini berarti bahwa output mempunyai magnitud phase yang sama dengan input.
Output diperoleh dengan mengalikan input dengan suatu konstanta penguatan yang
nilainya ditentukan oleh resistor input R1 dan resistor umpan balik Rf. Output ini terbalik
(inverted) dari input (beda phase 180o).
Summing Amplifier
Rangkaian menunjukkan penguatan dengan tiga input yang menghasilkan suatu fungsi
penjumlahan. Masing-masing input dikuatkan dengan suatu konstanta penguatan sebelum
dijumlahkan.